Anda di halaman 1dari 38

Presentasi Kasus

KISTA DERMOID

Hilmi Zakiyah Nurlatifah


20120310120

Pembimbing :
Dr. Herwati, Sp.OG
KASUS
• IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. FES
• Umur : 11 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pelajar
• Alamat : Tingkir Lor, Suruh.
• Masuk RS : 12 Desember 2017
• Pukul : 11.59 WIB
Keluhan Utama
• Pasien mengeluh nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke IGD RSU Salatiga pada tanggal 12/12/18 dengan
mengeluh nyeri perut bagian bawah sejak 4 hari sebelum masuk
Rumah Sakit (SMRS). Semakin hari nyeri dirasakan semakin
memberat, sehingga 2 hari SMRS pasien tidak masuk sekolah dan
hanya bisa berbaring di tempat tidur. Pasien merasa perutnya
semakin keras dan ada yang menonjol. Pasien merasa mual, namun
tidak muntah. Nafsu makan pasien menurun seminggu terakhir.
Pasien mengeluh tidak bisa kentut dan buang air besar (BAB) sejak 4
hari yang lalu.
• Pada tanggal 13/12/18 pasien di program untuk operasi Laparoskopi
dan USG abdomen, didapatkan hasil USG megarah gambaran kista
ovarii. Namun belum dikonsultasikan kepada Sp.OG
• Pada tanggal 14/12/18 pasien di operasi Laparotomi oleh Sp.B dan
Sp.OG.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, kejang,
karsinoma disangkal oleh pasien.
• Riwayat Penyakit Keluarga
• Adanya anggota keluarga yang memiliki penyakit
hipertensi, jantung, DM, karsinoma disangkal oleh
pasien
• Riwayat Obstetri
• Pasien belum menstruasi dan belum pernah
berhubungan sexual
• Riwayat Pribadi
• Pasien sehari-hari tinggal bersama kakek nya,
orangtua tinggal di luar negri. Pasien selalu makan
makanan yang dibuat dirumah, tidak pernah memakan
mie instan.
PEMERIKSAAN FISIK (14 Desember 2017)

• Keadaan Umum : cukup


• Kesadaran /GCS : compos mentis, E4V5M6
• Vital Sign : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 96 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 °C
– Kepala : Mesochepal, – Thorax
rambut hitam, distribusi Cor
merata, mudah dicabut - • Inspeksi : Ictus cordis tidak
– Mata : CA (-/-), SI (-/-), tampak
pupil isokor, reflek cahaya • Palpasi : Ictus cordis
(+/+) teraba, tidak kuat angkat
• Perkusi : Tidak ditemukan
– Hidung : Discharge (-),
cardiomegali
deformitas (-)
• Auskultasi : S1S2 reguler,
– Telinga : Discharge (-), bising (-), gallop (-)
deformitas (-) Pulmo
– Mulut : Bibir tidak • Inspeksi : Simetris,
kering, lidah tidak kotor ketinggalan gerak (-), retraksi (
– Leher : Trakea di • Palpasi : Vokal fremitus
tengah, limfonoduli tidak kanan = kiri
teraba, JVP meningkat (-) • Perkusi : Sonor di seluruh
lapangan paru
• Auskultasi : SDV (+/+),
Wheezing (/-), Rh (-/-)
– Abdomen (Status Obstetrik) :
• Pemeriksaan Luar
• Inspeksi : Perut tidak
membesar, terpasang verban post
op
• Auskultasi : BU (+) Normal
• Palpasi : Nyeri pada jahitan
post op (+)
• Pemeriksaan dalam
• Tidak dilakukan pemeriksaan
dalam
• Ekstremitas : Edema (-)
DIAGNOSA KERJA
Kista Dermoid
Appendicitis
Laboratorium 12/12/2017
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Lekosit 16.81* 4.5-11
Eritrosit 4.71 3.8-5.8
Hemoglobin 13.6 11.5-16.5
Hematokrit 40.5 37-47
Trombosit 242 150-450
MCV 85.9 85-100
MCH 28.9 28-31
MCHC 33.6 30-35
Golongan darah ABO A
Differential
Netrofil 75.9 40-75
Limfosit 17.8 20-45
Monosit 5.2 2-8
Eosinofil 0.8 1-6
Kimia
Gula Darah Sewaktu 97 <140
Imuno/Serologi
HBs Ag (Rapid) Negative Negative
Nti HCV Total Negative Negative
Hasil :
• Tampak lesi anechoic (multiple)
yang berhubungan satu dengan
yang lain di proyeksi retro VU
bentuk membulat, batas tegas
dengan dinding yang tebal,
diameter lesi 64,2 mm dan 81,6
mmyang pada color Doppler lesi
tampak avascular.
• Pada explorasi region Mc Burney,
udara usus tampak prominent,
appendix tak tervisualisasi
Kesan :
• Gambaran lesi kistik multiple di
proyeksi retro VU, mengarah
origin dari organ genitalia interna
(kista ovarii)
• Appendix tak tervisualisasi
Tanggal & Jam Follow Up

14/12 /17 Post Op Laparotomi Hari ke 0


J. 17.00 TD: 100/60 mmHg
Nadi 90 x/menit
Pasien masih lemas, nyeri luka operasi (+). Pusing (+). Kentut (+). Makan (+) Minum (+).
 Infus Amiparen 7 Tpm
 Inj Ceftriaxone 1gram/12jam
 Inj Ketorolac 30 mg/8jam
 Inj Metronidazole 500mg/8jam
 Inj Kalnex 500mg/8jam
15/12/17 Post Op Laparotomi Hari ke 1
J. 07.30 TD: 110/60
Nadi 94 x/menit
Pasien lemas, nyeri luka operasi (+). Pusing (-). Makan (+) Minum (+). Mual (-) Muntah (-).
 Infus Amiparen 7 Tpm
 Inj Ceftriaxone 1gram/12jam
 Inj Ketorolac 30 mg/8jam
 Inj Metronidazole 500mg/8jam
 Inj Kalnex 500mg/8jam
 Mobilisasi bertahap
16/12/17 Post Op Laparotomi Hari ke 2
J 07.30 TD: 110/70
Nadi 100 x/menit
Pasien lemas, nyeri luka operasi (+). Pusing (-). Makan (+) Minum (+). Mual (-) Muntah (-).
 Infus RL 16 Tpm
 Inj Ceftriaxone 1gram/12jam
 Inj Ketorolac 30 mg/8jam
 Inj Metronidazole 500mg/8jam
 Mobilisasi aktif

17/12/18 Post Op Laparotomi Hari ke 3


j. 07.30 TD: 110/70
Nadi 100 x/menit
Tidak ada keluhan
 Infus RL 16 Tpm
 Cefadroxil 2x500 mg
 Asam mefenamat 3x500mg
 Hemafort 1x1
 GV  Luka kering
 Mobilisasi aktif
18/12/17 Post Op Laparotomi Hari ke 4
j.07.30 TD: 110/60
Nadi 102 x/menit
Tidak ada keluhan
 Aff infus
 Cefadroxil 2x500 mg
 Asam mefenamat 3x500mg
Kistoma Ovarii
• Kista adalah pertumbuhan abnormal
berupa 1 kantung (pocket, pouch) yang
tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu.
• Kista ada yang berisi udara, cairan,
nanah, atau bahan-bahan lain.
Etiologi
etiologi dari kistoma ovarii, yaitu
• teori hiperepitelisasi dari sel epethelium ovari,
• teori hormonal dan
• teori genetika.

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya


gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus,
hipofise, atau indung telur itu sendiri. Kista indung
telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi.
– Tumor Ovarium Non
Neoplastik – Tumor Ovarium
• Tumor akibat radang : abses Neoplastik Jinak
tubo ovarial, abses ovarial, Tumor Kistik
dan kista tubo ovarial. • Kista Ovarii Simpleks
• Kistadenoma Ovarii
• Tumor lain :
Musinosum
– Kista folikel
• Kistadenoma Ovarii Serosum
– Kista Korpus Luteum
• Kista Endometrioid
– Kista Teka Lutein
• Kista Dermoid
– Kista Inklusi Germinal
– Kista ovarium pada kehamilan
– Kista Endometrium
– Kista Stein-Leventhal – Kistoma Ovarium Permagna

Definisi Kista dermoid
• Teratoma kistik jinak dimana struktur
ektodermal seperti epitel kulit, rambut, gigi
dan produk glandula sebasea berwarna
putih kuning menyerupai lemak , tampak
bersama dengan elemen endoderm dan
mesoderm

• Namun demikian, elemen ektodermal


umumnya lebih menonjol.
Etiologi
• 1. Faktor genetik/ mempunyai riwayat keluarga
dengan kanker ovarium dan payudara.
• 2. Faktor lingkungan (polutan zat radio aktif)
• 3. Gaya hidup yang tidak sehat
• 4. Ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron, misalnya akibat penggunaan obat-
obatan yang merangsang ovulasi dan obat
pelangsing tubuh yang bersifat diuretik.
• 5. Kebiasaan menggunakan bedak tabur di daerah
vagina
Etiologi
Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui proses
parthenogenesis.
Perkembangan tidak sempurna dari hasil konsepsi pada akhir
stadium blastomer.
Kista ini terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi.
Tumor berasal dari perkembangan ovum tanpa fertilisasi yang
oleh pengaruh faktor rangsang yang tidak diketahui
kemudian membentuk bermacam macam komponen
jaringan janin yang tidak sempurna.
Insidensi
• Angka kejadian kista dermoid adalah sekitar 25-
40% dari neoplasma ovarium dan 95% dari
semua teratoma ovarium.
• Di Indonesia frekuensi berkisar antara 11,1%
sampai 16,9% .
• Resiko transformasi maligna dijumpai pada 1-
2% kasus dan pada umumnya terjadi pada
wanita paska menopause
• Pada tahun 1955, Meyer mengemukakan
konsep 3 varian kista dermoid yaitu
– Pada jenis epidermoid, kista dilapisi oleh epitel
gepeng tanpa disertai adneksa.
– Pada kista dermoid, selain dilapisi oleh epitel
gepeng, juga disertai adneksa seperti rambut,
folikel rambut dan kelenjar sebasea.
– Pada teratoid, selain epitel berlapis gepeng dan
adneksa, juga ditemukan adanya elemen
mesoderm seperti otot, tulang, dan kartilago
Gambaran klinis

• Makroskopis kista dermoid adalah kista


dengan permukaan luar licin,warna putih
keabuan dan agak tipis.
• Konsitensi tumor sebagian kistik, kenyal dan
dibagian lain padat.
• Kista dermoid kelihatan seperti kista
berongga satu, tapi bila dibelah biasanya
nampak suatu kista besar dengan ruangan
kecil kecil dalam dindingnya.
• Ektodermal : kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi
• Mesodermal : tulang rawan , serat otot , jar.ikat
• Endodermal :mukosa traktus gastrointestinal ,
epitel saluran nafas dan jaringan tiroid
• Dalam rongga kista sering dijumpai produk dari
kelenjar sebasea berupa masa lembek seperti
lemak bercampur dengan rambut
• Rambut bisa beberapa lembar saja, tetapi dapat
berupa gelondongan seperti konde .
Kista dermoid

Admixture of sebum and hair within the cavity of an ovarian mature cystic teratoma
Well-developed teeth in ovarian mature cystic teratoma
Manifestasi klinis
• Lesi tumbuh lambat tanpa gejala khas
• Pembesaran pada perut dan perasaan penuh pada
perut.
• Rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah.
Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tetsebut
terpuntir atau terjadi ruptur.
• Pada stadium awal dapat berupa gangguan haid
• Jika tumor sudah menekan rektum atau kandung kemih
mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih
• Resiko dari torsi berkisar 15% ,
• Ruptur kista dermoid jarang terjadi (<1% kasus )  akut
peritonitis.
Gross appearance of struma ovarii. The thyroid tissue is represented by the solid areas.
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
– Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau
pada wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium
normal tetapi hal ini adalah abnormal jika terdapat pada wanita
postmenopause.
– Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya
rata.
– Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi.
– Padaperkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.10
Pemeriksaan Penunjang
• Foto Rontgen
• Ultrasonografi
• Laparoskopi
• Parasentesis
• CT Scan
Gambaran USG
• Kista dermoid : gambaran masa kistik
berisi focus dan material ekogenik dimana
distribusinya tidak merata atau gambaran
sebuah area dengan ekogenik kuat
berasal dari jaringan tulang dan gigi.
• Kista serous dan kistaadenoma serous dikarakteristikkan
dengan adanya massa kistik anekoik unilokular atau kistik
bilokular disertai dengan didning regular tipis tanpa
vegetasi endokistik .
• Kistadenoma musinosum digambarkan sebagai masa
multilokular dengan dinding regular tipis dan septa serta
isi cairan dengan ekogenisitas bervariasi tanpa disertai
vegetasi endokistik.
• Kista hemorrhagic sebagai massa berisi cairan hiperekoik
dan septa tipis.
• Kista paraovarian sebagai kista anekoik unilokular yang
terpisah dari ovarium ipsilateral , berdinding tipis.
• Hidrosalphinx sebagai massa irregular , memanjang berisi
cairan anekoik.
Kista endometrioma
Penanganan
• Pada kista dermoid >6 cm atau ada riwayat
pembedahan dengan sangkaan perlengketan 
laparotomi merupakan pilihan terbaik.
• Kistektomi dengan meninggalkan jaringan ovarium
yang sehat bagi pasien yang masih ingin
mempertahankan fungsi reproduksinya
• Ooforektomi bila memang tidak memungkinkan
mempertahankan jaringan ovarium atau fungsi
reproduksi tidak diperlukan atau pasien mendekati
usia menopause.
Komplikasi
• Torsi Kista
– Insidensi torsi kista sekitar 16% dan umumnya
pergerakan torsi searah dengan pergerakan jarum jam.
• Ruptur Kista
• Keganasan
– Proporsi tipe epidermoid paling sering timbul, sekitar 1-
3% kemudian di ikuti oleh tipe sarkoma dan melanoma
malignan.
• Anemia

Anda mungkin juga menyukai