Transform at or
Transform at or
GIAN 4
M A T O R
KELOMPOK 1:
= 𝑉𝑟 cos 𝜑 ± 𝑉𝑥 sin 𝜑
Dimana:
100𝐼2 𝑅02 100𝐼1 𝑅01
𝑉𝑟 = = persentase rugi resistive =
0 𝑉2 𝑉1
100𝐼2 𝑋02 100𝐼1 𝑋01
𝑉𝑥 = = persentase rugi reactive =
0 𝑉2 𝑉1
1.18 Rugi Sesungguhnya Tegangan Transformator
Dengan mengacu pada Gambar 1-85, perlu dicatat
bahwa rugi tegangan yang tepat adalah AM dan bukan AN.
Jika kita menambahkan kuantitas NM ke AN, kita
mendapatkan nilai yang tepat dari rugi tegangan.
Berdasarkan segitiga siku-siku OCN, kita mendapatkan
𝑁𝐶 2 = 𝑂𝐶 2 − 𝑂𝑁 2 = 𝑂𝐶 + 𝑂𝑁 𝑂𝐶 − 𝑂𝑁 =
𝑂𝐶 + 𝑂𝑁 𝑂𝑀 − 𝑂𝑁 = 2 𝑂𝐶 × 𝑁𝑀
𝑁𝑀 = 𝑁𝐶 2 𝐼2. 𝑂𝐶 Sekarang, 𝑁𝐶 = 𝐿𝐶 − 𝐿𝑁 = 𝐿𝐶 − 𝐵𝐷
B. p.f. = cos∅ = 1
𝜇 = 𝑐𝑜𝑠∅ + 𝑠𝑖𝑛∅ = 1 𝑥 1 + 1 𝑥 0 = 1%
𝐸2 𝑁2
= =𝐾
𝐸1 𝑁1
Untuk menjadikan perhitungan trafo lebih sederhana,
yakni untuk menyalurkan tegangan, arus, dan
impedansi baik dari primer ke sekunder maupun
sebaliknya. Dalam hal ini, kita akan bekerja pada
satu lilitan saja yang lebih tepat.
Tegangan ekuivalen primer dari induksi sekunder
adalah E2’ = E2/K = E1
Sama halnyam tegangan output ekuivalen primer
dari sisi sekundernya V2’ = V2/K
Arus ekuivalen primer dari sekundernya adalah 𝐼2 ′ =
𝐾𝐼2
Untuk menyalurkan impedansi sekunder ke
primer, 𝐾 2 digunakan.
R2’ = R2/𝐾 2 , X2’ = X2/𝐾 2 , Z2’ = Z2/𝐾 2
Hubungan yang sama digunakan untuk memindahkan
impedansi beban eksternal untuk primer.
Rangkaian sekunder ditunjukan pada gambar 1-88(a)
Gambar 1.90
Penyelesaian lebih lanjut dapat didapat dengan
menghilangkan Io secara bersamaan seperti pada gambar 1.
92. Dari gambar 1.89, ditemukan impedansi antar terminal
inputnya adalah
𝑍 (𝑍 ′ + 𝑍𝐿 ′
Z = Z1+Zm | | (Z2’ + ZL’) = 𝑍1 + 𝑚 3
𝑍𝑚 +(𝑍2 ′+ 𝑍𝐿 ′)
Z2’ = R2’+ jX2’ and Zm = nilai impedansi yang tersisa di
rangkaian
Gambar 1.92
Gambar 1.91
Hal ini dapat terjadi karena kedua rangkaian di
hubungkan secara parallel, salah satunya
mempunyai impedansi Zm dan yang lainnya
mempunyai Za’ dan Z1’ yang di pasang secara seri.
V1 = I1 𝑍1 + 𝑍𝑚 (𝑍3 ′ + 𝑍𝐿 ′
𝑍𝑚 +(𝑍2′ + 𝑍𝐿 ′)
1.20 Pengujian Fisik Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-
1928 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana
diuraikan juga dalan IEC 76 (1976), yaitu:
a) Pengujian rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan
terhadap setiap transformator, meliputi:
• Pengujian tahanan isolasi
• Pengujian tahanan kumparan
• Pengujian perbandingan belitan
• Pengujian vector group
• Pengujian rugi besi dan arus beban kosong
• Pengujian rugi tembaga dan impedansi
• Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
• Pengujian tegangan induksi (Induce Test)
b) Pengujian jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang
dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili
trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan
bahwa semua trafo jenis ini memenuhi persyaratan
yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian
jenis meliputi:
• Pengujian kenaikan suhu
• Pengujian impedansi
c) Pengujian Khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan
jenis, dilaksanakan atas persetujuan pabrik dengan pembeli
dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari
sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian
khusus meliputi:
• Pengujian dielektrik
• Pengujian impedansi dan nol pada trafo tiga phasa
• Pengujian hubung singkat
• Pengujian harmonik pada arus beban kosong
• Pengujian tingkat bunyi akuistik
• Pengukuran daya yang diambil oleh motor-
motor kipas dan pompa minyak
• Pengujian rutin
d) Pengukuran Tahanan Isolasi
Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal
pengujian dimaksudkan untuk mengetahui secara dini
kondisi isolasi trafo, untuk menghindari kegagalan yang
fatal dan pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan
antara:
• Sisi HV – LV
• Sisi HV – Ground
• Sisi LV – Ground
• X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa)
• X1-X2 dan X3-X4 (trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan
circuit breaker)
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
megger, lebih baik yang menggunakan baterai
karena dapat membangkitkan tegangan tinggi
yang lebih stabil. Harga tahanan isolasi ini
digunakan untuk kriteria kering tidaknya trafo, juga
untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian yang
terhubung singkat.
e) Pengukuran Tahanan Kumparan
Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk
mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada kumparan
yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut
dialiri arus. Nilai tahanan belitan dipakai untuk
perhitungan rugi-rugi tembaga trafo
Pada saat melakukan pengukuran yang perlu
diperhatikan adalah suhu belitan pada saat pengukuran
yang diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh
karenanya diusahakan arus pengukuran kecil
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan
diatas adalah 1 ohm adalah Wheatstone Bridge,
sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari
1 ohm digunakan Precitition Double Bridge
Pengukuran dilakukan pada setiap phasa trafo, yaitu
antara terminal:
Untuk terminal tegangan tinggi:
Transformator 3 phasa:
• Phasa A-Phasa B
• Phasa B-Phasa C
• Phasa C-Phasa A
Trafo 1 fasa
TERIMA KASIH
Pertanyaan dan jawaban
Pertanyaan:
Penanya:
Penjawab:
Pertanyaan:
Penanya:
Penjawab:
Pertanyaan:
Penanya:
Penjawab:
Pertanyaan:
Penanya:
Penjawab:
Pertanyaan dan jawaban
Pertanyaan:
Penanya:
Penjawab:
Pertanyaan:
Penanya:
Penjawab:
Pertanyaan:
Penanya:
Penjawab:
Pertanyaan:
Penanya:
Penjawab: