Anda di halaman 1dari 13

Hospital

Ethics

Yoni Syukriani
Problem

Hospital and other type of healthcare


institution become more complex

• Social aims
• As an industry
• Competition
• Coping with science and technology
advancement
Dilemmas
Require high funding to cope with advancement

Industry: pharmaceutical, medical equipment could dictate who can get


what service

The power or business vs social responsibility

Dual loyalty of medical professional

Teaching hospital vs. Non teaching hospital


• Litigation costs in the US are twice those in other countries,
with half of US payments going to legal costs rather than
compensating patients.
• Canada, Europe and Australia all have loser-pays provisions
in their medical malpractice systems. The US does not.
• Sweden’s average award for 2004: $22,000. US median
award for 2005: $400,000 with 21% of awards being more
than $1 million.
• Internists in Canada pay between $1800 and $3200 per
year for malpractice insurance. Internists in Cook County
and Madison County, Illinois pay more than $41,000 per
year. Obstetricians in Cook County pay nearly $180,000 per
year in malpractice insurance.
Kode Etik RS Indonesia (Kodersi)
BAB I Kewajiban Umum RS

Pasal 1: RS harus mentaati Kodersi


Pasal 2: RS harus dapat mengawasi serta bertanggung jawab
terhadap semua kejadian di RS.
Pasal 3: RS harus mengutamakan pelayanan yang baik dan
bermutu secara berkesinambungan serta tidak mendahulukan
urusan biaya
Pasal 4: RS harus memelihara semua catatan/arsip
Pasal 5: RS harus mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan.
BAB II Kewajiban RS
thd Masyarakat & Lingkungan

Pasal 6 : RS harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik
masyarakat dan berusaha agar pelayanannya menjangkau di luar
RS
Pasal 7 : RS harus senantiasa menyesuaikan kebijakan
pelayanannya pada harapan dan kebutuhan masyarakat setempat
Pasal 8 : RS dalam menjalankan operasionalnya bertanggung jawab
terhadap lingkungan agar tidak terjadi pencemaran yang
merugikan masyarakat
BAB III Kewajiban RS thd Pasien
Pasal 9 : RS harus mengindahkan hak-hak asasi pasien.
Pasal 10 : RS harus memberikan penjelasan apa yang
diderita pasien, dan tindakan apa yang hendak dilakukan.
Pasal 11 : RS harus meminta persetujuan pasien (informed
consent) sebelum melakukan tindakan medik.
Pasal 12 : RS berkewajiban melindungi pasien dari
penyalahgunaan teknologi kedokteran.
BAB IV Kewajiban RS thd Pimpinan, Staf, dan
Karyawan
Pasal 13 : RS harus menjamin agar pimpinan, staf & karyawannya
senantiasa mematuhi etika profesi masing-masing.
Pasal 14 : RS harus mengadakan seleksi tenaga staf dokter, perawat, dan
tenaga lainnya berdasarkan nilai, norma, dan standar ketenagaan.
Pasal 15 : RS harus menjamin agar koordinasi serta hubungan yang baik
antara seluruh tenaga di RS dapat terpelihara.
Pasal 16 : RS harus memberi kesempatan kepada seluruh tenaga RS untuk
meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan serta keterampilannya.
Pasal 17 : RS harus mengawasi agar penyelenggaraan pelayanan dilakukan
berdasarkan standar profesi yang berlaku.
PasaI18 : RS berkewajiban memberi kesejahteraan kepada karyawan dan
menjaga keselamatan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB V Hubungan RS dgn Lembaga Lain

Pasal 19 : RS harus memelihara hubungan yang baik dengan


pemilik berdasarkan nilai-nilai, dan etika yang berlaku di
masyarakat Indonesia.
Pasal 20 : RS harus memelihara hubungan yang baik antar RS
dan menghindarkan persaingan yang tidak sehat.
Pasal 21 : RS harus menggalang kerjasama yang baik dengan
instansi atau badan lain yang bergerak di bidang kesehatan.
Pasal 22 : RS harus berusaha membantu kegiatan pendidikan
tenaga kesehatan dan penelitian dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan
Characters of Healthcare Organization

Governance
• Approach and policy making in planning, implementing,
resource management, leadership, and control
Management
• Approach in achieving accountability

Leadership
• A process to manage others to reach certain goals
Governance

Vision Mission: healthcare service, education, research

Policy for facilitating medical education

Patient as subject in education

Informed consent to parcipate in medical education

Student’s activity under supervision

Not to tolerate negative non-academic culture


Selesai

Anda mungkin juga menyukai