Anda di halaman 1dari 7

Tinjauan Kimia

Rimpang temulawak mengandung:


• Minyak atsiri tidak kurang dari 5,80% v/b dan
• Kurkuminoid tidak kurang dari 4,0% dihitung
sebagai kurkumin,
• Sedangkan ekstrak kental rimpang temulawak
mengandung minyak atsiri tidak kurang dari
4,60% v/b dan kurkuminoid tidak kurang dari
14,20% dihitung sebagai kurkumin
(Depkes RI, 2008).
Tinjauan Farmakologi
• Uji Empiris: Memelihara kesehatan fungsi hati
atau hepatoprotektor (BPOM, 2008).
• Uji Prakilinik: Hepatoprotektor
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
dengan dosis ekstrak temulawak 500mg/kgBB
dapat mengurangi toksisitas pada hati secara
signifikan dengan menghambat peningkatan
kadar enzim pada serum (Devaraj, 2010).
Tinjauan Farmakologi
• Uji Klinik: Meningkatkan sekresi empedu (garam
empedu) yang berguna untuk meningkatkan
kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang
larut dalam lemak
Dalam penelitian acak (single-blind) tiga fase,
cross-over pada 12 sukarelawan sehat, efek dari
dosis kurkumin berbeda pada kontraksi kandung
empedu dibandingkan terhadap plasebo (amilum)
selama waktu pengamatan 2 jam.
(European Agency Medicine, 2014).
Tinjauan Farmakologi
Dosis 20-80 mg kurkumin diambil secara oral.
Dosis 40 mg menghasilkan penurunan 50%
dalam volume kantung empedu, menunjukkan
adanya peningkatan kontraksi kandung
empedu, 2 jam setelah asupan. Tidak ada efek
samping yang dilaporkan oleh peserta dalam
penelitian ini.
(European Agency Medicine, 2014).
Indikasi dan Dosis
• Dosis yang digunakan jika diindikasikan untuk
meningkatkan sekresi empedu

(European Agency Medicine, 2014).


Daftar Pustaka
• BPOM. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
• Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
• Devaraj, S. 2010. Evaluation of the Hepatoprotective Activity of
Standardized Ethanolic Extract of Curcuma xanthorriza Roxb. Journal of
Medicinal Plants Research Vol. 4(23), pp. 2512-2517. Tersedia (online) di
http://www.academicijournals.org/JMPR [Diakses pada tanggal 1 Maret
2018].
• European Agency Medicine. 2014. Assessment report on Curcuma
xanthorrhiza Roxb. (C. xanthorrhiza D. Dietrich), rhizoma. Tersedia (online)
di http://www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Herbal_-
_HMPC_assessment_report/2014/05/WC500166364.pdf [Diakeses pada
tanggal 5 Maret 2018].

Anda mungkin juga menyukai