Anda di halaman 1dari 19

JOURNAL READING:

Cortisol as a predictor of
psychological therapy response in
depressive disorders: systemic review
and meta-analysis
Susanne Fischer, Rebecca Strawbridge, Andres Herane Vives and Anthony J. Cleare
The British Journal of Psychiatry (Dec 1, 2016) 1-5. doi: 10.1192/bjp.bp.115.180653

Pembimbing:

dr. Sutantri, Sp.KJ


LATAR BELAKANG

 Banyak pasien dengan gangguan depresi menunjukkan


resistensi terhadap terapi psikologis

 Temuan yang sering terjadi adalah perubahan pada


axis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA)

 Kortisol dikenal untuk mengatur proses kognitif

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


Latar Belakang

 Terapi psikologis adalah salah satu perawatan yang paling efektif


untuk gangguan depresi

 Namun, sekitar 50% pasien tidak memberi respon terhadap intervensi


psikoterapeutik (Cujipers P et al)
 “treatment resistant”

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


Gangguan
Gangguan Perubahan axis sensitivitas
Hiperkortisolisme
Depresi HPA negative
feedback

Gangguan
Kortisol Kognitif ↓
Depresi

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


TUJUAN

 Melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisis


pada kortisol sebagai prediktor respon terapi
psikologis

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


METODE

Database

Cochrane Library

EMBASE

MEDLINE

PsycINFO

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


METODE: ekstraksi data

Inklusi
• Anak-anak, remaja/dewasa rawat jalan dan rawat inap yang
mengalami gangguan depresi (berdasarkan DSM/ICD)
• Segala penilaian kortisol pra-penanganan
• Terapi psikologis termasuk penilaian gejala paska-
penanganan

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


METODE: ekstraksi data

Eksklusi
• Komorbid gangguan mental
• Komorbid penyakit medis atau pengobatan saat
ini/sebelumnya
• Penelitian yang mencakup kombinasi psikologis dan
farmakoterapi

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


METODE

TABEL DS1
 Penulis pertama  Jenis dan intensitas terapi psikologis
 Tahun publikasi  Tingkat kortisol pra-penanganan
pada rambut, urin, saliva atau darah,
 Jumlah pasien yang diobati
skor gejala paska-penanganan
 Jenis kelamin dan usia depresi dan penyesuaian untuk
 Diagnosis utama kovariat

 Kriteria kelayakan
 Desain penelitian

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


METODE: ekstraksi data

Kortisol

Rambut Darah

Urin
 Dexamethasone
Saliva Suppression Test (DST)

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


METODE

TABEL DS2
 Penilaian dalam
penelitian yang
menyelidiki
hubungan antara
tingkat kortisol
pra-perawatan Maksimal Skor kualitas yang
dan respon terapi dapat dicapai adalah 18
psikologis pada
pasien gangguan
depresi

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


HASIL

84
25,991 penelitian
Berpotensi relevan

Eksklusi:
76
• Bukan penelitian asli
• Bukan termasuk pasien
depresi
• Tidak menilai kadar kortisol

8
n = 212 peserta

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


HASIL

 Rush et al, 1982  Hasilnya cukup konsisten:

 Robbins et al, 1989 Setengah dari 8 penelitian, pasien dengan tingkat


kortisol basal atau post-challenge yang lebih tinggi
 McKnight et al, 1992 dapat mempertahankan tingkat depresi yang
lebih tinggi setelah selesai terapi psikologis
 Thase et al, 1993
 Thase et al, 1996
 Kundermann et al, 2009
 Gunlicks-Stoessel et al, 2013
 Holland et al, 2013

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


HASIL
HASIL

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


HASIL

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


PEMBAHASAN

 Semakin tinggi tingkat kortisol basal dan post-challenge sebelum


dimulainya terapi psikologis, maka akan semakin banyak gejala
depresi yang dialami di akhir perawatan dan/atau semakin sedikit
perubahan dari gejala

Perubahan axis HPA seorang pasien depresi

Semakin buruk kerusakan kognitifnya

Sulit mengikuti terapi psikologis


Penerapan penelitian selanjutnya

 Konsentrasi kortisol pra perawatan dapat memprediksi respon


terhadap terapi psikologis pada pasien depresi
 Rendahnya jumlah keseluruhan penelitian yang diterbitkan,
kemungkinan bias publikasi, usia studi tertentu dan adanya
heterogenitas

BJPsych 1─5. Dec 1, 2016


BJPsych 1─5. Dec 1, 2016

Anda mungkin juga menyukai