Anda di halaman 1dari 65

TUBERKULOSIS

KUTIS
Dr. DJOHAN,SpKK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN

1
TUBERKULOSIS KUTIS
Defenisi
Tuberkulosis kutis adalah kelainan kulit
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis atau Mycobacterium atipikal.

Insidens
- Di Indonesia sudah sangat menurun sejalan
dengan menurunnya tuberkulosis paru, juga
karena pengaruh menaiknya sosial ekonomi.

2
- Bentuk2 klinis yang dijumpai berbeda2
pada tiap negara.
- Di RS dr.Cipto Mangunkusumo terbanyak
adalah Scrofuloderma (84%) dan
Tuberkulosis kutis verukosa (13%)

Bakteriologi
- Penyebabnya adalah M.tuberkulosis
(jenis humanus) 91,5% dan M.atipikal
8,5%.
3
- M.tuberkulosa adalah :
^ bakteri bentuk batang dengan
p: 2-4 ; L:0,3-1,5
^ BTA
^ tidak bergerak
^ tidak membentuk spora, aerob.
^ suhu optimal pertumbuhan 370C

4
- Sediaan dapat diambil dari pus, jaringan
kulit dan jaringan kelenjar getah bening.
- Pewarnaan dengan Zeihl Neelsen atau
modifikasi, dimana kuman akan berwarna
merah dengan dasar biru.
- Kultur dengan media Lowenstein-Jensen
pada suhu 370C → koloni timbul dalam
waktu 8 minggu. Kalau (+) →
M.tuberkulosis.
- Percobaan binatang (inokulasi pada
guinea pig 6-7 minggu)
5
Pembantu diagnosa
1. LED meninggi.
Penting untuk melihat keberhasilan
pengobatan.
2. Pemeriksaan bakteriologis.
3. Patologi anatomi.
4. Test tuberkulin.
Mempunyai arti pada usia < 5 thn.
(+) artinya pernah atau sedang menderita
tuberkulosis.

6
HISTOPATOLOGI
Dijumpai tuberkuloid infiltrat seperti sel
epithelioid dikelilingi monosit, giant cell,
necrose.
Tetapi gambaran ini tidak dapat
memastikan diagnosa karena dapat juga
dijumpai pada penyakit seperti Sy, lepra,
deep mycosis, reaksi hipersensitivity
terhadap benda-benda asing.

7
KLASIFIKASI
Menurut Pillsburry :
I. Tuberkulosis kutis sejati
a. Tuberkulosis kutis primer
1. Inokulasi tuberkulosis primer
(Tuberkulosis chancre)
2. Tuberkulosis kutis miliaris
b. Tuberkulosis kutis sekunder
1. Skrofuloderma
2. Tuberkulosis kutis verukosa
3. Tuberkulosis kutis gumosa
4. Tuberkulosis kutis orifisialis
5. Lupus vulgaris 8
II. Tuberkulid
a. Bentuk papul
1. Lupus miliaris diseminata
fasiei
2.Tuberkulid papulo nekrotika
3. Liken skrofulosorum
b. Bentuk granuloma-ulseronodulus
1. Eritema nodusum
2. Eritema induratum

9
Inokulasi tuberkulosis primer
= tuberculous chancre
Terjadi pada orang yang belum pernah
mendapat infeksi dengan M.tuberculosa.
Biasanya pada anak.
Predileksi pada tempat yang sering kena
trauma spt muka dan ekstremitas bawah.
Afek primer dapat berbentuk papul pustul
atau ulkus dengan dinding bergaung dan
pinggir livid.

10
Indolen.
Masa tunas 2-3 minggu.
Beberapa minggu sesudah afek
primer terjadi limfangitis dan
limfadenitis disebut komplex primer.
Tuberkulin test (+).

11
Chancre Tuberculosis
12
Tuberkulosis kulit
miliaris
Terjadi penjalaran ke kulit dari fokus
infeksi di tempat lain secara hematogen.
Tuberkulin test negatif (anergik).
Ruamnya eritema berbatas tegas, papul,
vesikel, skuama atau purpura yang
menyeluruh.
Prognose buruk.

13
Scrofuloderma
Merupakan bentuk yang terbanyak di
Indonesia (84%).
Defenisi
Tuberkulose kulit yang terjadi akibat
penjalaran per kontinuitatum dari
tuberkulosis organ dibawahnya terutama
limfadenitis tuberkulosis bisa juga dari
tuberkulose tulang, sendi, epididymitis.

14
Predileksi
Pada tempat dimana kel.limf terletak
superficial spt leher, ketiak, lipat
paha.
Bisa mengenai ke 3 tempat diatas,
mungkin penyebaran secara
hematogen.

15
Gambaran klinis
- Kel.limf membesar dengan konsistensi
berbeda2.
- Tanda2 radang akut (-).
- Sebagian nodul melunak → absess dingin
→ fistel multiple.
- Ulkus bentuk khas yaitu memanjang dan
serpiginous, tidak teratur dgn pinggir
berwarna merah kebiruan (livid), dinding
bergaung.

16
- Dasarnya ada jaringan granulasi dgn
discharge seropurulen dan material
caseous → krusta berwarna kuning.
- Penyembuhan spontan dapat terjadi
sesudah bertahun2 dengan meninggalkan
sikatrik yang khas spt skin bridge dan
cord like keloidal scar.
- Pada pinggir lesi sering terjadi lupus
vulgaris.

17
Kriteria penyembuhan
pada scrofuloderma
Semua fistel dan ulkus sudah
menutup.
Seluruh ke.limph mengecil (<1 cm dan
konsistensi keras).
Sikatrik tidak eritematous lagi.
LED ↓.

18
Scrofuloderma
19
Scrofuloderma
20
21
Tuberkulosis kutis
verukosa
Merupakan bentuk terbanyak ke 2 di
Indonesia.
Di negara2 Barat jarang dijumpai,
tetapi di Hongkong 40% dari
Tuberkulosis kutis.
Terjadi karena reinfeksi yang
eksogenous.

22
Predileksi pada tempat2 yang sering
kena trauma (aberasi minor) seperti
tangan dan ekstremitas bawah.
Ruamnya mula2 bentuk papul2 atau
papulo pustulosa kemudian terjadi
hiperkeratotik, plak yang verukous
dan perlahan meluas ke perifer
dengan pinggir irreguler. Bagian
tengah bisa dijumpai absess yang bila
ditekan keluar pus.

23
Bila tidak ada infeksi sekunder,
kel.limf regional tidak membesar.
Tuberkulin test sensitivitas tinggi.
Asimptomatik.
Bila tidak diobati dpt terjadi involusi
sesudah bertahun2 dengan scar
atrofi.

24
CUTICAL VERUCOSE
TUBERCULOSIS

25
Tuberculosis verucosa cutis

26
Lupus vulgaris
Merupakan bentuk Tuberkulosa kutis yang
sangat kronis dan progresif.
Tuberkulin test sensitivity tinggi.
Insiden
- Merupakan bentuk terbanyak di Eropa, A.S. Di
Eropa ± 1% dari penyakit kulit.
- Wanita lebih banyak 2-3x dari laki-laki.
- Dapat dijumpai pada semua kelompok umur
tetapi pada penderita dewasa dan orangtua
lesi cenderung lebih luas dan lebih progresif
drpd anak2.

27
Predileksi 90% pada kepala dan leher spt
hidung, pipi, cuping telinga.
40% Lupus vulgaris terjadi pada parut
Scrofuloderma dan selebihnya dari
tuberkulose tempat lain.
Gambaran klinis
- Mula2 timbul makula atau papul2 yang berwarna
merah kecoklatan kmdn membentuk plak yg
biasanya soliter. Konsistensi lunak dimana pada
pem.diaskopi → infiltrat berwarna apple jelly.
Lesi meluas scr ekspansif ke perifer.
• Asimptomatik.

28
Komplikasi
1. Kontraktur.
2. Mutilasi.
3. Maligna deg (± 10%)
Squamous cell Ca lebih sering dari
Basal cell Ca dengan
kecenderungan metastase tinggi.

29
Lupus vulgaris 30
Typical plaque of Lupus
vulgaris
31
Hypertrophic Lupus vulgaris
32
Lupus vulgaris of the face
33
Lupus vulgaris of the nose
34
Tuberkulosis kutis gumosa
Tuberkulosis ini terjadi akibat penjalaran
hematogen, biasanya dari paru.

Kelainan kulit berupa infiltrate subkutan,


berbatas tegas yang menahun, kemudian
melunak dan bersifat destruktif.

Dibedakan dengan penyakit lain : Sifilis,


Frambusia, dan Deep Mukosis, jadi harus
dilakukan pemeriksaan histopatologik.

35
CUTICAL GUMOSA TUBERCULOSIS

36
Tuberkulose orifisialis
kutis
Adalah bentuk Tuberkulose kutis yg
terjadi pada membran mukosa dan kulit
disekitar orifisium akibat autoinokulasi
M.tuberkulosa dari tuberkulosa organ
dalam, terutama dari Tuberkulosa paru dan
usus, kadang dari Tubekulosa
genitourinaria.
M.tuberkulosa dalam jumlah yang banyak
diinokulasi ke mukosa atau kulit yang
mengalami aberasi.

37
Jarang terjadi (± 0,2%) dari
penderita tuberkulosa organ.
Dapat terjadi pada semua usia, tetapi
terutama pada setengah baya dan
orangtua.
Test tuberkulin (+), ttp pada stadium
lanjut menjadi (-).

38
Ruamnya mula2 berbentuk nodul kecil yang
berwarna kekuningan atau kemerahan kmdn
pecah → ulkus berbentuk sirkuler atau
irreguler dgn dasar ditutupi pseudomembran
yang mudah berdarah. Mukosa sekitarnya
bengkak, oedem dan meradang.
Lesi dapat tunggal atau multiple.
Sangat sakit.
Prognosa kurang baik karena cepat menyebar
dan tidak ada kecenderungan sembuh spotan.

39
.

Orificial tuberculosis

40
Orificial tuberculosis
41
TUBERKULID
Terjadinya erupsi kulit akibat reaksi
hipersensitivitas terhadap toxin yang
dihasilkan mycobacteria dari suatu fokal
infeksi atau akibat penyebaran hematogen
dari mycobacteria.
Ruamnya menyebar dan simetris.
Terjadi pada imunitas sedang dan tinggi.
Ada tendensi involusi spontan.

42
I. Lupus milliaris diseminatus fasiei
Mengenai muka, timbulnya secara
bergelombang.
Ruam berupa papul-papul bulat, biasanya
diameternya tidak melebihi 5 mm, eritematosa,
kemudian meninggalkan sikatriks.
Pada diaskopi member gambaran apple jelly
colour seperti pada lupus vulgaris. Meurut
pendapat sekarang bentuk ini tidak ada
hubungannya dengan tuberculosis dan
penyebabnya tidak diketahui.

43
Lupus milliaris diseminatus fasiei
44
II. Papulonekrotik tuberkulid
Ruamnya berupa papul2 berwarna merah
kotor, mengelompok, yang bagian tengah
depresi (nekrose), krusta yang melekat →
ulkus.
Involusi spontan → pitted skar.
Asimptomatik.
Predileksi ekstensor ekstremitas, terutam
lutut, siku, bokong, penis, tubuh bagian
bawah.
Lebih sering pada anak2, dewasa muda.

45
PAPLONECROTICAL TUBERCULOSIS
46
Papulonecrotic
Papulonecrotictuberkulid
tuberkulid
47
III. Lichen scrofulosorum
Erupsi likenoid, berupa papul2 folikuler
dengan permukaan datar dan skuama halus
diatasnya. Berwarna kekuningan atau pink.
Papul2 bersatu → plak.
Asimptomatik.
Dijumpai pada tubuh anak2 atau dewasa
muda yang menderita tuberkulose.
Lesi dapat menetap berbulan2 → involusi
spontan.

48
LICHEN SCROFULOSORUM

49
IV. Eritema induratum
(Bazin’s disease)=nodular
vasculitis
Bersifat kronik rekuren, terutama pada
musim dingin.
Terutama dijumpai pada wanita usia
adolesence dan sekitar menopause.
Ruamnya berbentuk nodul2 subcutan
terutama pada ekstremitas bawah
(betis).

50
Indolent.
Nodule berwarna merah kecoklatan.
Nodule :
a. diresorbsi → lekukan2 di kulit.
b. nekrose → ulkus dengan pinggir
kebiruan → depressi scar dan
pigmentasi.

51
INDURATUM BAZIN ERYTHEME

52
V. Eritema Nodosum
 Kelainan kulit berupa nodus-nodus terutam
pada ekstremitas bagian ekstensor.
 Diatas nodus-nodus tersebut terdapat
eritema.
 Banyak penyakit yang juga dapat
memberikan gambaran klinis yang hampir
sama seperti Eritema Nodosum Leprosum,
alergi obat secara sistemik dan demam
rematik.
53
GRANULOMA ULSERONODULUS
ERYTHEME NODOSUM

54
Infeksi kulit oleh M.Atipikal :
M.Atipikal yang menyebabkan penyakit
kulit biasanya adalah M.marinum dan
M.kansasii.
Kedua jenis ini mengandung fotokromogen
yaitu sebuah pigmen kuning pada media
kultur Lowenstein-Jensen pada temp. 30-
330C. Dihasilkan dalam 24 jam bila
terpapar cahaya.
M.Atipikal dapat tumbuh bila diinokulasi
pada telapak kaki tikus.
M.Atipikal mempunyai patogenitas
rendah.
55
Swimmingpool granuloma
= Aquarium granuloma
Disebabkan oleh M.marinum.
Paling sering sumber penularan kolam renang
(dapat terjadi epidemik), aquarium, danau,
lautan
Dilaporkan di Amerika Serikat, Hawaii,
Swedia, Inggris.
Predileksi pada tempat yang sering kena
trauma (aberasi minor) seperti jari, lutut, siku,
kaki.
Ruamnya berupa papul, nodule yang
granulomatous yang indolen. Bila multiple
dan tersusun linier sulit dibedakan dengan
Sporotrichosis.
56
Dapat sembuh spontan dalam waktu
1-2 tahun.
Pengobatan golongan tetrasiklin
mis. Minosiklin 200mg/hr selama
1-2 bulan

57
PRINSIP PENGOBATAN TBC
KULIT
Teratur, jangan sampai putus.
Dalam bentuk kombinasi INH + 2 atau
3 macam bakteriasidal lain.
Perbaikan keadaan umum.

58
OBAT-OBATAN
Rejimen Standard (6 bulan)
1. Fase inisial (3/4 obat sehari selama 2 bln)

Dewasa Anak

a. Isoniazid 300 mg 5-8 mg/KgBB


+
b. Rifampicin > 50 kg 600 mg 10-12 mg/KgBB
+ < 50 kg 450 mg
c. Pyrazinamid > 50 kg 2 gr 20-35 mg/KgBB
+ < 50 kg 1,5 gr
Etambutol > 60 kg 15 mg/KgBB Tdk direkomendasikan
atau < 60 kg 25 mg/KgBB 15-20 mg/KgBB
Streptomicin 3-4 gr IM

59
2. Fase continous (2 obat selama 4
bulan)
Isoniazid + Rifampicin (dosis sama
dengan pada tabel)

60
Fase 1. Intensif (inisial)
membunuh kuman yang aktif
membelah secepat2nya dan
sebanyak2nya.
Fase 2. Lanjut (continous)
kegiatan sterilisasi.
membunuh kuman yang tumbuh
lambat.

61
CARA PEMBERIAN DAN EFEK
SAMPING
Nama obat Cara pemakaian Efek samping
INH (H) Per os, dosis tunggal Neuritis, ggn hepar

Rifampicin Per os, dosis tunggal Ggn hepar


(R) Waktu lambung kosong Hypersensitifitas
Thrombocytopenia

Pirazinamide Per os, dosis terbagi Ggn hepar


(Z)

Streptomycin Per injeksi IM Ggn N.VII


Terutama cab.
Vestibularis
Ggn hepar
62
Kombinasi HRZ sangat poten.
Sebelum pengobatan, periksa fungsi
hepar (SGOT, SGPT, Alk.fosfatase),
kemudian 2 minggu sesudah
pengobatan (biasanya meninggi).
Bila pemeriksaan 2 minggu sesudah
itu masih tetap atau menurun → obat
diteruskan, tetapi bila terus menaik,
obat yang diberi adalah H setiap
hari dan R 2 x/mgg.

63
Pengobatan topikal tidak begitu
bermanfaat. Kalau ruam basah →
kompres.
Kadang2 diperlukan tindakan operatif
untuk mempercepat penyembuhan
tetapi obat2 spesifik harus tetap
diteruskan, spt pada Scrofuloderma,
Lupus vulgaris kecil, Tuberkulosis
verucosis, dll.

64
65

Anda mungkin juga menyukai