Anda di halaman 1dari 52

GANGGUAN MOOD/AFEKTIF

dr.. Mutiara Anissa, Sp.KJ


PENDAHULUAN
 Abad 20, dekade pertama  gangguan psikiatri terbanyak
adalah skizofrenia sedangkan gangguan mood masih jarang.

 Pertengahan abad 20  gangguan depresi lebih banyak


daripada skizofrenia, dikarenakan :
1. perbaikan diagnosis klinis  sedikit misdiagnosis
2. sistem klasifikasi lebih baik  DSM IV-TR dan ICD-10

 WHO  depresi menempati urutan ke-4 masalah kesehatan dunia


 Penyakit fisik seperti hipertensi, DM, PPOK mencetuskan depresi.
GANGGUAN MOOD/AFEKTIF

 Kelainan fundamental pada gangguan ini adalah perubahan


suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya ke arah depresi
atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat).

 Perubahan suasana perasaan biasanya disertai dengan


perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas.

 Sebagian besar gangguan ini cenderung berulang dan timbulnya


episode tersendiri sering berkaitan dengan peristiwa/situasi
yang menegangkan.
Klasifikasi Gangguan Mood
Gangguan Depresi
Mayor
Gangguan Depresi
(Depresi Unipolar)
Gangguan mood

Gangguan Distimia

Gangguan Bipolar
I

Gangguan Bipolar Gangguan Bipolar


II

Gangguan Mood Gangguan


akibat KMU Siklotimia

Gangguan Mood
Diinduksi Zat
GANGGUAN DEPRESI
PENDAHULUAN

 Depresi merupakan gangguan mental yang paling


banyak menimbulkan beban disabilitas
 Meningkatkan morbiditas, mortalitas dan risiko
bunuh-diri
 Berdampak pada penurunan kualitas-hidup
pasien dan seluruh keluarga
PENDAHULUAN

 Lifetime prevalence: sekitar 17%


 > 30% kasus depresi tidak terdeteksi, > 40%
jumlah tersebut tidak mendapat terapi untuk
depresi

 Keluhan somatik sebagai bagian gejala depresi


sering di obati sebagai gejala penyakit fisik.

 Lebih terabaikan lagi depresi pada komorbiditas


dengan penyakit medik
Faktor Resiko Depresi
 Usia
Dewasa muda >>
 Status sosial-ekonomi
Kelompok sosial ekonomi rendah memiliki resiko yang
lebih tinggi
 Status pernikahan
Orang yang berpisah/bercerai memiliki resiko yang lebih
tinggi Jenis kelamin
 Jenis kelamin
Perempuan memiliki resiko dua kali lipat lebih besar
daripada laki-laki, melahirkan, stressor psikososial.
Prevalensi Depresi pada berbagai Kondisi /
Penyakit Medik

Populasi umum 5% (4-6%)


Ps rawat inap 33.0%
Lansia rwt inap 36.0%
Stroke > 6 bln 23% (18–23%)
Stroke akut < 6 bln 40% (30-40%)
CAD & MI 20% (15-20%)
DM 27%% (8.9–27.3%)
Kanker 30-60%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%


Etiologi Depresi (1)
Multi-causal
 Biologi
 Penurunan serotonin, penurunan dopamine
 Genetik
 Anak dengan orangtua menderita depresi  risiko
depresi >>
 Psikososial
 Peristiwa kehidupan/stres kehidupan kehilangan
 Faktor kepribadian  gangguan kepribadian ambang,
histrionik, anankastik
 Faktor psikodinamik
 Gangguan ibu-anak selama fase oral
 Kenyataan atau bayangan kehilangan objek
Etiologi Depresi (2)
Multi-causal

 Teori kognitif
Trias kognitif depresi : persepsi negatif terhadap diri sendiri,
menganggap dunia bermusuhan dengan dirinya, bayangan
masa depan ( penderitaan dan kegagalan)

 Sindrom otak organik / stroke / hormonal


 Sekunder terhadap kondisi medik lain (cancer, DM, dsb.).
 Reaksi terhadap obat/zat tertentu
Akibat Penyakit Fisik

 Arthritis : 25.3%
 Cancer : 30.3%
 Diabetes : 22.7%
 Heart disease : 34.6%
 Hypertension : 22.4% DEPRESI
 Chronic lung dis : 30.9% &
KOMORBIDITAS
 Neurologic dis : 37.5%
GEJALA DAN TANDA
 Mood terdepresi
 Perasaan sedih, tidak mempunyai harapan, tidak berharga
 Pikiran bunuh diri
 Mengeluh penurunan energi  sulit menyelesaikan pekerjaan,
tugas sekolah
 Masalah tidur  terjaga dini dan sering terbangun di malam
hari atau banyak tidur
 Sulit konsentrasi
 Menurunnya minat dan aktivitas seksual
 Peningkatan atau penurunan nafsu makan
GEJALA DAN TANDA
 Gejala depresi pada usia lanjut lebih tampak sebagai gejala
somatik/keluhan fisik

 Lelah, tak bertenaga, tidak nafsu makan, berat-badan turun,


badan sakit-sakit, pegal-linu, nyeri dan sakit kepala, dada
sakit, sesak napas, keluhan perut/lambung dsb.

 Gangguan kognitif sering dianggap sebagai dementia


Pemeriksaan Status Mental
 Deskripsi umum : kemunduran psikomotor, sedih, tidak
ada gerakan spontan
 Mood : depresi
 Suara : volume pelan, bicara lambat
 Gangguan persepsi : pada depresi berat dapat disertai
halusinasi
 Pikiran : pandangan negatif, rasa kehilangan, rasa bersalah,
ide suicide
 Memori : sulit konsentrasi dan gampang lupa
 Impulsi : bunuh diri
Kriteria Diagnostik Episode Depresi (ICD 10)

Episode Episode Episode


depresi ringan depresi sedang depresi berat
• 2 gejala • 2 gejala • 3 gejala
utama utama utama
• 2 gejala • 3 gejala • 3 gejala
tambahan tambahan tambahan

Gejala berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu


 Episode depresi berat tanpa ciri psikotik
 Episode depresi berat dengan ciri psikotik
 adanya halusinasi atau waham
 Gangguan depresi berulang  dua atau lebih episode
depresi
TATALAKSANA
Modalitas terapi Gangguan Depresi:
 Medikamentosa: antidepresan
 Psikoterapi / CBT
 ECT
 Kombinasi berbagai modalitas terapi diatas
 Dukungan keluarga / lingkungan sosial

Dahulu: tujuannya adalah simtomatik,


mengurangi atau menghilangkan gejala
depresi
Sekarang: mengatasi gejala (simtomatik),
mengembalikan fungsi sosial dan QOL
TUJUAN TERAPI DEPRESI

Mengurangi risiko
Meningkatkan Disabilitas/
kualitas hidup mortalitas

Terapi

Mengurangi/
hilangkan gejala Mengurangi
risiko kekambuhan

Mengembalikan
Peran dan Fungsi
TATALAKSANA
Rawat inap Terapi keluarga
• Risiko bunuh diri • Mengurangi dan mengatasi stress
• Intake makanan buruk  mengurangi kekambuhan
• Gejala berulang • Gangguan didasari oleh keluarga
• Sistem dukungan keluarga buruk • Gangguan mengganggu fungsi
keluarga

Farmakoterapi
• Antidepressan
• Pemilihan obat dan dosis yang
sesuai
• Edukasi
• Efek optimal 3-4 minggu
Jenis-jenis ANTIDEPRESAN
1. Tricyclic AntiDepresan (TCA) : Amitriptiline, Imipamine,
Amoxapine, Clomipramine.
2. Heterocyclic Anti depresan : Maprotiline
3. Mono Amine Oxydase Inhibitor (MAOi) : Moclobemide
4. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor : Sertraline,
Fluoxetine, Paroxetine, Fluvoxamine
5. Noradrenaline Serotonin Specific Antidepresan (NaSSA) ;
Mirtazapine
6. Serotonin & Noradrenergic Reuptake Inhibitors (SNRI) :
Venlafaxine
Nama Dosis
Amitriptilin, imipramin 75 – 150 mg/hr
Maprotilin 75 – 150 mg/hr
Moclobemid 150 – 300 mg/hr
Sertraline 50 – 200 mg/hr
Fluvoxamine 50 – 200 mg/hr
Fluoxetine 20 – 60 mg/hr
Citalopram 20 – 60 mg/hr
Tianeptine 37,5 mg/hr
Mirtazapine 15 – 45 mg/hr
 Amitriptilin
 Dimulai dengan dosis 3 X 10 mg, dosis dapat dinaikkan 25
mg setiap 2-3 hari (tergantung toleransi)
 Bila tidak berespon dosis dapat dinaikkan hingga dosis
maksiamal 150 mg/hari
 Fluoxetine  dimulai dengan dosis 10-20 mg setiap pagi 
evaluasi setiap 2 minggu  bila perlu dosis dapat dinaikkan
sampai 60mg, tergantung keadaan klinis.
 Bila disertai gejala psikotik  berikan antipsikotik
 Perhatikan efek samping antidepresan
PROGNOSIS
 Kronik
 Kambuh
 Prognosis baik : episode ringan, tidak ada gejala psikotik,
rawat inap singkat, fungski keluarga stabil, fungsi sosial
sebelum sakit baik
 Prognosis buruk ; komorbid dengan distimik,
penyalahgunaan alkohol dan zat lain, riwayat episode
depresi lebih satu kali
Contoh Kasus Depresi
Seorang perempuan berusia 33 tahun datang ke dokter
dengan keluhan sering sedih sejak 3 bulan yang lalu. Menurut
keluarga, pasien tampak murung, tidak bersemangat dan
tidak mau makan. Pasien sempat ingin bunuh diri 1 hari yang
lalu. Status mental didapatkan kesadaran komposmentis,
sikap kooperatif, bicara tidak spontan, mood hipotim, afek
terbatas, halusinasi auditorik (-). Tanda vital dan pemeriksaan
fisik dalam batas normal.
GANGGUAN BIPOLAR
Pendahuluan
 Gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh
gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran.

 Biasanya rekuren dan dapat berlangsung seumur hidup.

 Perubahan mood disertai dengan perubahan yang serius


pada energi dan perilaku.

 Periode mood yang normal (eutimik) terjadi di antara


episod perubahan mood tersebut
Epidemiologi Gangguan Bipolar (GB)
 Prevalensi selama kehidupan
 GB I : 1%
 GB II : 4%
 Spektrum GB : 3%
 Angka bunuh diri : 15%-20%
 Insidens gambaran psikotik : 47%-75%
 Rasio lelaki dengan perempuan :
 GB I : 1:1
 GB II : 1:2
 Riwayat keluarga positif : 60-65%
Etiologi Gangguan Bipolar

Genetik
Biologik

Lingkung
an/psiko
sosial

Gangguan Bipolar
Faktor Genetik Faktor Lingkungan
• Faktor penting /Psikososial
• Lebih berisiko • Kejadian kehidupan
menderita gangguan (kehilangan)
mood bila ada • Teori psikodinamik
hubungan kekerabatan. • Kepribadian
• Stres kehidupan sering
mencetuskan serangan
pertama GB atau
serangan selanjutnya.
Psikodinamika Psikodinamika

• Karl Abraham, Freud : • Mania : terjadi regresi


reaksi pasien depresi yang sangat besar
terhadap kehilangan yang memengaruhi id,
obyek nyata maupun ego, supergo
fantasi • Regresi :
• Respon kehilangan mengembalikan prinsip
sekarang  cetusan kesenangan
kehilangan pada
masa kanak
Faktor Biologik
Teori neurokimiawi Teori Neuroendokrin

 Depresi : penurunan kadar Disregulasi neuroendokrin


serotonin dan penurunan sebagai refleksi underlying brain
aktivitas dopamin disorder :
• Aksis adrenal
 Mania : peningkatan aktivitas
dopamin (hiperdopaminergik) • Aksis tiroid (hipersekresi
dan penurunan GABA kortisol)
• Melatonin : penurunan sekresi
melatonin di malam hari
• Hormon seks : penurunan FSH,
LH, testosteron
5 episode mood pada gangguan bipolar

Mania Campuran

Eutimia

Depresi Hipomania
Kriteria Episode Depresi

Episode Episode Episode


depresi ringan depresi sedang depresi berat
• 2 gejala khas • 2 gejala khas • 3 gejala khas
• 2 gejala lazim • 3 gejala lazim • 3 gejala lazim

Gejala berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu


Kriteria Episod Campuran

A
• Memenuhi kriteria episod manik dan episod depresi
(kecuali untuk durasi) hampir setiap hari selama paling
sedikit 1 minggu.

• Menyebabkan hendaya yang jelas dalam fungsi

B pekerjaan, aktivitas sosial, hubungan dengan orang lain


atau memerlukan perawatan untuk menghindari melukai
diri sendiri atau orang lain, atau dengan gambaran
psikotik.

C • Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung


penggunaan zat atau kondisi medik umum.
KLASIFIKASI GANGGUAN BIPOLAR
Gangguan Bipolar I
 Paling tidak mengalami satu episode manik secara penuh.
 Perubahan mood antara episode manik dan depresi
diselingi dengan periode antara berupa mood normal
(eutim)

Gangguan Bipolar II
 Satu atau lebih episode-episode depresi berat dan paling tidak
satu episode hipomanik (episode yang lebih ringan dari manik).
 Tidak pernah mengalami satu episode manik penuh.

 Rata-rata episode manik berlangsung 4 bulan dan depresif 6


bulan
Kriteria Diagnostik Gangguan Bipolar

Kriteria GB-I GB -II


Episod Manik + -
Hipomania + +
Episod Depresi Mayor + +

Episod Campuran + -
PENGGOLONGAN DIAGNOSIS
1. Pedoman Umum
 Semua jenis gangguan afektif bipolar harus pernah ada
sekurang-kurangnya satu episode afektif.
 Penggolongan tipe tergantung pada jenis afektif pada
episode saat ini.

2. Berbagai tipe Gangguan Afektif Bipolar


a. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomania
 Episode saat ini sesuai dengan Hipomania
b. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala
Psikotik
 Episode saat ini memenuhi kriteria mania tanpa gejala psikotik.
PENGGOLONGAN DIAGNOSIS
c. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan
Gejala Psikotik
 Episode saat ini memenuhi kriteria mania dengan gejala psikotik.
d. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Ringan atau
Sedang
 Episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi
ringan atau sedang.
e. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Berat tanpa
Gejala Psikotik
 Episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi
berat tanpa gejala psikotik.
PENGGOLONGAN DIAGNOSIS

f. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Berat dengan


Psikotik
 Episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi
berat dengan gejala psikotik.
g. Gangguan Bipolar, Episode Kini Campuran
 Episode saat ini menunjukkan gejala manik, hipomanik, dan
depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat serta
telah berlangsung sekurang-kurangnya dua minggu.
h. Gangguan Bipolar, Episode Kini dalam Remisi
 Sekurang-kurangnya pernah dua episode afektif dan saat ini tidak
terdapat gejala afektif yang nyata.
TATALAKSANA

Terapi
Indikasi rawat
psikososial
Prosedur diagnostik Terapi
interpersonal
Risiko bunuh diri

Intake makanan buruk Terapi perilaku


Gejala memburuk dgn cepat
Hilangnya sistem dukungan Terapi keluarga
keluarga
Farmakoterapi
Penyetabil • Litium
mood (mood • Golongan antikonvulsan : karbamazepin, valproat, topiramat,
lamotrigin.
stabilizers)

Kasus tidak • Monotherapy mood stabilizer


teralu berat

• Kombinasi dengan antipsikotika


Kasus akut • Injeksi IM Haloperidol 5 mg
dengan agitasi : •

atau
Kombinasi injeksi haloperidol 5 mg dan diazepam 10 mg

• Kombinasi dengan antipsikotika


Terdapat ciri • APG I: haloperidol, chlorpromazin
psikotik • APG II : aripiprazol, olanzapin, quetiapin, risperidon
Mood Stabilizer
mengobati dari atas

Menyetabilkan dari atas

Hipomania

Distimia
Mood Stabilizer

Hipomania

Distimia
Menyetabilkan
dari bawah

mengobati dari bawah


Farmakoterapi
 Mood stabilizer yang efektif untuk episod mania : litium,
valproat, carbamazepin
 Litium mempunyai efek samping gangguan ginjal dan jantung
 Carbamazepin  Stephen Johnson Syndrome !!!
 Lamotrigin lini pertama pengobatan bipolar depresi
 Topiramat dapat menurunkan berat badan dan nafsu makan
Dosis Mood Stabilizer
Golongan Rentang dosis

Lithium 600-1800 mg

Asam valproate 750-3000 mg

Carbamazepine 600-1200 mg

lamotrigine 100-200 mg

Topiramate 200-400 mg
Contoh kasus gangguan bipolar
 Seorang perempuan berusia 33 tahun datang ke dokter dengan
keluhan sering sedih sejak 3 bulan yang lalu. Menurut keluarga,
pasien tampak murung, tidak bersemangat dan tidak mau
makan. Pasien sempat ingin bunuh diri 1 hari yang lalu. Pasien
pernah mengalami kondisi yang berbeda 1 tahun yang lalu. Saat
itu, pasien sering ketawa, banyak bicara, suka memakai pakaian
berwarna cerah dan kurang tidur. Status mental didapatkan
kesadaran komposmentis, sikap kooperatif, bicara tidak
spontan, mood hipotim, afek terbatas, halusinasi auditorik (-).
Tanda vital dan pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai