Anda di halaman 1dari 15

FARMAKOLOGI

KELOMPOK 1
Analgetik, Antiinflamasi, Antipiretik
Anggota Kelompok
 Candra Hibatul Wafi [1600023123]
 Nur Fadhlilah [1300023085]
 Yuniar Nabilla Ligawe [1600023089]
 Ulfa Rizki Anggraini [1600023117]
 Nur Lathifah [1600023171]
 Navyola Rosdiana [1600023138]
Analgetik
• Obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran

Antiinflamasi

• Obat yang digunakan untuk mengurangi menghilangkan peradangan


yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (noninfeksi), Namun
yang timbul sebagai respon cedera jaringan dan infeksi
Mekanisme terjadinya nyeri

Rangsangan Setelah di proses


rangsangan(mekanik, dipusat nyeri, impuls
termal atau Kimia) diubah kedalam
bentuk impuls di kembalikan ke
diterima oleh reseptor
nyeri yang ada di
yang di perifer dalam bentuk
hantarkan ke persepsi nyeri (rasa
hampir setiap jaringan pusat nyeri di
tubuh nyeri yang kita
korteks otak alami)
Tanda Inflamasi

Rubor (kemerahan) terjadi karena Kalor (panas) dikarenakan lebih banyak


banyak darah mengalir ke dalam darah yang disalurkan pada tempat
mikrosomal lokal pada tempat peradangan dari pada yang disalurkan ke
peradangan. daerah normal.

Dolor (Nyeri) dikarenakan


pembengkakan jaringan mengakibatkan
Tumor (pembengkakan) pengeluaran
peningkatan tekanan lokal dan juga karena
ciran-cairan ke jaringan interstisial.
ada pengeluaran zat histamin dan zat
kimia bioaktif lainnya.

Functio laesa (perubahan fungsi) adalah


terganggunya fungsi organ tubuh
Mekanisme terjadinya Inflamasi dapat dibagi menjadi 2 fase yaitu:
1. Perubahan vaskular
Respon vaskular pada tempat terjadinya cedera merupakan suatu yang mendasar
untuk reaksi inflamasi akut. Perubahan ini meliputi perubahan aliran darah dan
permeabilitas pembuluh darah. Perubahan aliran darah karena terjadi dilatasi
arteri lokal sehingga terjadi pertambahan aliran darah (hypermia) yang disusul

Mekanisme
dengan perlambatan aliran darah. Akibatnya bagian tersebut menjadi merah dan
panas. Sel darah putih akan berkumpul di sepanjang dinding pembuluh darah

terjadinya dengan cara menempel. Dinding pembuluh menjadi longgar susunannya sehingga
memungkinkan sel darah putih keluar melalui dinding pembuluh. Sel darah putih

Inflamasi bertindak sebagai sistem pertahanan untuk menghadapi serangan benda-benda


asing.
2. Pembentukan cairan inflamasi
Peningkatan permeabilitas pembuluh darah disertai dengan keluarnya sel darah
putih dan protein plasma ke dalam jaringan disebut eksudasi. Cairan inilah yang
menjadi dasar terjadinya pembengkakan. Pembengkakan menyebabkan
terjadinya tegangan dan tekanan pada sel syaraf sehingga menimbulkan rasa sakit
(Mansjoer, 1999).
Analgetik Antiinflamasi

Analgetik Opioid Steroid


• Menekan fungsi sistem saraf • Menghambat Enzim fosfolipase,
pusat secara selektif sehingga tidak terbentuk
prostaglandin

Analgetik Non Opioid AINS (Non Steroid)


• Menghambat enzim • Menghambat enzim
siklooksigenase dalam rangka siklooksigenase (cox-1 dan cox-2)
menekan sintesis prostaglandin atau menghambat secara selektif
yang berperan dalam stimulus cox-2 saja. Sehingga tida
nyeri dan demam terbentuk prostaglandin dan
tromboksan
Mediator Nyeri

Mediator nyeri disebut


autacoida dan terdiri dari Salah satu contohnya
Mediator nyeri antara lain adalah :
antara lain
dapat menyebabkan
histamin,serotnin, • Prostaglandin merupakan
reaksi radang dan kejang- mediator padainflamasi yang
bradikinin, leukotrien,
kejang, yang menyebabkan kita merasa
dan prostaglandin. Zat-zat perih, nyeri, dan panas.
mengaktivasi reseptor
nni meningkatkan Prostaglandin dapat menjadi
nyeri di ujung saraf bebas
kepekaan ujung saraf salah satu donator penyebab
kulit, mukosa, dan nyeri kepala primer
sensoris bagi rangsangan
jaringan lain • Leukotriene: menyebabkan
nyeri yang diakibatkan vasokontriksi, bronkokonstriksi
oleh mediator lainnya
Siklooksigenase (COX)
Enzim dari prekursor asam arakidonat yang bertanggung jawab untuk
pembentukan mediator biologis penting yang disebut prostanoids , termasuk
prostaglandin , prostasiklin dan tromboksan
Siklooksigenase berada di retikulum endoplasma

• Bersifat konstitutif yang mana selalu ada dan aktif. COX-1 berkontribusi dalam

COX-1 fungsi fisiologi oragan. Inhibisi pada enzim ini menyebabkan efek yang tidak
diinginkan, seperti cedera mukosa lambung, kerusakan ginjal, perubahan
hemodinamik, dan gangguan fungsi uterus.

• Bersifat induksif oleh proses inflamasi dan memproduksi prostaglandin yang

COX-2
sensitif terhadap nosiseptor, menimbulkan demam, dan membantu inflamasi
dengan menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vaskuler.
Enzim ini diinduksi (up-regulated) oleh adanya asam arakidonat dan beberapa
sitokin dan dihambat oleh glukokortikoid.14,15
PERBEDAAN COX-1 COX-2
Antipiretik
Obat yang digunakan untuk
menurunkan suhu tubuh, dari
suhu tinggi ke normal.
Bekerja dengan menghambat
prostaglandin pada CNS
Terjadinya demam
Obat analgetik:

• analgetik narkotik: Fentanil, Codein, Morphin


• analgetik non narkotik: Asam mefenamat, ibuprofen, ketorolac, ketoprofen, natrium
diklofenak, meloxicam, piroxicam, paracetamol, tramadol, fenilbutazon, celecoxib

Obat antipiretik:

• paracetamol, ibuprofen, acetosal (aspirin)

Obat antiinflamasi:

• Antiinflamasi kortikosteroid: triamcinolone, dexamethasone, metil


prednisolon, prednison
• Antiinflamasi Nonsteroid: Natrium diklofenak, kalium diklofenak,
meloxicam, piroxicam, antalgin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai