• “Apabila seseorang melaksanakan shalat sunnah terus menerus secara berjama’ah, maka
ini adalah sesuatu yang tidak disyari’atkan. Adapun jika dia melaksanakan shalat sunnah
tersebut kadang-kadang secara berjama’ah, maka tidaklah mengapa karena terdapat
petunjuk dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai hal ini seperti shalat malam
yang beliau lakukan bersama Ibnu ‘Abbas[9]. Sebagaimana pula beliau pernah melakukan
shalat bersama Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dan anak yatim di rumah Ummu
Sulaim[10], dan masih ada contoh lain semisal itu.”[11]
• Namun kalau shalat sunnah secara berjama’ah dilakukan dalam rangka
pengajaran, maka ini diperbolehkan karena ada maslahat. Ibnu Hajar ketika
menjelaskan shalat Anas bersama anak yatim di belakang Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam secara berjama’ah, beliau mengatakan,
• بَ ْل يُ ْم ِك ُن، صلَ َحة َكالت َّ ْع ِل ِيم َ ْث َِل يَ ُكون ُهن
ْ َاك َم ُ ص َتاة النَّافِلَة ُم ْنفَ ِردًا َحي
َ َوأ َ َّن َم َح ّل ْالفَضْل ْال َو ِارد فِي
. سلَّ َم َّ صلَّى
َ للَا َعلَ ْي ِه َو َ اك أ َ ْف
َ ضل َو َِل ِسيَّ َما ِفي َحاّه َ أ َ ْن يُاَال ُه َو ِإ ْذ َذ