Pleno Endokrin 4C Kelompok 14
Pleno Endokrin 4C Kelompok 14
ENDOKRIN
4C
KELOMPOK
14
TUTOR : Dr. Ekky M. Rahardja, MS, SpGK
• Ketua Rendy Umbas 405090074
• Sekertaris Lupita Wijaya 405090001
• Penulis Hui Lee Shak 405090229
• Anggota
1. Laurencia Stephanie 405080178
2. Silvie Adistiana Wijaya 405090004
3. Natalia 405090046
4. Agnes Lasmono 405090023
5. Corrina Giovani 405090071
6. Raymond Reza 405090094
7. Putu Reza S P 405090024
8. Adiprayogo L 405090153
‘BAYIKU YANG MALANG’
Seorang bayi laki-laki berusia 2 bulan, dibawa ke dokter dengan keluhan malas minum dan lemas sejak 3 hari
yang lalu. Bayi ini lahir spontan, cukup bulan, dengan BB lahir 3,9 kg. Pemeriksaan antenatal dan postnatal
dinyatakan baik. Ibu dalam kondisi sehat, tetapi tidak memberikan ASI secara eksklusif
Pada pemeriksaan fisik, bayi tampak letargis, tanda vital stabil, mukanya ‘kasar’ agak edematous dengan lidah
tebal menjulur , kulit kering dan tebal, sedangkan ujung ekstremitas teraba dingin. Fontanel mayor terbuka,
berukuran 4x4 cm.
Data antropometri saat ini:
BB : 3,5 kg
PB : 53 cm
LK : 36,8 cm
Tidak didapatkan goiter pada palpasi, tidak ada organomegali, abdomen tampak distensi dengan bising usus
lemah.
Pada pemeriksaan neurologis ditemukan otot yang hipotonus dengan refleks tendon yang lambat.
Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan:
Hb : 6,9 g/dL
Lekosit : 12.600 /mm3 dengan hitung PMN 70% dan limfosit 30%
Pemeriksaan USG tiroid : tampak kelenjar tiroid lobus kanan-kiri masing-masing berukuran 0,8x0,7 cm
dengan isthmus 0,3 cm
Apa yang dapat saudara pelajari dari kasus ini?
Istilah Asing
• Fontanel mayor : titik lunak, misal : salah 1 ruang
tertutup membran yang tertinggal dalam tengkorak
dan belum mengalami osifikasi sempurna pada fetus
dan bayi
• Hipotonus : keadaan tonus otot rangka berkurang;
ketahanan otot terhadap peregangan pasif berkurang
MIND MAP
BAYI LAKI-LAKI USIA 2 BULAN IBU SEHAT DAN TIDAK MEMBERIKAN
BB LAHIR LEBIH (3,9 KG) ASI EKSKLUSIF
PEMERIKSAAN FISIK
ANTROPOMETRI
LAB HIPOTIROID KONGENITAL
USG
RADIOLOGI
Learning Objectives
• Anatomi, Histologi, Faal, Biokimia Kel Tiroid
• Kelainan pada Kelenjar Tiroid Anak
1. Hipotiroid
2. Hipertiroid
3. Eutiroid
4. Tiroiditis
5. Karsinoma/nodul Tiroid
6. Goiter/struma
• GAKI
LO 1
ANATOMI, FAAL, BIOKIMIA
KELENJAR TIROID
Anatomi
• Terletak posterior dari
mm.sternothyroid et sternohyoid
• Diperdarahi oleh:
– A.thyroidalis superior
(cabang dari A.carotis externa)
– A.thyroidalis inferior
(cabang dari A.subclavia)
Vena:
– V. Thyroidalis superior →
V. jugularis interna
– V.thyroidalis media
v. Jugularis interna
– V.thyroidalis inferior
v.brachiochepalica
Persarafan kelenjar tiroid:
• Ganglion simpatis (dari truncus sympaticus)
cervicalis media dan inferior
• Parasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan
N. laryngea recurrens (cabang N.vagus)
• N. laryngea superior dan inferior sering
cedera waktu operasi, akibatnya pita suara
terganggu (stridor/serak).
Tissue: Thyroid Tissue: Thyroid
Diagnosis: Goiter of the thyroid showing hyperplasia Diagnosis: Goiter of the thyroid showing
and the irregular size of the follicles hyperplasia and stratification of the follicular cells
Fisiologi kelenjar tiroid
• Konstituen utama koloid
adalah molekul besar dan
kompleks dikenal sbg
Tiroglobulin, di dalamnya
berisi hormon-hormon tiroid
dalam berbagai pembentukan
• Albumin
yg secara non-selektif mengikat banyak hormon lipofilik :
10% dari T4 dan 35% T3
• Tyroxine-binding prealbumin
Mengikat sisa 35% T4
Efek pd laju - me↑ laju metabolik basal tubuh
metabolisme - Penting bagi regulator tingkat konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pd keadaan
istirahat
Efek pada sistem - me↑ ketanggapan jantung thdp katekolamin dlm darah
KV - me↑ kecepatan denyu, dan kekuatan kontraksi jantung
- Selain itu,sbg respon thdp beban panas yg ditimbulkan o/ efek kalorigenik,terjadi
vasodilatasi perifer u/ menyalurkan kelebihan panas
Pemeriksaan darah
1. FT4
2. TSH
3. T4 total
4. T3RU
5. TBG (bila dicurigai defisiensi TBG)
bila diperlukan
1. Antibodi antitiroid (bila ada riwayat tiroiditis pada ibu)
2. Tgb
3. Alfa-fetoprotein
Pemeriksaan urin : yodium urin (bila dicurigai defisiensi/kelebihan yodium)
Pemeriksaan radiologis : scan tiroid (Tc99m atau I123), bone age (menilai usia tulang)
Nilai Rujukan
Hormon Usia Nilai normal
• Progressive weakness
• stupor
Myxedema • bradycardia
Coma • hypothermia
• hypoventilation
• hypoglycemia
• hyponatremia
• results in death and shock
Usually in elderly woman with yellowish skin, a
hoarse voice, a large tongue, thin hair, puffy eyes, ileus,
and slow reflexes
TSH autoantibodies +
3 Major Features :
1. CO2 retention and hypoxia
2. Fluid and electrolyte imbalance
3. hypothermia
Hypothyroid patients with coronary
Hypothyroid
artery disease treated medically /
sim & Heart
surgically first thyroxine replacement
Disease
therapy
Hypothyroid
• confused
ism &
• paranoid / manic (myxxedema
Neurophsyci
madness)
atric
Disease
Hipertiroid
• Keadaan abnormal kel tiroid akibat meningkatnya
produksi hormon tiroid sehingga kadarnya
meningkat dalam darah yang ditandai dengan
1. Penurunan BB
2. Gelisah
3. Tremor
4. Berkeringat
5. Kelemahan otot
• Sebagian besar penyebab kasus hipertiroid pada
anak : grave disease
Epidemiologi Hipertiroid
• Insiden tertinggi terjadi pada masa remaja dan hanya
sekitar 5% kasus pada usia <15 th.
• 5x lebih sering pada wanita daripada laki-laki
• Hipertiroid kongenital terjadi saat pranatal dan
muncul pada beberapa minggu/bulan setelah bayi
lahir dari ibu yang mengalami penyakit grave saat
hamil. Angka kejadian 2% pada bayi yang lahir dari
ibu dengan penyakit grave
Syndrome of Hyperthyroidism
• Weight loss, heat intolerance
• Thinning of hair, softening of nails
• Stare and eyelid lag
• Palpitations, symptoms of heart failure
• Dyspnea, decreased exercise tolerance
• Diarrhea
• Frequency, nocturia
• Psychosis, agitation, depression
Hipertiroid
Tirotoksikosis
Primer Sekunder
tanpa hipertiroid
Thyroid
TSH
- Thyroid Stimulation
Blocking Ab (TSBAb)
Receptor
Autoimmune
Thyroid peroxidase Hypothyroidism
Thyroglobulin Ab (Hashimoto’s)
Ab (anti TPO)
1. Hipertiroid Kongenital
• Biasanya bersifat transien; insiden 2% pada bayi-ibu grave
• Awitan sejak masa pranatal dan muncul segera setelah lahir, atau
beberapa hari/minggu setelah lahir
• Lebih sering pada bayi laki-laki, dibanding perempuan
• Akibat transfer TRSAbs dari ibu ke bayi melalui plasenta
• Kadar T3 dan T4 tinggi
• Konfirmasi diagnosis : pemeriksaan hormon tiroid harus
dikerjakan
• Sebagian besar : lahir prematur, pertumbuhan intrauterin
terhambat, tampak sangat gelisah, iritable, hiperaktif
• PF : eksoftalmus, takikardia, takipnea, peningkatan suhu tubuh,
penurunan BB progresif (Kondisi berat)
1. Hipertiroid Kongenital
• Dapat ditemukan pula : mikrosefali, pembesaran ventrikel
jantung, hepatosplenomegali, ikterus, gagal jantung,
hipertensi
• Terapi tidak segera → pasien dapat meninggal
• Terapi : propranolol oral 2mg/kg/hari dibagi 3 dosis, PTU 5-10
mg/kg/hari setiap 8 jam, ditambah larutan lugol 1 tetes setiap
8 jam.
• Setelah keadaan eutiroid tercapai → PTU saja yang diteruskan
dan diturunkan bertahap (pertahankan eutiroid)
• Remisi bisa pada usia 3-4 bulan tetapi kadang menetap
sampai masa kanak-kanak
2. Grave Disease
• Bentuk hipertiroid yang paling sering ditemukan dan
dapat timbul pada berbagai usia
• Wanita 5x lebih sering daripada pria
• Puncak insiden : 20-40 tahun
• >60% pasien ditemukan riwayat keluarga dengan
penyakit tiroid autoimun. Insiden pada anak belum
diketahui pasti
PATOFISIOLOGI GRAVE
Manifestasi Grave Disease
• Gejala dan tanda spesifik awal : struma difus,
takikardia, cemas, peningkatan tekanan darah,
proptosis, peningkatan nafsu makan, tremor,
kehilangan BB, tidak tahan udara panas
• >50% pasien memiliki kelainan mata
• Hampir selalu dijumpai pembesaran kelenjar tiroid
Manifestasi Grave Disease
Gejala + tanda yang sering Persentase (%)
dijumpai
Struma 98
Takikardia 82
Gelisah 82
Peningkatan tekanan denyut 80
Proptosis 65
Peningkatan selera makan 60
Tremor 52
Penurunan BB 50
Intoleransi panas 30
The Classic Triad of Graves’ Disease
• Hyperthyroidism (90%)
• Ophthalmopathy (20-40%)
– proptosis, ophthalmoplegia, conjunctival irritation
– 3-5% of cases require directed treatment
• Dermopathy (0.5-4.3%)
– localized myxedema, usually pretibial
– especially common with severe ophthalmopathy
There is also a close association with autoimmune findings
(e.g. vitiligo) and other autoimmune diseases (e.g. ITP)
Graves’ Ophthalmopathy
• Antibodies to the TSH receptor also target
retroorbital tissues
– T-cell inflammatory infiltrate -> fibroblast
growth
– Severe: exposure keratopathy, diplopia, com-
pressive optic neuropathy
• Strong link with tobacco
OFTALMOPATI GRAVES
• Sistem skoring utk perubahan orbital pada grave’s disease:
“NO SPECS”
– 0 = No signs or symptoms
– 1 = Only signs (lid retraction or lag), no symptoms
– 2 = Soft tissue involvement (periorbital edema)
– 3 = Proptosis (>22 mm)
– 4 = Extraocular muscle involvement (diplopia)
– 5 = Corneal involvement
– 6 = Sight loss Although useful as a mnemonic, the
• Skema NO SPECS sebetulnya kurang adekuat untuk deskripsi
keadaan mata tsb. Tidak sedikit ps yg berprogresi tidak
mengikuti setiap tahapan NO SPECS. Apabila grave’s eye
disease aktif & parah, rujukan ke opthalmologist diindikasikan
Myxedema of Graves’
• Activation of fibroblasts leads to increased
hyaluronic acid and chondroitin sulfate
Asymmetric, raised,
firm, pink-to-purple,
brown plaques of
nonpitting edema
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan Penunjang Hipertiroid
• Laboratorium
penting : FT4 dan TSH dalam darah untuk
tegakkan diagnosis
hipertiroid : FT4↑ dan TSH↓
Mungkin perlu : kadar T3, antibodi tiroid
(terutama TRAbs) dan ambilan yodium
radioaktif (dilakukan jika diagnosis grave
belum meyakinkan)
Hyperthyroidism Differential
• Graves’ Disease
• Toxic Multinodular Goiter
• Toxic Adenoma
• Thyroiditis
– silent (Hashimoto’s) – painless, often post partum
– subacute (de Quervain’s) – painful, post viral
– drug-induced – amiodarone, lithium, interferon
• Thyrotoxicosis factitia
PENATALAKSANAAN
OG ringan •Air mata artifisial & salep
•Tetes mata B-inhibitor
•Kacamata hitam
•Hindari rokok
2. Yodium radioaktif (I131): terapi pilihan grave untuk pasien yang relaps
dengan terapi antitiroid jangka lama, tirokardiak berat, multinodular
toksik, hipersensitif dengan obat antitiroid
3. Pembedahan/Tiroidektomi (jarang untuk Grave) : indikasi spesifik
pada pasien dengan struma sangat besar + resisten radioaktif, ibu
hamil dengan struma nodular yang alergi antitiroid, pasien alergi
antitiroid dan tidak ingin diterapi dengan yodium radioaktif
Penatalaksanaan Farmakologi
Kelompok Obat Efeknya Indikasi
Obat anti tiroid Menghambat hormon Pengobatan
•Propiltiourasil (PTU) tiroid dan berefek lini pertama
•Metimazol (MMI) imunosupresif pada Graves
•Karbimazol (PTU jg menghambat
konversi T4 T3)
•Antagonis adrenergik B
B-adrenergik antagonis Mengurangi dampak Obat
•Propanolol hormon tiroid pada tambahan
•Metoprolol jaringan kadang
sebagai obat
•Atenolol tunggal pada
•Nadolol tiroiditis
Penatalaksanaan Farmakologi
Bahan yg Menghambat keluarnya Persiapan
mengandung Iodine T4 dan T3, serta T3 tiroidektomi
•Kalium iodida ekstradiol Pada krisis
•Solusi lugol tiroid, bukan
•Natrium Ipodat untuk
penggunaan
•Asam Iopanoat rutin.
Obat lainnya •Menghambat transpor Bukan indikasi
•Kalium perklorat yodium, sintesis dan rutin
•Litium karbonat keluarnya hormon. Dapat
•Glukokortikoid •Memperbaiki efek digunakan pada
hormon di jaringan dan subakut tiroiditis
sifat imunologis berat, dan krisis
tiroid
Hipertiroid peny. Graves
sedang – PTU 50 mg, dibagi 3 dosis
MMI 10 mg, dibagi 2 dosis
Obat antitiroid
Berat – PTU 100-150 mg, dibagi 3 dosis
MMI 20-30 mg, dibagi 2 dosis
4 minggu
Resistensi hipofisis
Subunit-alfa bebas ↑ terhadap hormon tiroid
• Terminologi kedokteran:
Etiologi Goiter
1. Defisiensi iodium 5. Nodul tiroid soliter
Cretinism 0 0 + +
Adapted from the World Health Organization (WHO)/United Nations Children's Fund
(UNICEF)/International Council for Control of Iodine Deficiency Disorders (ICCIDD).
Iodine Deficiency - Epidemiology
• Internationally, 2.2 billion people worldwide are at risk for iodine deficiency
disorder. Of these persons, 30-70% have goiter and 1-10% have cretinism.
• Mortality/Morbidity
– Mild-to-moderate iodine deficiency disorder (IDD) can cause thyroid
function abnormalities and endemic goiter.
– In areas with severe endemic IDD, rates of miscarriage and infant
mortality are increased. Cretinism is rare, but populations in which
severe iodine deficiency is prevalent are at risk for reduced intelligence
and mental retardation.
• Race
– No race predilection exists for iodine deficiency disorder;
prevalence is affected only by geographic area and diet.
Iodine Deficiency
• Sex
– After age 10 years, the prevalence of goiter is higher in girls than in
boys in areas of iodine deficiency. No sex-based difference is
observed in the incidence of cretinism.
• Age
– Patients of any age can be affected by iodine deficiency. The most
devastating complications of iodine deficiency disorder occur when
iodine is deficient during fetal and neonatal growth.
• Patients with IDD most commonly present with goiter.
• Children present with diffuse goiters, while adults present with
nodular goiters.
• If a goiter is large enough, patients may complain of compressive
symptoms, such as hoarseness, shortness of breath, cough, or
dysphagia.
Iodine Deficiency - Patophysiology
Typical endemic goiters in 3 women from
the Himalayas, an area of severe iodine
A man and 3 females (age range, 17-20 y)
deficiency. Image courtesy of F. DeLange.
with myxedematous cretinism from the
Republic of the Congo in Africa, a region with
severe iodine deficiency. Image courtesy of F.
DeLange.
Defisiensi Iodine pada Janin
• Etiologi: kekurangan Iodium pada ibu
• Berkaitan dengan insiden lahir mati, aborsi, cacat
lahir
• Uji kontrol dengan minyak beriodium p↓an
insiden
• Pengaruh utama kretinisme
• Kretinisme jika asupan < 25μg/hr, ada 2 gejala khas:
– Saraf: kemunduran mental, bisu-tuli, diplegia spastik
– Miksedema: hipotiroidisme, dwarfisme
Defisiensi Iodine pada Bayi Baru Lahir
Gangguan pertumbuhan
Kekurangan Iodium Fungsi tiroid ↓
otak dini
1. Struma endemik
2. Kretin neurologis
3. Kretin miksedematosa
1. Struma/Gondok Endemik
• Suatu diagnosis deskriptif untuk pembesaran kel
tiroid yang dialami oleh sebagian populasi dan
biasanya terjadi akibat kekurangan yodium dalam
makanan sehari-hari
• Kel tiroid dianggap membesar bila kedua lobus tiroid
> ibu jari
• USG : batasan besar kel tiroid normal maks. 5 ml
pada usia 6 tahun dan 16 ml pada usia 16 tahun
Etiologi Struma/Gondok Endemik
• Defisiensi yodium
4 pendapat yang mendukung :
1. Hubungan erat antara rendahnya kandungan yodium
dalam makanan dan air dengan struma
2. Insiden struma menurun tajam bila yodium
ditambahkan dalam makanan
3. Metabolisme yodium
4. Defisiensi yodium → perubahan kel tiroid
• Faktor-faktor goitrogenik
F.Lingkungan mempengaruhi goitrogenesis
Mekanisme yg Kelompok goitrogen Keterangan
dipengaruhi
Transportasi yodium Tiosianat (cyanogenic Dampak dapat dicegah
Glycosides) dengan pemberian
yodium cukup. Banyak di
alam: ubi jalar, rebung,
lima beans
Oksidasi organifikasi Tioglikosid, isotiosianat, Tidak dapat di cegah
disulfid dan water borne dengan yodium saja.
goitrogens
Saran
• Untuk menegakkan diagnosis, disarankan melakukan
pemeriksaan penunjang tambahan :
1. Laboratorium (T3,T4,FT4,TSH) : untuk hipotiroid
2. Skintigrafi : untuk menentukan etiologi hipotiroid kongenital
• Untuk mencegah retardasi mental berat, diberikan Na-LT4
dengan dosis sesuai usia pasien
Daftar Pustaka
• Wiyono P. Tiroiditis. In: buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III. 5th
ed. Jakarta:interna publishing. 2009. pp.2016-21.
• Djokomoeljanto R. kelenjar tiroid, hipotiroidisme, dan
hipertiroidisme. In: buku ajar ilmu penyakit dalam. 5th ed.
Jakarta: interna publishing. 2009. pp. 2000-8
• Arisman. Gangguan akibat kurang yodium. In: buku ajar ilmu
gizi:gizi dalam daur kehidupan. Jakarta:EGC.2007.pp.132-43
• Gardner DG, Shoback D. Thyroid Gland. In:Greenspan’s Basic
and Clinical Endocrinology. 8th ed. USA:Mc GrawHill. 2007
• Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Localzo. Endocrin and
Metabolites. In:Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th
ed. USA:McGrawHill. 2008
• Townsend, Beauchamp, Evers, Mattox. Endocrine. In:Sabiston
Textbook of Surgery. 18th ed. USA:Saunders. 2007.
• www.medscape.com