Kelompok B-6
M. Rifqi Febriansyah
Putri Intan Soleha
Raja Nita
Rewianza
Rizka
Shafa Kamila
Suci Pramitha
Syafhira Alika Putri
Syifa Khusnul Kotimah
Vania Rahmalia
POSTER
ABSTRAK Sekitar 2,5 juta orang atau 40% dari populasi
dunia, hidup di daerah dengan risiko transmisi virus
dengue. WHO mengestimasi 50 sampai 100 juta infeksi
terjadi setiap tahunnya, termasuk 500.000 kasus DBD
dan 22.000 kematian, yang terjadi lebih banyak pada
anak-anak.
Kementerian Kesehatan RI mencatat jumlah
penderita DBD di Indonesia pada bulan Januari-Februari
2016 sebanyak 8.487 orang penderita DBD dengan
jumlah kematian 108 orang. Golongan terbanyak yang
mengalami DBD di Indonesia pada usia 5-14 tahun
mencapai 43,44% dan usia 15-44 tahun mencapai
33,25%.
PENDAHULUAN
Pada September 2016, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
(BPOM RI) telah menyetujui penggunaan vaksin DBD, Dengvaxia, untuk melindungi
individu yang tinggal di daerah endemik terhadap keempat serotipe (jenis) dengue.
Menurut studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, vaksinasi
yang melibatkan anak usia 9 sampai 16 tahun dapat mengurangi risiko tertular
demam berdarah hingga 65,6 persen. Turunnya angka risiko tertular demam berdarah
yang cukup tinggi membuat banyak orang ingin mendapatkan
vaksinasi Dengvaxia agar tidak tertular penyakit.
TUJUAN
• Mengurangi resiko terjadinya penyakit infeksi dengue berat
• Mengurangi angka morbiditas DBD
PEMBAHASAN
a) Isi Vaksin: Setiap suntikan vaksin mengandung 4 antigen virus dengue yang
telah dilemahkan yaitu, DENV 1, DENV 2, DENV 3 dan DENV 4.
c) Efek Samping: Hasil laporan efek samping dari vaksin ini hanyalah efek
samping ringan seperti pusing, nyeri kepala, atau demam ringan.
PEMBAHASAN
d) Efektivitas: Vaksinasi yang melibatkan anak usia 9 sampai 16 tahun
dapat mengurangi risiko tertular demam berdarah hingga 65,6 persen.
Hal ini juga dapat mencegah tingginya kasus demam berdarah yang
dirawat di rumah sakit hingga 80 persen, dan kasus DBD berat sebesar
93 persen.