Anda di halaman 1dari 14

Faktor Kimia/Fisika yang

mempengaruhi kecepatan
proses kimia semen
a. Susunan Kimia

 Komposisi kimia semen portland pada umumnya terdiri dari CaO, SiO2,
Al2O3 dan Fe2O3, yang merupakan oksida dominan. Sedangkan oksida
lain yang jumlahnya hanya beberapa persen dari berat semen adalah
MgO, SO3, Na2O dan K2O.
Senyawa-senyawa kimia
dari semen portland
adalah tidak stabil
secara termodinamis,
sehingga sangat
cenderung untuk
bereaksi dengan air.
Karena itu apabila
semen dbiarkan terbuka
, maka semen bisa
mengeras karena
senyawa tersebut
bereaksi dengan uap air
yang ada diudara.
1. Tricalsium Silikat (C3S) = 3CaO.SiO2

Senyawa ini mengeras dalam beberapa jam dan dapat melepaskan panas, kualitas dan
kuantitas yang terbentuk dalam ikatan menentukan pengaruh terhadap kekuatan beton
pada awal umurnya, terutama pada 14 hari pertama
2. Dicalsium Silikat (C2S) = 2CaO.SiO2

Formasi senyawa ini berlansung perlahan dengan pelepasan panas yang lambat, senyawa
ini berpengaruh terhadap proses peningkatan kekuatan yang terjadi dari 14 hari sampai 28
hari, memiliki ketahanan agresi kimia yang relatif tinggi, penyusutan yang relatif rendah.

3. Tricalsium Alumat (C3A) = 3CaO.Al2O3

Senyawa ini mengalami hidrasi sangat cepat disertai sejumlah besar panas, yang
menyebabkan pengerasan awal, kurang ketahanan thd agresi kimiawi,, menunjukkan
desintegrasi (perpecahan) oleh sulfat yang ada di air tanah, mudah mengalami perubahan
volume sehingga besar kemungkinan mengalami retak retak.
4. Tetracalsium Aluminoferit (C4Af) = 4CaO.Al2O3 FeO

Adanya senyawa Aluminoferit kurang penting karena tidak tampak


banyak pengaruh terhadap kekuatan dan sifat semen.
B. Hidrasi Semen

 Jika semen bersentuhan dengan air, maka terjadilah proses hidrasi, baik
arah ke luar maupun ke dalam. Hasil hidrasi mengendap di bagian luar,
dan inti semen yang belum terhidrasi di bagian dalam secara bertahap
terhidrasi sehingga volumenya mengecil. Reaksi tersebut berjalan lambat,
sekitar 2 – 5 jam (disebut periode induksi atau tak aktif), sebelum terjadi
percepatan setelah kulit permukaan pecah.

 Pada tahap hidrasi berikutnya, pasta semen terdiri dari gel (berbentuk
butiran sangat halus dan luas permukaan yang sangat besar) dan sisasisa
semen yang tidak bereaksi, kalsium hidroksida Ca(OH)2 dan air, serta
beberapa senyawa lain.
B. Hidrasi Semen

 Proses hidrasi sangat kompleks, tidak semua reaksi yang terjadi dapat
diketahui.
Faktor Fisik Semen

 Kehalusan Butir (fineness) : reaksi semen dengan air dimulai dari


permukaan butir semen, sehingga makin makin kecil butir-butir semen
(jumlah luas permukaan makin besar), makin cepat proses hidrasinya.
Berarti semen yang halus akan cepat menjadi kuat dan meningkatkan
kohesi pada beton segar, dapat mengurangi bleeding, tetapi cenderung
terjadi susut lebih besar dan mudah terjadinya retak susut. Menurut SII 0013-
81, > 90% berat semen harus lolos ayakan lubang 0,09 mm, namun jika butir
semen telalu halus, menyebabkan terjadinya hidrasi awal karena
kelembaban udara.
Faktor Fisik Semen

 Waktu Ikat (setting time) : semen jika dicampur air akan menjadi bubur
yang plastis, secara bertahap sifat plastis ini berkurang dan menjadi keras.
Waktu dari pencampuran semen dan air sampai saat kehilangan sifat
keplastisannya disebut waktu ikat awal (initial setting time), dan waktu
sampai pasta semen menjadi massa yang keras disebut waktu ikat akhir
(final setting time). Waktu ikat awal > 60 menit, dan waktu ikat akhir < 480
menit.
 Panas Hidrasi. Silika dan Alumina dalam semen akan bereaksi dgn air dan
menjadi media perekat, memadat, dan membentuk massa yang keras.
Reaksi ini disebut hidrasi dan bersifat eksotermis dan mengeluarkan panas ±
110 kalori/gram.
 Berat Jenis. Umumnya berat jenis semen adalah 3,15 dan berat jenis ini
dipergunakan dalam perencanaan campuran beton.
Faktor kimia/fisika yang
mempengaruhi Proses pembuatan
baja
Komposisi
 Unsur Karbon : Karbon dalam baja dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan
tetapi jika berlebihan akan menurunkan ketangguhan.
 Unsur Mangan : Penambahan unsur mangan dalam baja dapat menaikkan kuat tarik
tanpa mengurangi atau sedikit mengurangi regangan, sehingga baja dengan
penambahan mangan memiliki sifat kuat dan ulet.
 Unsur Silikon : mempunyai pengaruh untuk menaikkan tegangan tarik dan
menurunkan laju pendinginan kritis. Silikon dalam baja dapat meningkatkan
kekuatan, kekerasan, kekenyalan, ketahanan aus, dan ketahanan terhadap panas
dan karat.
 Unsur Nikel : memengaruhi kekuatan tarik dan menaikkan sifat ulet, tahan panas,
 Unsur Kromium : menurunkan laju pendinginan kritis
Faktor Lain

 Ukuran Butir : Dengan bentuk butiran yang kecil maka menyebabkan


tingkat kekerasa material lebih tinggi karena kerapatan butiran lebih tinggi
sehingga ikatan antar butiran lebih kuat.
 Homogenitas Butiran : Butiran baja yang memiliki struktrur homogen akan
memiliki sifat kemampukerasan/Hardenability lebih rendah dibandingkan
dengan yang memiliki struktur heterogen.
 Dimensi Baja : baja yang dimensinya lebih kecil memiliki kecepatan
pendinginan lebih besar sehingga kemampukerasan akan lebih besar.
 Media Pendingin : Setiap media pendingin yang dipakai akan
menghasilkan kekerasan yang berbeda juga. Semakin tinggi viskositas /
kekentalan maka semakin lambat proses pendinginannya sehingga
semakin berkurang sifat kemampukerasannya.
Faktor Lain

 Unsur Paduan : Adanya unsur paduan akan mempengaruhi sifat


kemampukerasan seperti chromium dan mangan yang dapat
meningkatkan sifat kemampukerasan suatu bahan.
 Suhu Pemanasan : Suhu pemanasan berpengaruh karena saat material
dipanaskan maka atom-atom penyusun matterial tersebut akan bergetar
karena mendapatkan energi dari kenaikan temperatur, sehingga akan
menyebabkan keuletan material tersebut meningkat karena terjadi
perubahan ukuran dari butir akibat getaran atom.
DEBU EAF

 Debu yang dihasilkan dari proses pembuatan baja dan dapat diolah
untuk didaur ulang

Sludge (Lumpur)

Berasal dari pengolahan air buangan dari proses produksi yang dilakukan dengan
menggunakan Water Treatment Plant (WTP).

SLAG

Slag merupakan bahan sisa dari pengecoran besi


(piq iron), dimana prosesnya memakai dapur (furnance) yang bahan
bakarnya dari udara
yang ditiupkan (blast).

Anda mungkin juga menyukai