Anda di halaman 1dari 25

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK ORANG TUA

DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI SEMAYANG
TAHUN 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI

Disajikan oleh:

Aknes Meidiyana : 15360325


Ade Ratna Sari : 16360004
Adila Tania : 16360005
Asih Dwi Cahyani : 16360023
Sepriyanti : 15360473
Ian Ibnu Faisal : 16360424
PENDAHULUAN
ISPA

World Health Organization (WHO)


memperkirakan insidens Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) di negara
berkembang dengan angka kematian balita
di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah
15%-20% pertahun pada golongan usia
balita. Menurut WHO, 13 juta anak balita
di dunia meninggal setiap tahun dan
sebagian besar kematian tersebut terdapat
di Negara berkembang, di mana
pneumonia merupakan salah satu
penyebab utama kematian dengan
membunuh 4 juta anak balita setiap tahun
ISPA

SUMATERA
UTARA

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2015 dari 221.854
perkiraan jumlah penderita sebanyak 6.633 jiwa untuk ISPA bawah pneumonia dengan
9.291 kasus yang ditemukan dan ditangani. Sedangkan data yang ada di Puskesmas Sei
Semayang pada tahun 2017 didapatkan sebanyak 76 kasus dengan jumlah perkiraan
penderita sebanyak 268. Wilayah kerja Puskesmas Sei Semayang sendiri mencakup lima
desa yaitu, Desa Sei Semayang , Desa Sumber Melati Diski ( S.M. Diski ) dan Desa
Serbajadi
Tabel 1. Daftar Penyakit Terbanyak Puskesmas Sei
SemayangPeriode September s/d Desember 2017
Bulan Jumlah Pasien Tahun 2017

No

Sept Okt Nov Des

1 110 109 107 113 439

2 84 67 67 68 286

3 84 86 86 85 341

4 72 83 83 73 311

5 61 61 64 53 239

Sumber data : Laporan SP2T Periode bulan September s/d Desember 2017
Rumusan
Masalah

TUJUAN

MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI ISPA

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran


pernapasan Akut dengan pengertian sebagai
berikut: Infeksi adalah masuknya
Mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan
penyakit.
KLASIFIKSI ISPA
1. Kelompok umur kurang dari 2 bulan, dibagi
atas: pneumonia berat dan bukan
pneumonia.
2. Kelompok umur 2 bulan sampai kurang dari 5
tahun dibagi atas: pnemonia berat, pnemonia
dan bukan pnemonia.
GEJALA KLINIS ISPA
• Tanda dan gejala untuk golongan umur kurang
dari 2 bulan yaitu tidak bisa minum, kejang,
kesadaran menurun, stridor (ngorok),
wheezing (bunyi napas), demam.
• Tanda dan gejala untuk golongan umur 2
bulan sampai kurang 5 tahun yaitu tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor.
ETIOLOGI ISPA
Bakteri penyebab ISPA antara lain :
1. Genus streptcocus.
2. Stapilococcus.
3. Pneumococcus.
4. Hemofillus.
5. Bordetella dan Corinebacterium.
Virus penyebab ISPA antara lain :
1. golongan Miksovirus, Adenovirus.
2. Koronavirus.
3. Pikornavirus.
4. Mikoplasma
5. Herpesvirus.
FAKTOR RESIKO KATARAK
Dilaporkan ada berbagai faktor risiko ada yang
meningkatkan insiden (Morbiditas) maupun kematian
(Mortalitas) akibat pneumonia. Adapun berbagai macam
faktor resiko yang meningkatkan kematian akibat
pneumonia adalah :
1) Umur di bawah 2 bulan.
2) Tingkat sosial ekonomi rendah.
3) Gizi kurang.
4) Berat badan lahir rendah.
5) Tingkat pendidikan ibu rendah.
6) Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan rendah.
7) Imunisasi yang tidak memadai.
8) Menderita penyakit kronis dan aspek kepercayaan
setempat dalam praktek pencarian pengobatan yang
salah.
PENATALAKSANAAN ISPA

1) Pemeriksaan.
2) Penentuan ada tidaknya tanda bahaya
3) Tindakan dan pengobatan
KERANGKA KONSEP
Variabel independent Variabel Dependent

Perlaku merokok pada :


> Orang tua
Kejadian ISPA pada
> Pengetahuan
balita
> Sikap
> Tindakan
HIPOTESIS PENELITIAN
• H0: Tidak ada hubungan antara prilaku
merokok orang tua dengan kejadian
ISPA di Puskesmas Sei Semayang.
• H1 : Terdapat hubungan antara prilaku
merokok orang tua dengan kejadian
ISPA di Puskesmas Sei Semayang.
ANALISA DATA

• Analisis Univariat

• Analisis Bivariat
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Semua Ibu yang Semua ibu yang


mempunyai balita dan membawa balita yang
berkunjung ke
berada di Posyandu
Posyandu Desa
Desa Sumber Melati Sumber Melati Diski (
Diski ( S.M. Diski ) dan S.M. Diski ) dan Desa
Desa Serbajadiwilayah Serbajadi pada bulan
kerja puskesmas Sei Januari tahun2018
yang memenuhi
Semayang bulan
kriteria inklusi.
Januari Tahun 2018
Total samplingyang
berjumlah 30 orang
KRITERIA PENELITIAN

KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI


Semua balita yang berusia 12 Balita yang berusia kurang dari 12 bulan
bulan – 60 bulan (5 tahun) yang yang berobat ke Balai Pengobatan Anak
berobat ke Balai Pengobatan Puskesmas Sei Semayang bulan Januari
Anak Puskesmas Sei Semayang Tahun 2018.
bulan Januari 2018 dengan
pertimbangan anak balita usia
12 bulan telah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap, tidak
menggunakan tungku atau kayu
bakar untuk memasak.
DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Definisi Operasional Instrument Skala Hasil Skor

Perilaku Merokok Kebiasaan orang tua Indeks brinkman Ordinal 1-199 : perokok
Orang Tua (ayah ataupun ibu) ringan,
yang mengkonsumsi 200-599: perokok
rokok baik itu rokok, sedang,
filter, kretek, elektrik ≥ 600 perokok berat
ataupun lainnya
dimana
Balita Jumlah perkiraan Rekam Medik Interval Anak laki-laki dan
penderita ISPA balita perempuan yang
di satu wilayah kerja berusia ≥12 bulan –
pada kurun waktu 60 bulan (5 tahun)
yang berbeda

Kejadian ISPA penderita ISPA adalah Rekam Medik Rasio ISPA yang ditandai
balita, ditandai dengan salah satu
dengan adanya batuk atau lebih gejala
dan atau kesukaran batuk, pilek, disertai
bernapas disertai dengan demam
adanya peningkatan
frekwensi napas
(napas cepat) sesuai
golongan umur
PENGUMPALAN DATA

Pengumpulan data yang dipakai adalah data


primer dan sekunder catatan registrasi
Puskesmas Sei Semayang bulan September
tahun 2017 dengan instrument penelitian
menggunakan kuesioner.
KESIMPULAN
• Masih banyak orang tua yang tidak sadar akan
bahaya asap rokok terhadap balita.
• Terdapat hubungan antara prilaku merokok
orang tua terhadap kejadian ISPA pada balita
di wilayah kerja Puskesmas Sei Semayang
tahun 2018
SARAN
• Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan agar
dapat meningkatkan perencanaan dalam
penanganan ISPA melalui pendidikan
kesehatan kepada masyarakat
• Bagi tenaga kesehatan agar lebih
memperhatikan manajemen yang terukur
dan sistematis kepada ibu dan anak, agar
dapat mencegah kejadian ISPA tidak
berkembang

Anda mungkin juga menyukai