Anda di halaman 1dari 21

Aplikasi Teori-teori Konseling

Joko Sutrisno,S.Kep,Ns.M.Kes
A. Pendekatan terpusat pada klien
 Menekankan dalam hubungan keluaraga dapat dihidupkan atas
dasar yang wajar, jujur dan asli.
 Anggota keluarga diminta untuk saling menyatakan pikiran dan
perasaannya secara terbuka.
 Belajar berkomunikasi dua arah, saling menerima dan
menghormati sesama anggota keluarga
next
 Masalah besar dalam anggota keluarga adalah merasa tidak
dilayani atau dihargai sebagai pribadi unik yang berbeda dengan
orang lain.
 Kebanyakan kasih sayang yang diberikan dari orang tua harus
bersyarat.
 Dalam konseling kluarga ini fungsi konselor adalah sebagai
fasilitator untuk membuka jalur komunikasi yang terputus atau
berntkan.
B. Pendekatan eksistensial
 Konsep yang dikembangkan dari pendekatan ini adalah manusia
bebas membuat pilihan-pilihan, menerima tanggung jawab
secara bebas, penggunaan kreatif terhadap kecemasan, dan
penelitian terhadap makna dan nilai
 Pendekatan konseling keluarga yang digunakan bersifat grounded
(yang terjadi sebenarnya) dengan menggunakan metode
kognitif, behavioral, dan berorientasi pada perbuatan
next
 Pada pendekatan ini, setiap anggota keluarga dapat membentuk
nasibnya sendiri melalui pilihan-pilihan yang dibuatnya sendiri.
 Keluarga yang datang ke konselor biasanya dalam keadaan pola-
pola destruktif dan mengalami hambatan dalam cara-cara
kehidupan bersama serta mengalami konflik bersama
 Oleh krn itu, konselor mendorong semangat anggota keluarga
tsb untuk berani mengemukakan dunia pribadinya, dan meminta
anggota keluarga yg lain untuk merasakan dan memandangnya
scr empatis dan objektif
 Visi utama pendekatan ini adl terjadinya anggota keluarga
memutuskan untuk mengubah struktur kehidupan keluarga yang
sesuai dengan visi mereka sendiri
C. Pendekatan Gestalt
 Pendekatan Gestalt adl suatu model konseling yang difokuskan
pada saat ini (present moment) dan pada pengalaman keluarga
selama proses konseling
 Pendekatan Gestalt memberikan perhatian pada apa yg dikatakan
anggota keluarga, bagaimana mereka mengatakannya, apa yg
terjadi ketika mereka mengatakannya, bagaimana ucapannya bila
dihubungkan dg perbuatannya, dan apakah mereka berusaha
untuk menyelesaikan perbuatannya
 Pendekatan Gestalt bersifat action learning, yaitu proses
konseling yang berlangsung digunakan sebagai laboratorium
untuk memperoleh pengalaman baru
next
 Tujuan pendekatan ini, adanya partisipasi aktif anggota keluarga
yg lain agar muncul kepedulian terhadap apa yg terjadi dlm
keluarganya
 Pendekatan ini ditekankan pada keterlibatan konselor pada persoalan
pribadi klien, hubungan akrab antara orang dengan orang, dan
pentingnya mendengarkan suara dan emosi mereka
 Oleh krn itu, kadang digunakan metode style directive dan
confrontative krn adanya hubungan yg akrab dan konselor
membawa kepribadian, reaksi, dan pengalaman hidupnya dalam
proses konseling keluarga.
D. Pendekatan Adler
 Memberikan perhatian khusus terhadap hubungan-hubungan
antara saudara kandung dan posisi seseorang dalam keluarga.
 Mengajarkan pada anggota untuk berlajar menyesuaikan diri
yang lebih baik terhadap angota keluarga yang lainnya tentang
bagaimana hidup bersama dalam keluarga.
next

 Menyempurnakan kehidupan dalam keluarga dengan cara


sharing (berbagi) dengan sesama anggota keluarga atas dasar
psinsip demokratis dalam menyelesaikan konflik.
 Mengajarkan anggota keluarga agar mampu memberikan
semangat dan dorongan untuk berkembang bagi anggota lain.
 Peranan konselor adalah membantu memberikan pemahaman
yang lebih baik terhadap faktor-faktor penyebab kesulirtan
keluarga dirumah, dan solusinya.
E. Aplikasi Psikoanalitik
 Kecenderungan pola patologis dalam keluarga berasal dari
kehidupan keluarga masa lalu.
 Mengajarkan kepada konselor untuk memahami tentang
ketidakberfungsian pola-pola keluarga yang telah
menyebabkan isu-isu pribadi yang tidak terpecahkan diantara
ayah, ibu dan anaknya.
F. Rational Emotive
 Anggota keluarga dibantu untuk melihat bahwa mereka
bertanggung jawab dalam membuat gangguan bagi diri
mereka sendiri melalui perilaku anggota lain secara serius.
 Merka didorong untuk mempertimbangkan bagaimana akibat
perilakunya, pikirannya, emosinya telah membuat orang lain
dalam keluarga menirunya
next
 Mengajar anggota keluarga untuk bertanggung jawab terhadap
perbuatan dan berusaha mengubahnya reaksi terhadap situasi
keluarga.
 Angota keluarga ditunjukkan sebagai suatu keluarga, dimana
mereka mempunyai kekuatan untuk mengontrol pemikirannya
dan perasaannya secara individual.
F. Aplikasi Behavioral
 Anggota keluarga harus menata kembali lingkungan
interpresonalnya.
 Anggota keluarga berinteraksi satu dengan yang lainnya,
dengan harapan dapat belajar, dan menfokuskan pada akibat-
akibat perilaku atau kemungkinan-kemungkinan reinforcement,
(anggota keluarga belajar bagaimana memberikan kepada
anggota lain pengenalan dan persetujuan perilaku-perilaku
yang diinginkan dan bukan perilaku yang menyimpang)
Kasus keluarga
LATAR BELAKANG
 S anak ke 6 dari 7 bersaudara
 Kakak”nya tinggal berdekatan dengan ortu (dlm 1 kec) di TA, adik SDA
 Dibesarkan dlm keluarga miskin dan kurang pendidikan agama
 Hubungan dengan kakak”nya
 Ayah 1990-2004, tdk cocok dgn istri
 Ortu kurang harmonis, ayah merantau
 Dilamar K, senang, mengisi kekosongan figur ayah, menjaga,
mengayomi & melindunginya

www.brainybetty.com
 Awal menikah, tinggal di sby
 Istri yang penurut, tidak banyak menuntut, mau diajak susah
 Tidak tinggal dengan mertua
 S sekolah D3 BK
 K bangga, juga minder
 Manifestasinya, ia ingin selalu memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga ia
bekerja terus
 15 tahun merantau
 Pulang 1 tahun sekali, 2-3 bulan
 Perkawinan dari tahun ke tahun terasa hambar, Kawakib tdk pernah di
rumah, keduanya merasa asing

www.brainybetty.com
 S merasa suaminya tidak dapat dipercaya. Pertama kali merantau,
K menjanjikan akan segera pulang setelah memperoleh uang untuk
membangun rumah.
 Ada perbedaan pendapat, rumah tidak selesai 100 %
 K ada alasan untuk pergi
 Merantau, untuk mencarai modal pengembangan usahanya di
rumah
 10 tahun tidak ada hasil, S mulai tidak percaya & curiga jgn2
Kawakib punya keluarga lain di perantauan

www.brainybetty.com
 Kirim uang & perhitungan keungangan
 Saat ini sudah tidak mengirim uang lagi dengan dalih langsung
dikirim ke anak mereka yg kuliah di luar kota
 S tinggal sendiri, bertanggung jawab atas semua pekerjaan rumah
dgn berbagai konflik yang ada
 Relasi seksual berkurang, tidak mungkin punya anak lagi

www.brainybetty.com
MASALAH
 S tertekan oleh kondisi pernikahannya dengan Kawakib
 Berulang kali minta cerai tidak dikabulkan, malu pada keluarga besar
dan kerabat, tidak ingin anaknya sedih
 K merasa sudah tua, banyak keinginan yang belum terwujud, tidak bisa
mengkomunikasikan dengan istri
 Tidak mampu mengekspresikan perasaan
 Kakak-kakak S yang selalu merongrong keluarga S (K menjadi kurang
nyaman berada di rumah)

www.brainybetty.com
HASIL PELATIHAN CITRA DIRI
DAN PELATIHAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING
(KIP/K) BAGI BIDAN

1. BIDAN MENJADI LEBIH PERCAYA DIRI DAN TERAMPIL,


SABAR, RAMAH DAN TERBUKA DALAM
BERKOMUNIKASI /KONSELING DENGAN IBU
2. KUNJUNGAN PASIEN KE POLINDES MENINGKAT
3. WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK KONSELING LAMA,
4. JUMLAH PETUGAS KESEHATAN YANG TERLATIH
SEDIKIT DAN MEDIA UNTUK KONSELING TERBATAS,
PADAHAL PASIEN YANG MEMBUTUHKAN KONSELING
BANYAK
5. LINTAS PROGRAM BELUM DILIBATKAN DALAM
PROGRAM INI.
6. KESINAMBUNGAN PELATIHAN/PENYEGARAN KURANG
TERJAMIN /BELUM MENJADI PRIORITAS

Anda mungkin juga menyukai