• Bahaya belum tentu memiliki potensi untuk menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan
yang tak terduga menurut CDC (2012) dan Carter smith (2006). sebagian besar dari
bahaya konstruksi tidak diakui karena sifat dinamis dari industry dan tugas pekerja yang
tidak pasti (bobick, 2004). Dalam penilaian mereka dari metode laporan 3 proyek carter
and smith menetapkan bahwa presentase bahaya diakui berkisar antara 66,5% dan
89,9%. Hal ini sering dijadikan suatu standar pelaksanaan program keselamatan.
Literature Review
Identifikasi & Evaluasi Bahaya
Bahaya adalah "kondisi yang tidak aman atau kegiatan yang, jika
dibiarkan tidak terkontrol, dapat mengakibatkan kecelakaan"
Menurut National Safety Council (NSC;. Seperti dikutip dalam Mitropoulos,
Abdelhamid & Howell, 2005, hal 817)
Jadi, sangat penting untuk menjalankan upaya terorganisir untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi proses dan kegiatan yang berpotensi
bahaya.
Identifikasi bahaya telah menjadi elemen penting dari program
keselamatan.
Perusahaan harus menyediakan tempat kerja kepada pekerja yang bebas
dari bahaya yang diakui (29 USC 654 § 5).
(Spellman, 1998)
Manajemen harus menyediakan pelatihan untuk pekerja dengan pelatihan
yang memadai untuk mengenali bahaya di tempat kerja, sehingga
memperkenankan mereka untuk berperilaku aman dan membuat keputusan
sadar akan keselamatan
(Campbell, 2008)
Potensi bahaya diidentifikasi berdasarkan pengetahuan operasional
dan pengalaman masa lalu dengan tugas pekerjaan yang sama.
(Mushtaq & Chung, 2000)
Menggunakan kata-kata kunci panduan untuk mengidentifikasi bahaya
yang mungkin timbul dari penyimpangan dari operasi yang direncanakan.
(Brooke & Paige, 2003)
Analisis fault tree adalah array grafis dari gerbang logika yang
menggambarkan serangkaian kesalahan yang mengarah ke suatu hal
yang tidak diinginkan.
(Stamatis, 2003)
Modus kegagalan dan analisis efek (FMEA) membantu manajer
mengidentifikasi bahaya yang berkaitan dengan potensi terhadap mode
kegagalan.
(Abdelgawad & Faye, 2012)
Meskipun metode pengenalan bahaya formal biasa digunakan dalam
industri lain, mereka umumnya tidak cocok untuk konstruksi karena
kurangnya standarisasi tugas dan sifat dinamis yang melekat dari proyek-
proyek konstruksi.
(MacCollum, 2006)
Pada industri konstruksi, proses manajemen bahaya rigorous biasanya
melibatkan penelaahan dokumen lingkup proyek, schedule dan
dokumentasi lainnya yang relevan untuk menentukan tugas-tugas
pembangunan. Kemudian, potensi bahaya yang berkaitan dengan tugas
individu dan perilaku terkait diidentifikasi dan penilaian risiko
dilakukan.
Albert dan Hallowell (2013)
Mengevaluasi bahaya yang terkait dengan pembangunan kabel listrik dan
mengusulkan model kewajiban kontinjensi berbasis risiko untuk
mengidentifikasi metode pencegahan cedera yang prospektif.
Hinze (1996)
Teori gangguan, yang menunjukkan bahwa tuntutan produktivitas dan
kesulitan mengurangi fokus pekerja tentang bahaya, meningkatkan
kemungkinan kecelakaan.
(Denning, 2006)
Pekerja berpengalaman yang melakukan tugas serupa berulang kali yang
bekerja dalam kondisi tidak aman karena ketergantungan mereka
pada kesuksesan sebelumnya.
Tahap 1 Tahap 2
• Sebuah asumsi yang dibuat dalam analisis adalah bahwa ada kesesuaian atau
kesepakatan antara para panelis dalam proses penilaian. Koefisien Kendall
digunakan untuk mengukur kesepakatan antara penilaian panel ahli.
• Statistik ini menguji apakah ada konsistensi dalam penilaian antara para ahli.
Jika koefisien pada daftar adalah secara statistik signifikan pada sebuah level
penting yang sudah dikenal (misalnya, 0,05), maka H nol bahwa penilaian –
penilaian penting tidak disetujui dapat ditolak dan hipotesis alternatif dapat
diterima.
• Koefisien Kendall pada daftar untuk setiap kriteria ditunjukkan pada Tabel 3.
Semua yang penting untuk a = 0,05. Tingkat kesepakatan juga sebanding
dengan studi penelitian lainnya yang berfokus pada konsensus pemesanan.
• Karena sejumlah kriteria dinilai lebih besar dari tujuh, nilai chi-square
dihitung seperti yang disarankan oleh Siegel dan Castellan (1998) dan Chan,
et al. (2010). Berdasarkan distribusi chi-kuadrat dengan sembilan derajat
kebebasan dan tingkat signifikansi 0,05, nilai kritis adalah 16,92. Nilai chi-
square untuk setiap ukuran kriteria ditunjukkan pada Tabel 3. Karena semua
lebih besar dari nilai kritis dapat disimpulkan bahwa ada keselarasan antara
penilaian-penilaian terbaik.
Kesimpulan
• Peran penting manajemen risiko keselamatan adalah untuk
mengidentifikasi bahaya dan mengurangi risiko terkait dengan
program keselamatan kerja.
• Tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa industri konstruksi
sangat buruk dalam menejemen resiko keselamatan.
• Meskipun penelitian telah mengungkapkan berkurangnya bahaya
dalam industri (Carter & Smith, 2006), telah dilakukan penelitian
mengidentifikasi cara yang efisien untuk membuat perbaikan.
• Strategi paling yang diprioritaskan menggunakan penilaian yang
diberikan oleh panel ahli.
• Berdasarkan analisis keselamatan sebelum bekerja (pre-job) alat
ukur kualitas pertemuan muncul sebagai strategi yang paling efektif
untuk meningkatkan pengenalan bahaya.
• Penelitian lain juga menekankan pentingnya alat ukur kualitas
pertemuan keselamatan untuk meningkatkan komunikasi bahaya
dan kesadaran (Hallowell & Gambatese, 2009)
Kesimpulan
• Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh praktisi keselamatan
konstruksi dan manajer konstruksi untuk mengidentifikasi program
pengenalan potensi bahaya dengan metode yang sudah ada.
• Keterbatasan utama dari penelitian ini adalah panel ahli hanya
diwakili profesional dari organisasi anggota CII.