Anda di halaman 1dari 9

2.6.

Diagnosis
Diagnosis limfoma non hodkin
Penegakan diagnosis LNH bias didapatkan setelah melakukan beberapa tes yang meliputi :
• Anamnesis
1. Umum
Meliputi pengumpulan informasi terkait gejala sistemik seperti pembesaran kelenjar getah
bening, malaise, penurunan BB >10% dalam waktu 6 bulan, demem tinggi diatas normal
dalam 1 minggu tanpa sebab, keringat malam, keluhan anemia, keluhan organ seperti pada
lambung dan nasofaring, riwayat penggunaan obat diphantoine.
2. Khusus
Meliputi informasi riwayat penyakit autoimun seperti SLE, RA atau syndrome sjorgen,
kelainan darah, penyakit infeksi seperti toksoplasma, monoblastosis, tuberculosis, cat
stretch disease.
Pemeriksaan Fisik
Meliputi pemeriksaan kelenjar getah bening ditemukan pembesaran atau
tidak aoakah ada nyeri tekan atau tidak, pembesaran pada organ
biasanya adalah hepatospleomegali atau splenomegaly, dan performance
status meliputi ECVG atau WHO.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hematologi meliputi darah perifer lengkap (DPL) dan sediaan hapus darah tepi (SHDT)
1. Urinalisis meliputi pemeriksaan urin lengkap
2. Kimia klinik meliputi SGOT, SGPT, LDH, protein total, albumin, asam urat, alkasi fosfatase, gula darah puasa 2 jam
pp, elektrolit.
3. Khusus meliputi gamma GT, kolinesterase (CHE), LDH/fraksi, Serum Protein Elektrofoesis (SPE), Imuno
Elektroforase (IEP), Coomb’s test, Mikroglobulin B2
• Biopsi
Biopsy KGB dilakukan hanya 1 kelenjar yang paling representative, superfisial, dan perifer. Jika terdapat kelenjar
perifer/superfisial yang representative, maka tidak perlu biopsy intraabdominal atau ontratorakal. Specimen kelenjar
diperiksa :
1. Rutin
2. Histopatologi : REAL-WHO dan Working Formulation
3. Khusus
4. Immunoglobulin permukaan
5. Histo/sitokimia
• Diagnosis ditegakkam berdasarkan histopatologi dan sitology. FNAB dilakkan atas indikasi tertentu. Tidak diperlukan
penentuan stadium laparotomy. Aspirasi sumsum tulang dan biopsy sumsum tulang dari 2 sisi spina iliaca dengan hasil
specimen sepanjang 2cm.
• Radiologi meliputi :
1. Foto toraks PA dan lateral, CT scan abdomen (atas dan bawah)
Diagnosis limfoma hodkin

Laboratorium
1. Pemeriksaan darah terdapat anomi, eosinophilia, penigkatan LED, flow cytometry terdeteksi
limfosit abnormal atau limfositotsis dalam sirkulasi.
2. Pemeriksaan faal hati terdapat gangguan faal hati yang tidak sejalan dengan keterlibatann
limfoma dengan hati, penigkatan alkali fosfatase, icterus kolesterarik, obstruksi biliaris
ekstrahepatik karena pembesaran kelenjar getah bening porta hepatis.
3. Pemeriksaan faal ginjal terdapat penigkatan kreatini dan ureum akibat obstruksi ureter,
nefropati urat, hiperkalsemia, syndrome nefrotik, LDH darah meningkat, hiperglobulinemia
poliklonal.
4. Biopsy
Dilakukan papda stadium lanjut untuk keperluan staging keterlibatann sumsum tulang pada
limfoma Hodgkin sulit didiagnosis dengan aspirasi sumsum tulang.
5 Radiologi
Pemeriksaan foto toraks untuk melihat limfodenopati hilar dan mediastinal, efusipleura atau lesi
parenkim paru obstruksi aliran limfatik mediastinal dapat mnyebablan efusi chylosus (putih
seperti susu). USG abdomen, pemeriksaan CT scan toraks untuk mendeteksi abnormalitas
parenkim paru dan mediastinal sedangkan CT scan abdomen memberi jawaban limfadenopati
retro peritoneal, mesenteric, portal, hepatosplenomegaly atau lesi di ginjal.
Diagnosis Banding
Faringitis, mononukleus infeksiosa, toksoplasmosis, LNH, kanker
nasofaring, kanker tiroid, tumor paru, kanker payudara, sarcoidosis,
sarcoma, dan karsinoma.
Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis TBC KGB
• Anamnesis
1. Lokasi
Dapat menyerang limfatik regional, yaitu servikal, submandibular,
epitoklear, dan inguinal ( >3 kelenjar), dapat berlangsung kronik.
2. Pajanan
Paparan terhadap infeksi atau pernah kontak sebelumnya dengan orang
dengan TBC, riwayat vaksinasi.
Pemeriksaan Fisik
Terdapat benjolan berukuran >2 cm pada limfatik regional, seperti
servikal, submandibular, epitoklear, dan inguinal. Benjolan tidak terasa
nyeri. Dapat disertai nekrosis perkijuan yang melekat pada jaringan
sekitarnya.
Pemeriksaan Penunjang :
Tes Tuberkulin
• Tes Mantoux, menyuntikkan 2 TU (Tuberculin Unit) dalam 0,1 ml PPD-RT23 secara Intrakutan. Apabila hasil positif, setelah tiga hari akan muncul
indurasi di kulit dengan diameter ≥10 mm. Tes yang positif kuat merupakan indikasi diagnosis TB, tetapi hasil tes yang negatif tidak menyingkirkan
kemungkinan adanya TB apabila ada petunjuk lain yang mengarah ke diagnosis TB.
Pemeriksaan radiologi fototoraks
• Dapat ditemukan lesi berupa sarang-sarang pneumonia dengan gambaran radiologi berupa bercak-bercak seperti awan dan batas-batas yang tidak
tegas. Lokasi lesi TB umumnya di daerah apeks paru, tetapi dapat juga mengenai lobus bawah bagian inferior atau di daerah hillus menyerupai
tumor paru.
Pemeriksaan sputum
• Ditemukan kuman BTA
Pemeriksaan darah
• Tidak sensitif dan spesifik
• Leukosit sedikit meningkat, pergeseran ke kiri (shift to the left)
• Limfosit normal
• LED meningkat
• Anemia ringan dengan gambaran normokrom dan normositer
• Gamma globulin meningkat
• Kadar natrium darah menurun
Biopsi eksisional
• Biopsi dapat dilakukan dengan mengambil sel keluar melalui jarum atau dengan operasi menghapus satu atau lebih kelenjar getah bening. Sel-sel
atau kelenjar getah bening akan dibawa ke lab dan diuji. Biopsy KGB memiliki nilai sensitifitas 98 % dan spesifisitas 95 %. Kegagalan untuk
mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsy KGB.
Diagnosis Banding
1. Metastatic carcinoma
2. Lymphoma
3. Fungal diseases
4. Cat-scratch fever
5. Sarcoidosis
6. Toxoplasmosis
7. Bacterial adenitis

Anda mungkin juga menyukai