Anda di halaman 1dari 22

Psikofarmakologi

Oleh :
Zakiyah Mujahidah, M.Kep
Pengertian

 Psikofarmaka adalah obat-obatan yang digunakan untuk klien dengan


gangguan mental. Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik yang
bersifat neuroleptika (bekerja pada sistem saraf).
Teori biologis
psikoterapeutik
atau somatik

Terapi
modalitas

Pengobatan gangguan jiwa


Ansiolitik

Hipnotik & Sedativa

Antidepresan

Antipsikotik

Antikonvulsan

Obat SSP golongan lain & obat ADHD

Obat penyakit Neurodegeneratif


Obat-obatan saraf pusat Obat anti parkinson

Obat Antivertigo

Analgesik (opiate)

Analgesik (Non Opiat) & Antipiretik


Obat Anti Inflamasi non Steroid
(OAINS)
Obat untuk nyeri neuropatik

Preparat Antimigren

Nootropik & Neurotonik/ Neurotropik


KONSEP PSIKOFARMAKOLOGI
Psikofarmakologi adalah komponen kedua dari manajemen psikoterapi

Perawat perlu memahami konsep umum psikofarmaka

Neurotransmitter: dopamin, neuroepinefrin, serotonin dan GABA (Gamma Amino


Buteric Acid) dan lain-lain

Meningkat dan menurunnya kadar/konsentrasi neurotransmitter akan


menimbulkan kekacauan atau gangguan mental

Obat-obat psikofarmaka efektif untuk mengatur keseimbangan neurotransmitter


KONSEP PSIKOFARMAKOLOGI

 1. Sawar darah otak melindungi otak dari fluktuasi zat kimia tubuh, mengatur
jumlah dan kecepatan zat yang memasuki otak

 2. Obat-obat psikofarmaka dapat melewati sawar darah otak, sehingga dapat


mempengaruhi sistem saraf

 3. Extrapyramidal side efect (efek samping terhadap ekstrapiramidal) terjadi


akibat penggunaan obat penghambat dopamin, agar didapat keseimbangan
antara dopamin dan asetilkolin

 4. Anti cholinergic side efect (efek samping antikolinergik) terjadi akibat


penggunaan obat penghambat acetilkolin
Obat-obatan
menurut
Rusdi Maslim

Anti obesesif-
Anti psikotik Anti depresi Anti maniak Anti ansietas Anti insomnia Anti panik
kompulsif
Anti Psikotik

 Anti psikotik termasuk golongan mayor trasquilizer atau psikotropik:


neuroleptika.

 Mekanisme kerja: menahan kerja reseptor dopamin dalam otak (di ganglia
dan substansia nigra) pada sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal.

 Efek farmakologi: sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik,


mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi
dan gangguan proses berpikir.

 Indikasi pemberian: Pada semua jenis psikosa, Kadang untuk gangguan maniak
dan paranoid
Efek samping Antipsikotik
1. Parkinsonisme

 Efek samping ini muncul setelah 1 - 3 minggu pemberian obat. Terdapat trias gejala
parkonsonisme:

 Tremor: paling jelas pada saat istirahat

 Bradikinesia: muka seperti topeng, berkurang gerakan reiprokal pada saat berjalan

 Rigiditas: gangguan tonus otot (kaku)

2). Reaksi distonia: kontraksi otot singkat atau bisa juga lama

 Tanda-tanda: muka menyeringai, gerakan tubuh dan anggota tubuh tidak terkontrol
Lanjutan…
3). Akathisia

 Ditandai oleh perasaan subyektif dan obyektif dari kegelisahan, seperti adanya perasaan
cemas, tidak mampu santai, gugup, langkah bolak-balik dan gerakan mengguncang pada saat
duduk.

 Ketiga efek samping di atas bersifat akur dan bersifat reversible (bisa ilang/kembali normal).

4). Tardive dyskinesia

 Merupakan efek samping yang timbulnya lambat, terjadi setelah pengobatan jangka panjang
bersifat irreversible (susah hilang/menetap), berupa gerakan involunter yang berulang pada
lidah, wajah,mulut/rahang, anggota gerak seperti jari dan ibu jari, dan gerakan tersebut hilang
pada waktu tidur.
Efek samping pada sistem saraf perifer atau anti cholinergic side
efect
 Terjadi karena penghambatan pada reseptor asetilkolin. Yang termasuk efek samping anti kolinergik adalah:

 • Mulut kering

 • Konstipasi

 • Pandangan kabur: akibat midriasis pupil dan sikloplegia (pariese otot-otot siliaris) menyebabkan presbiopia

 • Hipotensi orthostatik, akibat penghambatan reseptor adrenergik

 • Kongesti/sumbatan nasal

 Jenis obat anti psikotik yang sering digunakan:

 • Chlorpromazine (thorazin) disingkat (CPZ)

 • Halloperidol disingkat Haldol

 • THP
Anti Parkinson

 Mekanisme kerja: meningkatkan reseptor dopamin, untuk mengatasi gejala


parkinsonisme akibat penggunaan obat antipsikotik.

 Efek samping: sakit kepala, mual, muntah dan hipotensi.

 Jenis obat yang sering digunakan: levodova, tryhexifenidil (THF).


Anti Depresan

 Hipotesis: syndroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah satu/beberapa aminergic


neurotransmitter (seperti: noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP,
khususnya pada sistem limbik.

 Mekanisme kerja obat:

• Meningkatkan sensitivitas terhadap aminergik neurotransmiter

• Menghambat re-uptake aminergik neurotransmitter

• Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine Oxidase) sehingga terjadi
peningkatan jumlah aminergik neurotransmitter pada neuron di SSP.
Lanjutan...
 Efek farmakologi:

 Mengurangi gejala depresi

 Penenang

 Indikasi: syndroma depresi

 Jenis obat yang sering digunakan: trisiklik (generik), MAO inhibitor, amitriptyline
(nama dagang).

 Efek samping: yaitu efek samping kolonergik (efek samping terhadap sistem saraf
perifer) yang meliputi mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, hipotensi
orthostatik.
Obat Anti Mania/Lithium Carbonate
 Mekanisme kerja: menghambat pelepasan serotonin dan mengurangi
sensitivitas reseptor dopamin.

 Hipotesis: pada mania terjadi peluapan aksi reseptor amine.

 Efek farmakologi:

 Mengurangi agresivitas

 Tidak menimbulkan efek sedatif

 Mengoreksi/mengontrol pola tidur, iritabel dan adanya flight of idea


Lanjutan...
 Indikasi:

 Mania dan hipomania, lebih efektif pada kondisi ringan. Pada mania dengan
kondisi berat pemberian obat anti mania dikombinasi dengan obat
antipsikotik.

 Efek samping: efek neurologik ringan: fatigue, lethargi, tremor di tangan


terjadi pada awal terapi dapat juga terjadi nausea, diare.

 Efek toksik: pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP (tremor, kurang
koordinasi, nistagmus dan disorientasi; pada ginjal (meningkatkan jumlah
lithium, sehingga menambah keadaan oedema.
Obat-obatan lainnya
 E. Anti Ansietas (Anti Cemas)

 Ansxiolytic agent, termasuk minor tranquilizer. Jenis obat antara lain:


diazepam (chlordiazepoxide).

 F. Obat Anti Insomnia: phenobarbital

 G.Obat Anti Obsesif Kompulsif: clomipramine

 H. Obat Anti Panik: imipramine


PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT
 Pengumpulan data sebelum pengobatan, meliputi:

 Diagnosa medis

 Riwayat penyakit

 Riwayat pengobatan

 Hasil pemeriksaan laboratorium (yang berkaitan)

 Jenis obat yang digunakan, dosis, cara dan waktu pemberian

 Program terapi lain


 Mengkombinasikan obat dengan terapi modalitas
 Pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga, tentang pentingnya minum obat dan penanganan efek
samping obat
 Monitor efek samping penggunaan obat
Lanjutan...

 Melaksanakan prinsip pengobatan psikofarmaka

 1. Persiapan

 – Melihat order pemberian obat di lembaran obat (di status)

 – Kaji setiap obat yang akan diberikan termasuk tujuan, cara kerja obat, dosis, efek samping dan cara
pemberian

 – Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang obat

 – Kaji kondisi klien sebelum pengobatan


Lanjutan...
 2. Lakukan minimal prinsip lima benar dalam pemberian obat

 3. Laksanakan program pemberian obat

 • Gunakan pendekatan tertentu

 • Bantu klien minum obat, jangan ditinggal

 • Pastikan bahwa obat telah diminum

 • Bubuhkan tanda tangan pada dokumentasi pemberian obat, sebagai aspek legal

 4. Laksanakan program pengobatan berkelanjutan, melalui program rujukan

 5. Menyesuaikan dengan terapi non farmakologik

 6. Turut serta dalam penelitian tentang obat-obat psikofarmaka


EVALUASI
Reaksi obat efektif jika:

1. Emosional stabil

2. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat

3. Halusinasi, agresi, delusi, menarik diri menurun

4. Perilaku mudah diarahkan

5. Proses berpikir ke arah logika

6. Efek samping obat

7. Tanda-tanda vital: tekanan darah, denyut nadi


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai