Anda di halaman 1dari 14

BACAAN JURNAL

TRIMETHOPRIM-SULFAMETHOXAZOLE VERSUS
PLACEBO PADA ABSES KULIT NON
KOMPLIKASI

Pembimbing : Dr. dr. Ago Halim,MARS,Sp.KK


Mahasiswa :Rut Elisabeth Surbakti
NIM : 12610500205
LATAR BELAKANG

 Diantara tahun 1993 sampai 2005, Jumlah pasien yang datang ke


Instalasi gawat darurat di Amerika dengan infeksi kulit dan jaringan
lunak meningkat dari 1.2 milyar menjadi 3.4 milyar.
 Selama periode ini, Methicilin-resistent staphylococcus aureus
(MRSA) sebagai penyebab paling banyak infeksi purulen kulit dan
jaringan lunak di dunia.
 Trimethoprim-sulfamethoxazol telah di uji secara in vitro terbukti
sebagai antibiotik yang dapat melawan MRSA.
 Di penelitian sebelumnya dengan peserta dalam jumlah kecil,
menunjukkan bahwa pemberian antibiotik untuk abses non komplikasi
tidak menunjukkan keunguntungan dalam penyembuhan abses.
 Untuk menunjukkan efesiensi antibiotik tersebut maka peneliti
membandingkan 1265 pasien di Instalasi gawat darurat dengan abses
kulit non komplikasi yang telah di drainase bersedia yang untuk
diberikan trimethoprim-sulfamethoxazole atau placebo.
METODE

Desain
• Multicenter
• Double-blind
• Randomized trial
• PemberianTrimethoprim-sulfamethoxazole selama 7 hari lebih
diutamakan daripada plasebo untuk pasien dengan abses kulit
yang telah di drainase dan pasien rawat jalan.

Populasi
• Kriteria Inklusi :
• Di 2009-2013, Pasien berusia diatas 12 tahun dengan suspek abses
kulit berdasarkan pemeriksaan fisik dan USG atau dengan
pemeriksaan fisik ditemukan pus purulen.
• Kami hanya mengambil pasien dengan lesi yang telah ada kurang
dari 1 minggu dengan diamter < 2 cm
• Pasien yang menyetujui kembali unutk evalusai ulang dan dibuktikan
dengan infomed consent secara tertulis
INTERVENSI DAN EVALUASI DASAR

 Peneliti menggunakan double-blind dan Web-based


Randomization menyetujui peserta dengan ratio 1:1 selama 7
hari mendapatkan 4 tablet 2x sehari ( 1 tablet mengandung 80
mg trimethoprim dan 400mg sulfamethoxazole) atau plasebo 4
tablet 2x sehari ( mengandung mikrokristalin selulosa).
 Peserta dapat mengetahui jenis obat yang diberikan walaupun
penelitian belum selesai hanya jika pengobatan gagal diberikan
dan terdapat efek samping yang terjadi.
 Peneliti mengumpulkan data klinis awal termasuk ukuran kavitas
abses,eritema, edema, dan indurasi dengan menggunakan
pemeriksaan fisik dan ultrasonography.
 Peneliti mengirimkan spesimen hasil drainase untuk di kultur.
HASIL
KESIMPULAN

.
Dalam kasus Methicilin-resistant staphylococcus aureus
(MRSA) pengobatan dengan trimethoprim-
sulfamethoxazole didapatkan angka penyembuhan yang
lebih tinggi pada pasien abses kulit yang di drainase
dibandingkan pemberian plasebo.

Anda mungkin juga menyukai