Anda di halaman 1dari 33

GIZI BURUK pada ANAK

Disediakan oleh:
Nur Sri Syazana Binti Rahim (112016194)\
Pembimbing: dr. Melani Rakhmi Mantu, Sp.A., M.Kes.
Definisi
Gizi buruk tanpa komplikasi (1 atau lebih tanda berikut)

• BB/TB <-3 SD
• Terlihat sangat kurus
• Edema minimal (kedua punggung tangan/kaki)
• LILA <11,5cm untuk anak 6-59 bulan

Gizi buruk dengan komplikasi (tanda-tanda diatas disertai 1 atau lebih tanda beikut)

• anoreksia
• Penumonia berat
• Anemia berat
• Dehidrasi berat
• Demam sangat tinggi
• Penurunan kesadaran
Alur Pendekatan

Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik

Diagnosis
+
Penatalaksanaan
Anamnesis awal

Mata cekung yang baru muncul

Lama, frekuensi, dan tampilan diare dan muntah

Waktu terakhir berkemih

Waktu akral teraba dingin


Anamnesis Lanjutan
 Kebiasaan makan sebelum sakit
 Riwayat pemberian ASI
 jumlah makanan dan cairan yang didapat dalam beberapa hari terakhir
Kontak dengan pasien campak atau TB paru
 Riwayat sakit campak dalam 3 bulan terakhir
Kejadian dan penyebab kematian saudara kandung
Berat badan lahir, apakah ditimbang setiap bulan di posyandu
Tumbuh kembang (duduk, berdiri, etc)
Riwayat imunisasi
Pemeriksaan Fisik
Tampak kurus, adanya edema, status gizi, tanda dehidrasi
Adanya tanda syok (tangan kaki dingin, lemah, kesadaran menurun
Suhu tubuh: hipotermia/demam
Kehausan, pucat
Frekuensi dan tipe pernapasan
BB/ TB bandingkan dengan tabel
Adanya perbesaran hati dan icterus (mata)
Gejala pada mata, telinga mulut, tenggorokan
Kulit (tanda infeksi/purpura)
Konsistensi tinja
Adanya perut kembung, abnormalitas bising usus, tanda asites, atau bunyi abdominal splash
Patofisiologi
Hepatomegali  Kekurangan protein  Penurunan pembentukan lipoprotein  Penurunan
HDL dan LDL  Lemak yang ada di hepar sulit ditransportasikan ke jaringan-jaringan 
Penumpukan lemak
Pitting edema  Kurang protein  Tekanan onkotik intravaskular menurun  Ekstravasasi
plasma ke intertisial (pada penderita kwashiokor tidak ada kompensasi ginjal untuk reabsorpsi
natrium)
Patofisiologi
Anoreksia  Defisiensi gizi, psikologik (suasana makan), pengaturan menu
Rambut mudah rontok  Kurang protein, vit.A-C-E
Rabun senja  Def. Vitamin A dan protein
Turgor kulit menurun  Dehidrasi tingkat seluler
Refleks patella negatif  Kekurangan aktin dan myosin pada tendon patella juga degenerasi
saraf motorik karena kekurangan protein, Cu. Mg.
Obese

Normal

Severely wasted
Tanda bahaya Lihat tanda-tanda lain:
1. Mencegah dan Mengatasi Hipoglikemi
Hipoglikemia:
GDS < 3 mmol/liter atau < 54 mg/dl
2. Mencegah dan Mengatasi Hipotermia
3. Mencegah dan Mengatasi Dehidrasi
Infus digunakan pada kasus dehidrasi berat dengan
syok
ReSoMal PO atau per NGT
5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama
◦ Setelah 2 jam, berikan 5–10 ml/kgBB/jam berselang-seling
dengan F-75 dengan jumlah yang sama, setiap jam selama
10 jam
◦ Selanjutnya berikan F-75 secara teratur setiap 2 jam
◦ Beri ReSoMal setiap kali diare
◦ Usia < 1 tahun  50-100 ml setiap buang air besar
◦ Usia ≥ 1 tahun  100-200 ml setiap buang air besar
rehydration solution for
malnutrition (ReSoMal) F75

20
Komposisi ReSoMal Oralit
ReSoMal adalah
Glukosa 125 111
oralit yang dincerkan 2x
Sodium 37,5 90 (berdasarkan kadar Na
Potassium 40 20 agar tidak terjadi
Klorida 70 80 hyperosmoloratis >
Sitrat 7 10 Hypervolemia vaskular >
Magnesium 3 0
gagal jantung ),
ditambah dengan gula
Zinc 0.3
pasir dan elektrolit( K,
Cu 0.045 Mg, Cu, Zn ) u / mix
Osmolaritas
300 311
mineral.
(mOsm/L)
4. Memperbaiki Gangguan Keseimbangan
Elektrolit
Untuk mengatasi gangguan elektrolit diberikan Kalium dan Magnesium, yang sudah terkandung
di dalam larutan Mineral-Mix yang ditambahkan ke dalam F-75, F-100 atau ReSoMal
Gunakan larutan ReSoMal untuk rehidrasi
Siapkan makanan tanpa menambahkan garam (NaCl).
5. Mengobati Infeksi
Pilihan antibiotik spektrum luas
Jika tidak ada komplikasi atau tidak ada infeksi nyata, beri Kotrimoksazol per oral (25 mg
Sulfametoksazol + 5 mg Trimetoprim/kgBB) setiap 12 jam selama 5 hari
Jika ada komplikasi (hipoglikemia, hipotermia, atau anak terlihat letargis atau tampak sakit
berat), atau jelas ada infeksi, beri:
◦ Ampisilin (50 mg/kgBB IM/IV setiap 6 jam selama 2 hari), dilanjutkan dengan Amoksisilin oral (15
mg/kgBB setiap 8 jam selama 5 hari) ATAU, jika tidak tersedia amoksisilin, beri Ampisilin per oral (50
mg/kgBB setiap 6 jam selama 5 hari) sehingga total selama 7 hari, DITAMBAH: Gentamisin (7.5
mg/kgBB/hari IM/IV) setiap hari selama 7 hari.
6. Memperbaiki Kekurangan Zat Gizi
Mikro
◦ Multivitamin Vitamin A: diberikan PO pada hari ke 1
◦ Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1
mg/hari) Umur Dosis (IU)
◦ < 6 bulan 50 000 (1/2 kapsul Biru)
◦ Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari)
◦ 6–12 bulan 100 000 (1 kapsul Biru)
◦ Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari)
◦ 1-5 tahun 200 000 (1 kapsul Merah)
◦ Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan
naik (mulai fase rehabilitasi) ◦ Jika ada gejala defisiensi vitamin A, atau pernah
sakit campak dalam 3 bulan terakhir, beri
vitamin A dengan dosis sesuai umur pada hari ke
1, 2, dan 15.
7. Memberikan Makanan untuk Stabilisasi dan
Transisi
◦ Makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering dan rendah osmolaritas maupun rendah laktosa
◦ Berikan secara oral atau melalui NGT, hindari penggunaan parenteral
◦ Energi: 100 kkal/kgBB/hari
◦ Protein: 1-1.5 g/kgBB/hari
◦ Cairan: 130 ml/kgBB/hari (bila ada edema berat beri 100 ml/kgBB/hari)
◦ Jika anak masih mendapat ASI, lanjutkan, tetapi pastikan bahwa jumlah F-75 yang ditentukan harus
dipenuhi.
8. Memberikan Makanan untuk Tumbuh
Kejar
Ganti F 75 dengan F 100. Beri F-100 sejumlah yang sama dengan F-75 selama 2 hari berturutan.
Selanjutnya naikkan jumlah F-100 sebanyak 10 ml setiap kali pemberian sampai anak tidak
mampu menghabiskan atau tersisa sedikit. Biasanya hal ini terjadi ketika pemberian formula
mencapai 200 ml/kgBB/hari.
Dapat pula digunakan bubur atau makanan pendamping ASI yang dimodifikasi sehingga
kandungan energi dan proteinnya sebanding dengan F-100.
Setelah transisi bertahap, beri anak:
◦ pemberian makan yang sering dengan jumlah tidak terbatas (sesuai kemampuan anak)
◦ energi: 150-220 kkal/kgBB/hari
◦ protein: 4-6 g/kgBB/hari.
8. Memberikan Makanan untuk Tumbuh
Kejar
Bila anak masih mendapat ASI, lanjutkan pemberian ASI tetapi pastikan anak sudah mendapat F-
100 sesuai kebutuhan karena ASI tidak mengandung cukup energi untuk menunjang tumbuh-
kejar. Makanan-terapeutik-siap-saji (ready to use therapeutic food = RUTF) yang mengandung
energi sebanyak 500 kkal/sachet 92 g dapat digunakan pada fase rehabilitasi.
9. Memberikan Stimulasi untuk Tumbuh
Kembang

Ungkapan kasih sayang

Lingkungan yang ceria

Terapi bermain terstruktur selama 15-30 menit per hari

Aktivitas fisik segera setelah cukup sehat

Keterlibatan ibu sesering mungkin


10. Mempersiapkan Diri untuk Tindak Lanjut di
Rumah
Bila gejala klinis dan BB/TB-PB >-2 SD, dapat dikatakan anak sembuh
Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah
Berikan contoh kepada Orang Tua :
◦ Menu dan cara membuat makanan dengan kandungan energi dan zat gizi yang padat, sesuai
dengan umur berat badan anak
◦ Terapi bermain terstruktur
Sarankan :
◦ Memberikan makanan dengan porsi kecil dan sering, sesuai dengan umur anak
◦ Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur :
◦ Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)
◦ Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali (dosis sesuai umur)
Kriteria pemulangan
Kriteria sembuh: BB/TB > -2 SD, gejala klinis (-)
Kriteria pulang:
◦ Edema berkurang/hilang, anak sadar aktif
◦ BB/TB > -3 SD
◦ Komplikasi teratasi
◦ Ibu telah mendapat konseling gizi
◦ Kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/ minggu selama 2 minggu berturut-turut
◦ Selera makan baik, menghabiskan makanan

Anda mungkin juga menyukai