Anda di halaman 1dari 51

Oleh Kelompok 7 :

Bella Astria Nugraha 1031511013


Cornelius Hia 1031411011
Inda Pratama Putri 1031411029
Vio Rena Vibriani 1031411050
Nama Perusahaan/Pemrakarsa : Prima Coal

Jenis Badan Hukum : PT (Perseroan Terbatas)


Alamat Perusahaan/Pemrakarsa : Jalan Salak, Kelurahan

Guntung Paikat, Kecamatan

Banjarbaru, Kalimantan Selatan


Nomor Telepon : (021) 84537910
Nomor Fax. : (021) 8452869
E-mail : primacoal@gmail.com
Status Pemodalan : PMDN
Bidang Usaha dan atau Kegiatan : Pertambangan Batubara
SK AMDAL yang disetujui : 0082/AMDAL-1/RLK/KLH

Penanggung Jawab : Sudirman,S.T., M.T

Jabatan : Direktur Utama


Sesuai dengan persetujuan peningkatan izin usaha pertambangan (IUP)
eksplorasi sebelumnya, izin usaha pertambangan (IUP) tahap operasi
produksi sesuai dengan surat keputusan Bupati Kalimantan Selatan
No.144.43/245/Tamben/2017 tanggal 22 Maret 2017, yang terletak di
Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Kabupaten Banjar
Provinsi Kalimantan Selatan dengan luas wilayah 250 Ha.

Survey batas untuk menentukan titik – titik Kuasa Pertambangan


Eksplorasi dan Kuasa Pertambangan Eksploitasi telah dilakukan dengan
menggunakan GPS (Global Positioning Satelite) merek Garmin 64 S dan
Trumble dengan ketelitian baik dimana penyimpangannya berkisar ± 5 cm.
A. Rencana Tata Ruang Wilayah Pertambangan
Kegiatan penambangan yang berada di dalam Kuasa
Pertambangan Eksploitasi PT Prima Coal memiliki luas 250 Ha
dengan tata ruang untuk area PT Prima Coal sebagai berikut :

O Pit dengan luas 100 Ha

O Office dan fasilitas pendukung dengan luas 50 Ha

O Plant dengan luas 50 Ha

O Waste Dump dengan luas 50 Ha


B. Penduduk dan Sosial Ekonomi
Kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru bervariatif
antar kecamatan. Luas wilayah sebesar 371,38 Km2, dan
kepadatan penduduk Kota Banjarbaru adalah 613 jiwa/Km2.
Perekonomian Kota Banjarbaru pada tahun 2016
mengalami pertumbuhan ekonomi mencapai 6,65 %
dibandingkan tahun 2013 yang hanya sebesar 6,58 %.
Pertumbuhan perekonomian ini diharapkan akan terus
meningkat dengan di bukanya usaha pertambangan
batubara oleh PT Prima Coal di daerah tersebut.
C. Flora dan Fauna
Fauna yang menjadi mascot Kalimatan Selatan
adalah Bekantan. Sementara flora yang menjadi mascot
Kalimantan Selatan adalah Kasturi.

Sumber : http://dhanyinfo.blogspot.co.id/ Sumber : duniasatwaku.wordpress.com


D. Iklim dan Curah Hujan

Curah hujan tahunan terendah rata-rata Kota Banjarbaru


berkisar 180,8 mm/tahun. Terendah pada bulan september
(21 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (384 mm).

Sedangkan rata-rata jumlah hari hujan 16 hari hujan


dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (30
hari), dan sebaliknya jumlah hari hujan terendah yaitu pada
bulan Agustus (2 hari).
BAB II
Tata Guna Lahan Sebelum di Tambang
A . Keadaan Lingkungan Daerah
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
No.9 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Kalimatan Selatan, bahwa kawasan status dan fungsi area Kuasa
Pertambangan Eksploitasi PT Prima Coal seluas 250 hektar tersebut
terdiri dari :
O Seluas ± 150 hektar merupakan kawasan Hutan Produksi Terbatas
(HPT) yang keseluruhan Luas IUP Tambangnya 37.366 hektar,
O Seluas ± 100 hektar merupakan Areal Penggunaan Lain.

Untuk rencana jalan angkut tambang sepanjang 28 kilometer,


sekitar 7 kilometer atau seluas ± 10 hektar dari rencana rute jalan
tersebut termasuk kedalam kawasan Hutan Produksi Tetap (HP).
B. Geoteknik dan Geohidrologi
- Geoteknik
Kondisi geoteknik di lokasi pekerjaan Areal Pertambangan
Batubara PT Prima Coal memiliki karakteristik keteknikan dan
physical properties dari Formasi Dahor . Terdiri dari batu pasir
kuarsa lepas yang mengandung endapan emas sekunder dan
intan, serta alluvium yang terdiri dari kerikil, pasir, lanau dan
lempung.
- Geohidrologi
Sumber air tanah dan kedalaman akuifer di Banjarbaru
berada di kawasan yang tidak mempunyai air permukaan. Jika di
suatu daerah ada air permukaannya, baik itu rawa, sungai, danau,
laut, dan sebagainya, maka air tanah tidak terdapat di kawasan itu.
Hal ini dikarenakan air tanah memiliki gua dibawah tanahlah itu
adalah air tanah yang mengalir di bawah tanah. Secara umum air
tanah akan mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang
sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan.
BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
A. Metode dan Tata Cara Penambangan

1. Pemilihan Daerah Penambangan


Pemilihan daerah penambangan dilakukan berdasarkan
pada keuntungan terbesar yang akan diperoleh, bukan
berdasarkan letak dangkal atau dalamnya suatu endapan, serta
mempunyai perolehan tambang (mining recovery) yang paling
baik, oleh karena itu PT Prima Coal memilih daerah penambangan
pada daerah Kalimantan Selatan dengan menggunakan metode
penambangan Tambang Terbuka (Open Pit).
2. Bentuk dan Karakteristik Endapan dan Tanah
Penutup
Berdasarkan data
penyebaran batubara yang terdiri
dari 2 seam dan masing-masing
mempunyai ketebalan 1 m – 8 m,
dengan arah penyebaran timur
laut hingga barat daya, dengan
kemiringan lapisan antara 8˚
hingga 25˚.

Gambar 3.1
Lapisan Endapan dan Tanah Penutup
Tabel 3.1 Cadangan Batubara
NO KODE TEBAL KET TERUKUR TERINDIKASI TERDUGA
(M) (TON) (TON) (TON)

1 BSA-01 6 Seam 1 3.000.000 - -

8 Seam 2 3.408.000 - -

TOTAL 6.408.000 - -

Dari hasil analisa yang telah dikirim ke laboratorium PT


Sucofindo Banjarmasin, di peroleh nilai untuk tiap parameter kualitas
rata-rata sebagai berikut :
Kadar Air Total (TM) : 33,80 % (ar)
Kadar Abu (ash) : 4,44 % (adb)
Zat Terbang (VM) : 42,8 % (adb)
Karbon Tertambat (FC) : 40,34 % (adb)
Total Sulfhur (TS) : 0,39 % (adb)
Nilai Kalori (CV) : 5598 Kcal/kg
3.Sistem Penambangan
O Berdasarkan bentuk dan karakteristik endapan batubara serta

lapisan tanah penutupnya maka sistem tambang terbuka yang


dapat diterapkan adalah metode open pit dengan menambang
lapisan batubara dari singkapan sampai kedalaman tertentu dan
sepanjang daerah tambang.

O Metode penggalian yang paling tepat pada daerah penyelidikan

adalah dengan menggunakan dan memadukan kombinasi


excavator back hoe dengan dump truck sedangkan untuk keadaan
tertentu seperti pada kondisi batuan yang relatif keras dapat
dibantu oleh bulldozer dengan bantuan hooper / ripper yang
dimilikinya untuk menggerus, memberai serta menggusur batuan.
4.Strategi Penambangan
Guna menjaga kestabilan lereng yang dibuat agar tidak
longsor maka, pit dibuat berjenjang dengan kemiringan
jenjang tunggal yang direncanakan adalah 60o dengan tinggi
lereng 6 m dan berm 4 m sehingga sudut lereng keseluruhan
adalah 38º, sedangkan untuk waste dump memiliki perlakuan
yang berbeda mengingat tanah timbunan merupakan partikel
lepas yang memiliki struktur yang labil sehingga dimensi
bench yang direncanakan lebih landai yaitu tinggi 5 m dan
dengan kemiringan 45 º serta lebar berm 4 m dengan
kemiringan keseluruhan 28º.
Selain itu jalan tambang juga harus direncanakan dengan baik
karena jalan tambang akan digunakan untuk mengangkut
batubara dari lokasi tambang menuju stock pile pelabuhan yang
terletak di Sungai Apar Kecil yang berjarak < 3 Km.

Jalan tersebut dibuat dengan menggunakan bulldozer


yang berfungsi sebagai penggusur sekaligus sebagai pengeras
tanah dan dibantu oleh grader yang berfungsi sebagai perata
tanah. Lebar jalan yang direncanakan untuk jalur dua adalah
minimal 12 m, sedangkan untuk satu jalur + 6 m dan untuk
memudahkan pengangkutan kemiringan maksimal jalan dibuat
kurang dari 15o.
B. Tahapan Kegiatan Penambangan

Tahapan Kegiatan
Penambangan

Pembersihan Pengupasan Penambangan


Tempat Kerja Tanah Pucuk Batubara
Flowchart Kegiatan Penambangan Batubara
C.Rencana dan Jadwal Produksi
1. Cadangan Tertambang
Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan pada daerah
penyelidikan diketahui jumlah cadangan batubara tertambang adalah
6.408.000 bcm
2. Waktu Kerja
Target produksi per tahunnya sebesar 640.800 bcm/tahun maka
cadangan batubara pada daerah penyelidikan dapat ditambang
selama 10 tahun. Rata-rata produksi cadangan perbulan sebesar
53.400 bcm/bulan sedangkan untuk jumlah produksi cadangan
perhari yaitu sebesar 2.670 bcm/hari dan untuk jumlah produksi
cadangan perjam yaitu sebesar 333,75 bcm/jam.
3. Rencana Produksi
Batubara hasil penambangan di wilayah PT Prima Coal rencananya akan
dijual berbentuk butiran dengan ukuran 0 – 50 mm, rencana produksi
batubara yang akan diolah sebesar 53.400 bcm/bulan. Batu bara yang
telah dieksploitasi pada lokasi tambang diangkut dengan menggunakan
dump truck ke stock pile dan selanjutnya ditumpuk untuk dikapalkan.

4. Jadwal Rencana Produksi


Dengan mengikuti tahapan penambangan dengan baik, penjadwalan
produksi dapat berjalan dengan baik pula. Waktu yang dialokasikan untuk
penambangan selama 10 tahun adalah dari bulan November 2017 sampai
dengan bulan November 2026. Untuk mendapatkan target yang maksimal
dalam penambangan dilakukan perhitungan produktivitas alat yaitu
perhitungan berdasarkan peralatan yang dioperasikan.
D. Umur Tambang
Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan
pada daerah penyelidikan diketahui jumlah cadangan
batubara tertambang adalah 6.408.000 bcm. Dengan
target produksi per tahunnya sebesar 640.800 bcm/tahun.
Sedangkan untuk produksi cadangan per bulan yaitu
sebesar 53.400 bcm/bulan, maka daerah cadangan
batubara pada daerah penyelidikan dapat ditambang
selama 10 tahun
E. Jalan Tambang dan Desain Tambang
Setelah dilakukan optimasi blok
penambangan dan sudah menentukan batas area
yang berpotensi untuk dapat ditambang ( pit limit ),
serta berdasarkan nilai nisba pengupasan
ekonomis sebesar < 7 , maka dapat ditentukan
batas wilayah penambangan dari seluruh area
yang berpotensi untuk ditambang.
Tabel 3.1
Uji Kemantapan Lereng
Kemiringan Tinggi

10 20 30 40 50 60

30 5.60 3.49 2.49 2.14 1.85 1.72

40 5.05 3.03 2.20 1.86 1.55 1.43

50 4.66 2.65 1.98 1.65 1.42 1.20

60 4.05 2.35 1.67 1.39 1.23 1.12

70 3.69 1.94 1.50 1.25 1.14 0.96

= Rekomendasi Lereng

Sumber : Kajian Geoteknik PT. Prima Coal


F. Rencana Sediment Pond
Sediment Pond (kolam pengontrol air tambang),
berfungsi untuk memantau kualitas air yang akan dibuang
sungai, dibangun antara pit dengan titik buangan air (seperti
sungai). Sehingga diharapkan air tidak mencemari sungai
yang dimanfaatkan oleh penduduk di hilir. Bentuk sediment
pond pada PT Prima Coal adalah persegi panjang dengan
ukuran 20 m x 60 m x 4 m atau seluas 7200 m2 atau 0.72 Ha.
G. Fasilitas Penunjang
Adapun fasilitas penunjang yang akan dibangun di
PT Prima Coal seluas ± 95 Ha,yang digunakan sebagai :
1. Bangunan Kantor Administrasi Tambang
2. Bangunan Tempat Ibadah
3. POS Keamanan
4. Stasiun Bahan Bakar
5. Water Tank
6. Genset Room
7. Parking Area
8. Jalan Tambang
9. Stockpile
10. Sediment Pond
11. Nursery
12. Stasiun Pembangkit Listrik
13. Fasilitas Air Bersih
14. Bengkel dan Gudang
BAB IV
PROGRAM REKLAMASI
Lokasi Lahan yang Akan di
Reklamasi
1. Lahan Bekas Tambang
Pada akhir kegiatan pertambangan
batubara, diharapkan tingkat keberhasilan
reklamasi dan revegetasi lahan dengan
desain yang telah direncanakan, sehingga
akan membentuk morfologi yang mendekati
rona awal. Seperti usaha pengelolaan erosi
untuk meningkatkan kemampuan lahan
yang dilakukan dengan cara mereklamasi
dan diikuti dengan pelaksanaan revegetasi.
2. Timbunan Tanah atau Bagian Penutup Diluar Tambang

Ketebalan pengupasan tanah pucuk berkisar


antara 0 meter sampai 0,5 meter. Tetapi tidak menutup
kemungkinan menggali lebih dalam lagi kalau memang
masih digolongkan sebagai tanah pucuk yang masih
mengandung zat hara organik sampai batasan 2,5 meter.
Tempat penimbunan sementara ini dicarikan di daerah
datar dan cukup tinggi serta bebas dari gangguan erosi.
3. Tambang dan Non Tambang yang Tidak Digunakan Lagi

Rencana reklamasi dan revegetasi lahan untuk


keperluan jalan produksi akan direvegetasi pada tahun ke-
1. Revegetasi ini dilakukan di kanan dan kiri (2 meter)
sepanjang jalan produksi batubara, sehingga luas
keseluruhannya adalah 0,001 Ha atau 10 m2.
4. Bekas Kolam Sedimen

Kegiatan pertambangan batubara dan fasilitas


penunjang akan selalu menghadapi masalah air tanah, air
sungai, dan air hujan. Untuk mengatasi masalah ini
diperlukan suatu sistem drainase yang baik. Air limpasan
permukaan (run off) dari daerah sekitar kegiatan akan
dialirkan menuju kolam-kolam pengendapan yang terletak
di luar areal pit melalui saluran drainase yang ada di
sekitar tambang. Kolam pengendapan sedimen (settling
pond) tersebut dibuat di lembah atau daerah yang lebih
rendah dari daerah tambang.
5. Fasilitas Penunjang Lainnya

Dalam lokasi penambangan keberadaan sarana


prasarana sangat diperlukan. Sebelum dilakukan
penambangan telah ditetapkan sarana prasarana yang
mendukung untuk kelancaran penambangan seperti
fasilitas kantor, fasilitas mess karyawan, area parkir,
fasilitas tenaga listrik, fasilitas perbengkelan, dan sarana
air bersih. Kontruksi infrastruktur jalan dan fasilitas kantor
direncakan pada masa pra penambangan.
Teknik, Rencana, dan Peralatan yang
Akan Digunakan Dalam Reklamasi
1. Teknik
a. Penataan tanah pada bekas galian tambang.
b. Penataan tanah pada waste dump area.
c. Untuk mempercepat kesuburan lahan dan
perbaikan iklim mikro akan ditanam cover
crops.
d. Melakukan pemantauan lereng bekas tambang
secara rutin.
e. Menangani kemantapan lereng.
f. Memberikan pengertian kepada masyarakat.
Melibatkan masyarakat dan melakukan
kerjasama
2. Rencana Pengolahan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup
Untuk mencapai tujuan reklamasi salah satu upaya
yang dilakukan adalah pengelolaan tanah pucuk, dalam hal ini
adalah melakukan pengupasan top soil (lapisan tanah atas)
yang dikumpulkan pada suatu area tertentu dan nantinya akan
dipakai sebagai penutup lapisan atas sebagai sumber hara
utama dalam proses revegetasi.

3. Rencana Pengendalian Erosi


Tanah pucuk yang telah ditebar tidak hanyut terangkut
oleh air (erosi) maka bersamaan dengan kegiatan penataan
lahan harus pula dilakukan pengendalian erosi dan
sedimentasi.
Beberapa kegiatan pengendalian erosi dan
sedimentasi yang akan dilakukan meliputi : pembuatan teras,
saluran drainase, pembuatan guludan dan penanaman
tanaman penutup tanah (cover croops).
4. Rencana Pengelolaan Air Asam Tambang
Air asam tambang pada PT Prima Coal diolah dengan
active treatment. Active Treatment ini merupakan system
pengolahan air asam tambang dengan perlakukan
membubuhkan bahan kimia untuk dapat menetralkan air
asam tambang tersebut. PT Prima Coal dalam menaikkan pH
menggunakan limestone.

5. Peralatan
Peralatan yang digunakan pada kegiatan reklamasi
adalah Excavator, Bulldozer, dan Dump Truck untuk tahap
persiapan lahan. Tahap persiapan lahan merupakan langkah
yang paling awal dalam rangka memodel lingkungan alam
supaya lahan mencapai syarat sebagai media tumbuh
tanaman.
Sumber Material Pengisi
Area bekas tambang yang harus diisi adalah pit dan
kolam pengendapan. Lubang bekas tambang diisi dengan waste.
Dengan demikian, tidak ada waste menumpuk yang dapat
berdampak menyebabkan terbentuknya air asam tambang.
Lubang bekas kolam pengendapan akan diisi dengan material
sekitarnya sehingga kenampakannya menjadi rata sehingga siap
untuk direvegetasi.
Revegetasi
Revegetasi akan dimulai secepatnya menanam
tanaman penutup tanah (cover crops) yaitu Echinola sp
dan Sesbania Rostrata. Penanaman dilakukan secara
larikan yang diharapkan dalam waktu yang tidak lama ± 4
bulan sudah dapat menutup permukaan tanah.
Setelah tanaman penutup tanah tertanam dengan
baik (berhasil menutup tanah), pelaksanaan reklamasi di
area bekas tambang yaitu pada prinsipnya mengikuti
urutan penataan lahan, pembuatan bangunan konservasi
untuk mengendalikan erosi dan sedimentasi serta
penanaman bibit tanaman primer dimana bibit tersebut
yaitu akasia dan sengon.
Tahapan revegetasi yang akan dilaksanakan berupa :

•Pembuatan lubang tanam


1

•Pengisian material lubang


2 tanam

•Penanaman
3
Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pemeliharaan tanaman yang akan
dilakukan :
- Penyulaman
- Pengendalian tanaman pengganggu
- Pemupukan
- Pengendalian hama dan penyakit
BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI
Biaya dan Tingkat Produksi Peralatan Per Jam
Biaya Penebaran dan Penataan Top Soil per Tahun
Jumlah Biaya Revegetasi PT Prima Coal Selama 10 Tahun
Total Biaya Langsung
Total Biaya Tidak Langsung
Total Biaya Reklamasi PT.
Prima Coal
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai