Anda di halaman 1dari 59

PSIKOLOGI SOSIAL

ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI


Pengertian Presepsi Sosial
Persepsi sosial adalah bagaimana kita
membuat kesan pertama, prasangka apa
yang mempengaruhi mereka, jenis
informasi apa yang dipakai untuk sampai
pada kesan tersebut, dan bagaimana
akuratnya pesan itu (David O Sears, et. al,
1994 )
Persepsi sosial berhubungan dengan
adanya rangsangn2 sosial dan banyak
mengandung unsur subjective
Fungsi Persepsi Sosial

O Persepsi sosial dapat juga membantu


kita menghadapi berbagai macam
orang dan situasi yang kita temui
sehari – hari
O Persepsi kita mengenai orang, situasi
atau peristiwa yang kita temui,
terlepas dari tepat tidaknya persepsi,
setidaknya kita manfaatkan sebagai
pegangan sementara waktu.
Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Sosial

OVariable Object-Stimulus
OVariable Suasana Pengiring
Kehadiran Object-Stimulus
OVariable Diri Persepsor
KOGNISI SOSIAL
Pengertian
 Kognisi social adalah tata cara di
mana kita menginterpretasi,
menganalisa, mengingat, dan
menggunakan informasi tentang
dunia social. Kognisi social dapat
terjadi secara otomatis. Contonya,
saat kita melihat seseorang dari
suatu ras tertentu (Cina, misalnya),
kita seringkali secara otomatis
langsung berasumsi bahwa orang
tersebut memiliki crri/sifat tertentu
SKEMA SOSIAL
Komponen dasar kognisi social adalah skema
(schema). Skema adalah sruktur mental yang
membantu kita mengorganisasi informasi
social, dan menuntun pemrosesannya. Skema
berkisar pada suatu subyek atau tema
tertentu.. dalam otak kita, skema itu seperti
scenario, yang memiliki alur.
Contohnya, skema kita tentang McD membuat
kita tau bagaimana cara untuk makan di McD
sehingga begitu kita datang ke McD kita
langsung ke kasir untuk memesan makanan.
Skema yang kita miliki akan mempengaruhi
sikap kita pada sesuatu.
SKEMA SOSIAL:
APA PENGARUH SKEMA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
KITA?
• Skema mempengaruhi 3 proses:
1. Perhatian (attention)
2. Pengodean (encoding)
3. Mengingat kembali (retrieval)
1. ATTENTION

• Atensi berkaitan dengan informasi yang kita


perhatikan.
• Dalam hubungannya dengan atensi, skema
seringkali berperan sebagai sejenis
penyaring: informasi yang konsisten dengan
skema lebih diperhatikan dan lebih mungkin
untuk masuk ke dalam kesadaran
2.ENCODING

O Pengkodean adalah proses dimana


informasi yang kita perhatikan
disimpan dalam ingatan.
O Merupakan fakta bahwa informasi
yang menjadi fokus atensi kita lebih
mungkin untuk disimpan dalam
ingatan jangka panjang.
3. RETRIEVAL

• Mengingat kembali adalah proses dimana kita


mengeluarkan informasi dari ingatan dan
menggunakan untuk keperluan tertentu, misalnya
membuat penilaian tentang orang lain.
SIKAP & PERILAKU
MANUSIA
DEFINISI SIKAP
OBentuk evaluasi atau reaksi
perasaan (Menurut Louis
Thurstone, Rensis Likert, dan
Charles Osgood)
OPerasaan mendukung atau
memihak maupun perasaan
tidak mendukung atau tidak
memihak (Berkowitz)
Respon syaraf simpatik

AFEK Pernyataan lisan tentang


afek

STIMULI (Individu, Respon perceptual


situasim isyu KOGNISI Pernyataan lisan tentang
SIKAP
sosial, kelompok keyakinan
sosial, dan obyek
sikap lainnya)

Tindakan yang tampak


PERILAK Pernyataan lisan
U mengenai perilaku

Konsepsi Skematik Rosenberg & Hovland Mengenai


Sikap
DEFINSI PERILAKU
OMerupakan respons atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (Skiner)
 teori SOR (Stimulus Organisme
Respons)

OSuatu aktivitas manusia itu sendiri


(Soekidjo)
DEFINSI PERILAKU
O Tindakan atau perilaku suatu
organisme yang dapat diamati dan
bahkan dapat dipelajari (Robert Kwick)

O Perilaku manusia merupakan proses


interaksi individu dengan
lingkungannya sebagai manifestasi
bahwa dia adalah makhluk hidup (Sri
Kusmiyati)
PEMBAGIAN PERILAKU (Skiner)
1. Perilaku tertutup (covert behaviour)
O Respons seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk terselubung.
O Ex: seorang ibu hamil, tahu pentingnya
memeriksakan kehamilan
2. Perilaku Terbuka
O Respons seseorang thd stimulus dalam
tindakan nyata atau terbuka.
O Ex: seorang ibu hamil memeriksakan
kehamilannya
Identitas sosial
IDENTITAS SOSIAL
 Menurut William James dalam Walgito, identitas
sosial lebih diartikan sebagai diri pribadi dalam
interaksi sosial, dimana diri adalah segala sesuatu yang
dapat dikatakan orang tentang dirinya sendiri, bukan
hanya tentang tubuh dan keadaan fisiknya sendiri saja,
melainkan juga tentang anak–istrinya, rumahnya,
pekerjaannya, nenek moyangnya, teman–temannya,
milikinya, uangnya dan lain–lain.
 Lebih lanjut disimpulkan bahwa diri adalah semua ciri,
jenis kelamin, pengalaman, sifat – sifat, latar belakang
budaya, pendidikan, dan semua atribut yang melekat
pada seseorang.
Komponen dalam Identitas
Sosial
ODiri pribadi
Berfikir mengenai diri sendiri merupakan hal yang paling
sering dilakukan oleh orang. Pada umumnya, orang akan
berpusat pada dirinya sendiri. Sehingga, diri adalah pusat
dari dunia sosial setiap orang. James membagi diri menjadi
dua jenis. Pertama diri sebagai “DIRI”. Dan yang kedua diri
sebagai “AKU”. Diri adalah aku sebagaimana dipersepsikan
oleh orang lain sebagai objek (objective self) sedangkan Aku
adalah inti dari diri aktif, mengamati, berfikir dan
berkehendak (subjective self).
Konsep diri pribadi
Konsep diri adalah kumpulan keyakinan dan
persepsi diri terhadap diri sendiri yang teroganisir.

Chaplin mengartikan konsep diri sebagai evaluasi


individu mengenai diri sendiri; penilaian atau penaksiran
mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan.
Diri dan Konsep Diri

Ketika diri berjalan selaras dengan konsep diri yang


diyakini oleh individu, maka yang akan muncul kemudian
adalah effect self – reference. efek ini berasal dari perhatian
dan memori yang terjadi karena pemrosesan kognitif
terhadap informasi yang relevan terhadap diri lebih efisien
daripada pemoresesan informasi jenis lain.
Konsep Diri Sosial
Selain identitas diri unik yang dikenal dengan identitas
diri personal, juga ada aspek sosial dari diri yang kita bagi
dengan orang lain. Aspek ini yang kita sebut dengan konsep
diri sosial. Secara umum didefinisikan bahwa diri sosial
adalah bagian dari siapa kita dan bagaimana kita berfikir
tentang diri kita sendiri ditentukan oleh identitas kolektif.
Terdapat 2 komponen yang melandasi diri sosial, yaitu:
1. Hubungan interpersonal
2. Hubungan keanggotaan pada kelompok yang lebih besar
FAKTOR EKSTERNAL YANG
MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
1. Perubahan usia

2. Memasuki pekerjaan baru

3. Perubahan hidup yang besar

4. Interaksi interpersonal
Stereotipi, Prasangka,dan Diskriminasi
Stereotipi

O keyakinan seseorang atau


kelompok tentang karakteristik dari
kelompok sosial atau anggota dari
kelompok tersebut (Stangor, 2004)
O Persepsi terhadap suatu objek,
binatang, individu atau kelompok
yang kaku (sulit diubah)(Chaplin,
2004)
Stereotipi
O Empat konsekuensi ketika
menstereotipkan orang:
O Membesarkan jarak perbedaan antar
kelompok
O Merendahkan perbedaan diantara
individu yang berada di dalam
kelompok
O Terlalu mesimplisikasikan realitas
O Cenderung bersifat negatif
Prasangka
O Satu kepercayaan atau pendapat,
biasanya negatif, yang
mempengaruhi individu untuk
bertingkah-laku dengan cara
tertentu atau berpikir dengan cara
tertentu mengenai orang lain
(Chaplin, 2004)
Prasangka
O Tiga komponen prasangka menurut
Allport
O Cognitive: keyakikan
O Affektif: perasaan yang kuat dan
kualitas keyakinan yang dimiliki
O Konatif: keinginan untuk bertindak
dengan pasti
Prasangka&Kategorisasi Sosial
O kategorisasi sosial Terjadi ketika
kita berpikir tentang seseorang
baik diri kita atau orang lain
sebagai anggota kelompok sosial
yang berarti atau bermakna
O Proses ini menerangkan pula
bahwa bahwa ada kelompok yang
sama/serupa dan ada kelompok
yang dipandang berbeda/sesuatu
yang lain di luar sesamanya
(yang sama dengan yang lain)
Sumber Prasangka
O Interaksi Sosial
O Ketidakadilan
O In group-out group
O Konformitas
O Dukugan institusional
O Konflik antarkelompok
Sumber Prasangka
O Dinamika kepribadian
O Teori frustasi agresi
O Kebutuhan akan status dan merasa
memiliki kelompok
O Kepribadian otoriter
O Faktor kognitif
KETERTARIKAN
INTERPERSONAL
Daya Tarik Interpersonal
O Daya Tarik Interpersonal adalah suatu
keadaan di mana seseorang dinilai oleh
orang lain memiliki kepribadian yang
baik/menyenangkan.
O Daya tarik memunculkan rasa
suka/menyukai.
DASAR-DASAR
DAYA TARIK INTERPERSONAL (1)
Penguatan:
Kita cenderung menyukai seseorang yang
menilai kita secara positif.

Pertukaran Sosial:
Kita menyukai seseorang yang bila berinteraksi
dengannya kita memperoleh keuntungan .
Ganjaran yang kita peroleh sepadan atau
lebih besar daripada yang kita berikan
padanya.
DASAR-DASAR
DAYA TARIK INTERPERSONAL (2)
Asosiasi:
Kita menjadi suka dengan seseorang yang
diasosiasikan (dihubungan) dengan
pengalaman yang baik .
Kita tidak suka dengan seseorang yang
diasosiasikan dengan pengalaman buruk
dan jelak.
Misal Tak suka seseorang yang berwajah mirip
Mantan.
Faktor yang Pengaruhi Daya Tarik
Int (1)
1. a. Kompetensi
Kita menyukai orang yang terampil secara
sosial, cerdas dan kompeten.
Pintar komputer, trampil memainkan bola,
pintar memperbaiki mobil, cerdas mater-
matika, dsb adalah sejumlah kompetensi
yang disukai.
Catatan: Yang “terlalu sempurna” kurang
disukai dibandingkan yang sedikit
melakukan kesalahan.
Faktor yang Pengaruhi Daya Tarik
Int (2)
1. b. Kehangatan Personal
Kehangatan merupakan karakteristik pokok
yang mempengaruhi kesan kita mengenai
orang lain. Yaitu, memiliki sikap positif
terhadap orang dan benda (ramah,
gembira, terbuka, tulus, jujur, hangat,
periang, dsb).
Faktor yang Pengaruhi Daya Tarik
Int (3)
1. c. Daya Tarik Fisik
Kita menilai orang yang memiliki daya tarik
fisik (cantik/cakep, penampilan baik).
Hal ini karena Hallo Effect , yaitu kita
mengasumsikan orang yang menarik secara
fisik memiliki karakteristik lain yang
menyenangkan.
Faktor yang Pengaruhi Daya Tarik
Int (4)
2. Kesamaan:
Latar belakang etnik, agama, politik, kelas
sosial, pendidikan, dan usia mempengaruhi
daya tarik (Sears dkk, 1991).
Kesamaan melahirkan kesenangan dan
perbedaan menghasilkan ketidaksukaan (Myers,
2012)
Faktor yang Pengaruhi Daya Tarik
Int (5)
3. Keakraban:
Keakraban menimbulkan rasa suka. Makin
sering seseorang melihat wajah, maka
makin meningkat rasa suka terhadap wajah
tersebut. (Moreland & Zajonc, 1982).
Faktor yang Pengaruhi Daya Tarik
Int (5)
4. Kedekatan:
Semakin dekat tempat tinggal kita dengan
seseorang maka makin tinggi rasa suka
terhadap orang tersebut.
Di apartemen, penghuni lebih sering
memperhatikan penghuni lain yang satu
tingkat dengannya daripada yang berada di
tingkat yang berbeda.
Konformitas
Konformitas
Konformitas adalah perilaku yang mengikuti suatu
kelompok yang didorong oleh keinginan individu itu
sendiri, dimana kelompok tersebut tidak memiliki
suatu hak yang spesial untuk mengarahkan tingkah
laku individu tersebut.Konformitas menurut Brehm
dan Kassin adalah kecenderungan untuk mengubah
persepsi, pendapat, perilaku seseorang sehingga
konsisten dalam perilaku atau norma kelompok.
Menurut Soerjono Soekanto konformitas berarti
penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara
mengindahkan norma dan nilai masyarakat.
Jadi, konformitas adalah seseorang berperilaku
terhadap orang lain sesuai dengan harapan
merupakan bentuk interaksi yang ada di
dalamkelompoknya.
Tujuan Konformitas
O Untuk mengubah persepsi, pendapat,
perilaku seseorang sehingga konsisten
dalam perilaku atau norma kelompok.
O Agar seseorang berperilaku terhadap
orang lain sesuai dengan harapan
kelompoknya.
O Untuk mendapat hadiah atau menghindari
hukuman.
O Seseorang akan merasa lebih diterima
oleh kelompok jika bertingkah laku dan
bersikap sesuai dengan lingkungan sekitar.
Manfaat Konformitas
O Sesuatu yang diharapkan dan
diinginkan akan didapat dengan
adanya konformitas.
O Seseorang dapat berprilaku sesuai
dengan yang diharapkan
kelompoknya.
O Dapat terubahnya persepsi, pendapat,
perilaku seseorang sehingga konsisten
dengan norma kelompok
Ciri-Ciri Konformitas
1. Kekompakkan
2. Kesepakatan
3. Kepercayaan
4. Kesamaan Pendapat
5. Ketaatan
PERILAKU
PROSOSIAL
PENGERTIAN
O Perilaku prososial adalah perilaku yang
positif, atau dengan kata lain perilaku
yang menguntungkan orang lain. (Staub
1978).
O Tingkah laku prososial: suatu tindakan
menolong yang menguntungkan orang
lain tanpa harus menyediakan suatu
keuntungan langsung pada orang yang
melakukan tindakan tersebut, dan
mungkin melibat suatu risiko bagi orang
yang menolong (Baron & Byrne, 2003)
ALTRUISME
O Altruisme, yaitu perilaku yang
hanya dilandasi motivasi untuk
kebaikan orang lain dengan
pengorbanan
O Altruisme: tingkah laku yang
merefleksikan pertimbangan untuk
tidak mementingkan diri sendiri demi
kebaikan orang lain (Baron & Byrne,
2003)
PROSES PERILAKU
MENOLONG
1. Menyadari adanya situasi darurat
2. interpretasikan keadaan sebagai
keadaan darurat.
3. Mengasumsikan bahwa tanggung
jawabnya untuk menolong
4. Mengetahui apa yang harus
dilakukan
5. Mengambil keputusan untuk
menolong
FAKTOR PENDUKUNG
PERILAKU
PROSOSIAL
Ada beberapa faktor kenapa
seseorang menolong:
1. Menolong yang anda sukai.
2. Atribusi menyangkut tanggung
jawab korban.
3. Model-model prososial: contoh
positif dari lingkungan dapat
meningkatkan perilaku prososial.
4. Motivasi (integritas moral)
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PROSOSIAL
O Faktor Internal:
- Keuntungan pribadi
- Norma dan nilai pribadi
- Empati
- Pengalaman dan suasana hati
- Kepribadian
- Religiusitas
- Penyebaran tanggung jawab
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PROSOSIAL
O Faktor Eksternal
- Budaya
- Kehadiran orang lain (Bystander)
- Hubungan dengan yang ditolong
- Kondisi lingkungan
- keluarga
AGRESI
DEFINISI AGRESI
O Intensitas perilaku yg mengarah
pada melukai atau menghancurkan
(Brehm & Kassin, 1994)

O Intensitas perilaku yg mengarah


pada melukai atau menghancurkan
dg tujuan menguasai scr totalitas
(Brehm & Kassin, 1995)
Jenis Agresi
OInstrumental  kecenderungan
menguasai orang lain dalam rangka
mendapatkan suatu nilai (bertujuan
rasional) ex. Polisi tembak penjahat
Emosional  kecenderungan
mengusai orang lain sebagai
pelampiasan emosi

OVerbal & non verbal


Asal-usul Agresi
* Faktor Bawaan
1. Teori insting
awal mula Freud (Tanatos)
Konrad Lorenz (1966); agresi
mrp
motivasi instingtif yg bersifat
bawaan
dg tujuan memperthnkan hdp
2. Teori Sosiobiologi (Leda Cosmides & John

Tooby)
Faktor genetik berperan sangat besar utk
menentukan agresi

* Faktor yang dipelajari (teori belajar sosial)


Perilaku agresif & anti sosial pd umumnya
dijadikan model perilaku baik langsung
maupun tidak

Anda mungkin juga menyukai