Sistem Kardiovaskuler
Decompensatio Cordis
◦ Disebut gagal jantung karena daya pompanya lemah sehingga
aliran darah terganggu dan menimbulkan edema
Aritmia Jantung
◦ Aritmia adalah gangguan irama jantung karena terjadinya
peningkatan frekuensi detak jantung ( tachycardia
ventriculer ), fibrilasi dan flutter
Angina Pectoris & Infark
◦ Angina pectoris adalah nyeri dada yang disebabkan
berkurangnya aliran darah di arteri koroner Serangan
angina pectoris karena arteri koroner menyempit dan
umumnya terjadi karena penderita beraktivitas secara
emosional
◦ Infark terjadi karena penyumbatan lama pada arteri
koroner dapat menimbulkan kematian jaringan otot
jantung
Patofisiologis Kardiovaskuler….
Hipertensi
◦ Tekanan darah yang tinggi memaksa jantung bekerja
keras dan mengalam gangguan Apabila diastolenya
menetap tinggi akan menyebabkan gagal jantung
Aterosklerosis dan Arteriosklerosis
◦ Aterosklerosis adalah kondisi pengerasan pembuluh
darah yang disebabkan karena faktor usia lanjut
◦ Arteriosklerosis bukan penyakit karena faktor usia lanjut
HIPERTENSI
Hipertensi akelainan yang sering dijumpai
Macam :
Hipertensi primer (90%) a penyebab tidak
diketahui
Hipertensi sekunder (5%-10%) a akibat
penyakit lain
Insidens : USA a sekitar 15% (60 juta orang)
Sering tanpa gejala
Hipertensi kronis a gagal jantung kongestif,
infark miokardial, kerusakan ginjal, CVA
Klasifikasi Tekanan Darah
Berdasarkan JNC VII
Aldosteron
Retensi garam
GFR dan air Volume darah
Respons yang diperantarai sistem renin-angiotensin-aldosteron
Algoritma Pengobatan Hipertensi
Modifikasi Gaya Hidup
Obat awal
DILTIAZEM
Juga berefek pada otot polos jantung dan pembuluh
darah
Efek inotropik negatif dan efek sampingnya lebih
sedikit dibandingkan verapamil
DIHYDROPYRIDINES
Generasi I : Nifedipine
Lainnya : Generasi II a interaksi dengan obat
kardiovaskuler lain sedikit
Efek pada CCB pada otot polos pembuluh darah >
jantung
Efektif untuk terapi hipertensi
Nimodipine a termasuk dihydropyridine a
digunakan utk terapi stroke
VI. a-blocker
Prazosin, doxazosin, terazosin
Blok kompetitif terhadap adrenoseptor a1 a
relaksasi otot polos arteri dan vena a
tahanan vaskuler perifer menurun a TD
menurun
Perubahan minimal pada cardiac output,
aliran darah ginjal, GFR a takikardi –
(jangka panjang)
ES : retensi garam dan air, postural
hipotensi, refleks takikardi, syncope (dosis
I)
VII. OBAT ADRENERGIK SENTRAL
CLONIDINE
a2 agonis a menurunkan outflow adrenergik
sentral
Utk terapi HT ringan s/d sedang yang tidak
responsif thd diuretik saja
Tidak menurunkan aliran darah ginjal dan GFR a
utk HT dg komplikasi peny. ginjal
Absorpsi baik stlh pemberian p. o
Ekskresi lewat ginjal
ES : retensi garam dan air, sedasi, mukosa nasal
mengering
Penghentian mendadak a rebound HT
a-METHYLDOPA
Prodrug a methylnorepinephrine
a2 agonis a menghambat outflow adrenergik
sentral a tahanan perifer menurun a TD turun
Cardiac output dan aliran darah ke organ penting
tidak terpengaruh
ES yang paling umum : sedasi dan drowsiness
VIII. VASODILATOR
Merupakan relaksan otot polos vaskuler
yang bekerja langsung pada pembuluh
darah a menurunkan tahanan perifer a
tekanan darah
Respons kompensasi : peningkatan
kontraktilitas dan denyut jantung serta
konsumsi oksigen jantung, juga timbul
retensi garam dan air
Respons kompensasi tersebut dapat diblok
dengan pemberian diuretika dan b-blocker
HYDRALAZINE
Vasodilator direk
Hampir selalu digunakan bersama dengan b-
blocker (mis, propranolol, utk mengontrol refleks
takikardi) dan diuretik (utk mengurangi retensi
garam)
Hydralazine monoterapi a untuk mengontrol
hipertensi pada kehamilan
ES : sakit kepala, mual, berkeringat, aritmia,
presipitasi angina, lupus-like syndrome (dosis
tinggi, reversibel)
MINOXIDIL
ACE Inhibitor
Kombinasi rasional
Terbukti menguntungkan pada percobaan
HYPERTENSIVE EMERGENCY
Jarang, namun mengancam jiwa
TD diastole >150 mmHg (dengan sistole
>210 mmHg) pada individu sehat, atau
TD diastole >130 mmHg pd individu dg
komplikasi seperti ensefalopati, perdarahan
serebral, gagal jantung, atau stenosis aorta
Tujuan terapi : menurunkan tekanan darah
secara cepat
a. Sodium Nitroprusside
Pemberian i.v a vasodilatasi arteri dan vena a
refleks takikardi
Cepat dimetabolisme (T1/2 bbrp menit) a
infus kontinuos
b. Labetalol
Merupakan blocker reseptor a sekaligus b
Pemberian : bolus i.v atau per infus
Tidak menyebabkan refleks takikardi
c. Fenoldopam
Antagonis reseptor dopamin-1 perifer
Pemberian : infus i. v.
Menurunkan tekanan darah tetapi tetap
mempertahankan perfusi renal
Kontraindikasi pada penderita glaukoma
d. Nicardipine
Merupakan bloker kanal kalsium
Pemberian : infus i. v.
ANGINA
Nyeri dada mendadak yang
parah, seperti ditekan, yang
menyebar ke leher, rahang
bawah, bahu, dan lengan kiri
Disebabkan
ketidakseimbangan antara
aliran darah koroner dengan
kebutuhan O2 miokard a
iskemia
TIPE ANGINA
1. ANGINA STABIL/
ANGINA
ATEROSKLEROTIK
2. ANGINA
UNSTABLE
3. ANGINA VARIANT/
ANGINA
PRINTZMETAL/
ANGINA
VASOSPASTIK
A. ANGINA STABIL
FARMAKOLOGIS NON-FARMAKOLOGIS
Defosforilasi
Nitrit Relaksasi otot
Miosin
Light chain polos vaskuler
Nitric
oxide c-GMP
Farmakokinetik nitrat
a. NIFEDIPINE
Derivat dihydropiridine
Terutama bekerja sebagai vasodilator arterial a terapi variant
angina krn vasospasme spontan
Amlodipine a tidak mempengaruhi denyut jantung dan cardiac
output
Pemberian p.o, dpt berupa tablet lepas lambat
Mengalami metabolisme di hepar, ekskresi lewat urine dan
feses
ES : flushing, sakit kepala, hipotensi, edema perifer, konstipasi,
refleks takikardi
Dihidropiridine short acting hrs dihindari pada penyakit
jantung koroner
b. VERAPAMIL
c. DILTIAZEM
Meperlambat konduksi AV a memperlambat denyut jantung
Mengatasi spasme arteri koroner a terapi variant angina
Dimetabolisme di hepar, ES sedikit
ANTIARITMIA
Pengertian Aritmia
Aritmiadisebabkan karena aktivitas pacu
jantung yang abnormal atau penyebaran
impuls abnormal. Jadi, pengobatan
aritmia bertujuan mengurangi aktivitas
pacu jantung ektopik dan memperbaiki
hantaran atau pada sirkuit reentry yang
membandel ke pergerakan melingkar
yang melumpuhkan.
Aritmia timbul akibat perubahan
elektrofisiologi sel-sel miokardium.
Perubahan elektrofisiologi ini
bermanifestasi sebagai perubahan bentuk
potensial aksi yaitu rekaman grafik
aktivitas listrik sel.
Gangguan irama jantung tidak hanya
terbatas pada iregularitas denyut jantung
tapi juga termasuk gangguan kecepatan
denyut dan konduksi
Aritmia jantung menyebabkan detak jantung menjadi
terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Aritmia jantung umumnya tidak berbahaya. Kebanyakan
orang sesekali mengalami detak jantung yang tidak
beraturan kadang menjadi cepat, kadang melambat.
Namun beberapa jenis aritmia jantung dapat
menyebabkan gangguan kesehatan atau bahkan sampai
mengancam nyawa. .
Aritmia dan HR abnormal tidak harus terjadi bersamaan.
Aritmia dpt terjadi dg HR yang normal, atau dengan
HR yang lambat (disebut bradiaritmia - kurang dari 60
per menit). Aritmia bisa juga terjadi dengan HR yang
cepat (disebut tachiaritmia - lebih dari 100 per menit).
Gangguan irama jantung dapat di bagi dua:
Gangguan irama fibrilasi(tidak
kuncup)pada serambi beresiko stroke
(paling sering terjadi).
Gangguan irama fibrilasi (tidak kuncup)
pada bilik jantung berakibat langsung fatal.
Macam-Macam Aritmia
a. Sinus Takikardi
Meningkatnya aktifitas nodus sinus,
gambaran yang penting pada ECG adalah :
laju gelombang lebih dari 100 X per menit,
irama teratur dan ada gelombang P tegak
disandapan I,II dan aVF.
b. Sinus bradikardi
Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang
terpenting pada ECG adalah laju kurang dari 60
permenit, irama teratur, gelombang p tgak
disandapan I,II dan aVF
c. Komplek atrium prematur
Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar
nodus sinus menyebabkan kompleks atrium
prematur, timbulnya sebelu denyut sinus
berikutnya. Gambaran ECG menunjukan irama
tidak teratur, terlihat gelombang P yang berbeda
bentuknya dengan gelombang P berikutnya.
d. Takikardi Atrium
Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali
oleh suatu kompleks atrium prematur sehingga
terjadi reentri pada tingkat nodus AV.
e. Fluter atrium.
Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium.
Depolarisasi atrium cept dan teratur, dan
gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan
atau aVF seperti gambaran gigi gergaji
f. Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda
dan atau daerah reentri multipel. Aktifitas atrium
sangat cepat.sindrom sinus sakit
Penyebab dan factor resiko
gangguan irama jantung
1. Peradangan jantung, misalnya demam
reumatik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis
koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh
digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia
lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit
(hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf
autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf
pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme,
hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena
kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit
degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung)
Mekanisme utama untuk mencapai
tujuan adalah:
Hambatan saluran natrium
Hambatan efek otonom simpatis pada
jantung
Perpanjangan periode refrakter yang
efektif
Hambatan pada saluran kalsium
Obat aritmia dikelompokkan menurut efek
elektrofisiologik dan mekanisme kerjanya menjadi
lima, yaitu:
Kelas I : Penyekat kanal natrium (memiliki
sifat seperti anestesi lokal)
-- Depresi sedang: memanjangkan repolarisasi
(kuinidin, prokainamid, dan disopiramid)
-- Depresi minimal:mempersingkat repolarisasi
(lidokain, meksiletin, fenitoin, dan tokainid)
-- Depresi kuat: efek ringan terhadap repolarisasi
(enkainid, flekainid, indekainid, dan propafenon)
Kelas II: Penyekat adrenoreseptor beta:
mengurangi aktivitas adrenalin
(propanolol, esobutanol, dan esmolol)
Kelas III: Memanjangkan repolarisasi:
memperpanjang periode refrakter efektif
oleh suatu mekanisme berbeda daripada
hambatan saluran natrium. (amiodaron,
bretilium, sotalol, dofetilid, dan ibutilid)
Kelas IV: Penyekat kanal Ca++ (verapamil
dan diltiazem)
Kelas V: Lain-lain (adenosin, magnesium
dan kalium)
Kelas I : Penyekat kanal
natrium
Kuinidin
Kuinidin merupakan obat paling umum yang
digunakan secara oral sebagai antiaritmia di
Amerika Serikat. Kuinidin menekan
kecepatan pacu jantung serta menekan
konduksi dan ekstabilitas terutama pada
jaringan yang mengalami depolarisasi.
Kuinidin bersifat penghambat adrenoseptor
alfa yang dapat menyebabkan atau
meningkatkan refleks nodus sinoatrial.
Efek ini lebih menonjol setelah pemberian
intravena.
Biasanya diberikan peroral dan segera
diserap oleh saluran cerna. Digunakan
pada hampir segala bentuk aritmia.
Prokainamid
Efek elektrofisiologik prokainamid sama seperti
kuinidin. Obat ini mungkin kurang efektif pada
penekanan aktivitas pacu ektopik yang abnormal
tetapi lebih efektif pada penghambatan saluran
natrium pada sel yang mengalami depolarisasi.
Prokainamid mempunyai sifat penghambat
ganglion. Dengan konsetrasi teraupeutik, efek
pembuluh darah perifernya kurang menonjol
daripada dengan kuinidin.
Prokainamid aman diberiakan intravena dan
intamuskular serta diabsorbsi baik melalui oral
dengan 75% keberadaan bilogik sistemik.
DISOPIRAMID
Disopiramid fosfat erat hubungannya
dengan isopropamid, obat yang telah lama
digunakan dengan sifat antimuskariniknya.
Efek antimuskarinik terhadap jantung
bahkan lebih jelas daripada kuinidin.
Karenannya, obat yang memperlambat
hantaran atrioventrikular harus diberikan
bersama-sama dengan disopiramid pada
pengobatan kepak serambi atau fibrilasi
atrium.
LIDOKAIN
Lidokain adalah obat antiaritmia yang paling lazim
dipakai dengan pemberian secara intravena.
Insidens toksisitasnya rendah dan mempunyai
efektivitas tinggi pada aritmia dengan infark otot
jantung akut.
Lidokain merupakan penghambat kuat terhadap
aktivitas jantung yang tidak normal, dan
tampaknya selalu bekerja pada saluran natrium.
Karena obat ini merupakan metabolisme hati pada
lintas pertama, hanya 3% lidokain yang diberikan
per oral terdapat dalam plasma. Lidokain adalah
obat pilihan untuk menekan takikardia ventrikel
dan fibrilasi setelah kardioversi.
TOKAINID & MEKSILETIN
Tokainid & Meksiletin adalah turunan
lidokain yang tahan terhadap metabolisme
hati pada lintasan pertama. Karena itu
dapat digunakan melalui oral. Kedua obat
menyebabkan efek samping neurologik,
termasuk tremor, penglihatan kabur, dan
letargik.
FENITOIN
Karena efektivitasnya terbatas, maka
hanya dipertimbangkan sebagai obat
barisan kedua pada pengobatan aritmia.
FLEKAINID
Flekainid adalah penghambat saluran
natrium yang kuat terutama digunakan
untuk pengobatan aritmia ventricular.
Flekainid dipakai sebagai cadangan
mutakhir untuk pasien takiaritmia
ventricular yang berat dengan resiko rasio
manfaat lebih menguntungkan.
PROPAFENON
Mempunyai struktur mirip dengan
propranolol dan mempunyai aktivitas
penghambat beta yang lemah. Spectrum
kerjanya mirip dengan kuinidi. Potensi
penghambat saluran natrium mirip dengan
flekainid.
Kelas II:
Penyekat adrenoreseptor beta
Propanolol
Propanolol dan obat sejenisnya
mempunyai sifat antiaritmia karena
kemampuannya sebagai penghambat
reseptor beta dan efek terhadap
membrane secara langsung.
Kelas III:
Memanjangkan repolarisasi:
memperpanjang periode refrakter efektif
dengan memperpanjang aksi potensial
BRETILIUM
Obat ini mempengaruhi pelepasan ketekolamin
saraf tetapi juga mempunyai sifat sebagai
antiaritmia secara langsung. Bretilium
memperpanjang masa kerja potensial ventrikel
(bukan atrium) dan efektif terhadap periode
refrakter. Jadi, bretilium dapat mengubah
pemendekan masa kerja potensial yang disebabkan
oleh iskemik.
Efek samping utama adalah hipotensi ortostatik.
Mual dan muntah dapat terjadi setelah pemberian
intravena bolus bretilium. Bretilium hanya
digunakan untuk keadaan gawat darurat.
SOTALOL
Adalah penghambat kerja beta nonselektif
yang juga memperpanjang masa kerja
potensial dan merupakan obat antiaritmia
yang efektif.
Kelas IV: Penyekat kanal Ca++
VERAPAMIL
Mengahambat saluran kalsium baik yang
aktif maupun yang tidak aktif. Jadi, efeknya
lebih jelas pada jaringan yang sering
terangsang, yang berpolarisasi kurang
lengkap pada keadaan istirahat, dan
aktivitasnya hanya tergantung pada aliran
kalsium, seperti nodus sinoatrial dan
atrioventrikular.
DILTIAZEM DAN BEPRIDIL
Obat ini tampak sama manfaatnya dengan
verapamil pada penanggulangan aritmia
supraventrikular, termasuk control
kecepatan pada fibrilasi atrium.
Kelas V: Lain-lain ( adenosin,
magnesiumdan kalium
ADENOSIN
Adalah nukleosid yang berada di seluruh
tubuh secara alamiah. Adenosine
menyebabkan muka merah pada kira-kira
20% pasien dan pernapasan singkat atau
dada seperti terbakar lebih dari 10%.
MAGNESIUM
biasanya digunakan untuk pasien aritmia
yang disebabkan oleh digitalis yang
mengalami hipomagnesemia, infuse
magnesium telah ditemukan mempunyai
efek antiaritmia pada beberapa pasien
yang mempunyai kadar magnesium
normal.
KALIUM
Efeknya dapat disimpulkan :
-- Kerja depolarisasi potensial istirahat
-- Kerja potensial membrane yang
menstabilkan
GAGAL JANTUNG
Pengertian Gagal Jantung
- Hipertensi
- Ischaemic heard disease
- Alcohol
- Hypothyroidsm
- Congenital (defek septum, atrial septal defek,
ventrical septal defek)
- Kardiomiopati (dilatasi, hipertropik,
restriktif)
- Infections
- Nut ritional
- dll
Patogenesis Gagal Jantung