Anda di halaman 1dari 43

Skizofrenia

Referat
Rahajeng darayani
Nurani akbari
Latar belakang
Skizofrenia
Salah satu gangguan jiwa
(Hampir 1% penduduk
yang merupakan
pernah mengalami)
permasalahan kesehatan di
seluruh dunia
Gangguan
psikotik dengan
distorsi khas gangguan pada
proses pikir, pikiran, perasaan,
merasa atau perilaku
dikendalikan, penderitaan dan
waham, terganggunya fungsi
gangguan sehari-hari
persebsi,afek
abnormal,autis
me
Definisi

Skizofrenia merupakan satu gangguan psikotik yang kronik, sering


mereda, namun timbul hilang dengan manifestasi klinik yang amat luas
variasinya. penyesuaian pramorbid, gejala dan perjalanan penyakit
yang amat bervariasi

• Kaplan & Sadock, 2010

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab


(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat
kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial
budaya
• PPDGJ III
Epidemiologi
• Terjadi di usia produktif yaitu masa remaja
akhir atau awal dewasa (18-25 tahun)
• Laki-laki > Perempuan : 1,63>1,22
Etiologi
ENDOKRIN METABOLISME
Masih belum diketahui
Masih belum dapat Belakangan ini teori
GENETIK
dibuktikan namun metabolisme mendapat
Neuregulin (8p21-22) 
dikaitkan dengan masa perhatian lagi karena
perkembangan otak,
pubertas penelitian dengan memakai
plastisitas sinaptik dan sinyal
obat halusinogenik, seperti
glutamat NEUROKIMIA meskalin dan asam lisergik
Dysbindin (6p22)  skizofrenia disebabkan diethilamide (LSD-25). Obat-
membantu pelepasan
oleh overaktivitas pada obat ini dapat menimbulkan
glutamat jaras dopamine gejala-gejala yang mirip
DISC1 (Disrupted In mesolimbik. dengan gejala-gejala
SChizophrenia)  translokasi obat antipsikotik skizofrenia, tetapi reversibel.
seimbang (1,11) (q42;q14.3) (terutama antipsikotik Mungkin skizofrenia
yang memiliki peran ganda generasi pertama atau disebabkan oleh suatu
dalam sinyal sinaptik dan antipsikotik tipikal/klasik) inbornerror of metabolism,
fungsi sel bekerja dengan memblok tetapi hubungan terakhir
reseptor dopamine, belum ditemukan.
terutama reseptor D2
Pemeriksaan Fisik
• Status fisik
– Pemeriksaan neurologis
mencari untuk memperoleh tanda yang selama ini
dikaitkan dengan disfungsi otak difus atau
penyakit lobus frontal. Tanda ini meliputi refleks
mengisap, mencucu, palmomental, dan refleks
genggam serta menetapnya respons terhadap
ketukan di dahi
• Status mental
– Deskripsi umum
– Mood dan afek
– Gaya bicara
– Persepsi
– Isi pikir dan kecendrungan mental
– Sensorium dan kognisi
– Daya dan nilai tilikan
– Realibilitas
• Pemeriksaan tambahan
– Tes psikologis: tes inteligensi, tes kepribadian, tes
ketangkasan atau bakat, dan tes neuropsikologis.
Pemeriksaan penunjang
• penting dalam menjelaskan dan menkuantifikasi
disfungsi neurofisiologis, memilih pengobatan, dan
memonitor respon klinis
– Pemeriksaan darah lengkap
– Elektrolit serum
– Glukosa darah
– Tes fungsi hepar
– Tes fungsi ginjal
– Kalsium serum
– Uji fungsi tiroid
– Pemeriksaan penyaring untuk sifilis (VDRL dan TPHA)
– Tes urin untuk obat terlarang.
Gambaran Klinis
• GANGGUAN PROSES PIKIR :
• Menonjol ke hal-hal yang kecil dan tidak
relevan
• HALUSISASI l Pendengaran
• SUASANA PERASAAN : dangkal, berubah-ubah,
tak serasi
• Ambivalensi dan gangguan kemauan
• Gejala skizofrenia meliputi hejala positif dan
negatip
Gejala Positip & Gejala Negatif Skizofrnia

Gejala positif ( Positive Symptom ): Berupa


peningkatan atau distorsi dari fungsi yang
normal
• waham
• Halusinasi
• Inkoherensi, sosialisasi longgar, peningkatan
pembiacaraan
• Perilaku yang sangat kacau
• Gejala Negatif ( Negative Symptom ) : Berupa
pengurangan atau kehilangan dari fungsi
normal
• Ekspresi afektif yang datar
• Alogia ( kemiskinan pembicaraan )
• Avolition ( ketidakmampuan memulai dan
mempertahankan aktivitas yang bertujuan )
• Anhedonia
• Bloking
• Penarikan sosial
• Defisit kognitif
• Defisit perhatian
• Ketidak mampuan merawat diri
Diagnosis
PSIKOSIS FUNGSIONAL

• > 1 BULAN
• AFEKTIF - / <
ya tidak

• pikiran aneh Nonskizofrenia


Satu
• Waham aneh
gejala
• Halusinasi akustik
• Waham tak mungkin
atau
• halusinasi menetap
•Inkoherensi / tak relevan
Dua • Katatonia
gejala • Gejala negatif

YA TIDAK

Skizofrenia Nonskizofrenia
KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA ( F20 )

A. Paling sedikit terdapat satu gejala yang amat


jelas dari kelompok (1) atau dua gejala
kelompok (1) yang kurang jelas atau dua
gejala yang jelas dari kelompok (2)
1. Paling sedikit satu gejala yang amat jelas atau
dua gejala yang kurang jelas.
(a) PIKIRAN ANEH
( Pikiran bergema , sisipan pikiran , pikiran dapat disedot,
atau pikiran dapat disiarkan )
(b) WAHAM ANEH
(waham dikendalikan , waham dipengaruhi,
waham tak berdaya, waham persepsi )
(c) HALUSINASI AUDITORIK
( suara mengomentari terus menerus ; suara-suara
berdiskusi; suara salah satu bagian tubuhnya
(d) WAHAM TAK MUNGKIN
( waham yang menurut budaya tidak wajar dan tak
mungkin )
PALING SEDIKIT DUA GEJALA BERIKUT :
(a) HALUSINASI MENETAP
• Setiap hari selama 1 bulan atau lebih ; atau
• Disertai waham mengambang tanpa kandungan
afektif yang jelas ; atau
• Disertai ide berlebihan dan menetap
(b) INKOHERENSI / PEMBICARAAN TAK RELEVAN
( akibat NEOLOGISME ; aru8s pikiran
terputus/tersisipi )
(c). KATATONIA
( gaduh; gelisah; mematung;fleksibilitas serba;
negativisme; mutisme; stupor )
(d). GEJALA NEGATIF
( sangat apatis; miskin pembicaraan; ekspresi
emosi tumpul/ tak serasi )
B. Gejala berlangsung terus menerus paling
sedikit satu bulan

C. Bila memenuhi kriteria episode manik atau


depresif, maka gejala psikotik ( A ) harus
mendahuluinya

D. Tidak disebabkan oleh penyakit otak atau


intoksinasi atau lepas zat.
Klasifikasi Skizofrenia
• SKIZOFRENIA PARANOID

A. Waham atau halusinasi harus


menonjol
B. Ekspresi afektif tumpul / tak
serasi, gejala katatonik, atau
inkoherensi tidak menonjol
• SKIZOFRENIA HEBREFRENIK
A. Harus terdapat ekspresi afektif tumpul atau
tidak serasi
B. Harus terdapat salah satu dari :
(1) Perilaku tak bertujuan
(2) Inkoherensi atau pembicaraan tak menentu
C. Waham atau halusinasi tidak menonjol
• SKIZOFRENIA KATATONIK
Selama dua minggu atau lebih terdapat gejala yang
menonjol dari :
(1) Stupor atau mutisme
(2) Gaduh gelisah
(3) Mematung
(4) Negativisme
(5) Rigiditas
(6) Fleksibilitas serea
(7) Otomatisme perintah
• SKIZOFRENIATAK TERINCI

Tidak memenuhi salah satu


kriteria atau memenuhi lebih
dari satu kriteria subtipe
skizofrenia
• DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA
A. Pernah memenuhi kriteria skizofrenia dalam
12 bulan terakhir
B. Salah satu dari gejala psikotik kelompok (2)
dari skizofrenia harus tetap ada
C. Memenuhi kriteria episode depresif yang
menonjol paling sedikit dua minggu
• SKIZOFRENIA RESIDUAL
A. Saat ini tidak memenuhi kriteria skizofrenia
B. Paling sedikit terdapat empat gejala negatif berikut
ini untuk waktu 12 bulan atau lebih
(1) Perlambatan Psikomotor
(2) Ekspresi Afektif Tumpul
(3) Pasif dan inisiatif kurang
(4) Kemiskinan kuantitas dan isi pembicaraan
(5) Miskin komunikasi nonverbal
(6) Perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk
Patofisiologi
Neurobiologi
• sistem limbik, korteks frontal, serebelum, dan
ganglia basalis.
• sistem limbik sebagai lokasi potensial proses
patologi primer pada setidaknya beberapa,
bahkan mungkin sebagian besar, pasien
skizofrenia.
• Ketika suatu lesi neuropatologi terlihat di otak
serta interaksi lesi tersebut dengan stresor
sosial dan lingkungan
Neurokimia
• Aktivitas berlebihan dopaminergik
• Dopaminergik berlebihan  skizofrenia
• Serotonin
– pusat pengatur emosi, perilaku.
– Serotonin berlebih  gejala positif dan negatif
• norepinefrin
– Norepinefrin yang meningkat dikaitkan dengan
gejala-gejala psikosis yang muncul pada pasien
• GABA
– pasien skizofrenia kehilangnya neuron-neuron
GABAergik di Hippocampus.
– GABA  regulasi pada aktivitas dopamin
– hilangnya peran inhibisi terhadap neuron
dopaminergik pada neuron GABAergik
hiperaktivitas pada neuron dopaminergic
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
• Indikasi pemberian obat antipsikotik pada
skizofrenia adalah untuk mengendalikan
gejala aktif dan mencegah kekambuhan
• Obat antipsikotik mencakup dua kelas utama:
– antagonis reseptor dopamin
– antagonis serotonin-dopamin.
Psikososial
• Terapi perilaku
• Famili terapi
• Grup terapi
• Psikoterapi individual
Efek samping
• Efek samping obat anti-psikosis dapat berupa:
– Sedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk,
kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun,
kemampuan kognitif menurun).
– Gangguan otonomik (hipotensi,
antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, kesulitan
miksi&defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan
intraokuler meninggi, gangguan irama jantung).
– Gangguan ekstrapiramidal (distonia akutakathisia, sindrom
parkinson: tremor, bradikinesia, rigiditas).
– Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia),
metabolik (jaundice), hematologik (agranulocytosis),
biasanya pada pemakaian panjang.
Komplikasi
Komplikasi
• stroke dan kerusakan otak
• komplikasi sosial
• Depresi
• Bunuh diri
• Menjadi perokok berat  karena blokade
reseptor nikotin (senang, pikiran jernih dan
mudah menangkap sesuatu)
Prognosis
Prognosis kearah baik

(1) Onset akut dengan faktor pencetus yang jelas


(2) Riwayat hubungan sosial & pekerjaan yang baik (
premorbid )
(3) Adanya gejala afektif ( depresi )
(4) Subtipe paranoid
(5) Subtipe katatonik
(6) Sudah menikah
(7) Banyak symptoms positif
(8) Kebingungan
(9) Tension, Cemas hostilitas
Prognosis kearah buruk
(1) Onset perlahan-lahan dengan faktor pencetus tidak jelas
(2) Riwayat hubungan sosial dan pekerjaan buruk (
premorbid )
(3) Menarik diri , tingka laku yang artistik
(4) Tipe Hebepink dan tipe tak tergolongkan
(5) Belum menikah
(6) Riwayat skizofrenia dalam keluarga
(7) Adanya gejala neurologik
(8) Banyak symptom negatif
(9) Tidak ada gejala afektif atau hostilitas yang jelas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai