Anda di halaman 1dari 19

ANATOMICAL ABNORMALITIES

OF THE UTERUS
Ancha Ayu Amishinta
Andina Bella
Faktor Kehamilan

Ovarium normal • Transport


Faktor Kehamilan • Fertilisasi
• Nutrisi
Faktor Tuba • Ovum pick up

• Reseptif
Faktor Uterus • Adenomiosis
• Miom
• Kelainan uterus
Faktor Usia • Perlekatan uterus

Fertilitas Pria
Angka Kejadian

■ Kelainan kongenital ductus Mullerian relatif

■ Patologi uterus adalah penyebab infertilitas umum terjadi pada 7 – 10 % wanita, dan

pada 15% pasangan yang mencari berkontribusi terhadap masalah

pengobatan dan didiagnosis pada 50% ketidaksuburan, recurrent pregnancy loss,

pasien infertil. dan poor pregnancy outcome sekitar 25%

pada wanita dengan anomaly uterus.

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


Normal Development Of Internal And External Female Genitalia

Wolffian duct regression


Absence Y
+
chromosome Undifferentiated Gonad
AMH Mullerian development of
+
fallopian tubes, uterus and
≠ Functional testis
upper vagina
Pertumbuhan Duktus Muller

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


Abnormalitas Anatomi Uterus

Pembentukan dan differensiasi dari duktus Mullerian menjadi sistem reproduksi wanita
tergantung pada 3 fase perkembangan sebagai berikut :
■ Organogenesis
Unicornuate uterus
■ Fusion
Lateral fusion – uterine didelphys or bicornuate uterus, arcuate uterus
Vertical fusion - Transverse vaginal septum, Imperforate hymen
■ Septal resorption
Septate uterus

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


Uterine Anomalies

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


Uterine Anomalies

Anomali uterus sering merupakan diagnosis incidental, pasien bisa menunjukkan keluhan :
■ Pelvic pain (cyclic or non-cyclic)
■ Dysmenorrhea
■ Abnormal vaginal bleeding
■ Vaginal pain
■ Rupture uteri selama masa kehamilan
■ Abortus berulang
■ Pasien mungkin memiliki renal abnormalities

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


Classification Mullerian Anomalies (AFS, 1988)

CLASSIFICATION ANOMALY CLASSIFICATION ANOMALY


CLASS I Segmental Mullerian CLASS IV Bicornate
Class IV Agenesis / Hypoplasia a. Complete (division
a. Vaginal down to internal os)
b. Cervical Class I b. Partial
c. Fundal
ClassVVI
Class d. Tubal
e. Combined anomalies
Class II
CLASS V Septate
CLASS II Unicornate a. Complete (septum
a. Communicating to internal os)
Class VII
b. Noncommunicating
c. No cavity
d. No horn
CLASS VI Arcuate
Class III
CLASS III Didelphic CLASS VII Drud-Related (DES)
Segmental /Complete Agenesis / Hypoplasia

■ Agenesis dan hipoplasia  vagina, serviks,


fundus, uterus, atau kombinasi dari struktur ini.
■ Mayer Rokitansky Kuster Hauser (MRKH) syndrom
adalah contoh paling umum untuk kategori ini.
■ Assosiasi dengan anomaly kongenital (sistem
skeletal dan renal)

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


Unicornuates Uterus

■ Unicornuates  kegagalan satu duktus Mullerian untuk


bermigrasi ke lokasi yang tepat.
■ Peningkatan  endometriosis dan komplikasi obstetrik
(abortus spontan, kehamilan ektopik (tuba),
malpresentasi, IUGR, dan persalinan prematur).
■ 40% pasien mengalami anomali saluran kemih
(biasanya ginjal)
■ Lengan (horn) yang belum sempurna bersifat asimtomatik karena tidak berhubungan,
dan endometrium tidak berfungsi
■ Prosedur rekonstruksi bedah tidak memperbaiki hasil obstetric, tapi cervical cerclage
mungkin bermanfaat bila diindikasikan.

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


Uterus Didelphys (Double Uterus)

■ Dua uterus yang terpisah dengan dua cervix


■ Menstruasi dan koitus normal, kecuali bila ada septum vagina longitudinal.
■ Dikaitkan dengan Obstructed Hemivagina and Ipsilateral Renal Anomaly (OHVIRA)
■ Diagnosis dini dan eksisi septum vagina akan mempertahankan kesuburan.
■ Peningkatan  risiko keguguran, malpresentasi, dan persalinan prematur
■ Metroplasti ditujukan pada pasien dengan hasil obstetri yang buruk secara berulang.

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


The Bicornuate Uterus

■ Serviks tunggal dengan tingkat pemisahan yang bervariasi pada dua lengan uterine (horn),
dengan endometrium normal.
■ Concave fundus dengan celah fundus > 1cm
■ Jarak intercornual > 4cm
■ Complete  septum uteri memanjang dari fundus ke servical os
■ Partial septum yang terletak pada fundus
■ Pada kedua kelainan, vagina dan servix masing masing memiliki rongga tunggal.
■ Kehamilan mendekati normal, diantaranya mengalami tingkat keguguran tinggi, persalinan
prematur, dan presentasi sungsang.
■ Bedah metroplasti patut dipertimbangkan.

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


The Septate Uterus and The Arcuate Uterus

■ Fundus berbentuk convex (cembung)  septate uterus


■ Jarak intercornua < 2cm  septate uterus
■ Kegagalan parsial resorpsi septum uteri  rongga berbentuk arkuata
(hati) hingga dinding endometrium
■ Kegaga;an total resorpsi semptum uteri  septum vagina
longitudinal (vagina ganda)
■ Tidak menyebabkan infertilitas  semakin besar septum semakin besar risiko keguguran spontan
berulang, terutama pada trimester kedua.
■ Complete septate uterus  risiko keguguran spontan yang tinggi, persalinan prematur, IUGR, dan
presentasi sungsang.
■ Perawatan dengan histeroskopi.
■ Dalam beberapa laporan, uterus arkuata tidak memiliki dampak buruk pada hasil reproduksi.
■ Profilaksis surgery  untuk septate uterus pada wanita yang lebih tua dan pada wanita yang diobati
dengan fertilisasi in vitro.
■ Prosedur pembedahan tidak diindikasikan untuk arkuata uteri.

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


The Diethylstilbestrol-Associated Anomalies

■ Pada tahun 1938 sampai 1975, ibu yang diberikan terapi diethylstillbestrol (DES) di
awal kehamilan, memiliki anak-anak yang mengalami berbagai anomali (uterus
berbentuk hipoplasti, T-shaped uterus, hingga uterus irregular dengan adhesi)
■ Kemungkinan untuk hamil menurun  risiko KET tinggi, abortus spontan, dan
persalinan prematur.
■ Terapi  serviks cerclage.

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


Very Rare Anomalies

■ Agenesis serviks atau endometrium sangat jarang terjadi  histerektomi


■ Operasi berulang karena kemunculan obstruksi sering terjadi.
■ Pada pasien asimtomatik  kehamilan dapat dicapai dengan menggunakan salah satu
teknik reproduksi berbantu

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


Diagnosis of Anomalies

■ Physical examination
■ Gynecologic Ultrasonography ( 2D  75% sensitivity, up to 90% specificity
and 3D sensitivity and specificity 98,4 – 100%)
■ Pelvic MRI (Magnetic Resonance Imaging)  gold standard
■ Hysterosalpinography
■ Laparoscopy and/or Hysteroscopy may indicated

Sperrof Clinical Gynecologyc Endocrinology and Infertility 8th ed


Uterus yg paling baik untuk hamil
Asherman Syndrome / Amenorrhoea Traumatica

■ Sindrom Asherman pertama kali dijelaskan oleh by Joseph Asherman pada tahun
1948
■ Suatu keadaan dimana dalam rongga uterus terdapat perlekatan (adhesi) yang
menyebabkan distorsi anatomis rongga uterus, akibat adanya luka (jaringan parut)
di dalam rongga uterus (endometrium)

Anda mungkin juga menyukai