- Demam,
- Bercak kemerahan ,
- Batuk, pilek,
- Konjungtivitis (mata merah)
- Selanjutnya timbul ruam pada
muka dan leher, kemudian menyebar
ke tubuh dan tangan serta kaki.
BAB 2 16
sakit berat kematian
tidak mau makan minum gizi buruk
diare berat
infeksi paru (pneumonia) kematian
memperberat penyakit Tb paru
radang otak
Dapat menimbulkan wabah/KLB
Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap
campak dan rubella secara cepat
Memutuskan transmisi virus campak dan rubella
Menurunkan angka kesakitan campak dan rubella
Menurunkan angka kejadian CRS
Penguatan imunisasi rutin campak dengan minimal
cakupan 95% di semua level
Imunisasi campak lanjutan usia 18 bulan
Crash program campak pada balita di 183 kab/kota risiko
tinggi bulan Agustus 2016
Kampanye imunisasi MR (catch up campaign) tahun 2017-
2018 untuk anak 9 bulan – <15 tahun
Introduksi vaksin MR ke dalam program imunisasi rutin
tahun 2017-2018
• Menurunkan angka
kesakitan Rubella/CRS
95%, dari angka
tahun 2008
2020
•Cakupan campak dosis pertama minimal 95%
secara nasional
•Cakupan campak dosis kedua minimal 95%
thn 2018
•Fully investigated semua kasus KLB campak
•Surveilans Campak Berbasis Kasus Individu
Eliminasi (Case Based Measles Surveillance) diterapkan
dengan minimal 50% pemeriksaan spesimen
Campak mulai tahun 2014.
2020
• Introduksi imunisasi rubella tahun
2017-2018
Kontrol • Penguatan suveilans rubella &
Rubela/Congine pengembangan surveilans CRS
ntal Rubella mulai thn 2014
Syndrom (CRS)
Sasaran Kampanye Imunisasi MR
Seluruh anak usia :
9 bulan - <15 tahun
TARGET
Jarang sekali > 1/10,000 - < 1/1,000 > 0.01% - < 0.1%
BCG 90 – 95 % - -
Hib 5 – 15 % 2 – 10 % -
Hep B Dws: 15 % ; Anak: 5 % - 1–6 %
Measles/ ~10 % 5 – 15 % 5 % ruam
MMR
Polio - <1% < 1 %**
(OPV)
~10 %* ~10 % ~25 %
DTP Sampai 50 % Sampai 50 % Sampai 55 %
(pertusis)
* Kejadian (rate) reaksi lokal mungkin meningkat pd booster, bisa sampai 50-85%
** Gejala: diare, sakit kepala, dan/ atau nyeri otot.
Vaksin Reaksi Interval awitan Rate per sejuta
dosis
BCG Lymfadenitis Supuratif 2-6 bulan 100-1000
BCG osteitis 1-12 bulan 1-700
BCG Diseminata 1-12 bulan 2
Hib Tidak diketahui -
Hep B Anafilaksis 0-1 jam 1-2
Sindrom Guillain Barré 1-6 minggu 5
Measles/ Kejang demam 5-12 hari 333
MMR Trombositopenia 15-35 hari 33
Anafilaksis 0-1 jam 1-50
Ensefalopati - <1
Polio (OPV) Vaccine-associated paralytic 4-30 hari 0.76-1.3
poliomyelitis (VAPP) (dosispertama)
Risiko meningkat pada dosis 0.17 (dosis
pertama, dewasa, dan berikutnya)
penderita imunokompromais 0.15 (kontak)
Tidak steril Infeksi
Pemakaian ulang alat Abses lokal di daerah
suntik / jarum suntikan
Sterilisasi tidak sempurna Sepsis, sindrom syok
Vaksin / pelarut toksik
terkontaminasi
Pemakaian sisa vaksin utk Infeksi penyakit yang
beberapa sesi vaksinasi ditularkan lewat darah:
hepatitis, HIV
Salah pakai pelarut Abses lokal karena kurang
vaksin kocok
Pemakaian pelarut vaksin Efek negatif obat, mis.
yg salah insulin
Memakai obat sbg vaksin Kematian
atau pelarut vaksin Vaksin tidak efektif
Kesalahan Program Perkiraan KIPI
Penyuntikan salah tempat Reaksi lokal / abses
BCG subkutan
Reaksi lokal / abses
DPT/DT/TT kurang dalam
Suntikan di bokong Kerusakan Nervus
Isiadikus
Transportasi / Reaksi lokal akibat
penyimpanan vaksin vaksin beku
tidak benar
Vaksin tidak aktif
(tidak potent)
Tidak terhindar dari
Mengabaikan indikasi
kontra reaksi yang berat
CONTOH CONTOH
Kegagalan CONTOH Demam
CONTOH
pabrik vaksin Transmisi Vasovagal setelah
CONTOH untuk syncope imunisasi
infeksi
Trombositope- menginaktivas pada (hubungan
melalui vial
nia pasca i secara seorang sementara)
multidosis
pemberian komplit suatu dewasa dan parasit
yang
vaksin campak lot vaksin IPV muda malaria
terkontami-
yang nasi setelah yang
menyebabkan imunisasi. diisolasi dari
polio paralitik darah.
Agustus – September 2017
Anak usia 9 bulan - < 15 tahun
Walau imunisasi dasar dan lanjutan sudah lengkap
Disuntikkan di lengan kiri atas
Kontra indikasi:
Individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid, imunosupresan dan radioterapi
Wanita hamil
Leukemia, anemia berat dan kelainan darah lainnya
Kelainan fungsi ginjal berat
Decompensatio cordis
Setelah pemberian gamma globulin atau transfusi darah
Riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomicyn)
Tunda :
Sedang demam
Sedang batuk pilek
Sedang diare
Vaksin buatan Biofarma Bandung AMAN dan TERJAMIN kualitasnya
Vaksin MR sangat aman
Reksi Lokal:
Nyeri di lokasi suntikan
Bengkak di lokasi suntikan
Merah di lokasi suntikan
Reaksi sistemik:
Demam (hari ke 5 dan 6 pasca imunisasi) selama 5 hari beri obat penurun
panas
malaise
kulit bintik-bintik merah (hari ke 7 – 10 pasca imunisasi) selama 2 – 4 hari
KIPI serius:
Anafilaksis
Penangulangan :
Demam, nyeri : beri obat demam / nyeri
Demam , gelisah : minum sering, baju tipis
Kulit bintik-bintik merah : mandi, beri bedak
Pada sasaran yang lebih besar bisa terjadi reaksi
kecemasan berupa pingsan (bedakan dengan
anafilaksis)
Reaksi kecemasan ringan ditandai oleh ekspresi
wajah yang penuh kecemasan dan pucat disertai
gejala-gejala hiperventilasi, sakit kepala ringan,
pusing, kesemutan di tangan dan sekitar mulut
Pada pingsan tanda vital masih normal, bisa
diatasi dengan membaringkan penderita secara
terlentang
KIPI yang koinsiden harus diwaspadai -->
penapisan status kesehatan anak penting