Rheumatoid
Arthritis
Dosen Pembimbing:
dr. Myrna Rita, Sp. KFR
1
2
Tanda Arthritis
Sitemik Poliartikular
Suptipe JRA
Terjadi pada 10% JRA 40%
Laki=perempuan Perempuan>
Umur berapapun Umur berapapun
ANA & RF (-) ANA & RF (+)
Demam quotidian, salmonpink Artritis >5 sendi,malaise, demam
rash, limfadenopati difus, ringan, organomegali,
hepatosplenomegali, pericardial, adenopati, anemia,
efusi pleura, fatique, atrofi otot, pertumbuhan terlambat, sendi
BB menurun, leukositosis ,anemia, simetris,
atralgia, mialgia, artritis transien RF (+)erosi , rheumatoid nodul,
vaskulitis, prognosis buruk
Self limited
Pauciarticular
Terjadi pada 50% JRA
<4 sendi selama 6 bulan
Sering pada lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki,
siku
Awal masa anak-anak (<6 Onset lebih tua
th)
Perempuan > Laki>
ANA (+) RF (-) HLA-B27 (+), RF(-), ANA (-)
Iridosiklitis bersama atau Riw. Keluarga back pain
didahului keluhan sendi kronik, enteritis, kolitis,
psoriasis, artritis simetris,
sacroilitis, iridocyclitis
10
Masalah Sekunder
Ketika bagian tubuh yang lain tidak digunakan
untuk bergerak atau latihan, kontraktur biasanya akan
terjadi. Seiring waktu, tulang akan mengalami fusi
(menempel satu sama lain) atau mengalami dislokasi.
Selain itu, kekuatan otot kaki dan tangan menjadi
lemah. Namun demikian, latihan dengan pergerakan
yang cukup serta posisi yang benar masalah ini dapat
dihindari atau dapat di cegah hingga tidak menjadi
parah.
14
Terapi
Diagnosis dini dan terapi secara komprehensif penting untuk :
Meminimalisir deformitas
Memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan normal.
Walaupun JRA sering bersifat kronik,
Prognosis JRA pada anak umumnya baik.
Sekitar 75% pasien mengalami fase tenang atau remisi dalam
waktu yang lama, dengan sedikit atau tanpa disabilitas
residual.
Edukasi
Konseling
Sekolah juga harus terlibat aktif
16
Tujuan terapi :
Mengurangi gejala,
Mempertahankan pergerakan sendi
Mempertahankan kekuatan otot pasien,
Aspek fisik, emosional, dan farmakologi sangat penting dalam
terapi JRA
Diagnosis dan pemantauan terhadap respon terapi pada JRA
perlu hati-hati, penilaian fungsional berdasarkan usia, dan
evaluasi terhadap ambulasi harus dilakukan.
Kurang jelasnya mengenai penyampaian keluhan seperti
nyeri, ketidaknyamanan, dan disfungsi pada anak-anak
menyulitkan untuk dilakukannya terapi yang optimal.
17
Aspirin merupakan terapi tunggal yang paling efektif dan murah sebagai
antiinflamasi JRA,
Akan tetapi kurang diterima diterima dengan baik di Amerika Serikat karena
kaitannya dengan kejadian Sindrom Reye’s.
Aspirin dosis awal 75-90 mg/kgbb/hari.
Keterlibatan sistemik dan poliartikular yang jelas membutuhkan dosis yang
lebih tinggi yaitu 100-120 mg/kgbb/hari jika dengan dosis yang lebih rendah
tidak memberikan hasil yang baik.
Level serum salisil harus dimonitor dalam keadaan normal 18-25 mg/dl.
Level serum >30 mg/dl tidak meningkatkan efek terapi, tetapi meningkatkan
efek samping.
Pemberian aspirin dengan makanan kecil (snack), makanan berat, atau
antasida menolong untuk menurunkan terjadinya iritasi gastrointestinal.
18
Peningkatan level serum transaminase sering ditemukan pada beberapa anak yang
mendapatkan aspirin dan lebih sering ketika dosis dinaikkan.
Nilai enzim, penurunan nafsu makan, dan rasa tidak nyaman pada perut kembali normal
ketika pemberian aspirin dihentikan dan dilanjutkan dengan dosis 20% lebih rendah.
Sindrom reye’s dapat menyebabkan:
Muntah yang persisten
Perubahan perilaku
Sebagian anak dengan JRA sekarang diobati dengan NSAID :
Anak < 14 tahun
Ibuprofen
Tolmetin
Naproxen
Fenoprofen
Anak > 14 tahun,
NSAID apapun dapat diberikan.
Indometasin mungkin berguna sebagai obat malam hari untuk mengurangi
kekakuan pada pagi hari, pericarditis, atau entesopati persisten.
Digunakan selama 12 hingga 18 bulan
19
Konsep:
Menguatkan otot-otot yang meluruskan
lutut (tanpa menguatkan otot-otot yang
menekuk sendi)
Jangan memindahkan lutut ketika latihan
Menambahkan beban ketika kekuatan
anak mulai meningkat.
36
37
GERAKAN LENGAN
53
LUTUT
58
PERGELANGAN TANGAN
59