Anda di halaman 1dari 18

TUMOR PAROTIS

Pembimbing: dr. Jefferson Sp.B


Anatomi Kelenjar liur
◦  Kelenjar Parotis : berada di bawah dan depan telinga.
Terdiri dari dua lobus (lobus imajiner sebenarnya). Di antaranya
jalan saraf otot-otot mimik (N. Facialis/Nervus VII) yang cabang-
cabangnya mempersarafi kelopak mata dan daerah bibir.
◦  Kelenjar Submandibularis : terletak di bawah rahang. Terdiri
dari lobus kanan dan kiri juga.
◦ Keduanya kelenjar liur besar di atas menghasilkan enzim
pencernaan dan bermuara di rongga mulut.
◦ Di seluruh mukosa mulut juga terdapat banyak kelenjar-kelenjar
liur kecil.
•  Kelenjar Sublingualis
Anatomi Kelenjar liur besar
Kelenjar parotis
◦ Glandula parotis merupakan kelelenjar ludah
terbesar yang terdapat di bawah jaringan kulit dan
subkutis preaurikular.
◦ Memproduksi ± 25% volume total
◦ Sekret glandula parotis mengalir melalui ductus
stensen’s, menuju ke muara intraoral yang
berada di mukosa buccal terletak dekat M2
maxillaris.
80% tumor
75-85 % tumor pada
merupakan
kelenjar liur terjadi di
adenoma
kelenjar parotis
pleomorphic jinak

Faktor
Risiko
Klasifikasi
Adenoma Pleomorfik
◦ Tampak sebagai ◦ Klinis:
pembengkakan tanpa nyeri
- Tidak menimbulkan rasa
yang bertahan untuk waktu
nyeri atau kelemahan
lama di daerah depan telinga
atau daerah kaudal kelenjar
saraf fasialis.
parotis. - Benjolan tumbuh lambat
◦ Reseksi bedah total - Batas tegas, mobile,
merupakan satu-satunya terapi. berkapsul
Perawatan sebaiknya dilakukan
- Mudah residif
untuk mencegah cedera pada
saraf fasialis dan saraf dilindungi
walaupun jika letaknya sudah
berdekatan dengan tumor
◦ Merupakan tumor campuran
dari epitel, mioepitel dan
bagian stroma  tumor
campur jinak. (Mixed benign
tumor)
◦ Prognosis adenoma pleomorfik
adalah sempurna, dengan
angka kesembuhan mencapai
96 %.
Warthin Tumor
◦ Tumor jinak kelenjar liur lain yang agak jarang
◦ Tumor ini paling sering terjadi pada pria usia 50-60 tahun
dan ada hubunganya dengan faktor resiko merokok.
◦ Sering bilateral
◦ Mengenai kel. Limfe subkapsuler parotis
◦ Klinis: Benjolan tumbuh perlahan, tidak nyeri, batas tegas,
berkapsul, berfluktuasi saat makan
◦ PA  terdiri dari jaringan dan epitel yang tumbuh berjonjot
dalam kista
Yang paling penting sebelum operasi harus
diberitahukan kepada pasien bahwa ada
kemungkinan cedera N. Facialis; apalagi kalau operasi
ulang kemungkinan cederanya lebih besar lagi.
 Bila kita tidak mencederai atau tidak memutuskan
N. Facialis sama sekali serta cabang-cabang
utamanya, biasanya paresis yang terjadi tidak
permanen; dalam waktu 3-6 bulan lebih dari 90% akan
kembali normal lagi.
 Tetapi setelah operasi harus dilakukan fisioterapi
dengan memberi stimulus pada saraf-saraf tersebut (N.
Facialis). Hal ini bertujuan agar otot-otot yang
dipersarafinya tidak menjadi atrofi dan menjadi cacat
yang permanen/tetap kalau terlalu lama tidak
dirangsang/digunakan.
Biasanya setelah dioperasi tumor parotisnya; bagian
mata yang ipsilateral dengan letak tumor parotis akan
menjadi lemah (misalnya susah menutup sempurna atau
alisnya susah diangkat) karena gangguan pada N.
Facialis. Hal tersebut juga terjadi pada otot-otot daerah
mulut.
◦ Kalau benjolan tumor yang sudah sangat besar, bisa
menginvasi atau mengiritasi N. Facialis.
◦ Sehingga selain tumornya pasien juga datang dengan
kelumpuhan pada otot-otot mimik yang dipersarafi N.
Facialis.
Pembedahan
1. parotidektomi superfisial, dilakukan pada:
- tumor jinak parotis lobus superfisialis
2. parotidektomi total, dilakukan pada:
- tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim
dan n.VII
- tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundus
3, parotidektomi total diperluas, dilakukan pada:
- tumor ganas parotis yang sudah ada ekstensi ekstraparenkim
atau n.VII
4. deseksi leher radikal (RND), dikerjakan pada:
- ada metastase k.g.b.leher yang masih operabel
Tatalaksana Ca parotis
 Pembedahan adalah modalitas utama terapi Ca Parotis,
biasa dilakukan Total parotidektomi yakni mengangkat
semua bagian Parotis baik lobus superficialis maupun lobus
profunda.
 Sedapatnya N.VII Facialis dan cabang2nya harus
dipertahankan. Tetapi sebelumnya harus diinformasikan
kepada pasien akan ada kemungkinan paresis atau
kelumpuhan tetapi biasanya sementara.
 Juga dilakukan Diseksi kel getah bening yang
membesar.
Enukleasi
 cara yang digunakan dalam pembedahan dimana
pengangkatan nodul atau benjolon, tidak di potong di
jaringan sehat sekitarnya. Hanya di angkat jaringan
tumornya, masih ada sisa-sisa jaringan tumor ataupun
kapsulnya. (hanya bagian dalamnya tumor yg diambil)
◦ Dilakukan karena keterbatasan teknik operator atau
indikasi khusus misalnya takut kerusakan pada N.
Facialis.
◦ Tetapi dengan cara ini tumornya akan cepat residif
kembali.
Efek Samping dari Pembedahan
Kanker Parotis
Yang paling sering: Parese
atau Paralysis N.Facialis VII
sehingga orang tak bisa
menutup mata sisi yang
cedera (mata sering berair)
atau sudut mulut miring;
biasanya kedua hal tersebut
bersifat sementara.
◦  Sindroma FREY : keluar
keringat spontan pada pipi
sisi depan bekas tumor.
Terutama pada wanita.
Penyebab pastinya belum
diketahui. Ada dugaan
bahwa kemungkinan
manipulasi operasi atau
radioterapi, akibatnya
saraf2 yang tumbuh
kemudian yang seharusnya
bertugas mengeluarkan air
liur malah keluarkan
keringat.
Pada Operasi Tumor parotis yang pertama yang harus
dilakukan adalah menemukan cabang utama N.
Facialis bukan langsung melakukan pembedahan
tumornya dari perifer sebab pasti akan melukai N.
Facialis.
◦ Setelah ditemukan pangkal N. Facialis kemudian di
cari cabang2nya yang berjalan ke dalam tumor dan
harus dibebaskan dengan membelah tumor tersebut.
◦ Jadi prinsip pembedahan yang tanpa menyentuh
tumor tidak dapat dilakukan pada Ca Parotis.

Anda mungkin juga menyukai