Anda di halaman 1dari 39

STEMI

Left Main Artery Coronary

Armi Naziati
Dokter Internsip IGD RSUD Sumbawa
Data Dasar
• Nama : Ny. M
• Usia : 60 tahun
• Alamat : Kerato
• Tanggal MRS : 3 Maret 2016, pukul 20.58 WITA
• No. RM : 06-77-71
• Rujukan dari PKM Lape

• KU : Penurunan kesadaran sejak 2 jam SMRS


Primary Survey
• A : Clear, paten
• B : Spontan, simetris, RR : 40 x/menit, SpO2 :
93%
• C : Nadi 150x/menit, akral dingin, TD =
101/51 mmHg
• D : GCS = 3 (E1M1V1)

 Pasien ditempatkan di criticial care (P1)


Tatalaksana Awal
• Nasal kanul 15 Lpm
• IV Line
• Pasang Monitor ( Tekanan Darah, Frekuensi Nafas, Frekuensi nadi,
Saturasi Oksigen)
• EKG
• Cek GDS
• Cek Lab (cek Dl, GDS, kimia, Ur Cr, AGD, SGOT, SGPT)
• Inj. Ranitidine 50 mg IV
• Inj. Ondansetron 8 mg IV
• Inj. Ceftriaxone 40 mg IV
• Inj. Paracetamol 1gr IV
• Pasang ETT
• Pasang NGT
Secondary Survey
Alloanamnesis
• S : Pasien datang dengan penurunan kesadaran
sejak 2 jam SMRS. Keluarga pasien mengatakan
10 jam sebelumnya pasien mengeluh nyeri dada
kiri menjalar ke punggung disertai berat saat
bernapas, mual (+) lemas(+) keringat dingin (+)

• Pasien rujukan dari Puskesmas Lape  terapi


Oksigen 6 liter/menit, IVFD RL loading 500cc
Secondary Survey
• RPD : Riwayat Hipertensi (+), Riwayat penyakit
jantung (-), Riwayat DM (-), Riwayat BAB
Hitam (-), Riwayat Maag(-), riwayat stroke (-)

• RPK : Hipertensi (-), Riwayat penyakit jantung


(-), Riwayat DM (-), Riwayat stroke (-)
Secondary Survey
• Kesadaran : unrespon
• KU : Tampak Sakit berat, GCS = 3, TD : 101/51
mmHg, Nadi : 150 x/menit, RR : 40 x/menit, S
: 40’C, akral dingin
• Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera putih,
pupil isokor 3 mm/3 mm, reflek cahaya +/+
• Leher : JVP flat
• Jantung:
– I : Ictus cordis tidak terlihat
– P : ictrus cordis teraba di sela iga 5, 1 jari lateral linea
mid clavicula line sistra
– P : Batas jantung kanan pada sela iga 4 linea sternalis
dextra, batas jantung kiri pada sela iga 5, 1 jari lateral
linea midclavicula sinistra.
– A : BJ 1 dan 2 normal, murmur (-), gallop (-)
Secondary Survey
• Paru : pergerakan dada simetris, retraksi
intercostae (-), vesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-
• Abdomen : datar, lemas, hepar dan limpa
tidak teraba, BU (+) normal
• Ekstremitas : akral dingin, pitting edem (-)
Tatalaksana dan Follow Up
Jam TD N RR Suhu SaO2 Tindakan dan Obat - Obatan
21.00 101/51 150 40 40 93% - Nasal kanul O2 15 Lpm
- IV line RL 20 tpm, EKG, Cek Lab (cek Dl,
GDS, kimia, Ur Cr, AGD, SGOT, SGPT)
- Ranitidine 50 mg IV
- Ondansetron 8 mg IV
- Ceftriaxone 40 mg IV
- Paracetamol 1gr IV
21.17 102/50 144 43 41 98% - Fentanyl 75 mg IV
- Ketamin 40 mg IV
- Atracurium 50 mg IV
- Pasang ETT
- Pasang NGT
- Aspilet 4 x 80 mg
- CPG 4 x 75 mg
- Pasang DC  produksi 100 cc
21.45 101/56 151 14 38,2 100% - Drip NE dalam 100 NS BB 70 kg dosis
0,5 Mcg/kg/m

22.15 69/53 148 15 38,2 100% - Arixtra SC 1 amp, Arixtra IV 1 amp


- Pantoprazole 1 vial
23.10 95/54 128 21 37,5 100% - Pasien Masuk ICU
Hasil EKG
(4/4/2016 pukul 21.15 WITA)

Interpretasi :
- Reguler - P wave normal - ST Elevasi : Lead III,
- PR Interval normal aVR, V1
- Sinus Takikardi
- QRS normal - ST Depresi : Lead I,
- Axis LAD
II, aVL, aVF, V2-V6
Laboratorium
Darah Rutin HASIL NORMAL AGD HASIL NORMAL
Hb 13,5 12,3-15,3 PH 7,21 7,20-7,26
Ht 40,0 35-47 PCO2 50 30-50
Leukosit 7270 4000-11000 PO2 74 70-700
Trombosit 61.000 150.000- HCO3 20,5 20-28
436.000 tHb 12,6 12,0-17,0
Eritrosit 4,25 4,1-5,1 SO2 90 90-100
Limposit 40 22-44
Neutrofil 48 45-75
Fungsi Ginjal HASIL NORMAL
MCV 84 78-100
Ureum 28 15-40
MCH 28 23-134
Kreatinin 1,5 0,5-1,2
MCHC 34 30-36

ELEKTROLIT HASIL NORMAL Fungsi Hati HASIL NORMAL


Natrium 127 135,37 - 145,00 SGOT 51 5-40
Kalium 3,0 3,48 – 5,50 SGPT 87 5–41
Clorida 101,00 96,00 – 106,00
Diagnosis
• STEMI Left Main Coronary Artery
Prognosis
Ad fungsionam : Malam
Ad Sanationam : Malam
Ad Vitam : Malam
Follow Up ICU
Tanggal Subjektif Objektif TataLaksana

4 April 2016 HR 31x/menit IVFD NS 20 tpm


Pukul 23.15 Nadi 128x/menit Drip Dopamin 10 mcg/jam
WITA TD 95/45 mmHg Drip Vascon 2 mg/jam
Suhu 37,5 C Drip Propofol 2-3 mg/jam
5 April 2016 HR 30 x/ menit RJP
Pukul 01.40 SPO2 -
WITA TD 40/28

Pukul 01.46 Pasien Nadi carotis tidak teraba


WITA Meninggal EKG flat
Pupil Midriasis Maksimal
Tinjauan Pustaka
Sindrom Koroner Akut (SKA)
Sindrom koroner akut adalah suatu kondisi
terjadi pengurangan aliran darah ke jantung
secara mendadak.

STEMI Left main Coronary Artery


Aliran darah koroner menurun secara
mendadak akibat oklusi trombus pada arteri
besar jantung bagian kiri sehingga dapat
terjadi infark yang luas pada jantung
• Left main coronary artery (LMCA)  • Right coronary artery (RCA)  supplies
supplies blood to the left ventricle and left blood to the right ventricle, the right
atrium. atrium, and the SA and AV nodes  divides
into the right posterior descending artery
and the acute marginal artery.
Faktor Resiko
Patogenesis
• Umumnya SKA disebabkan
oleh aterosklerosis koroner
• Plak aterosklerosis ruptur
 terbentuk trombus
diatas ateroma yang secara
akut menyumbat lumen
koroner
• Apabila sumbatan terjadi
secara total  hampir
seluruh dinding ventrikel
akan nekrosis
20
Klasifikasi SKA

ESC Guidelines for the management of Acute Coronary Syndrome in


patients without persistent ST Elevation.2011
Signs & Symptoms
• Severe pressure, heaviness,
squeezing, burning pain
and/or discomfort in the
center of the chest that
commonly lasts ≥20 minutes
• Pain or discomfort that
spreads to the shoulders,
neck, arms, back, epigastric or
jaw
• Chest pain that is not relieved
by rest or by taking
nitroglycerin
• ECG
– STEMI:
• ST segment elevation
• Pathological Q wave
• Sometimes T wave
inversion may be found
– UAP or NSTEMI:
• ST segment depression
and/or
• T wave inversion
Biomarker Onset Peak Duration
CK 4-6 hours 18-24 hours 48-72 hours
CK-MB 4-6 hours 12-20 hours 24-48 hours
Myoglobin 2-3 hours 8-12 hours 24 hours
Troponin 4-8 hours 10-24 jam 7-14 days
Angiografi Koroner

• Angiografi koroner 
pemeriksaan khusus
dengan sinar x pada
jantung dan pembuluh
darah yang sering
dilakukan selama
serangan untuk
menentukan letak
sumbatan pada arteri
koroner.
• Angiografi koroner
 pemeriksaan
khusus dengan
sinar x pada
jantung dan
pembuluh darah
yang sering
dilakukan selama
serangan untuk
menentukan letak
sumbatan pada
arteri koroner.
Indikasi Fibrinolitik

Sakit dada khas IMA ≤ 12 jam


Usia ≤ 75 tahun
EKG : ≥ 1 mm elevasi seg ST pada ≥ 2 sandapan yg
bersebelahan
≥ 2mm elevasi seg ST pada ≥ 2 sandapan
prekrdial
Kontra Indikasi Fibrinolitik
Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relatif
Stroke hemoragik atau stroke Transient Ischaemic Attact(TIA)
yg penyebabnya blm diketahui dlm 6 bulan terakhir
dg awitan kapanpun
Stroke iskemik 6 bulan terakhir Pemakaian antikoagulan oral
Kerusakan sistem syaraf sentral Kehamilan atau dalam 1
dan neoplasma minggu post-partum
Trauma operasi/trauma kepala Resusitasi traumatik
yg berat dalam 3 minggu
terakhir
Penyakit perdarahan Hipertensi refrakter (TDS >180
mmHg)
Diseksi aorta Penyakit hati lanjut
Infeksi endokartis
Ulkus peptikum yang aktif

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2015
Regimen Fibrinolitik untuk Infark
Miokard Akut

Agen Dosis Awal Ko Terapi Kontraindikasi


Antitrombotik spesifik
Streptokinase (Sk) 1,5 juta U dalam Heparin iv selama Sebelum
100 ml dextrose 24-48 jam Anistreptase
5% atau dlm
larutan salin 0,9%
dlm 30-60 menit
Alteplase (tPA) Bolus 15mg IV Heparin IV selama
0,75 mg/kg 24-48 jam
selama 30 menit,
kemudian 0,5
mg/kg selama 60
mrnit
Dosis total tidak
lebih dari 100 mg
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2015
Invasive

Prosedur tindakan invasive primer

Indikasi  Penderita STEMI

- Ada kontraindikasi terapi trombolitik.


- Penderita dengan resiko tinggi
Intervensi koroner
perkutan ( PCI )

• PCI adalah tindakan invasif dengan memasukan kateter melalui


pembuluh darah arteri femoral (atau radial) menuju arteri
koroner yang mengalami sumbatan untuk membuka sumbatan
tersebut dan mengembalikan perfusI ke miokard.
Coronary Artery Bypass Grafting ( CABG )

• Coronary Artery Bypass Grafting,


atau Operasi CABG, adalah teknik
yang menggunakan pembuluh darah
dari bagian tubuh yang lain untuk
memintas (melakukan bypass) arteri
yang menghalangi pemasokan darah
ke jantung. CABG bertujuan untuk
membuat rute dan saluran baru pada
arteri yang terbendung sehingga
oksigen dan nutrisi dapat mencapai
otot jantung.
Komplikasi
• Gangguan hemodinamik (gagal jantung,
kongesti paru, syok kardiogenik, aritmia)
• Komplikasi kardiak (regurgitasi katup jantung,
ruptur jantung, perikarditis,aneurisma)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai