Anda di halaman 1dari 21

Dame Octarina Sinambela

Selvina Pandia
Gastroentritis adalah peradangan yang
terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa
disertai muntah.
1. Diare akut
Perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba
akibat kandungan air didalam tinja melebihi
normal (10ml/kgBB/hari) dengan peningkatan
frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam
dan berlangsung < 14 hari.
2. Diare persisten
diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan
berlanjut sampai 14 hari atau lebih.
3. Disentri
diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir
dalam tinjanya
4. Diare dengan masalah lain
anak yang menderita diare (diare akut dan
persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit
lain seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit
lain.
ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
2. Faktor malabsorpsi
3. Faktor makanan
Mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare:

1.Gangguan osmotik
Makanan/zat yang tidak dapat diserap 
tekanan osmotik dalam rongga usus  
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus.
Isi rongga usus yang berlebihan  merangsang
usus untuk mengeluarkannya  diare osmotik
Patogenesis
2. Gangguan sekresi
Rangsangan tertentu (toksin) pada dinding
usus  peningkatan sekresi air dan
elektrolit ke dalam rongga usus  diare
sekretorik timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik  berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan
 diare.
Bila peristaltik usus menurun  bakteri
tumbuh berlebihan  diare
Masuknya jasad renik yang masih hidup
kedalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung

Jasad renik tersebut berkembang biak
(multiplikasi) di dalam usus halus

Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin
diaregenik)


Diare akut

Bila diare melanjut sampai
2 minggu/lebih, kehilangan BB atau tidak
bertambah selama masa tersebut

Diare kronik

Bila diarenya menetap dalam 2 minggu/lebih
dan disertai gangguan pertumbuhan

Melanjutnya Perbaikan
Kerusakan Mukosa
Mukosa
Diare persisten yang
terlambat
 Cengeng, gelisah, suhu tubuh 
 Nafsu makan biasanya tidak ada
 timbul diare
 Tinja cair mungkin disertai lendir dan atau
darah
 Warna tinja  kehijau-hijauan
(tercampur empedu)
 Anus dan daerah sekitarnya lecet
(sering defekasi)
Manifestasi Klinik

 Muntah (sebelum/sesudah diare)  lambung


meradang atau ketidakseimbangan asam basa
dan elektrolit
 Kehilangan banyak cairan dan elektrolit 
dehidrasi (berat badan , turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung,
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit
tampak kering)
 Dehidrasi (Ringan, sedang, berat, hipotonik,
isotonik atau hipertonik)
 Renjatan hipovolemik
 Hipokalemia (meteorismus, hipotoni,
bradikardia, perubahan EKG)
 Hipoglikemia
 Intoleransi laktosa sekunder  defisiensi enzim
laktase
 Kejang
 MEP
Ringan Sedang Berat
Bayi 5% 10% 15%
Remaja 3% 6% 9%
Bayi dan anak kecil Haus, sadar, gelisah Haus, gelisah atau Mengantuk, lemah,
letargis, tetapi lunglai, dingin,
iritabel atau berkeringat,
mengantu ekstrimitas sianosis,
dapat menjadi
koma
Anak yang lebih tua Haus, sadar, gelisah Haus, sadar Biasanya sadar
(biasanya) (tetapi pada tingkat
yang menurun),
gelisaha, dingin,
berkeringat,
ekstremitas
sianosis, kulit
mengkerut pada jari
kaki dan tangan,
Nelson Ilmu Kesehatan Anak Ed. 15 Vol. 1
kram otot.
Tanda dan gejala Ringan Sedang Berat

Takikardi Tidak ada Ada Ada


Nadi teraba Ada Ada (lemah) Menurun

Tekanan darah Normal Hipotensi ortosatik Hipotensi

Menurun/tampak
Perfusi kulit Normal Normal tak teratur
(mottled)

Turgor kulit Normal Sedikit menurun Menurun

Fontanel Normal Sedikit cekung Cekung

Membrana mukosa Basah Kering Amat kering

Air mata Ada Ada atau tidak ada Tidak ada


Pernafasan Normal Dalam, dapat cepat Dalam dan cepat

Anuria dan oliguria


Curah urine Normal Oliguria
berat

Nelson Ilmu Kesehatan Anak Ed. 15 Vol. 1


1. Jenis Cairan
 Cairan rehidrasi oral
○ Formula lengkap, mengandung NaCl, NaHCO3, KCl,
dan Glukosa
○ Formula sederhana, hanya mengandung NaCl dan
sukrosa atau karbohidrat lain.
 Cairan parenteral
2. Jalan pemberian cairan
 Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa
dehidrasi dan bila anak mau minum serta
kesadaran baik.
 Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau
tanpa dehidrasi, tetapi anak tidak mau minum,
atau kesadaran menurun.
 Intravena untuk dehidrasi berat.

3. Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada
berat badan dan usia anak
 Tanpa dehidrasi : cairan rumah tangga, ASI
oralit diberikan tiap bab atau muntah dengan dosis :
 < 1 tahun : 50-100 cc
 1-5 tahun : 100-200 cc
 > 5 tahun : semaunya
 Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang)
 Oralit 75 cc/kg/4 jam dilanjutkan pemberian cairan tiap
bab
 Bisa peroral, NGT, parenteral.
 Dehidrasi berat : rehidrasi parenteral dengan cairan
RL atau ringer asetat 100 cc/kgBB :
 < 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam 1 jam I, 70 cc/kgBB dalam
5 jam
 > 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam ½ jam I, 70 cc/kgBB dalam
2½ jam
5. Asupan Makanan
intake nutrsi dipertahankan, untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, bila pasien
anak-anak dipertahankan ASI, Susu formula
(bila tidak alergi), susu khusus bila ada
indikasi tertentu, makanan pendamping ASI
dipertahankan
6. Obat – obatan

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan


cairan yang hilang melalui tinja dengan atau
tanpa muntah, dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau
karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras,
dll)
Obat-obatan
1.Obat anti sekresi
 Asetosal
Dosis: 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30
mg.
 Klorpromazin
Dosis: 0,5-1 mg/kgBB/hari

2. Obat anti spasmolitik


Papaverine, ekstrak beladona, Opium,
Loperamide  tidak untuk diare akut
3. Obat pengeras tinja
Kaolin, pektin, charcoal, tabonal  tidak ada
manfaatnya untuk mengatasi diare

4.Antibiotika
Tidak diperlukan kecuali :
 Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50
mg/kgBB/hari
 Campylobacter, diberikan eritromisin 40-50
mg/kgBB/hari

Anda mungkin juga menyukai