Anda di halaman 1dari 18

KONSEP ASKEP INFEKSI

SALURAN KEMIH
Annisa Yusuf
Asti Rosanti Dewi
Mila Jamilatus S
PENGERTIAN

ISK adalah infeksi akibat berkembang


biaknya mikroorganisme dedalam saluran
kemih, yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus,
mikroorganisme lain. (Nanda Nic- Noc, 2012).
ETIOLOGI
1. Bakteri Escherichia Coli
2. Sisa urin dalam kandung kemih
3. Mobilitas menurun
4. Nutrisi yang kurang baik
5. Sistem imunitas menurun
6. Adanya hambatan pada aliran urin
Manifestasi klinis

Gejala klinis infeksi saluran air kemih bagian bawah secara


klasik yaitu nyeri bila buang air kecil (dysuria), sering buang air
kecil (frequency), dan ngompol. Gejala infeksi saluran kemih
bagian bawah biasanya panas tinggi, gejala gejala sistemik, nyeri
di daerah pinggang belakang. Namun demikian sulit
membedakan infeksi saluran kemih bagian atas dan bagian
bawah berdasarkan gejala klinis saja.
Macma-macam
penyakit ISK

1. Kandung kemih
(sistitis)
2. Uretra (uretritis)
3. Ginjal (pielonefritis)
Pengobatan

1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri


gram positif maupun gram negatif.
2. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh
obstruksi atau refluks, maka diperlukan
penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.
3. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK
sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra,
untuk wanita harus membilas dari depan ke
belakang untuk menghindari kontaminasi
lubang urethra oleh bakteri feces.
PENCEGAHAN

1. Perbanyak minum. Minumlah banyak cairan


(dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas
air putih sehari).
2. Segera buang air kecil sebelum dan sesudah
melakukan hubungan seksual.
3. Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari
arah depan ke belakang, agar kotoran dari
dubur tidak masuk ke dalam saluran kemih.
4. Periksakan air seni secara rutin selama
kehamilan.
5. Jangan terlalu lama menahan keinginan
buang air kecil.
PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien :
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa,
Pekerjaan, Pendidikan, Status Perkawinan, Alamat,
Tanggal Masuk Rumah Sakit.
2. Keluhan Utama:
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang
meliputi keluhan pasien, biasanya jika klien mengalami
ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa
sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan
air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di
suprapubik.
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
PEMERIKSAAN FISIK HEAD
TO TOE
1. Rambut keadaan kepala klien ISK biasanya baik (tergantung klien): distibusi rambut merata,
warna rambut normal (hitam), rambut tidak bercabang, rambut bersih. pada saat di
palpasi keadaan rambut klien ISK biasanya lembut, tidak berminyak, rambut halus.

2. Mata keadaan mata penderita ISK biasanya normal. Mata simetris, tidak udema di sekita
mata, sklera tidak ikterik, konjugtiva anemis, pandangan tidak kabur.

3. Hidung normal. Simetris tidak ada pembengkakan ,tidak ada secret, hidung bersih

4. Telinga Normal. telinga simetris kiri dan kanan, bentuk daun teling normal, tidak terdapat
serumenm,keberihan telinga baik.
6. Mulut mukosa bibir kering, keadaan dalam mulut bersih(lidah,gigi,gusi).

7. Leher biasanya pada klien ISK Normal


I : leher simetris,tidak ada penonjolan JVP,terlihat pulsasi
Pa: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran nodus limfa
7. Thoraks I : dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dada sama, pernapasan cepat dan dangkal,
Paru tidak ada penonjolan rusuk.
Pa : Normal.tulang rusuk lengkap, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas serta edema atau
massa.tractil fremitus positif kiri dan kanan.
Pe: suara dullness pada daerah payudara, dan suara resonan pada intercosta.
Au: Normal.tidak terdengar suara tambah pada pernapasan (ronchi,whezing)
Jantung biasanya klien dengan ISK Normal. Yaitu Tidak ada terjadi ganguan pada jantung klien
(kecuali klien memilki riwayat sakit jantung).teraba pulsasi pada daerah jantung klien
pada intercosta 2 dan pada intercosta 3-5 tidak teraba, pada garis mid klavikula teraba
vibrasi lembut ketukan jantung.suara jantung S1 dan s2 terdengar dan seimbang pada
intercosta ke 3 dan pada intercosta ke 5 bunyi s1 lebih dominan dari pada s2.
8. Abdomen I : perut rata, tidak ada pembesaran hepar yang di tandai dengan perut buncit, tidak ada
pembuluh darah yang menonjol pada abdomen, tidak ada selulit. ada nyeri tekan pada
abdomen bagian bawah akibat penekanan oleh infeksi bunyi yang di hasilkan timpani
bising usus terdengar

9. Ekstermitas kekuatan eks.atas dan eks.bawah baik, dapat melakukan pergerakan sesuai perintah, tidak
ada nyeri tekan atau lepas pada ekstermitas, tidak ada bunyi krepitus pasa ekstermitas
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK

1.Laboratorium
a. Analisa urine
b. Urine kultur
c. Darah
2.Blass Nier Ophage –
Intra Venous Pyelogram (
BNO – IVP )
Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi
dan spasme otot polos skunder terhadap
infeksi
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan
dengan akibat adanya infeksi .
3. Perubahan pola eliminasi urine : disuria,
berhubungan dengan adanya akibat
peradangan
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksia
5. Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan peningkatan evaporasi
dan muntah
INTERVENSI

A. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan


spasme otot polos sekunder terhadap infeksi
1. Kaji skala nyeri
2. Mengatur posisi tidur yang nyaman
3. Mengajarkan cara mengurangi rasa nyeri
(relaksasi) dan memberikan kegiatan positif
4. Beri penjelasan tentang penyebab rasa nyeri
5. Kolaborasi pemberian Analgetik dan antibiotic
B. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
akibat adanya infeksi.
Intervensi :
1. Memonitor tanda – tanda vital
2. Lakukan kompres hangat pada tubuh
3. Monitor intake dan output cairan
C. Perubahan pola eliminasi urine : disuria,
berhubungan dengan adanya akibat peradangan
Intervensi :
1. Kaji keluhan buang air kecil
2. Kosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam
3. Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji
pengeluaran urine (jumlah, waran, bau)
4. Observasi sedini mungkin tanda-tanda gagal ginjal
D. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan anoreksia
Intervensi :
1. Kaji adanya mual dan muntah
2. Hindarkan pasien dari bau yang tidak menyenangkan
3. Catat pemasukan diet. Berikan makan sedikit dan sering
4. Jaga oral hygiene lakukan perawatan mulut setelah muntah
5. Timbang BB setelah 2 hari
E. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan evaporasi dan muntah
Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri
2. HE kepada keluarga pasien untuk mengompres air hangat
dibagian yang nyeri
3. Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgetik

Anda mungkin juga menyukai