Anda di halaman 1dari 52

Modul Gangguan Sistem Kardiovaskular

PEMICU 4
Berdebar - debar

Anggota kelompok IV ( empat ) :


Widya Dwi Astuti
Jurean Triabdi
Ivan Edsel Aden
Miftah Dwi Indriani
Maria Sinta Dwi Y.L.G
Revina Destiana Samputri
Lika Hanifah
Wira Sentosa
Lentina
Stefy Astry Devita Masil

fasilitator : dr. Francisca Diana Alexandra, M.Sc


Berdebar-debar
seorang wanita berusia 54 tahun datang ke
IGD dengan keluhan berdebar-debar semenjak 2
jam yang lalu, keluhan berdebar itu terasa seperti
irama jantungnya berdetak tidak teratur. Pasien
juga merasa kepalanya terasa melayang seperti
ingin pingsan. Pada inspeksi nampak pasien
gemetar dan berkeringat banyak.
Kata kunci
Identifikasi : ny. X 54 thn
Kel. Utama : berdebar-debar
terasa irama jantung tidak teratur
Onset : 2 jam lalu
kel. Penyerta : kepala terasa melayang (ingin
pingsan)
Pem. Fisik :
1. Inspeksi
2. Pasien gemetar
3. Keringat banyak
identifikasi
ny. X 54 thn, keluhan berdebar-debar sejak 2
jam yang lalu, dengan irama jantung tidak teratur.
Disertai kepala melayang seperti ingin pingsan
Analisis masalah
Ny. X 54 thn

Anamnesis
Kel. Utama kel.penyerta

Dd
Aritmia

Dk
Atrial fibrilasi
Definisi etio epide& patfis tanda& pp komplikasi tatalaksana prognosis
klasifikasi gejala &pencegahan
HIPOTESIS
ny. X 54 thn di diagnosa atrial fibrilasi di
perkuat dengan pem. Penunjang yaitu EKG pada
gelombang p tidak teratur dan terlihat kadang
halus dan kasar pada gelombang P disertai
iskemi ST depresi V4 , V5 dan V6
Pertanyaan Terjaring
1. Interpretasi data tambahan!
2. Tabel diagnosis banding!
3. atrial fibrilasi :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Faktor resiko
d. Epidemiologi
e. Klasifikasi
f. Patofisiologi
g. Tanda dan gejala
h. Pemeriksaan penunjang
i. Komplikasi
j. Tatalaksana
k. Pencegahan
l. prognosis
1. Interpretasi data tambahan
Anamnesis

Pasien sebelumnya sudah sering mengeluhkan hal serupa sejak 4 bulan ini, namun
sekarang terasa berat, keluhan ini muncul setelah pasien membersihkan rumah
seharian.

TTV
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN KETERANGAN

TEKANAN 120/70 mmHg 120/80 mmHg Normal


DARAH
FREKUENSI 22 x/menit 14-20 x/menit Takipneu
NAPAS
FREKUENSI 138 x/menit 60-100 x/menit Takikardi
NADI
SUHU 37,3 °C 36-37,5 °C Normal
TINGGI BADAN 155 cm - -
BERAT BADAN 42 kg - -
IMT 17,5 kg/m2 18,5-22,9 kg/m2 Underweight
Pemeriksaan fisik

kepala dan leher (dalam batas normal)

Thorax:

S1 S2 tunggal ireguler

Murmur (-)

Gallop (-)

Pulsus deficit (+)

pulmo (dalam batas normal)

Abdomen (dalam batas normal)

Ekstremitas : akral hangat dan basah, CRT (normal)


Pemeriksaan penunjang
Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN KETERANGAN

Hb 12 g/dl 12-16 g/dl Normal


Ht 36 % 35-45 % Normal
Leukosit 8.000/ul 3.200-10.000/ul Normal

Trombosit 320.000/ul 170-380.103/ul Normal


GDS 120 ≤110 mg/dL Belum tentu DM

Ureum 40 10-50 Normal


Kreatinin 1,1 0,6-1,3 normal
EKG
2. Diagnosis Banding
Aritmia : Atrial Fibrilasi Aritmia : Atrial Flutter
Anamnesis : Anamnesis :
1. Palpitasi. Umumnya diekspresikan oleh 1. Atrial flutter dilihat dari aspek klinis hampir
pasien sebagai: pukulan genderang, gemuruh sama dengan atrial fibrilasi dan kedua aritmia ini
guntur, atau kecipak ikan di dalam dada. sering terjadi pada pasien yang sama.
2. Mudah lelah atau toleransi rendah 2. Beberapa menunjukkan gejala seperti palpitasi,
terhadap aktivitas fisik sulit bernafas, nyeri dada, mudah lelah maupun
3. Presinkop atau sinkop fatigue.
4. Kelemahan umum, pusing

P.Fisik :
1). Denyut nadi umumnya ireguler dan cepat,
sekitar 110-140x/menit, tetapi jarang melebihi
160-170x/menit.
Karakteristik : Karakteristik :
1. Laju : Laju atrial 400- 1. Laju : Laju atrial 250-450
600x/menit x/menit
2. Irama : Irama ventrikel tidak 2. Irama : Irama atrial teratur
teratur tetapi irama ventrikel bisa teratur
3. Gelombang P : tidak dapat atau tidak tergantung konduksi atau
diidentifikasikan, garis baseline blok atrioventrikular
bergelombang 3. Gelombang P : Tidak dapat
4. Durasi QRS : 0,10 detik atau kurang dididentifikasikan dan berbentuk gigi
gergaji
4. Interval PR : Tidak dpt di ukur
3. Atrial fibrilasi
a. Definisi
Atrial fibrilasi (AF) adalah aritmia jantung menetap yang paling
umum didapatkan. Ditandai dengan ketidakteraturan irama dan
peningkatan frekuensi atrium sebesar 350-650 x/menit sehingga
atrium menghantarkan implus terus menerus ke nodus AV.

Atrial fibrilasi terjadi karena meningkatnya kecepatan dan tidak


terorganisirnya sinyal-sinyal listrik di atrium, sehingga
menyebabkan kontraksi yang sangat cepat dan tidak teratur
(fibrilasi). Sebagai akibatnya, darah terkumpul di atrium dan
tidak benar-benar dipompa ke ventrikel.
b. Etiologi
SKA

Penyakit Hipertensi

Gagal jantung simtomatik

Stenosis

Infusifiensi katup mitral

Kelainan endokrin

Intoksikasi alkohol
c. Faktor Risiko

Genetik

Usia

Jenis kelamin

Atlet
Faktor Risiko
Pendekatan berdasarkan factor resiko untuk
pasien-pasien dengan non-valvular AF juga dapat
ditunjukkan dengan CHA2DS2-VASc [gagal jantung
kongestif, hipertensi, usia ≥75 (doubled), diabetes,
stroke (doubled), penyakit vaskular, usia 65–74,
dan kategori jenis kelamin(perempuan)].
d. epidemiologi
revalensi FA mencapai 1-2% dan akan terus meningkat dalam 50 tahun
mendatang . Framingham Heart Study yang merupakan suatu studi
kohor pada tahun 1948 dengan melibatkan 5209 subjek penelitian
sehat (tidak menderita penyakit kardiovaskular) menunjukkan bahwa
dalam periode 20 tahun, angka kejadian FA adalah 2,1% pada laki-laki
dan 1,7% pada perempuan. Sementara itu data dari studi
observasional (MONICA-multinational MONItoring of trend and
determinant in CArdiovascular disease) pada populasi urban di Jakarta
menemukan angka kejadian FA sebesar 0,2% dengan rasio laki-laki
dan perempuan 3:2. Selain itu, karena terjadi peningkatan signifikan
persentase populasi usia lanjut di Indonesia yaitu 7,74% (pada tahun
2000-2005) menjadi 28,68% (estimasi WHO tahun 2045-2050),maka
angka kejadian FA juga akan meningkat secara signifikan. Dalam skala
yang lebih kecil, hal ini juga tercermin pada data di Rumah Sakit
Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita yang menunjukkan bahwa
persentase kejadian FA pada pasien rawat selalu meningkat setiap
tahunnya, yaitu 7,1% pada tahun 2010, meningkat menjadi 9,0%
(2011), 9,3% (2012) dan 9,8% (2013).
e. klasifikasi
Secara klinis FA dapat dibedakan menjadi lima jenis
menurut waktu presentasi dan durasinya, yaitu:

1. FA yang pertama kali terdiagnosis

2. FA paroksismal

3. FA persisten

4. FA persisten lama (long standing persistent)

5. FA permanen
f. PATOFISIOLOGI
Perubahan patofisiologis yang mendahului
terjadinya FA .Berbagai jenis penyakit jantung
struktural dapat memicu remodelling yang perlahan
tetapi progresif baik di ventrikel maupun atrium.
Sistem saraf simpatis maupun parasimpatis di
dalam jantung juga memiliki peran yang penting
dalam patofisiologi FA, yaitu melalui peningkatan Ca2+
intraselular oleh sistem saraf simpatis dan
pemendekan periode refrakter efektif atrium oleh
sistem saraf parasimpatis (vagal)
MEKANISME
ELEKTROFISIOLOGIS

MEKANISME FOKAL adalah mekanisme FA dengan


pemicu dari daerah-daerah tertentu, yakni 72% di VP
dan sisanya (28%) Pedoman Tata Laksana Fibrilasi
Atrium 5 bervariasi dari vena kava superior (37%),
dinding posterior atrium kiri (38,3%), krista terminalis
(3,7%), sinus koronarius (1,4%), ligamentum Marshall
(8,2%), dan septum interatrium.
Mekanisme reentri mikro (multiple wavelet
hypothesis) Dalam mekanisme reentri mikro, FA diperkuat
oleh adanya konduksi beberapa wavelet independen
secara kontinu yang menyebar melalui otot-otot atrium
dengan cara yang kacau.
Predisposisi genetik Fibrilasi atrium memiliki
komponen herediter, terutama FA awitan dini. Selama
beberapa tahun terakhir, banyak sindrom jantung bawaan
terkait dengan FA telah diidentifikasi. Sindrom QT pendek
dan QT panjang, serta sindrom Brugada berhubungan
dengan supraventrikular aritmia, termasuk FA
Karakteristik Pemompaan Atrium Selama Atrial
Fibrilasi

Atrium tidak akan memompa darah selama AF


berlangsung. Oleh karena itu atrium tidak berguna
sebagai pompa primer bagi ventrikel. Walaupun
demikian, darah akan mengalir secara pasif melalui
atrium ke dalam ventrikel, dan efisiensi pompa
ventrikel akan menurun hanya sebanyak 20 – 30 %
Pembentukan trumbus pada
AF

Pada AF aktivitas sitolik pada atrium kiri tidak teratur,


terjadi penurunan atrial flow velocities yang
menyebabkan statis pada atrium kiri dan
memudahkan terbentuknya trombus
g. Tanda dan Gejala
Fibrilasi atrial (AF) biasanya menyebabkan ruang jantung bawah,
ventrikel, memompa lebih cepat dari normal.
Saat AF terjadi, ventrikel tidak dapat mengisi darah dengan sempurna,
sehingga jantung tidak dapat memompa cukup darah ke paru-paru dan
tubuh. Keadaan ini dapat menyebabkan gejala dan tanda berikut ini:
Palpitasi (rasa seperti jantung berhenti berdetak, berdebar-debar, atau
berdetak terlalu keras atau cepat)
Sesak
Lemah atau masalah olahraga
Nyeri dada
Pusing atau pingsan
Lemas (merasa lelah)
Bingung
h. Pemeriksaan Penunjang
i.Komplikasi
• Dampak penyakit ini, selain berdebar-debar dan mudah sesak bila naik tangga
atau berjalan cepat, juga dapat menyebabkan emboli, bekuan darah yang lepas,
yang bisa menyumbat pembuluh darah di otak, menyebabkan stroke atau bekuan
darah di bagian tubuh yang lain.
• Kelainan irama jantung (disritmia) jenis atrial fibrilasi seringkali menimbulkan
masalah tambahan bagi yang mengidapnya, yaitu serangan gangguan sirkulasi
otak (stroke).
• Atrium dapat berdenyut lebih dari 300 kali per menit padahal biasanya tak lebih dari
100 kali permenit
• AF mengakibatkan pembentukan trombus (gumpalan) pada aurikel (ventrikel
jantung atas) yang dapat lepas ke dalam sirkulasi dan menghambat arteri pada
sistem saraf pusat (CNS), sehingga menyebabkan stroke, atau, bila terjadi di luar
CNS, mengakibatkan embolisme sistemik non CNS
• Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan tidak
terkoordinasi) biasanya berhubungan dengan penyakit jantung aterosklerotik,
penyakit katup jantung, gagal jantung kongestif, tirotoksikosis, cor pulmonale, atau
penyakit jantung kongenital.
j. Tatalaksana Fibrilasi Atrium
• Perawatan melibatkan tingkat pengendalian
dengan obat, pencegahan terjadinya
thromboembolism dengan antikoagulan, dan
kadang-kadang konversi ke irama sinus dengan
obat atau kardioversi.
• Pada prinsipnya tujuan terapi aritmia adalah (1)
mengembalikan irama jantung yang normal
(rhythm control), (2) menurunkan frekuensi
denyut jantung (rate control), dan (3)
mencegah terbentuknya bekuan darah.
1. Anti- trombotik
-Untuk pencegahan stroke.
-Pilihan obat anti-trombotik yang dapat digunakan
adalah Heparin.
2. Pengendalian laju jantung
- Untuk meminimalkan gejala, mencegah
takikardia saat aktivitas sehari-hari dan
memulihkan laju jantung agar lebih fisiologis.
- obat golongan antagonis kalsium seperti
diltiazem.
3. Mengembalikan irama jantung
Kardioversi dengan cara meletakkan dua buah
cakram elektrode di bagian atas dan bawah kiri
permukaan dada kemudian dilakukan shock aliran
listrik searah. Kejutan listrik diawali dengan energi
rendah, meningkat sesuai kebutuhan.
Resep Fibrilasi Atrium
Warfarin
• Warfarin termasuk obat golongan antikoagulan
yang berfungsi dalam proses pembentukan
sumbatan fibrin untuk mengurangi atau mencegah
koagulasi.
• Warfarin diberikan secara oral dan sangat cepat
diserap hingga mencapai puncak konsentrasi plasma
dalam waktu ± 1 jam dengan biovailabilitas 100 %.
Wafarin di metabolisme dengan cara oksidasi dan
reduksi yang kemudian diikuti oleh konjugasi
glukoronidasi dengan lama kerja ± 40 jam.
• Kontraindikasi :
1. Bagi wanita yang sedang hamil, tidak diperbolehkan
untuk mengonsumsi warfarin. Sedangkan bagi wanita
yang sedang menyusui boleh mengonsumsi obat ini,
namun dosisnya harus disesuaikan dengan anjuran
dokter.
2.Harap berhati-hati bagi penderita hipertensi,
gangguan ginjal, gangguan hati, tukak lambung,
stroke, dan endokartitis atau infeksi pada jantung.
3. Harap berhati-hati juga bagi mereka yang sedang
menunggu pemulihan pascaoperasi.
4. jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera
temui dokter.
• Interaksi obat :
1. jauhi minuman keras dan minuman atau
makanan yang mengandung
buah cranberry selama menjalani pengobatan
dengan warfarin karena dapat mengubah
kadar obat ini di dalam tubuh dan
mengganggu kinerja warfarin.
2. warfarin merupakan obat pengencer darah,
maka hindari aktivitas fisik yang berisiko tinggi
membuat Anda terluka atau cedera. Hal ini
untuk menghindari terjadinya pendarahan
berlebihan.
• Efek samping :
1. Mual
2. Sakit kepala
3. Demam
4. Diare
5. Ruam kulit
• Dosis :
warfarin biasanya diberikan hingga 10 mg per hari
selama dua hari. Untuk dosis berikutnya atau dosis
perawatan, biasa diberikan sebesar 3-9 mg per hari.
Diltiazem
• Turunan benzodiazepin yang merupakan
protopip dari antagonis kalsium.
• Mekanisme kerja diltiazem adalah mendepresi
fungsi nodus SA dan AV, vasodilatasi arteri serta
perifer. Diltiazem menurunkan denyut jantung
dan kontraktilitas otot jantung, sehingga terjadi
keseimbangan antara persediaan dan
pemakaiaan O2 pada iskemik jantung.
• Indikasi :
1.Mengobati angina pektoris, terapi profilaksis
angina pektoris varian, dan angina karena kejang
arteri koroner.
2.Untuk mengobati hipertensi ringan sampai
sedang, baik sebagai terapi tunggal maupun
kombinasi dengan anti hipertensi lainnya.
• Dosis intravena : 0,25 mg /kgBB bolus IV dalam
10 menit dilanjutkan 0,35 mg /kgBB IV.
• Dosis oral : 30 mg TID sampai 120 mg QD(ER)
• Kontraindikasi :
1. jangan menggunakan obat ini pada pasien yang mempunyai
riwayat hipersensitif terhadap diltiazem atau obat-obat yang
termasuk golongan calcium channel blockers lainnya.
2. Diltiazem tidak boleh diberikan pada penderita gagal jantung
kongestif, karena bisa menyebabkan perburukan klinis.
3.Pasien yang mengalami syok kardiogenis (sirkulasi darah yang
tidak normal karena ventrikel jantung tidak berfungsi optimal),
stenosis aorta (penyempitan pada saluran keluar ventrikel kiri
jantung), blokade AV derajat 2 atau 3 (kecuali jika digunakan pacu
jantung), atau menderita angina yang tidak stabil jangan
menggunakan obat ini.
4.Kontraindikasi pada pasien penderita sindrom penyakit sinus
(sinus bradikardi, sinus ares, sinus atrial)
5. Obat ini juga dikontraindikasikan untuk penderita tekanan
darah rendah (< 90/60 mmHg), ibu menyusui dan wanita hamil.
• Efek samping :
1. Efek samping diltiazem yang sering terjadi : sakit
kepala, kelelahan, pusing, mengantuk, mual, nyeri
perut, rasa panas dan kemerahan pada wajah,
palpitasi, bradikardi, blokade sinoatrial, blokade AV,
jantung berdebar, somnolensi, termasuk edema
perifer (terutama pada pergelangan kaki).
2. Efek samping seperti kelainan pada darah,
impotensi, depresi, insomnia, takikardia, ruam kulit
(termasuk eritema multiforme dan torn dermatitis),
fotosensitif dan penyakit kuning terjadi sangat jarang
namun akan berakibat fatal bila terjadi. Oleh karena
itu pemakaian obat ini harus dengan pengawasan
dokter.
• Interaksi obat :
1. Diltiazem meningkatkan konsentarsi plasma
obat-obat berikut : teofilin, takrolimus, sirolimus,
buspiron, midazolam, karbamazepin, ivabradin,
imipramin, dan digoksin.
2.Meningkatkan resiko terjadinya miopati jika
diberikan bersamaan dengan simvastatin.
3.Rifampisin mempercepat metabolisme diltiazem
sehingga mengurangi efektivitasnya.
4.Jika diberikan bersamaan dengan nifedipin,
konsentrasi kedua obat meningkat.
k. Pencegahan Fibrilasi
Atrium
mengkonsumsi makanan yang sehat untuk jantung
serta membatasi asupan garam, lemak, dan
kolesterol.

Berolahraga secara teratur.

menjaga berat badan yang normal.

mengendalikan tekanan darah dan kadar kolesterol


dalam darah.
l. Prognosis
dubia at malanm, karena faktor usia. Serta
berdasarkan klasifikasi pasien tersebut masuk ke
dalam klasifikasi menetap
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai

  • Dafus Asli
    Dafus Asli
    Dokumen3 halaman
    Dafus Asli
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat
  • REFERAT Low Back Pain
    REFERAT Low Back Pain
    Dokumen34 halaman
    REFERAT Low Back Pain
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat
  • Sidang Pertama Bpupki
    Sidang Pertama Bpupki
    Dokumen7 halaman
    Sidang Pertama Bpupki
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat
  • Lapsus PARKINSON DISEASE
    Lapsus PARKINSON DISEASE
    Dokumen30 halaman
    Lapsus PARKINSON DISEASE
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat
  • CRVO-Juan Ortega Putra
    CRVO-Juan Ortega Putra
    Dokumen20 halaman
    CRVO-Juan Ortega Putra
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat
  • JJJKK
    JJJKK
    Dokumen7 halaman
    JJJKK
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat
  • Vesico Ureter Reflux
    Vesico Ureter Reflux
    Dokumen7 halaman
    Vesico Ureter Reflux
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat
  • Ileus
    Ileus
    Dokumen35 halaman
    Ileus
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat
  • Lapor
    Lapor
    Dokumen6 halaman
    Lapor
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat
  • Laporan Ja
    Laporan Ja
    Dokumen6 halaman
    Laporan Ja
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat
  • Hidronefrosis
    Hidronefrosis
    Dokumen20 halaman
    Hidronefrosis
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat
  • Presentasi UPJ
    Presentasi UPJ
    Dokumen13 halaman
    Presentasi UPJ
    Juan Ortega Putra
    Belum ada peringkat