Anda di halaman 1dari 20

1

SEMINAR
PSIKIATRI

INSOMNIA
OLEH
SARAH MARSA TAMIMI
PEMBIMBING
DR. JUSTINA EVY TYASWATI, SP.KJ

S M F / L A B. I L M U K E D O K T E R A N J I WA R S D D R .
SOEBANDI JEMBER
F A K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S J E M B E R
2018
DEFINISI
• Keluhan dalam hal kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau
kualitas tidur buruk yang berlangsung setidaknya 3 kali dalam seminggu
minimal satu bulan dan menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan
dalam fungsi individu (sosial dan pekerjaan).
(DSM-V)
• Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur.
Kondisi ini dapat terjadi secara sementara atau persisten.
(Kaplan et al., 2010)

• Kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak nyaman
setelah episode tidur tersebut.
(The International Classification of Sleep Disorders, 2014)
2
EPIDEMIOLOGI

 Wanita > Pria


 Pada studi tahun 2007:
 47,5% insomnia primer
 52,5% insomnia primer dengan psychriatic disorder
 41,1% insomnia primer dan gangguan komorbid
 4,3% substance abuse problem

(Zhang et al., 2014)

3
ETIOLOGI
Intrinsic cause Idiopatic / primary
insomnia

Poor sleep hygiene, sleep


Extrinsic cause disorder due to
environtmental

Circadian rythim disorder


Insomnia Cronic pain, pulmonary
disease (COPD),
Medical disorder neurological disorder
(Parkinson), endocrin
disorder

Anxiety disorder,
depression, bipolar,
Psychriatic disorder posttraumatic stress
disorder, gangguan
somatoform, schizoprenia

(Zhang et al., 2014)


4
KLASIFIKASI
Early / initial
Middle:
Presentasi terbangun
tengah malam
Late / terminal
Primer
Insomnia Penyebab
Sekunder
Transient
Waktu
Short term
serangan
Longterm

(Kaplan et al., 2010; Maslim, 2007; Cermin Dunia Kedokteran., 2007) 5


KLASIFIKASI BERDASARKAN WAKTU
SERANGAN
Transient Shortterm Longterm
Insomnia Insomnia Insomnia
• 2-3 hari • < 3 minggu • > 3 minggu
• Penderita: • Penderita: • Disebabkan
termasuk orang orang yang oleh kondisi
yang tidur mengalami medik atau
secara normal stres psikiatrik
• Misal: situasional • Perlu
Perjalanan • Misal: pemeriksaan
pesawat Kematian, fisik dan
terbang yang pindah rumah, psikiatrik yang
melampaui ganti pekerjaan terinci
zona waktu
(Cermin Dunia Kedokteran, 2007) 6
GEJALA KLINIS
Kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidur
Kualitas tidur yang buruk
Mudah terbangun, bangun dini hari
Dapat disertai gangguan psikologis maupun tidak

(Kaplan et al., 2010; Maslim, 2007; Cermin Dunia Kedokteran.,2007)

7
DIAGNOSIS
PPDGJ III
 Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau kualitas
tidur yang buruk.
 Gangguan terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan.
 Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleepness) dan peduli yang
berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
 Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan.

(Maslim, 2013)
8
9

DIAGNOSIS
DSM - V
 Keluhan utama adalah kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur
atau kualitas tidur yang buruk. Keluhan ini paling sedikit selama satu bulan
 Gangguan tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan
mempengaruhi fungsi sosial dan pekerjaan
 Gangguan ini tidak terjadi bersamaan dengan narkolepsi, breathing-relating
sleep disorders, atau parasomnia
 Gangguan ini tidak terjadi bersamaan dengan gangguan mental lainnya
(depresi)
 Gangguan ini tidak berhubungan dengan efek fisiologis bahan-bahan kimia
(alcohol, obat-obatan ) atau kondisi kesehatan seseorang
9
(Maslim., 2013)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium untuk cek gangguan tiroid atau


masalah lainnya yang bisa menyebabkan insomnia.
Polysomnogram untuk mencatat pernafasan, pergerakan, fungsi
jantung, dan aktivitas otak selama pasien tidur. Pemeriksaan ini
diindikasikan jika pasien mempunyai gangguan tidur yang lain,
seperti sleep apnea atau restless leg syndrome (banyak terjadi
pada lansia)

(Cermin Dunia Kedokteran, 2007)

10
TERAPI
• Non-medikamentosa
 Sleep education  edukasi tentang bagaimana siklus tidur dan
bagaimana perubahan tidur terkait dengan usia untuk menemukan
pengobatan
 Sleep hygiene  melakukan kebiasaan tidur yang baik, menghindari
aktivitas melebihi jam tidur, menghindari konsumsi minuman yang
mengandung cafein, memulai jam tidur lebih awal dari biasanya
 Stimulus control  menuju tempat tidur hanya saat lelah
 Sleep restriction  membatasi waktu di tempat tidur yang terlalu lama
sehingga kualitas tidur meningkat
• Medikamentosa

(Maslim, 2007; Zhang et al., 2014) 11


TERAPI MEDIKAMENTOSA

(Zhang et al., 2014) 12


(Maslim, 2007)
13
PEMILIHAN OBAT
Inisial Insomnia Broken Insomnia Delayed Insomnia

Siklus dengan tidur yang


Proses tidur terlalu cepat
Sulit masuk ke dalam tidak utuh dan terpecah-
berakhir dan sulit masuk
proses tidur pecah menjadi beberapa
kembali untuk tidur
↓ bagian

Anxietas ↓
Depresi
Stress Psikososial

“Sleep Inducting Anti- “Sleep Maintaining Anti- “Prolong latent phase


Insomnia” Insomnia” Anti-Insomnia”
↓ ↓ ↓
-Benzodiazepine (Short -Phenobarbital -Trisiklik
Acting) -Benzodiazepine (Long -Tertrasiklik
Acting)
14
(Maslim, 2007)
PEMBERIAN OBAT
 Pemberian dosis tunggal dianjurkan pada 15’-30’ sebelum pergi tidur.
 Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan
dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering off
untuk mencegah timbulnya rebound dan toleransi obat.
 Pemakaian obat anti-insomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja, tidak
lebih dari 2 minggu, agar risiko ketergantungan kecil.
 Penggunaan lebih dari 2 minggu dapat menimbulkan perubahan “Sleep
EEG” yang menetap sekitar 6 bulan lamanya.
 Kesulitan pemberhentian obat seringkali oleh karena “Psychological
Dependence” (habituasi)

(Maslim, 2007)
15
INTERAKSI OBAT

Anti-insomnia + CNS Depressant  supresi SSP 


oversedation & respiration failure
Overdosis jarang menimbulkan kematian. Anti-insomnia +
Alkohol/CNS Depressant  risiko kematian meningkat

(Maslim, 2007)

16
EFEK SAMPING ANTI-INSOMNIA

 Supresi SSP
 Oversedation  risiko jatuh dan trauma pada pasien lanjut usia
 Rage Reaction
• Anti-Insomnia waktu paruh singkat ( Triazolam)  gejala rebound lebih
berat pada pagi hari, dapat menjadi panik
• Anti-Insomnia waktu paruh sedang (Estazolam)  gejala rebound lebih
ringan
• Anti-Insomnia waktu paruh panjang (Nitrazepam, Flurazepam) 
hangover

(Maslim, 2007)
17
KONTRAINDIKASI ANTI-INSOMNIA

 Sleep Apneu Syndrome


 Congestive Heart Failure
 Chronic Respiratory Disease
 Benzodiazepine pada ibu hamil  terratogenic effect
 Benzodiazepine  ekskresi di ASI  penekanan fungsi SSP

(Maslim, 2007)

18
PROGNOSIS

Prognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat


dan juga terapi pada gangguan lain yang mendasari.

(Maslim, 2007; Cermin Dunia Kedokteran, 2007)

19
TERIMA K ASIH

20

Anda mungkin juga menyukai