Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 3

1. M. Solahuddin Zamzami
2.Maya Indriani
3.Ridaur Rahman
4.Sofia Rahmi sumayani
5.Syahrul Mubarak
 PEMBAHASAN :
 1. MENJAGA KELESTARIAN ALAM
 2. MEMAHAMI AYAT TENTANG ULAH MANUSIA
PENYEBAB KERUSAKAN (QS. AL-RUM : 41-42)
 3. MEMAHAMI AYAT LARANGAN BERBUAT KERUSKAN
(QS. AL-A’RAF : 56-58)
 4. MEMAHAMI KESERASIAN ALA, TIDAK ADA YANG SIA-
SIA (QS. AL-FURQAN : 45-50 DAN QS. SHAD :
27)
 5. MEMAHAMI AYAT MERUSAK KARAKTER UTAMA
ORANG MUNAFIK (QS. AL-BAQARAH : 204-206)
1. MENJAGA KELESTARIAN ALAM
Alam memiliki kemampuan untuk memberikan kehidupan
bagi penduduk dunia.Kemampuan (potensi) yang ada pada alam
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia atau natural resources
bumi dengan segala isinya yang terkandung didalamnya disebut pula
dengan alam dunia. Oleh karena itu, kita sebagai umat manusia sudah
sepatutnya kita menjaga dan melestarikan alam. Sangat banyak sekali
cara kita untuk melestarikan alam salah satunya adalah menghijaukan
kembali lahan-lahan yang sudah gundul
2. MEMAHAMI AYAT TENTANG ULAH MANUSIA
PENYEBAB KERUSKAN
QS. AL-RUM : 41-42
َ ‫اس ِليُ ِذيقَ ُه ْم بَ ْع‬
‫ض الَّ ِذي‬ ِ َّ‫سبَتْ أ َ ْي ِدي الن‬ َ َ‫ { َظ َه َر ا ْلف‬
َ ‫سا ُد ِفي ا ْلبَ ِر َوا ْلبَ ْح ِر ِب َما َك‬
ُ‫ان عَاقِبَة‬
َ ‫ف َك‬ َ ‫ظ ُروا َك ْي‬ ُ ‫ض فَا ْن‬ ِ ‫األر‬
ْ ‫يروا فِي‬ ُ ‫س‬ ِ ‫) قُ ْل‬41( ‫ون‬ َ ُ‫ع َِملُوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجع‬
} )42( ‫ين‬ َ ‫ين ِم ْن قَ ْب ُل َك‬
َ ‫ان أ َ ْكث َ ُر ُه ْم ُمش ِْر ِك‬ َ ‫الَّ ِذ‬
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah,
"Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan
dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah).”
KANDUNGAN SURAH

Ibnu Abbas, Ikrimah, Ad-Dahhak, As-Saddi serta lain-lainnya mengatakan bahwa


yang dimaksud dengan istilah al-barr dalam ayat ini ialah padang sahara, dan yang
dimaksud dengan istilah bahr dalam ayat ini ialah kota-kota besar dan semua kota
lainnya.
Menurut riwayat lain dari Ibnu Abbas dan Ikrimah, al-bahr artinya negeri-negeri dan
kota-kota yang terletak di pinggir sungai.
Ulama lainnya mengatakan, yang dimaksud dengan al-barr ialah daratan seperti yang
kita kenal ini, dan yang dimaksud dengan al-bahr ialah lautan.
Zaid ibnu Rafi' mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Telah tampak
kerusakan. (Ar-Rum: 41) Yakni dengan terputusnya hujan yang tidak menyirami bumi,
akhirnya timbullah paceklik; sedangkan yang dimaksud dengan al-bahr ialah hewan-
hewan bumi. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Abdullah ibnu Yazid ibnul Muqri, dari Sufyan, dari Hamid ibnu Qais Al-A'raj, dari
Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: Telah tampak kerusakan di darat dan
di laut. (Ar-Rum: 41) Bahwa yang dimaksud dengan rusaknya daratan ialah terbunuhnya
banyak manusia, dan yang dimaksud dengan rusaknya lautan ialah banyaknya perahu
(kapal laut) yang dirampok.
Menurut Ata Al-Khurrasani, yang dimaksud dengan daratan ialah kota-kota dan
kampung-kampung yang ada padanya, dan yang dimaksud dengan lautan ialah pulau-
pulaunya.
Pendapat pertama merupakan pendapat yang lebih kuat dan didukung oleh kebanyakan
ulama, serta diperkuat oleh apa yang dikatakan oleh Muhammad ibnu Ishaq di dalam
kitab Sirah-nya yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah mengadakan perjanjian
perdamaian dengan Raja Ailah dan menetapkan jizyah atas bahr-nya, yakni negerinya.
3. MEMAHAMI AYAT LARANGAN BERBUAT KERUSAKAN
QS. AL-A’RAF : 56-58

ْ ‫ش ًرا بَ ْي َن يَد‬
 ‫َي‬ ْ ُ‫الريَا َح ب‬ ِ ‫} َو ُه َو الَّذِي يُ ْر‬56{ ‫ين‬
ِ ‫س ُل‬ ِ ‫يب ِم َن ا ْل ُم ْح‬
َ ِ‫سن‬ ِ َّ َ‫ِإ َّن َر ْح َمة‬
ٌ ‫َّللا قَ ِر‬
‫ت فَأ َ ْن َز ْلنَا ِب ِه ا ْل َما َء فَأ َ ْخ َر ْجنَا ِب ِه ِم ْن‬
ٍ ‫س ْقنَاهُ ِلبَلَ ٍد َم ِي‬ ُ َ‫س َحابًا ِثقَاال‬ َ ْ‫َر ْح َم ِت ِه َحتَّى ِإ َذا أَقَلَّت‬
ُ‫ج نَبَات ُه‬ ُ ‫ب يَ ْخ ُر‬ َّ ‫} َوا ْلبَلَ ُد ال‬57{ ‫ون‬
ُ ‫ط ِي‬ َ ‫ج ا ْل َم ْوتَى لَعَلَّ ُك ْم ت َ َذك َُّر‬
ُ ‫ت َك َذ ِل َك نُ ْخ ِر‬
ِ ‫ُك ِل الث َّ َم َرا‬
ُ ‫ث الَ يَ ْخ ُر‬
‫ج ِإالَّ نَ ِكدًا‬ َ ُ‫ت ِلقَ ْو ٍم نَ ِكدًا ( ِب ِإ ْذ ِن َر ِب ِه َوالَّذِي َخب‬ ِ ‫ف اآلَيَا‬ ُ ‫ص ِر‬َ ُ‫َك َذ ِل َك ن‬
58{‫ون‬ َ ‫شك ُُر‬ ْ َ‫ي‬
(58-56:‫{االعراف‬
ARTINYA
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-
orang yang berbuat baik.
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah
itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti
itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran.
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan
tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah
kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
(Q.S. Al-A’raf: 56-58)
KANDUNGAN
Alam semesta khususnya bumi yang menjadi tempat tinggal manusia
sudah barang tentu haru kita jaga dan kita lindungi bersama. Beberapa
orang atau bahkan banyak orang yang tak peduli dengan lingkungan,
orang-orang tersebut seenaknya saja merusak alam tanpa
memperhatikan kesudahannya (akibatnya) setelah perbuatan yang
mereka perbuat. Beberapa orang yang membuat kerusakan tersebut tak
hanya membuat kerusakan kepada benda ataupun alam saja namun juga
merusak sikap, melakukan berbagai macam perbuatan yang tercela,
melakukan maksiat dan bahkan masih hidup seperti saat zaman jahiliah
dulu. Allah SWT sebagai Tuhan seluruh Alam semesta melarang umat
manusia untuk membuat kerusakan di muka bumi. Allah mengirimkan
manusia sebagai khalifah yang seharusnya mampu memanfaatkan,
mengelola dan memelihara bumi dengan baik bukan malah sebaliknya
yang merusak bumi. Dalam surah di atas juga terdapat kandungan
bahwa salah satu karunia Allah yang besar adalah menggerakan Angin
sebagai tanda akan datangnya rahmat-Nya. Angin membawa awan tebal
dan di halau ke negeri yang kering disana terdapat tanaman yang telah
mati karena kekeringan, sumur-sumur warga telah kering dan
masyarakat tekah kehausan. Allah akhirnya menurunkan hujan ke
negeri tersebut dan negeri yang hampir mati tersebut akhirnya hidup
subur kembali. Dengan itu juga telah di hidupkannya negeri tersebut
dan dengan kemakmuran atas tanaman-tanaman yang melimpah
banyak
A. AL FURQAN : 45-50
َ ْ‫الظلْ َولَوْ شَاء لَ َجعَلَه‬
‫سا ِكناْ ثْمْ َجعَلنَا‬ َْ ‫أَلَمْ ت َ َْر ِإلَى َر ِب‬
َْ ‫ك َكي‬
ِ ْ‫ف َمد‬
‫س َعلَي ِْه َد ِليال‬
َْ ‫الشم‬

045. (Apakah kamu tidak memperhatikan) yakni tidak melihat (kepada)


ciptaan (Rabbmu, bagaimana Dia memanjangkan bayang-bayang) mulai
dari tenggelamnya matahari sampai dengan hendak terbitnya (dan
kalau Dia menghendaki) yakni Rabbmu (niscaya Dia menjadikan
bayang-bayang itu tetap) artinya tidak hilang sekalipun matahari terbit
(kemudian Kami jadikan matahari atasnya) yakni bayang-bayang atau
gelap itu (sebagai petunjuk) karena seandainya tidak ada matahari maka
niscaya bayang-bayang atau gelap itu tidak akan dikenal.

ْ‫ثمْ قَبَضنَاهْ ِإلَينَا قَبضاْ يَ ِسيرا‬

046. (Kemudian Kami menarik bayang-bayang itu) yakni bayang-bayang


yang memanjang itu (kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-
lahan), yaitu dengan terbitnya matahari.
‫ار نشورا‬
َْ ‫ل النْ ََه‬ َْ ‫ل لَكمْ اللي‬
َْ َ‫ل ِلبَاساْ َوالنو َْم سبَاتاْ َو َجع‬ َْ َ‫َوه َْو الذِي َجع‬

047. (Dialah yang menjadikan untuk kalian malam sebagai pakaian) yakni
yang menutupi bagaikan pakaian (dan tidur untuk istirahat) bagi tubuh
setelah selesai dari bekerja (dan Dia menjadikan siang untuk bangun
berusaha) kalian bangun di waktu itu untuk mencari rezeki dan
melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya.

‫طَهورا‬ ِْ ‫ح بشراْ بَينَْ يَ َديْ َرح َمتِ ِْه َوأَنزَ لنَا ِْمنَْ الس َم‬
َ ْ‫اء َماء‬ َْ ‫الريَا‬
ِ ‫ل‬ َ ‫َوه َْو الذِي أَر‬
َْ ‫س‬

048. (Dialah yang meniupkan angin) menurut qiraat yang lain lafal Ar-Riih
dibaca Ar-Riyah (pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan
rahmat-Nya) yakni dekat sebelum hujan. Lafal Nusyuran menurut suatu
qiraat dibaca Nusyran, artinya secara terpisah-pisah yakni dibaca secara
Takhfif supaya ringan bacaannya. Menurut qiraat yang lain dibaca
Nasyran karena dianggap sebagai Mashdar. Menurut qiraat lainnya lagi
dibaca Busyra, artinya sebagai pembawa kabar gembira. Bentuk tunggal
bacaan pertama adalah Nusyurun, wazannya sama dengan lafal Rasulun
yang bentuk jamaknya adalah Rusulun. Sedangkan bentuk tunggal dari
bacaan yang kedua yaitu Busyran ialah Basyirun, artinya pembawa kabar
gembira (dan Kami turunkan dan langit air yang amat bersih) yaitu air
yang dapat dipakai untuk bersuci, atau air yang menyucikan.
‫ي ِب ِْه بَل َدةْ ميتاْ َونس ِقيَهْ ِمما َخلَقنَا أَن َعاماْ َوأَنَا ِسيْ َْكثِيرا‬
َْ ‫ِلنح ِي‬

049. (Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri atau tanah yang mati) lafal
Maitan dibaca Takhfif bentuk Mudzakkar dan Muannatsnya sama saja.
Disebutkan dengan maksud, bahwa yang mati itu adalah tanah negeri itu (dan
agar Kami memberi minum dengannya) dengan air itu (sebagian besar dari
makhluk Kami, binatang-binatang ternak) unta, sapi dan kambing (dan
manusia yang banyak) lafal Anaasiyyu merupakan bentuk jamak dari lafal
Insaanun, bentuk asalnya adalah Anaasiinu, kemudian huruf Nun diganti
menjadi Ya, lalu huruf Ya yang pertama diidgamkan kepadanya sehingga
jadilah Anaasiyyu. Atau lafal Anaasiyyu ini adalah bentuk jamak dari lafal
Insiyyun.

ِ ‫صرفنَاهْ َبينََهمْ ِل َيذكروا فَأ َ َبى أَكثَرْ الن‬


‫اسْ ِإّلْ كفورا‬ َ ْ‫َولَقَد‬

050. (Dan sesungguhnya Kami telah menggilirnya) yakni air hujan itu (di antara
manusia supaya mereka mengambil pelajaran daripadanya) Yadzdzakkaruu
asalnya Yatadzakkaruu, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Dzal
setelah terlebih dahulu diganti menjadi Dzal pula, sehingga jadilah
Yadzdzakkaruu. Menurut suatu qiraat dibaca Liyadzkuruu, sehingga artinya
menjadi: supaya mereka ingat akan nikmat Allah dengan adanya air tersebut
(maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari) nikmat Allah,
karena mereka mengatakan bahwa hujan kita ini disebabkan munculnya
bintang.
B. QS. SHAD : 27
َ ‫ِين َكفَ ُروا فَ َو ْي ٌل ِللَّذ‬
‫ِين َكفَ ُروا ِم َن النَّ ِار‬ َ ‫اط ًًل َذ ِلكَ َظ ُّن الَّذ‬ َ ‫س َماء َو ْاأل َ ْر‬
ِ َ‫ض َو َما بَ ْينَ ُه َما ب‬ َّ ‫َو َما َخلَ ْقنَا ال‬
Artinya:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-
orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.

KANDUNGAN
Sungguh Maha Besar Allah Yang Menciptkaan Segalanya...
Dia yang menciptakan langit dan bumi besarta isinya dan tak ada yang sia-sia yang Dia
ciptakan. Bahkan rokok yang terbuat dari tembakau, yang mengandung macam-macam
racun dan penyakit juga ternayat bermanfaat. Kita dapat menggunakan tembakau dalam
rokok yang telah dibasahi dan dilumurkan ke bagian tubuh (kaki, misalnya) untuk
menghindarkan diri dari lintah darat (Note: Lintah Darat di sini artinya lintah dalam ati
sebenarnya, bukan lintah dalam arti r*nt*nir, ya!)

Bahkan lintah, sang penghisap darah, pun ternyata bermanfaat untuk pengobatan.
Tumbuhan ganja yang memabukkan atau entahlah apa, juga sangat bermanfaat untuk ilmu
pengobatan.
Anjing yang haram menurut Islam pun juga bermanfaat untuk penyidikan dan
penyelidikan polisi.

Semua yang diciptakan Allah SWT pasti bermanfaat untuk umat manusia.
5. MEMAHAMI AYAT MERUSAK KARAKTER UTAMA ORANG MUNAFIK (QS.
AL-BAQARAH : 204-206)
َ ‫َو ِمنَالنا ِس َمنيع ِجب َكقَولَه ِفيال َحيَاةِالدُّنيَ َاويش َِهدالل ََه َعلَى َمافِيقَْلبِ َِه َوه َوأَلَدُّال ِخ‬
ْ‫صام‬

204. (Di antara manusia ada seorang yang ucapannya tentang kehidupan dunia
menarik hatimu) tetapi sebaliknya tidak demikian halnya tentang kehidupan
akhirat karena berbeda dengan pandangan dan keyakinannya (dan
dipersaksikannya kepada Allah atas isi hatinya) bahwa itu benar-benar cocok
dengan apa yang diucapkannya (padahal ia adalah musuh yang paling keras)
baik bagimu maupun bagi pengikut-pengikutmu disebabkan permusuhannya
denganmu itu. Orang ini namanya Akhnas bin Syuraiq, seorang munafik yang
manis mulut terhadap Nabi saw. Ia bersumpah bahwa ia seorang mukmin dan
cinta kepada Nabi saw. Lalu mendekati majelisnya. Maka kepalsuannya ini
dibukakan Allah dan suatu waktu ia pernah lewat di pertanian dan peternakan
seorang sahabat, maka dibakarnya tanaman dan disembelihnya hewan-hewan
milik sahabat itu di waktu malam, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman
Allah swt.:

205‫ىْو ِإ َذا‬
َ ‫س َعىْتَ َول‬ ِ ‫ل َر‬
َ ْ‫ضْ ِفي‬ ْ ‫ْويَه ِل َكْ ِف ِي ََهاْ ِليف ِس َدْا‬
َ ‫ث‬َ ‫ْوالنس َلْال َحر‬ َ َ‫بّْل‬
َ ‫ْوّللا‬ َ َ‫الف‬
ُّ ‫سادْي ِح‬

205. (Dan apabila ia berpaling) dari hadapanmu (ia berjalan di muka bumi untuk
membuat kerusakan padanya dan membinasakan tanam-tanaman dan
binatang ternak) untuk menyebut beberapa macam kerusakan itu (sedangkan
Allah tidak menyukai kerusakan), artinya tidak rida padanya.
ِ ‫َو ِإ َذاقِيلَلََهات ِقالل ََهأ َ َخ َذتَهال ِعزة ِب‬
َ ْ‫اإلث ِمْفَ َحسبَه َج ََهنم َولَ ِب‬
206 ‫سال ِم ََهاد‬
206. (Dan jika dikatakan kepadanya, “Bertakwalah kamu kepada Allah) dalam perbuatan-
perbuatanmu, (bangkitlah kesombongannya) yang menyebabkan berbuat (dosa) yang disuruh
menghindarinya. (Maka cukuplah baginya neraka Jahanam dan sungguh ia seburuk-buruk tempat
tinggal).

KANDUNGAN:
Dalam ayat 204-206 surat Al-Baqarah Allah menjelaskan sifat-sifat orang munafik dan
tindakanya dimuka bumi ini. Informasi yang disampaikan Al Quran bahwa ada sebagian dari
manusia yang kata-kata dan ucapanya tentang kehidupan dunia menarik sekali, sehingga banyak
orang terpedaya. ia pintar dan pandai menyusun kata-kata dengan gaya yang menawan ia
senantiasa tersenyum memperlihatkan kesungguhanya, malah ia berani bersumpah mengucapkan
"demi Allah" untuk dapat meyakinkan bahwa apa yang diucapkannya itu seakan-akan benar dari
lubuk hatinya dan bukanlah hal yang dibuat-buat, padahal ia adalah musuh besar dan selalu
menentang agama islam.

golongan manusia semacam ini, apabila ia telah berlalu dan meninggalkan orang yang di tipunya
itu, ia melaksanakan tujuan yang sebenarnya. Ia melakukan kerusakan di muka bumi. Wanita-
wanita dinodai, anak-anak generasi mudah di rusak mentalnya, hutan-hutan digunduli,
lingkungan dicemari, buah-buahan dan binatang ternak dimusnahkan. Apalagi kalau mereka
datang berkuasa, dimana-mana mereka berbuat sesuka hatinya. Sifat-sifat semacam ini jela tidak
disukai oleh Allah sedikitpun.

dalam ayat yang lain Allah juga menjelaskan sifat-sifat orang munafik terhadap Allah dan kepada

Anda mungkin juga menyukai