Anda di halaman 1dari 7

MIKRO FOSIL

Mikropaleontologi merupakan studi yang


khusus mempelajari sisa-sisa organisme
yang terawetkan di alam dengan
menggunakan alat mikroskop.

Organisme yang terawetkan tersebut


dinamakan fosil mikro karena berukuran
sangat kecil.

Contohnya : Fosil golongan foraminifera


Mikrolitologi  membahas tentang batuan
sedimen.
Menggunakan mikroskop binokular untuk
mempelajari warna, tekstur, pemilahan,
struktur, ukuran kristal, fragmen serta
sementasi dari sedimen,

Mikrostratigrafi  digunakan dalam korelasi


batuan.
Pada umumnya untuk penelitian terhadap :
• Fosil Radiolaria dan Ostracoda diperlukan
pembesaran 100 kali.
• Fosil Pollen pembesaran 1000 Kali.
• Fosil Golongan Flagellata dan Oczolith
memerlukan pembesaran 7500 sampai
10.000 kali.
Kelompok mikrofosil.
a. Bakteria atau Eubacteria : Organisme
bersel tunggal yang tidak memiliki nukleus
(prokariota)
b. Archaea : Bersel tunggal tidak memiliki
nukleus, tetapi yang berevolusi secara
independen dari bakteri.
c. Eukaryota : Organisme dengan sel yang
memiliki nukleus dan organel lainnya
(hewan, tumbuhan, jamur, dan protista)
Archaea dan bakteri keduanya prokariota
tidak memiliki nukleus, namun dari studi gen
dan biokimia menunjukan ada hubungan
erat terkait dengan eukariota (Organisme
multisel dan organisme bersel tunggal
dengan inti).

Eukoariota ditempatkan ke enam


“supergroup” atas dasar kesamaan genetik.
MIKRO FOSIL
• RHIZARIA : Foraminifera, Radiolaria
• CHROMALVEOLATA : Diatom, Dinoflagellates,
Coccoliths (ganggang),
Silicoflagellates
• OPISTHOKONTA : Animals, Fungi, Choanoflagellates
• ARCHAEPLASTIDA (PLANTAE) : Tanaman,
ganggang hijau,
ganggang merah
• AMOEBOZOA : Amoebas dan jamur lendir
• EXCAVATA : Beberapa Flagelata (Euglena, Giardia,
Trichomonas, Leishmania)

Anda mungkin juga menyukai