Anda di halaman 1dari 8

Gangguan Skizofrenia Geriatri

Gangguan jiwa skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat
dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat ketika muncul pada
lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan pada segi fisik, psikologis dan sosial-budaya.
Skizofrenia pada lansia angka prevalensinya sekitar 1% dari kelompok lanjut usia (lansia)
(Dep.Kes.1992).
Parafrenia adalah suatu bentuk skizofrenia lanjut yang sering terdapat pada lanjut usia yang
ditandai dengan waham (Biasanya waham curiga dan menuduh), sering penderita merasa tetangga
mencuri barang-barangnya atau tetangga berniat membunuhnya (Brocklehurst-Allen,1987). Biasanya
terjadi pada individu yang terisolasi atau menarik diri pada kegiatan sosial. Apabila waham tersebut
menimbulkan keributan antar tetangga atau bahkan skandal,pemberian terapi dengan derivat
fenotiasin sering bisa menenangkan (Brocklehurst-Allen,1987).
Kriteria Skizofrenia diambil Menurut Diagnostic And Statistical Manual Of Mental
Disorder, Fifth Edition (DSM-5).
Penggunaan antispsikosis atipikal disarankan untuk pengobatan pasien lansia dengan
skizofrenia. Dalam beberapa studi perbandingan, menyatakan bahwa Risperidone dan Olanzapine
memiliki manfaat terapeutik yang sebanding dengan efek sampingnya. Sedangkan Clozapine dapat
digunakan untuk pasien yang resisten terhadap antipsikosis atipikal lainnya.

Uji coba pengobatan pada pasien lansia dianjurkan selama 6-10 minggu, dengan meningkatkan dosis
secara perlahan.
Gangguan Delusional
Gangguan delusional terjadi ketika seseorang mengalami delusi
setidaknya selama 1 bulan tanpa disertai gejala psikotok lainnya. Delusi
atau waham adalah suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena
bertentangan dengan kenyataan (gangguan isi pikiran). Gejala utama
gangguan delusional adalah waham.
Ada beberapa tipe delusi diantaranya adalah :
1. Waham Erotomanik : Terlalu percaya diri bahwa seseorang, biasanya yang berstatus
lebih tinggi, sedang jatuh cinta kepadanya.
2. Waham Kebesaran : Percaya penuh bahwa dirinya adalah orang hebat dan terkenal
(seperti Nabi, presiden atau artis), atau yakin bahwa dirinya memiliki pengetahuan,
kemampuan, atau kelebihan istimewa yang tidak dimiliki orang lain.
3. Waham Cemburu : Begitu yakin bahwa pasangannya tidak setia atau berselingkuh
tanpa adanya bukti.
4. Waham Kejar : Begitu yakin bahwa dirinya (atau orang yang dekat dengannya)
diperlakukan tidak adil atau seseorang sedang memata-matai mereka atau berencana
untuk mencelakakannya.
5. Waham Somatik : Begitu yakin bahwa ia mengalami gangguan kesehatan, padahal
nyatanya tidak setelah dibuktikan dengan pemeriksaan.
6. Tipe campuran Seseorang memiliki dua atau lebih gangguan waham seperti di atas
tetapi tidak ada satu tema yang menonjol.

Pada lansia, tipe delusi tersering yang muncul adalah waham kejar dan waham somatik.
Pada umumnya pasien dengan gangguan delusional dapat
diobati dengan rawat jalan,tetapi ada sejumlah alasan tertentu dimana
diperlukan perawatan di rumah sakit.
Obat antipsikotik adalah obat terpilih untuk gangguan delusional.
Bila respon gagal selama minimal 6 minggu masa percobaan, dapat
diganti dengan antipsikotik golongan lain.
Beberapa dokter menyatakan bahwa pimozide (oral) atau
serotonin-dopamine antagonis mungkin efektif dalam mengatasi
gangguan delusional terutama pada pasien dengan waham somatik.
Psikoterapi biasanya merupakan cara yang paling efektif dalam
menangani seseorang yang menderita gangguan waham. Faktor utama
yang penting dalam terapi ini adalah kualitas hubungan antara pasien
dan terapis. Terapi ini bisa membantu pasien mengenali dan mengubah
pola pikirnya yang salah.
Gangguan Cemas
Kecemasan pada usia lanjut merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami
oleh usia lanjut atau berupa ketakutan yang tidak jelas dan hebat. Hal ini terjadi sebagai
reaksi terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang (Nugroho, 2008). Gejala-gejalanya
adalah:
• Perubahan tingkah laku
• Bicara cepat
• Meremas-remas tangan
• Berulang-ulang bertanya
• Tidak mampu berkonsentrasi atau tidak memahami penjelasan
• Tidak mampu menyimpan informasi yang diberikan
• Gelisah
• Keluhan badan
• Kedinginan dan telapak tangan lembab
Ada beberapa tipe gangguan cemas, yaitu :
1. Fobia : pada lansia , umumnya adalah ketakutan akan kematian dan kekacauan
dalam keluarga. Menghadapi ataupun hanya memikirkan tentang kejadian atau
hal ini saja dapat menimbulkan kecemasan berat/serangan panic.
2. Fobia sosial : biasanya lansia sulit mengingat nama seseorang ataupun malu
dengan penampilannya yang dikarenakan suatu penyakit tertentu dapat
menyebabkan ia merasa takut untuk bersosialisasi.
3. Gangguan cemas menyeluruh : dapat dikarenakan kecemasan akan penyakit
yang dideritanya, masalah dalam keluarga dan masalah ekonomi.
4. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) : biasanya terjadi pada lansia
dikarenakan kejadian traumatis yang dialaminya seperti kehilangan pasangan,
kekerasan dalam keluarga, insiden kecelakaan, ataupun bencana alam.
Tidak jarang gangguan cemas pada lansia diikuti dengan depresi, bisa dikarenakan
kehilangan pasangan atau diasingkan oleh keluarga.
Dalam mengatasi gangguan cemas pada lansia, dibutuhkan psikoterapi
seperti CBT yang dikombinasikan dengan pemberian psikofarmaka.
Menurut beberapa penelitian, pemberian obat buspirone pada lansia
menyebabkan efek samping yang lebih sedikit. Selain itu obat ini juga
tidak begitu menimbulkan efek interaksi terhadap obat-obatan yang
biasa digunakan lansia, misalnya obat hipertensi. Dosis awal yang
dianjurkan adalah 5 mg 2-3x sehari dengan menaikkan dosis secara
perlahan tiap 2-3 hari. Dosis maksimal untuk lansia adalah 30 mg/hari.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), obat antidepressant


dapat digunakan untuk terapi gangguan cemas menyeluruh. Namun
beberapa jenis obat masih memiliki efek samping.

Anda mungkin juga menyukai