Anda di halaman 1dari 26

Assalamualaiku

m Wr.Wb
ANGGARA
N NEGARA
KELOMPOK 3
1. Maya Rosida
2. M. Ibnu
Sauqi
3. Ulwiyatu
Riv’ah
4. Ariyanto
5. Amru
PEMBAHASAN
1) Pengertian dan Lingkungan
Anggaran
2) Klasifikasi Anggaran
3) Prinsip Prinsip Penyusunan
Anggaran
4) Rancangan Penyusunan Anggaran
5) Siklus/ Daur Anggaran

Anggaran Negara
Pengertian Dan Lingkungan Anggaran
1. Pengertiaan anggaran
A budget, in the general sense of ter, is a financial plan for specific period
time. A goverment budget therefore, is a statement of proposed expenditur
and expeted revenues for coming period, together with data of actual
expenditur and revenues for current and past periode
Dari definisi diatas, dapat diartikan bahwa anggaran negara meliputi:
 rencana pengeluaran/ belanja
 Rencana penerimaan/ pembiayaan belanja
 Mencangkup jangka waktu tertentu
Sehingga pengertian anggaran atw APBN
menurut UU No. 17/2003 adalah rencana
tahunan pemerintah negara yang di setujui oleh
DPR , dan anggaran pendapatan dan belanja
daerah , selanjutnya di sebut APBD, adalah
rencana keuangan tahunan pemerintah daerah
ysng di detujui oleh dewan perwakilan rakyat
b. Lingkungan Anggaran
Sistem anggaran negara menurut sugijanto et al (1995), terdiri dari unsur unsur:
unsur pertama
kebutuhan dan kepentingan rakyat banyak, sesuai dengan tujuan bangsa
unsur kedua sistem pemerintahan negara yang erat berkaitan dengan anggaran negara:
1. majelis permusyawaratan rakyat (MPR)
2. dewan perwakilan rakyat (DPR)
3. Presikden
4. kabinet/ menteri negara
5. badan pemeriksa keuangan (BPK)
Unsur ketiga sistem administrasi negara yang sangat erat kaitannya dengan sistem
pemerintahan
1. MPR - menentukan GBHN
2. Presideen/mandataris presiden - menyusun PELITA dan RABN tahunan
3. DPR - Terima RAPBN, menentukan UU-APBN
4. BPK - memeriksa pelaksanaan APBN oleh pemerintah
Menurut UU. No. 25 tahun 2004 tentang perencanaan
pembangunan Nasional, antara lain di sebutkan:

pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam
rangka mencapai tujuan bernegara.
Sistem perencanaan pembangunan nasional adalah suatu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang,
jangka menengan dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara dan masyarakat
di tingkat pusat dan daerah.

 Hasil perencanaan pembangunan dan hasilnya:


1. Rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) adalah dokumen perencanaan untuk periode
20 tahun
2. Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) adalah dokumen perencanaan untuk
periode 5 tahun
a. RPJM kementrian atau lembaga selanjutnya disebut rencana strategis kementrian adalah
dokumen perencanaan kementrian untuk periode 5 tahun
b. RPJM satuan kerja perangkat daerah (restra SKPD) adalah dokumen perencanaan satuan
kerja perangkat daerah untuk periode 5 tahun
3. Rencana pembangunan tahunan nasional atau disebut rencana kerja
pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode
satu tahun :
a. Rencana pembangunan tahunan kementrian/ lembaga ( Renja KL)
b. Rencana pembangunan tahunan daerah (RKPD)
c. Rencana pembangunan tahunan satuan kerja perangkat daerah (renja-
SKPD)

4. Mentri menyiapkan rancangan RPJP Nasional dan kepala pabbeda


menyiapkan rancangan RPJP Daerah
5. Rancangan RPJP Nasional dan RPJP Daerah menjadi bahan utama bagi
musyawarah rencana pembangunan (Musrembang)
6. Musrembang diselenggarakan dalam rangka menyusun RPJP dan diikuti
oleh unsur unsur penyelenggaraan negara dengan mengikutsertakan
masyarakat
7. Mentri menyelenggarakan musrembang jangka panjang nasional, dan
kepala pabbeda menyelenggarakan musrembang jangka panjang daerah
8. Penyelenggaraan musrembang tersebut dilaksanakan paling lambat satu
tahun sebelum berakhirnya periode RPJP yang sedang berjalan.
UUD 1995 merupakan landasan konstitusional penyelenggaraan negara, dalam
waktu relatif singkat (1999-2002) telah mengalami 4 kali perubahan. Dengan
berlakunya amandemen UUD 1995 tsb telah terjadi perubahan dalam
pengelolaan pembangunan yaitu
1. Penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyusunan APBN
2. Ditiadakan Gari-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman
penyusunan rencana pembangunan nasional
3. Diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam
NKRI
FUNGSI ANGGARAN adalah sebagai berikut
1. Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam mengelola negara untuk periode
yang akan datang
2. Alat pengawas bagi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah
3. Alat pengawas terhadap kemampuan pelaksanaan kebijakan pemerintah
Sesuai UU. No. 17/2003, lingkungann yang
berhubungan dengan APBN (Pasal 13,14 dan 15 adalah:

1. Pemerintah pusat meliputi


a. Presiden sebagai kepala pemerintahan yan
memegang kekuasaan pengelolaan keuangan
negara
b. Menteri keuangan, selaku mengelola fiskal
dan pemegang fungsi bendahara umum negara
(BUN).
c. Menteri/ Pimpinan Lembaga selaku pengguna
anggaran/ pengguna barang kementrian
negara/ lembaga
2. DPR.
3. BPK.
Ada tiga tahap dalam rangka penyusunan RUU
APBN sampai dengan pengesahan UU APBN
sebagai berikut:
1. Pemerintah pusat menyampaikan pokok-pokok
kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun
anggaran berikutnya kepada DPR, kemudian
melakukan pembahasan bersama dalam pembicaraan
pendahuluan RABN tahun anggaran berikutnya, dan
periotas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap
kementrian negara/ lembaga dalam penyusunan
usulan negara.
2. Dalam rangka penyususnan rancangan APBN, mentri/
pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran
menyusun rancangan kerja yang akan dicapainya,
sampai ke DPR untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan, dan hasil pembahasan tersebut
disampaikan kepada mentri keuangan sebagai bahan
penyusunan RUU APBN
3. Pemerintah mengajukan RUU APBN kepada DPR
untuk dibahas, disyahkan dan ditetapkan sebagai UU
APBN.
Klasifikasi Anggaran
• Pembagian anggaran yhang utama sebelum adanya undang-undang baru
(UU NO. 17/2003) adalah berdasarkan:

1. Objek, menurut jenis penerimaan dan pengeluaran.


2. ORGANISASI, terbagi Departemen/ Lembaga, unit organisasi
3. FUNGSI, Seperti pengairan, perhubungan, pendidikan , dan sebagainya,
terbagi dalam sektor, sub sektor.
4. SIFAT/ KARAKTER, seperti pengeluaran operasional, belanja, modal,
pembayaran utang, dan sebagainya
5. APBN, pendapatan rutin/ pembangunan dan belanja rutin/ pembangunan
Berdasarkan UU APBN yang disyahkan legislatif, pembagiannya
adalah:

a) Anggaran pendapatan, berdasarkan atas objek


(jenis penerimaan)
b) Anggaran belanja, berdasarkan fungsi (sektor dan
sub sektor)

UU-APBN yang disahkan Legislatif,


dipertanggungjawabkan oleh :
a. Presiden kepada DPR, berdasarkan fungsi
b. Mentri kepada Presiden berdasarkan obyek (mata
Anggaran)
Ketentuan tentang anggaran ini diatur lebih lanjut dalam PP No.
20/2004 tentang rencana kerja pemerintah dan PP NO 21/ 2004
tentang rencana kerja dan anggaran kementrian negara/ lembaga

1. Klasifikasi berdasarkan organisasi


2. Klasifikasi berdasarkan fungsi
3. Klasifikasi berdasarkan jenis belanja
4. Klasifikasi berdasarkan program dan kegiatan
5. Klasifikasi berdasarkan pos-pos neraca
6. Klasifikasi berdarkan arus kas
Perkiraan akuntansi untuk neraca, LRA dan LAK
5. BELANJA NEGARA
1. ASET 51 Belanja Pegawai
11 Aset Lancar 52 Belanja Barang
12 Investasi Jangka Panjang 53 Belanja Modal
13 Aset Tetap 54 Belanja Pembayaran Bunga
14 Dana Cadangan 55 Belanja Subsidi
15 Aset Lain-lain 56 Belanja Hibah
57 Belanja Bantuan Sosial
2. KEWAJIBAN 58 Belanja Dan Lain-lain
21 kewajiban jangka pendek
22 kewajiban jangka panjang 6. BELANJA UNTUK DAERAH
61 Belanja Dana Perimbangan
3. EKUITAS 62 Belanja Dana Otonomi Khusus Dan
31 Ekuitas Dana Lancar Penyesuaian
32 Ekuitas Dana Investasi
33 Ekuitas Dana Cadangan 7. PEMBIAYAAN
71 Penerimaan Pembiayaan
4. PENDAPATAN DANA DAN HIBAH 72 Pengeluaran Pembiayaan
41 Penerimaan Perpajakan
42 Penerimaan Bukan Pajak 8. NON ANGGARAN (untuk LAK)
43 Penerimaan Hibah 81 Penerimaan Non Anggaran
82 Pengeluaran Non Anggaran
Prinsip- Prinsip Penyusunan Anggaran
a. Keterbukaan
b. Perioditas
c. Pembebanan anggaran pengeluaran dan menguntungkan anggaran
penerimaan
d. Fleksibilitas
e. Prealabel
f. Kecermatan
g. Kelengkapan dan universalitas
h. Komprehensif
i. Terinci
Ancangan penyusunan anggaran
1. Lines-item Budgeting atau Pendekatan Tradisional, penyusunan anggaran
jenis ini berdasarkan Pos/item untuk setiap jenis pengeluaran dan
penerimaan.
2. Program Budgeting, penyusuna anggaran berdasarkan program tugas
pekerjaan, untuk efektivitasnya.
3. Performance Budgeting, tekanan pada pengukuran hasil pekerjaan/kinerja,
untuk efesiensiny, dari pada jumlah pengeluarannya.
4. Planning, Programming and Budgeting System (PPBS), PPBS dan Zero
Budgeying menghubungkan 3 unsur :
a. Perencanaan hasil-hasil yang diinginkan
b. Pemograman kegiatan fisik untuk mencapai hasil yang
diinginkan
c. Penganggaran atau alokasi dana yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang dituju
d. Zero Base Budgeting
Siklus/ Daur Anggaran
Dalam UU. No.17/2003 ditetapkan, bahwa
APBN merupakan wujud pengelolaan
keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun
dengan Undang-Undang, terdiri atas anggaran
pendapatan, anggaran belanja, dan
pembiayaan. Pendapatan neagara terdiri
penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak,
dan hibah. Sedangakan belanja negara
digunakan untuk keperluan tugas pemerintah
pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan
negara pemerintah pusat dan daerah, uang
Lanjutan . . .
Dasar Anggaran Pemerintah R.I dikelompokan
dalam 5 tahap :
1. Penyusunan dan pengajuan RUU-APBN oleh
pemerintah kepada DPR
2. Pembahasan dan pengesahan RUU-APBN
dan penetapan RUU-APBN oleh DPR
3. Pelaksaan anggran akuntansi dan pelaporan
keuangan negara oleh pemerintah
4. Pemeriksaan pelaksanaan anggaran,
akuntansi dan laporan keuangan oleh BPK
5. Pembahasan dan persetujuan laporan
Tahap-I
Tahun Anggaran meliputi masa satu Tahun mulai
tanggal 1 januari s.d 31 Desember (UU.No 1/2004
pasal 11).
Penyusunan dan pengajuan RUU-APBN oleh
pemerintah kepada DPR (UU No. 17/2003)
A. Pembahasan Kebijakan umum dan prioritas
anggaran
 Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok
kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro
tahun anggaran berikutnya kepada DPR
selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei
tahun berjalan,
 Dibahas bersama DPR dalam pembicaraan
pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran
B. Penyusunan rancangan undang-undang tentan APBN :
1. Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, mentri/pimpinan
lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang
menyusun rencana kerja dan anggaran kementrian
negara/lembaga tahun berikutnya, yang disusun berdasarkan
prestasi kerja yang akan dicapai, disertai dengan perkiraan
belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang
sedang disusun
2. Rencana kerja dan anggaran dimaksud disampaikan kepada
DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan
rancangan APBN
3. Hasil pembahasan rencana kerja dan anggran disampaikan
kepada Mentri keuangan sebagai bahan penyusunan UU
APBN tahun berikutnya
4. Pembahasan oleh Mentri Keuangan, Gubernur Bank Central,
Mentri Tingkat Dewan Moneter, kemudian disiapkan Nota
Keuangan oleh Mentri Keuangan yang berisi antara lain :
Tahap-II
Pembahasan, Persetujuan RUU-APBN, dan
penetapan UU-APBN oleh DPR
1. Pemerintah Pusat Mengajukan Rancanga Undang-
Undang tentang APBN (RUU APBN) disertai nota
keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya
kepada DPR pada bulan Agustus tahun
sebelumnya
2. Pembahasan RUU APBN dilakukan sesuai dengan
Undang-Undang yang mengatur susunan dan
kedudukan DPR
3. DPR dapat mengajukan usul mengakibatkan
perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran
dalam RUU APBN
4. Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai RUU
Tahap-III
1. Setelah APBN ditetapkan dalam Undang-Undang, pelaksanaanya ditunagkan dalam
keputusan Presiden (kepres).
2. Pemerintah Pusat menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBN dan progronis
untuk 6 bulan berikutnya selambat-lambatnya akhir bulan Juli disampaikan kepada DPR
untuk dibahas bersama antara DPR dan Pemerintah.
3. Penyesuaian dan/atau perubahan APBN dilakukan apabila terjdai :
a. Perkembangan Ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan
dalam APBN
b. Perubahan Pokok-Pokok kebijakan Fiskal
c. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit
organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja
d. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus
digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun berjalan.
4. Dalam keadaan darurat Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia
anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBN dan/atau
disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran.
5. Pemerintah Pusat mengfajukan rancangan Undang-Undang tentang perubahan APBN tahun
anggaran yang bersangkutan berdasarkanj perubahan pada angka 3 dimaksud untuk
mendapatkan persetujuan dari DPR.
Tahap-IV
Laporan keuangan, sebagai pertanggungjawaban Pemerintah dan Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (UU.No 1/2004 pasal 55)
1. Mentri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun Laporan Keuangan keuangan Pemerintah Pusat
untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
2. Dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tersebut :
a. Mentri/Pimpinan Lembaga Selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan Umum pada
kementrian negara/lembaga masing- masing.
b. Laporan keuangan dimaksud huruf a) disampaikan kepada Mentri Keuangan selambat-lambatnya
2 bulan setelah tahun anggran berakhir.
c. Mentri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun Laporan Arus Kas
Pemerintah Pusat .
d. Mentri Keuangan selaku wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan negara yang dipisahkan
menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara.
3. Laporan Keuangan dimaksud disampaikan Presiden kepada Badan Pemeriksa keuangan paling lambat 3
bulan setelah tahun anggaran berakhir.
4. Mentri/pimpinan Lembaga salaku Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN
telah diselenggarakan berdasarkan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi
keuangan telah diselenggarakansesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
5. Audit atas Laporan Keuangan Pemerintah harus diselesaikan selambat-lambatnya 2 bulan setelah
laporan keuangan diterima oleh BPK, dan bila belum selesai dianggap BPK menyetujui bahwa
pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengawasan intern yang memadai dan
akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (UU.No.
17/2003 pasal 30 & 31)
Tahap-V
Sesuai Undang-Undang No.17/2003 pasal
30 tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBN disebutkan. Presiden
menyampaiakan rancangan Undang-
Undang tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN kepada DPR berupa
laporan keuangan yang telah diperiksa
oleh Badan Pemeriksa Keuangan,
selambatnya-lambatnya 6 bulan setelah
tahun anggaran berakhir.
Laporan keuangan dimaksud setidak-
tidaknya meliputi laporan Realisasi APBN
(LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK),
Dalam Undang-Undang No. 17/2003
pasal 36 tentang Ketentuan Peralihan,
disebutkan :
1. Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja nerbasis akrual dalam
undang-undang ini dilaksanakan selambat-
lambatnya dalam 5tahun. Selama pengukuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis
akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan
dan pengukuran berbasis kas.
2. Batas waktu penyampaian laporann keuangan oleh
pemrintah pusat/pemerintah daerah, demikian pula
penyelesaian pemeriksaan laporan keuangan
pemerintah/ pemerintah daerah oleh badan
Selanjutnya, dalam Undang-Undang No. 1/2004
pasal 70 Ketentuan Peralihan, desebutkan :
1. Jabatan Fungsional bendahara sebagaimana
dimaksud dalam pasal 10 dibentuk selambat-
lambatnya 1 tahun sejak undang-undang No.
1/2004 diundangkan.
2. Ketentuan mengenal pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual
sebagaimana dimaksud, dilaksanakan selambat-
lambatnya pada tahun anggaran 2008 dan
selama pengakuan dan pengukuran pendapatan
dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan,
digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis
kas.
3. Penyimpana uang negara dalam Rekening Kas
Umum Negara pada Bank Sentral dilaksanakan
secara bertahap, sehingga terlaksana secara
penuh selambat-lambatnya pada tahun 2006.

Anda mungkin juga menyukai