Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 3

Yunia Vella Alfani 150510140029


Adam Ramdhana 150510140030
Hafidh Hermawan 150510140039
Annisa Nurul F 150510140093
Firdhani Reska Putra 150510140169
Sistem Pertanian Berkelanjutan

Sistem pertanian dengan


Pertanian dikatakan pertanian
pengelolaan sumberdaya yang
berkelanjutan, jika:
berhasil untuk usaha pertanian guna
 Mantap secara ekologis
membantu kebutuhan manusia yang
 Bisa Berlanjut secara ekonomis
berubah, sekaligus mempertahankan
 Adil
atau meningkatkan kualitas
 Manusiawi
lingkungan dan melestarikan
 Luwes
sumberdaya alam yang lebih luas.

Menurut beberapa ahli mengenai pertanian berkelanjutan:


 Mempertahankan produktivitas tinggi
 Menjaga Kualitas lingkungan dan keseimbangan ekologis
 Ekonomi petani yang layak
Sistem Pertanian Terpadu (IFS)

Sistem pertanian yang dirancang secara


kompak, dimana didalamnya keluarga tani
memanage usaha taninya mengikuti
ketentuan-ketentuan yang baik untuk
merespons faktor-faktor biologi, fisik, sosial
ekonomi dan lingkungan.

TUJUAN
 Menempatkan dan mendistribusikan berbagai Keutungan IFS
komoditas agar lahan dapat berproduksi
optimal  Adanya intensifikasi penggunaan lahan
 Melakukan daur ulang  Peningkatan nilai guna limbah pertanaian
 Mengintegrasikan dua jenis komoditas yang  Dapat mengurangi pencemaran lingkungan
berbeda
Sejarah Pertanian Berkelanjutan dan
Pertanian Terpadu

Penyebab revolusi hijau


Lahirnya sistem
 Kerusakan Lingkungan Tujuan revolusi hijau
pertanian berkelanjutan  Berkurangnya Spesies di  Meningkatkan
merupakan dampak lahan produktivitas tanaman
dari Revolusi Hijau  Mengancam kesehatan
petani dan konsumen Dampak revolusi hijau
 Penggunaan benih yg
dimuliakan
 Penggunaaan pupuk
Revolusi Hijau Revolusi Hijau yang tinggi
dicetuskan oleh dipelopori oleh  Penggunaan Pestisida
Wiliam S. Gaud Norman Borlaug yang tinggi
Revolusi Hijau di Indonesia

Tahun 1950- 1959 Tahun 1963


Tahun 1984
Indonesia kekurangan pangan Penerapan revolusi hijau dalam
Swasembada beras
yang cukup parah bentuk Action Reserch

Akibat Revolusi Hijau di Indonesia


 Pencemaran lingkungan
 Ekplosi Hama
 Hilangnya varietas unggul local
 Hama menjadi resisten
 Pedangkalan danau oleh gulma akibat pencuncian hara
 Degradasi lahan
 Petani mengalami keracunan
Revolusi Hijau Lestari
Revolusi Bioteknologi
Tahun 1990
Tahun 1996
Meningkatkan produktivitas tanpa
Benih hasil rekayasa (GMO)
mebahayakan lingkungan

Manfaat Bioteknologi
 Suplai meningkat dan ekonomis
 Meningkat mutu gizi
 Meningkat daya simpan buah dan Prisip Revolusi Hijau Lestari
sayur  Pengendalian hama terpadu
 Pangan dengan alergenitas yang  Penyedian hara terpadu
rendah  Pengelolaan sumber daya terpadu
 Memberikan manfaat kesehatan dan  Menggunakan varietas yang paling
medis efisien
 Praktik produksi lebih efisien
 Memperbaiki tanah yang rusak
Revolusi Hijau Lestari di Indonesia
Difokuskan daerah yang suboptimal tertinggal
Lahan kering, Lahan sawah menggunakan padi
varietas unggul.

Tujuan Dampak Revolusi hijau


 Mengurangi lestari
Spesifikasi padi
kemiskinan rakyat lokal  Menekan Penggunaan
 Daun Tegak
 Mengurangi kehilangan pestisida bahan kimia
 Batang Kokoh
kearifan lokal  Petani cendrung
 Anakan sedikit
 Meningkatkan bergantung pada bibit
 Gizi tinggi
keragaman sumber unggul
daya hayati
Perbedaan
Revolusi Hijau Revolusi Hijau Lestari

 Anjuran teknologi bersifat  Teknologi bersifat spesifik


umum berbasis agroekosistem dan
 Perhatian pada sistem ini lokasi
lebih di fokuskan pada  Pemupukan organik sudah
lahan sawah irigasi seimbang dengan
 Pemupukan organik masih pemupukan anorganik
diabaikan  Kearifan lokal sangat
 Padi masi menggunakan diperhatikan
monokultur  Fokus lebih ke lahan
suboptimal
Pemahaman yg baik
Peningkatan kualitas
terhadap peningkatan nilai
produksi keseuburan tanah

Aspek Fundamental

Pengendalain Hama
Kualitas Air
Terpadu
Karakter Sistem Pertanain Organik Pengelolaan Pertanian
Pertanian tanaman terpadu Konvesional

Teknik Produksi Fokus pada penggunaan intensif dengan difokuskan terhadap


bahan-bahan alami dari pendekatan penggunaan input yang
pertanian dan ternak keseimbangan antara sangat tinggi
lingkungan dan
pendapatan
Iptek yang Perubahan dari pertanian berbasis pada berbasis pengetahuan
konvensional yang pengetahuan lokal dan yang baku (konvensional)
diperlukan diperlukan eksternal yang serasi
pengembangan riset yang
lebih baik.

Struktur Pasar Pasar khusus (Niche bersifat massal yang pasar yang bersifat massal
markets) berpotensi menjadi niche untuk pangan
markets konvensional

Ide Konseptual berawal dari cara-cara pertimbangan terhadap sistem produksi melalui
produksi pangan lingkungan lebih banyak intensifikasi
konvensioal sebagai diberikan dalam proses
kritikan yang radikal produksi

Hubungan dalam bertujuan untuk menarik merupakan bagian dari produsen menempati
konsumen lebih dekat pertanian terpadu sebagai posisi lebih marginal
rantai pangan dengan produsen respon konsumen yang dalam rantai pangan
peduli terhadap proses
produksi
Berbagai pendekatan dalam mencapai keberlanjutan

Pengelolaan Tanaman Pertanian Input Rendah


Terpadu (PTT) (LEISA)

 Pengelolaan tanaman teritegrasi dalam  Pertanian alternatif yg menggabungkan


proses produksi pangan beberapa konsep pertanian

 Konsep PTT merupakan dua bentuk  Tujuan: Memperoleh keuntungan dan


kompromi yaitu : Tuntutan terhadap produktivitas serta perlindungan
sistem pertanian yg ramah lingkungan terhadap sumber daya dan kualitas
dan pemintaan konsumen. lingkungan

 PTT meliputi: rotasi tanaman, teknik  Teknik Leisa: Meliputi rotasi tanaman,
budidaya, minimalis pupuk , memilih pengendalian hama secara biologi,
varietas secara hati hati. diversifikasi ternak, konservasi tanah
dan air dan budidaya mekanis
Berbagai pendekatan dalam mencapai keberlanjutan

Pengelolaan tanah Konsep teknologi spesifik


Berkelanjutan lokasi

 Pengolahan tanah dapat


 Teknologi yang dikembangkan
membantu mencegah stres
harus sesuai dengan kondisi
tanaman
lingkungan setempat dan dapat
dikembangkan dengan sumber
 Metode meningkatkan
daya lokal
produktivitas tanah yaitu
menggunakan tanaman penutup
tanah, kompos dan pupuk
Teknologi Pemanfaatan Bahan Organik
dan Bahan Lokal
Bahan organik merupakan campuran kompleks dari senyawa karbon yang berasal
dari jaringan tanaman dan hewan yang mengalami dekomposisi.

Manfaat Mikroorganisme
1. Memperkuat sistem imun di suatu proses produksi
peranian
2. Mengurangi racunan dalam lingkungan
3. Optimalisasi fungsi metabolik melalui dekomposisi Bahan
organik dan Unsur Hara
4. Memperkuat konservasi dan regenerasi tanah, air, dan
keanekaragaman genetik
Pertahanan Bahan organik dalam tanah dapat
dilakukan dengan:

Penanaman tanpa olah lahan

Penyediaan Bahan Organik:

Penggunaan penutup lahan yang


bersimbiosis dengan mikroorganime. Penanaman tanaman Azola
Cropping system : Jembatan
penghubung IFS
Penyebab Ketidak berlanjutan petnian
1. Kerusakan fungsi lahan
2. Lingkungan
3. Kesuburan
4. Ketersediaan lahan
5. Sosial ekonomi
6. Keseimbangan hayati

Anda mungkin juga menyukai