Anda di halaman 1dari 103

CASE REPORT

SOL e.c Ensefalitis Toxoplama gondii

Penguji
dr. Viola Maharani Sp.S

Si putu agung ratih sukma dewi


1261050191
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN

Lesi desak ruang (space occupying lesion/ SOL) merupakan lesi yang meluas atau
menempati ruang dalam otak termasuk tumor, hematoma, dan abses.
Karena kranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka
lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan intrakranial.
PATOFISIOLOGI
Bila timbul massa yang baru di dalam kranium seperti tumor, abses atau bekuan
darah, pertama-tama ia akan menggeser isi intrakranial normal.
Doktrin Monro-Kellie:
Bahwa volume total isi intrakranial harus tetap konstan. Bila V adalah volume, maka;
VOtak + VCSS + VDarah + V Massa = Konstan
MANIFESTASI KLINIS

Trias; nyeri kepala, edema papil, dan muntah secara umum dianggap sebagai
karakteristik peningkatan TIK.
Berdasarkan lokasinya lesi desak ruang (SOL) dapat dibedakan menjadi SOL yang
terletak di Supratentorium dan SOL yang terletak di Infratentorium.
TOXOPLASMOSIS
TOXOPLASMOSIS
Toxoplasma gondii merupakan parasit intraseluler yang menyebabkan infeksi asimtomatik pada
80 % manusia sehat, tetapi menjadi berbahaya pada ODHA.

Toxoplasmosis pada ODHA terbanyak disebabkan oleh reaktivasi infeksi laten.


Jumlah kasus Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan
Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) dari tahun ke
tahun terus meningkat. Dalam waktu
tiap 25 menit di Indonesia, terdapat
satu orang baru terinfeksi HIV.
Tanah Papua (Provinsi Papua dan
Papua Barat), Jakarta dan Bali
menduduki tempat teratas untuk
tingkat kasus HIV baru per 100.000
orang. Jakarta memiliki jumlah
kasus baru tertinggi (4.012 pada
tahun 2011)
ETIOLOGI
disebabkan oleh Toxoplasma gondii
obligat intraseluler protozoa
3 bentuk : oocyst, bradyzoites, tachyzoites
Definitif host : kucing

9
ETIOLOGI
primer penularan melalui
oral; penanganan yang
tidak tepat pada daging
atau tanah yang tercemar
juga dapat menyebabkan
infeksi hand-to-mouth
GEJALA KLINIS
Demam, sakit kepala, deficit neurologic Hemiparesis merupakan deficit fokal
fokal dan penurunan kesadaran yang paling sering dijumpai
merupakan manifestasi klinis utama dari
ensefalitis toksoplasma. Kejang sebagai gejala utama dijumpai
kasus ini.
Gejala lain adalah ataksia, korea, dan
gangguan lapangan pandang.
GAMBARAN KLINIS
demam 40-70% pasien
nyeri kepala 50-60% pasien
hemiparese,hemianopsia,afasia 20-80% pasien
palsy nervus kranial 10-20% pasien
gangguan penglihatan 10% pasien
subakut konfusion,hilangnya konsentrasi & orientasi, perubahan
perilaku,lethargi 15-45% pasien
kejang & ataksia 15-30% pasien
tanda-tanda serebelar : gangguan bicara, korea, nausea & vomiting juga dapat
muncul

12
PATOGENESIS
Lesi tunggal, multipel >>>
Abses, nekrosis, inflamasi, edema gray atau white
matter terutama berada di lobus frontal & parietal

13
PATOGENESIS & RESPON IMUN
Oocyst (daging mentah) Tachyzoit
 
Tachyzoit (usus) Aktivasi CD4 sel T
 
Darah & limfe ekspresi CD154
 
Imune respon sel dendritik & makrofag
 
Bradyzoit (otak, skeletal, myocard, retina) IL-12
 
Immunocompromized Sel TIFN-
reaktivasi 
Respon antitoxoplasmik

15
DIAGNOSA
IgG antibodi T. gondii(+), IgM jarang ditemukan
Titer IgG pe 1-2 minggu setelah infeksi
LCS tidak membantu, normal pada 50 persen pasien, mononuklear pleiositosis ringan,
pe konsentrasi protein & pe ringan konsentrasi glukosa
EEG tidak spesifik
PCR DNA Toxoplasma sensitivitasnya 50-60%

16
DIAGNOSIS
Diagnosis presumtif ensefalitis toxoplasmosis
berdasarkan gejala klinis neurologi yang progresif
pada ODHA dengan nilai CD4 < 200 sel/µl dan
disertai gambaran neuro imajing (CT/MRI) yang
sesuai.

Pemeriksaan MRI lebih sensitive daripada CT scan


dalam menemukan lesi ensefalitis toksoplasmosis.
ALGORITME DIAGNOSA

18
Toxoplasmic encephalitis in a 36-year-old patient with AIDS. The multiple lesions are demonstrated by magnetic
resonance scanning (T1 weighted with gadolinium enhancement). (Courtesy of Clifford Eskey, Dartmouth Hitchcock Medical
Center, Hanover, NH; with permission.)
DIAGNOSA

CT dan MRI harus dilakukan


CT scan : satu atau lebih lesi hipodens
multipel dengan edema disekelilingnya, efek
massa & ring enhancement setelah
pemberian kontras

20
DIAGNOSA

MRI : lesi dengan intensitas sinyal rendah &


ring enhancement dg gadolinium pada T1-
weighted imaging & intensitas sinyal tinggi
yg relatif pd T2-weighted imaging

21
PATOGEN IMAGING PEM.PENUNJANG LAIN
DIAGNOSIS
Meningitis Nonspesifik LCS : tekanan tinggi, kadar BANDING
criptokokus, glucosa rendah, protein, antigen
CD4<100 kriptokokus (+) kultur (+)
Lainnya : antigen serum biasanya
juga (+)

Ensefalopati Normal pada awalnya, atrofi LCS: Nonspesifik


HIV, CD4<200 difus, patchy/diffuse white Lainnya: beta-2 mikroglobulin
matter changes on T2- LCS, HIV RNA tinggi pada semua
weighted MRI pd stadium kasus
lanjut

Limfoma Single/multiple lesions pada Biopsi otak/LCS sitologi (+), LCS


primer SSP, CT/MRI, ring enhancement PCR EBV (+)
CD4<100 pada CT
REKOMENDASI TERAPI ENSEFALITIS TOXOPLASMA PADA ODHA
Fase akut (3-6minggu) Rumatan(profilaksis sekunder)

Pilihan pertama Pirimetamin oral 200 mg hari pertama, selanjutnya 50-75 Pirimetamin oral 25-50 mg/hari + leukovarin
mg/hari + leukovarin oral 10-20 mg/hari + sulfadiazine oral 10-20 mg/hari + sulfadiazine oral 500-
oral 1000-1500 mg/hari 1000 mg/hari

Pilihan kedua Pirimetamin + leukovarin (dosis diatas) + klindamisin oral Pirimetamin + leukovarin (dosis diatas) +
atau i.v 4 x 600 mg klindamisin oral 4x 300-450 mg

Piliha ketiga Pirimetamin + leukovarin (dosis di atas) + salah satu : Pirimetamin + leukovorin (dosis di atas) +
atovaquone oral 2 x 1500 mg, azitromisin oral 1x900- salah satu antibiotic tersebut dosis sama
1200mg, klaritromisin oral 2x 500 mg, dapson oral 1x 100
mg, minosiklin oral 2 x 150-200 mg
Terapi dapat dihentikan bila terjadi perbaikan system imun
yaitu bila nilai CD4 > 200 sel/µl selama lebih dari 6 bulan.

Terapi profilaksis diberikan kembali jika CD4 turun < 200


sel/µl.
Bila CD4 < 100 sel/µl:
profilaksis dengan trimetoprim-sulfametoksazole (960 mg) 1x1 tab namun bila
pasien alergi :
Dapson oral + pirimetamin
Dapson oral +pirimetamin + leukovorin
Atovaquone oral +pirimatamin +leukovorin
PROGNOSIS
Peningkatan resiko CNS toxoplasmosis pada pasien terinfeksi HIV :

1. CD4 sel T di bawah 200/µL


2. Tidak mendapatkan trimethoprim sulfametoxazole profilaksis
3. Terdeteksinya serum anti-Toxoplasmosis antibodi terutama bila titernya
tinggi
4. Lebih dari satu lesi menyerupai abses pada neuroimaging
5. Sebagian besar pasien memberikan respon terhadap terapi tetapi defisit

26
KOMPLIKASI

fokal atau generalized tonik/klonik epileptik seizure


peningkatan tekanan intrakranial
harus segera dikenali sejak dini untuk pemberian antikonvulsan yang sesuai dan atau
terapi anti tekanan intrakranial

27
CASE REPORT
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN (BANGSAL MELATI)
Nama : Tn. S
Umur : 55 Tahun
Tanggal lahir : 01 Januari 1963
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Siaga no. 339 kel. Rawalumbu
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan :-
Agama : Kristen
Tanggal masuk : 20 Februari 2018
Tanggal keluar : 3 Maret 2018
ANAMNESIS

Autoanamnesis :+
Alloanamnesis :+ hubungan dengan pasien : istri
Keluhan Utama : Lemah separuh badan
Keluhan Tambahan : batuk kering dan sulit tidur
Riwayat Penyakit Sekarang:
tanggal 20/02/2018
Di IGD pasien datang dibawa oleh adik serta istrinya dengan
keluhan lemah separuh badan sebelah kiri ± 3 jam SMRS. Awalnya,
pasien mengatakan keluhan yang didapatkan secara tiba-tiba saat
sedang bekerja. Lemah separuh badan yang dirasakan membuat
pasien terjatuh serta sulit untuk bangun sendiri. Pasien tidak pernah
seperti ini sebelumnya. Mual(-)muntah(-), demam(-), kejang atau pun
sakit kepala(-). Pasien bekerja sebagai tukang bangunan sudah 3
tahun. Tidak ada riwayat jatuh atau trauma sebelumnya. kebiasaan
merokok dan minum alcohol(+). Riwayat jantung, stroke, hipertensi dan
diabetes disangkal oleh pasien.
Tanggal 27/02/2018 pasien masih merasa keluhan yang sama yaitu
lemah separuh badan sebelah kiri. Menurut pasien,keluhan yang dirasakan
semakin berat. Pasien hampir tidak bisa menggerakan tangan ataupun
kaki kirinya . Selain itu pasien mengaku masih mengeluh batuk kering.
Batuk yang dirasakan sudah ± 3 bulan. Awalnya pasien merasa batuk nya
berdahak dengan konsistensi kental, namun akhir-akhir ini tidak ada
dahak. Pasien juga mengeluhkan sulit tidur sejak 2 hari kemarin sering
merasa gelisah. Tidak ada demam, mual,muntah, atau sakit kepala. BAB
dan BAK dalam batas normal.
ANAMNESIS
Terapi yang telah di dapat :
Pasien belum mengkonsumsi obat apapun sebelumnya

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Di dalam keluarga pasien, tidak ada anggota keluarga yang memiliki
keluhan yang sama seperti pasien.
Riwayat Kebiasaan Pribadi :
Pasien mempunyai kebiasaan makan makanan gorengan dan berminyak

Kedudukan dalam keluarga :


Suami, ayah

Lingkungan dan tempat tinggal :


Rumah terasa sempit, kurang pencahayaan, dan teras rumah jarang
dibersihkan. Daerah rumah yang ditinggali ramai dan berdempetan
dengan rumah sebelah. Sekitar lingkungan rumah yang ditinggali banyak
sampah yang menumpuk
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Kesadaran : Compos mentis GCS : E4 M6 V5
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 71 x / menit
Respirasi : 20 x / menit
Suhu : 36,5˚ C
Umur Klinis : 50an
Bentuk Badan : Astenikus
Tinggi badan : 165 cm
Berat Badan : 45 Kg
PEMERIKSAAN REGIONAL
Kepala : Normocepali (candidiasis oral)
Mata : Conjungtiva Anemis Telinga : Lapang, tidak ada
-/- , Sklera Ikterik - serumen
/- Leher : JVP tidak meningkat
Hidung : Cavum nasi Thoraks : Pergerakan dinding
lapang,tidak ada dada simetris
sekret, tidak ada
darah Jantung : BJ 1&2 : reguler,
murmur (-), gallop (-)
Mulut : Sianosis sirkum oral
(-)
Lidah : Lidah kotor
Paru-paru : BND : Vesikuler, edema
Rhonki +/+, Sendi : Tangan kanan pasif
Wheezing -/-
Tangan kiri, kaki kiri,
Abdomen : BU + 5x/menit kaki kanan
Hepar : Tidak ada aktif
pembesaran Otot : Nyeri tekan (-)
Lien : Tidak ada Gerakan leher : Baik
pembesaran
Gerakan tubuh : Baik
Vesika Urinaria : Nyeri Ketok (-)
Nyeri Ketok : (-)
Genitalia eksterna :-
Nyeri Sumbu : (-)
Ekstremitas : CRT < 2” akral
hangat,
- -
- -
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
Rangsangan Meningeal
Kaku kuduk :+
Kernig : >135o / < 135o
Laseque : >70o / < 70o
Brudzinski I : -/-
Brudzinski II : -/-
Brudzinski III : -/-
Brudzinski IV : -/-
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
Nervus Kranialis
N-I (Olfaktorius) : Normosmia

N-II (Optikus)
Visus : >3/60 / >3/60
Lihat Warna : Tidak Buta Warna
Lapang pandang : Luas
Kampus : Tidak dilakukan pemeriksaan
Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
N-III, IV, VI (Okulomotorius, Diplopia :-/-
Trochlearis, Abducens) Deviasi konjugee : tidak
Sikap bola mata : Di tengah dilakukan
Gerakan bola mata : Ke segala Pupil : Isokor, bulat, 3mm / 3mm
arah Refleks Pupil
Ptosis :- /- langsung :+/+
Strabismus :-/- tidak langsung : + / +
Eksoftalmus :-/-
Enoftalmus :-/-
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
N-V (Trigeminus) Sensorik
Rasa raba : Normostesia
Motorik Rasa nyeri : Normostesia
Membuka&menutup mulut : baik Rasa suhu : Normostesia
Gerakan rahang : baik/baik
Menggigit (palpasi) Refleks
m.Masseter : baik Refleks kornea :+/+
m.Temporalis : baik/baik Refleks masseter :+
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
N-VII (Fasialis)
Sikap wajah : Simetris
Mimik : Biasa
Angkat alis :+/+
Kerut dahi :+/+
Lagoftalmus :+/+
Menggembungkan pipi :+/+
Menyeringai :+/+
Rasa kecap 2/3 depan lidah :+
Fenomena Chovstek :-
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
N. VIII (Vestibulocochlearis)

Vestibularis
Vertigo :-
Nistagmus :-/-
Kokhlearis
Tes Rinne : Hantaran udara > hantaran tulang
Tes Weber : Tidak ada lateralisasi kanan dan kiri
Tes Schwabach : Sama dengan pemeriksa
Gesekan Jari :+/+
Suara berbisik :+/+
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
N-IX, X (Glosofaringeus, Refleks faring :+
Vagus) Refleks Okulokardiak : +
Arkus faring : Simetris Refleks Sinus Karotikus: +
Palatum molle : Intak
Disfoni :-
Rinolali :-
Disfagi :-
Batuk :+
Menelan :+
N-XI (Akesorius)
Menoleh (kanan,kiri,bawah) :+ /+
angkat bahu :+ /+

N-XII (Hipoglosus)
Sikap lidah dlm mulut : Di tengah
Julur lidah : Tidak ada deviasi
Tremor lidah :-
Atrofi lidah :-
Fasikulasi :-
Tenaga otot lidah :+/+
PEMERIKSAAN NEUROLOGI :
Pemeriksaan Motorik Diskinesia : -
Mioklonik : -
Gerakan spontan abnormal
Kejang :-
Tetani :-
Tremor :-
Khorea :-
Atetosis :-
Balismus : -
Trofi otot
Lengan : eutrofi / eutrofi
Tungkai : eutrofi / eutrofi
Derajat kekuatan otot
kanan kiri
Lengan atas : 5 2
bawah : 5 2
Tangan : 5 2
Jari : 5 2
Tungkai atas : 5 2
bawah : 5 2
kaki : 5 2
jari : 5 2
Tonus otot
kanan kiri
Lengan : normotonus normotonus
Tungkai : normotonus normotonus

Berdiri
Jongkok – berdiri : Tidak dilakukan
Jalan
Langkah : Tidak dilakukan
Lenggang lengan : Tidak dilakukan
Diatas tumit : Tidak dilakukan
Jinjit : Tidak dilakukan
Koordinasi
 Statis
Duduk : Tidak dilakukan
Berdiri : Tidak dilakukan
Tes Romberg : Tidak dilakukan
Tes Romberg dipertajam: Tidak dilakukan
 Dinamis
Telunjuk hidung : Tidak dilakukan
Jari – jari : Tidak dilakukan
Tremor intensi : -
Disdiadokinesis : Tidak dilakukan
Dismetri :-
Menulis : Tidak dilakukan
Rebound phenomen : -
Tumit lutut : Tidak dilakukan
Disartria : Tidak dilakukan
Refleks
Refleks Fisiologis
Biceps : +++ / +++
Triceps : +++ / +++
Brachioradialis : +++ / +++
Brachioulnaris : +++ / +++
Achilles Pess Reflex : ++ / ++
Knee Pess Reflex : ++ / ++
Refleks Patologis Hoffman Trommer :-/-
Klonus kaki :-/-
Babinski :-/- Klonus lutut :-/-
Oppenheim :-/-
Chaddock :-/-
Gordon :-/-
Scaeffer :-/-
Hoffman-Trommer :-/-
Rossolimo :-/-
Gonda :-/-
Mendel Bechterew :-/-
Pemeriksaan Sensibilitas
Vegetatif
● Eksteroseptif Miksi :+
Rasa raba : Normostesia Defekasi :+
Rasa nyeri : Normostesia Salivasi : Normosalivasi
Rasa suhu : Normostesia Keringat : Normohidrosi
● Propioseptif Fungsi seks: Tidak di nilai
Rasa getar : Baik
Rasa sikap : Baik
Rasa arah : Baik
Fungsi Luhur Tanda-Tanda Regresi

Memori : Baik Refleks menghisap :-


Bahasa : Baik, Refleks menggigit : -
Kognitif : Baik Refleks menggenggam: -
Afek dan emosi : Baik Snout reflex :-
Visuospasial : Tidak dilakukan
Eksekutif : Baik Palpasi saraf tepi
MMSE : Baik
Nervus ulnaris : tidak teraba
membesar
Nervus aurikularis magmus : tidak
teraba membesar
RESUME
Tanggal 27/02/2018 pasien masih merasa keluhan yang sama
yaitu lemah separuh badan sebelah kiri. Menurut pasien,keluhan yang
dirasakan semakin berat. Pasien hampir tidak bisa menggerakan tangan
ataupun kaki kirinya . Selain itu pasien mengaku masih mengeluh batuk
kering. Batuk yang dirasakan sudah ± 3 bulan. Awalnya pasien merasa
batuk nya berdahak dengan konsistensi kental, namun akhir-akhir ini tidak
ada dahak. Pasien sudah tidak merasa sesak. Pasien juga mengeluhkan
sulit tidur sejak 2 hari kemarin sering merasa gelisah. Tidak ada demam,
mual,muntah, atau sakit kepala. BAB dan BAK dalam batas normal
Dari pemeriksaan fisik status generalis ditemukan
TD: 100/70 mmHg
Adanya malnutrisi berat
candidiasis oral +
rhonki +/+.
Dari pemeriksaan status neurologis ditemukan adanya hemiparese sinistra,
pada pemeriksaan rangsang meningen ; kernig - / + dan laseq - / + dan
hiper reflex pada reflek fisiologis ; biseps +++/+++ , triceps
+++/+++, brachioradialis +++/+++ dan brachioulnaris +++/+++
DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis : SOL brain infection dd suspect toxoplasmaensefalitis +


hipokalemia + bronkopneumonia + suspect HIV
Neuro
Diagnosis klinis : hemiparese sinistra
Diagnosis topik : hemisfer cerebri dextra, lesi pada UMN,
Diagnosis etiologi :
PENATALAKSANAAN
Pro Rawat Inap Mm/ :
Diet : Lunak Dexamethason 3x1 amp mg IV
I RL + Neurobion 1amp/24 jam As.Folat 1x1 tab PO
Sucralfat 3x1 C PO
Cotrimoxazole 2x2 PO
Nystatin drop 3x1 PO
Flukonazol 150mg 1x1 PO
Clindamicin 600mg 4x1 PO
Pirimetamin 2x5mg
PROGNOSIS

Ad Vitam : dubia ad malam


Ad Sanationum : dubia ad malam
Ad fungsionum : dubia ada malam
Follow Up 20/2/2018
S/ Di IGD tanggal 20/02/2018 pasien datang dibawa oleh adik serta
istrinya dengan keluhan lemah separuh badan sebelah kiri ± 3 jam SMRS.
Awalnya, pasien mengatakan keluhan yang didapatkan secara tiba-tiba saat
sedang bekerja. Lemah separuh badan yang dirasakan membuat pasien
terjatuh serta sulit untuk bangun sendiri. Pasien tidak pernah seperti ini
sebelumnya. Tidak ada mual-muntah, demam, kejang atau pun sakit kepala.
Selain lemah, pasien juga merasa sesak namun tidak ada nyeri dada sejak
tadi pagi yang disertai batuk berdahak. Pasien bekerja sebagai tukang
bangunan sudah 3 tahun. Tidak ada riwayat jatuh atau trauma sebelumnya.
Dikeluarga hanya pasien yang mengalami keluhan ini. Tidak ada kebiasaan
merokok ataupun minum alkohol namun pasien punya kebiasaan makan-
makanan di pinggir jalan seperti goreng-gorengan. Riwayat jantung, stroke,
hipertensi dan diabetes disangkal oleh pasien.
Refleks fisiologis
 Biceps : ++/++
O/  Triceps :++/++
 KU : TSS  Brachioradialis :++/++
 Kes : composmentis  Brachiulnaris :++/++
 TD : 100/60 mmHg  KPR :++/++
 RR : 28x/mnt  APR :++/++
 N : 84x/ mnt Refleks patologis
 S : 36.6 C  Babinsky : -/-
 GCS : E4M6V5  Chadock : -/-
 Opphenheim : -/-
 Gordon : -/-
 Schaffer : -/-
 Rossolimo : -/-
 Mendel : -/-
 Klonus lutut : -/-
 Klonus kaki : -/-
 Hoffman-Tromner: -/-
N. VII (facialis)
Rangsang Meningen
 Kaku kuduk : - • Sikap wajah: SNL mendatar ke kiri
 Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
 Brudzinski II : -/-
 Kerning : > 135 / > 135 • Kerut dahi: +
 Laseque : >70 / > 70 • Angkat alis: +/+
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) • Lagoftalmus: -/-
Arcus faring: simetris • Menyeringai +/+
Palatum molle: intak • Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
Disfoni: -
Disfagi: -
DKO Motorik:
Batuk: -
5555 3333
Menelan: +
5555 4444
Refleks faring: +
A/ Diagnosis : CVD Infark + Hipokalemia

 Dx klinis: hemiparese sinistra

Dx topis: hemisfer cerebri dextra


Dx etiologi: infark cerebri
P/ IVFD : I RL + KCL 1 amp /24 jam
I RL + Neurobion 1 amp / 24 jam
 Miniaspi 2x80 mg
 As.Folat 1x1 tab PO
 Sucralfat 3x1 C PO
 Dexametason 3 x 1 amp IV Score siriraj
(2,5 x kesadaran) + (2 x nyeri kepala) + (2 x
muntah)+ (0,1 x diastole) – (3 x atheroma) – 12

(2,5 x 0) + ( 2x 0) + (2 x 0) + (0,1x 60) – ( 3x


0) – 12
= - 6 (Infark Cerebri)
FOLLOW UP 21/2/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah Refleks fisiologis
 Biceps : ++/++
dibadan bagian kiri.  Triceps :++/++
 Brachioradialis :++/++
O/  Brachiulnaris :++/++
 KU : TSS  KPR :++/++
 Kes : composmentis  APR :++/++
 TD : 100/60 mmHg Refleks patologis
 RR : 20x/mnt  Babinsky : -/+
 N : 78x/ mnt  Chadock : -/-
 Opphenheim : -/-
 S : 36° C  Gordon : -/-
 GCS : E4M6V5  Schaffer : -/-
 Rossolimo : -/-
 Mendel : -/-
 Klonus lutut : -/-
 Klonus kaki : -/-
 Hoffman-Tromner: -/-
N. VII (facialis)
Rangsang Meningen
 Kaku kuduk : - • Sikap wajah: SNL mendatar ke kiri
 Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
 Brudzinski II : -/-
 Kerning : > 135 / > 135 • Kerut dahi: +
 Laseque : >70 / > 70 • Angkat alis: +/+
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) • Lagoftalmus: -/-
Arcus faring: simetris • Menyeringai +/+
Palatum molle: intak • Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
Disfoni: -
Disfagi: -
DKO Motorik:
Batuk: -
5555 3333
Menelan: +
5555 4444
Refleks faring: +
A/ Diagnosis : CVD Infark + Hipokalemia

 Dx klinis: hemiparese sinistra

Dx topis: hemisfer cerebri dextra


Dx etiologi: infark cerebri

 P/ Miniaspi 2x80 mg
 Dexamethason 3x1 amp mg IV
 As.Folat 1x1 tab PO
 Sucralfat 3x1 C PO
FOLLOW UP 22/2/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah Refleks fisiologis
 Biceps : ++/+++
dibadan bagian kiri.  Triceps :++/++
 Brachioradialis :++/++
O/  Brachiulnaris :++/++
 KU : TSS  KPR :++/++
 Kes : composmentis  APR :++/++
 TD : 100/60 mmHg Refleks patologis
 RR : 20x/mnt  Babinsky : -/+
 N : 80x/ mnt  Chadock : -/-
 Opphenheim : -/-
 S : 36° C  Gordon : -/-
 GCS : E4M6V5  Schaffer : -/-
 Rossolimo : -/-
 Mendel : -/-
 Klonus lutut : -/-
 Klonus kaki : -/-
 Hoffman-Tromner: -/-
N. VII (facialis)
Rangsang Meningen
 Kaku kuduk : - • Sikap wajah: SNL mendatar ke kiri
 Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
 Brudzinski II : -/-
 Kerning : > 135 / > 135 • Kerut dahi: +
 Laseque : >70 / > 70 • Angkat alis: +/+
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) • Lagoftalmus: -/-
Arcus faring: simetris • Menyeringai +/+
Palatum molle: intak • Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
Disfoni: -
Disfagi: -
DKO Motorik:
Batuk: -
5555 3333
Menelan: +
5555 4444
Refleks faring: +
A/ Diagnosis : CVD Infark + Hipokalemia

 Dx klinis: hemiparese sinistra

Dx topis: hemisfer cerebri dextra


Dx etiologi: infark cerebri

 P/ Miniaspi 2x80 mg
 Dexamethason 3x1 amp mg IV
 As.Folat 1x1 tab PO
 Sucralfat 3x1 C PO
 Mycostatin drop 3x 15 ml PO
 Konsul pokja
FOLLOW UP 23/2/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah Refleks fisiologis
 Biceps : ++/++
dibadan bagian kiri.  Triceps :++/++
 Brachioradialis :++/++
O/  Brachiulnaris :++/++
 KU : TSS  KPR :++/++
 Kes : composmentis  APR :++/++
 TD : 90/60 mmHg Refleks patologis
 RR : 22x/mnt  Babinsky : -/+
 N : 68x/ mnt  Chadock : -/-
 Opphenheim : -/-
 S : 36° C  Gordon : -/-
 GCS : E4M6V5  Schaffer : -/-
 Rossolimo : -/-
 Mendel : -/-
 Klonus lutut : -/-
 Klonus kaki : -/-
 Hoffman-Tromner: -/-
N. VII (facialis)
Rangsang Meningen
 Kaku kuduk : - • Sikap wajah: SNL mendatar ke kiri
 Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
 Brudzinski II : -/-
 Kerning : > 135 / > 135 • Kerut dahi: +
 Laseque : >70 / > 70 • Angkat alis: +/+
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) • Lagoftalmus: -/-
Arcus faring: simetris • Menyeringai +/+
Palatum molle: intak • Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
Disfoni: -
Disfagi: -
DKO Motorik:
Batuk: -
5555 3333
Menelan: +
5555 4444
Refleks faring: +
A/ Diagnosis : CVD Infark + Hipokalemia terkoreksi

 Dx klinis: hemiparese sinistra

Dx topis: hemisfer cerebri dextra


Dx etiologi: infark cerebri

 P/ Miniaspi 2x80 mg
 Dexamethason 3x1 amp mg IV
 As.Folat 1x1 tab PO
 Sucralfat 3x1 C PO
 Mycostatin drop 3x 15 ml PO
FOLLOW UP 24/2/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah Refleks fisiologis
 Biceps : ++/++
dibadan bagian kiri. Sulit tidur  Triceps :++/++
 Brachioradialis :++/++
O/  Brachiulnaris :++/++
 KU : TSS  KPR :++/++
 Kes : composmentis  APR :++/++
 TD : 90/60 mmHg Refleks patologis
 RR : 20x/mnt  Babinsky : -/+
 N : 66x/ mnt  Chadock : -/-
 Opphenheim : -/-
 S : 36,7° C  Gordon : -/-
 GCS : E4M6V5  Schaffer : -/-
 Rossolimo : -/-
 Mendel : -/-
 Klonus lutut : -/-
 Klonus kaki : -/-
 Hoffman-Tromner: -/-
N. VII (facialis)
Rangsang Meningen
 Kaku kuduk : - • Sikap wajah: SNL mendatar ke kiri
 Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
 Brudzinski II : -/-
 Kerning : > 135 / > 135 • Kerut dahi: +
 Laseque : >70 / > 70 • Angkat alis: +/+
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) • Lagoftalmus: -/-
Arcus faring: simetris • Menyeringai +/+
Palatum molle: intak • Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
Disfoni: -
Disfagi: -
DKO Motorik:
Batuk: -
5555 3333
Menelan: +
5555 4444
Refleks faring: +
A/ Diagnosis : CVD Infark dd SOL brain + Hipokalemia terkoreksi + suspect HIV

 Dx klinis: hemiparese sinistra

Dx topis: hemisfer cerebri dextra


Dx etiologi: SOL ec infection

 P/ Miniaspi 2x80 mg
 Dexamethason 3x1 amp mg IV
 As.Folat 1x1 tab PO
 Sucralfat 3x1 C PO
 Mycostatin drop 3x 15 ml PO
 Diazepam 5 mg extra IV
FOLLOW UP 26/2/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah Refleks fisiologis
 Biceps : ++/++
dibadan bagian kiri. Sulit tidur dan batuk  Triceps :++/++
berdahak  Brachioradialis :++/++
 Brachiulnaris :++/++
O/  KPR :++/++
 KU : TSS  APR :++/++
 Kes : composmentis Refleks patologis
 TD : 120/60 mmHg  Babinsky : -/-
 Chadock : -/-
 RR : 16x/mnt
 Opphenheim : -/-
 N : 76x/ mnt  Gordon : -/-
 S : 36,5° C  Schaffer : -/-
 GCS : E4M6V5  Rossolimo : -/-
 Mendel : -/-
 Klonus lutut : -/-
 Klonus kaki : -/-
 Hoffman-Tromner: -/-
N. VII (facialis)
Rangsang Meningen
 Kaku kuduk : + • Sikap wajah: SNL mendatar ke kiri
 Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
 Brudzinski II : -/-
 Kerning : < 135 / < 135 • Kerut dahi: +
 Laseque : >70 / < 70 • Angkat alis: +/+
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) • Lagoftalmus: -/-
Arcus faring: simetris • Menyeringai +/+
Palatum molle: intak • Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
Disfoni: -
Disfagi: -
DKO Motorik:
Batuk: -
5555 2222
Menelan: +
5555 2222
Refleks faring: +
A/ Diagnosis : SOL brain ec suspect infection dd suspect Toxoplasmaensefalitis
+hypokalemia terkoreksi + bronkopneumonia + suspect HIV

 Dx klinis: hemiparese sinistra

Dx topis: hemisfer cerebri dextra


Dx etiologi: SOL ec infection

 P/ Dexamethason 3x1 amp mg IV


 As.Folat 1x1 tab PO
 Sucralfat 3x1 C PO
 INH 300mg 1x1 PO
 Cotrimoxazole 2x2 PO
 Nystatin drop 3x1 PO
 Diazepam 5mg 3x1 PO
 Flukonazol 150mg 1x1 PO
 Clindamicin 600mg 4x1 PO
 Pirimetamin 3x25mg
FOLLOW UP 28/2/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah Refleks fisiologis
 Biceps : +++/+++
dibadan bagian kiri dan penurunan  Triceps :++/++
kesadaran  Brachioradialis :++/++
 Brachiulnaris :++/++
O/  KPR :++/++
 KU : TSS  APR :++/++
 Kes : apatis Refleks patologis
 TD : 110/50 mmHg  Babinsky : -/-
 Chadock : -/-
 RR : 16x/mnt
 Opphenheim : -/-
 N : 78x/ mnt  Gordon : -/-
 S : 36 C  Schaffer : -/-
 GCS : E4M6V4  Rossolimo : -/-
 Mendel : -/-
 Klonus lutut : -/-
 Klonus kaki : -/-
 Hoffman-Tromner: -/-
N. VII (facialis)
Rangsang Meningen
 Kaku kuduk : + • Sikap wajah: simetris
 Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
 Brudzinski II : -/-
 Kerning : > 135 / < 135 • Kerut dahi: +
 Laseque : >70 / <70 • Angkat alis: +/+
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) • Lagoftalmus: -/-
Arcus faring: simetris • Menyeringai +/+
Palatum molle: intak • Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
Disfoni: -
Disfagi: -
DKO Motorik: lateralisasi ke kiri
Batuk: -
Menelan: +
Refleks faring: +
A/ Diagnosis : SOL brain ec susp infeksi susp TE + hipokalemia terkoreksi + BP +
B20
 Dx klinis: hemiparese sinistra

Dx topis: hemisfer cerebri dextra


Dx etiologi: SOL ec infection
P/
Clobazam 5 mg 1x1
Dexamethason 3x1
Sucralfat syr 3x1
Nystatin drop 4x1
Asam folat 1x1
Flukonazol 150 mg 1x1
Clindamysin 600 mg 4x1
Pirimetamin 25 mg/tab 3x1
FOLLOW UP 01/03/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah dibadan O/
bagian kiri dan penurunan kesadaran KU : TSS
Kes :apatis
TD : 100/70 mmHg
RR : 20x/mnt
N : 80x/ mnt
S : 36 C
GCS : E3M6V3
Refleks fisiologis Refleks patologis
 Biceps : ++/++  Babinsky : -/-
 Triceps :++/++  Chadock : -/-
 Brachioradialis :++/++  Opphenheim : -/-
 Brachiulnaris :++/++  Gordon : -/-
 KPR :++/++  Schaffer : -/-
 APR :++/++  Rossolimo : -/-
 Mendel : -/-
 Klonus lutut : -/-
 Klonus kaki : -/-
 Hoffman-Tromner: -/-
Rangsang Meningen N. VII (facialis)
 Kaku kuduk : +
 Brudzinski I : -/- • Sikap wajah: simetris
 Brudzinski II : -/- • Mimik wajah: biasa
 Kerning : > 135 / < 135
• Kerut dahi: +
 Laseque : >70 / <70
• Angkat alis: +/+
• Lagoftalmus: -/-
• Menyeringai +/+
• Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) DKO Motorik; lateralisasi ke kiri
Arcus faring: simetris
Palatum molle: intak
Disfoni: -
Disfagi: -
Batuk: -
Menelan: +
Refleks faring: +
A/
Dx klinis: Hemiparese Sinistra
P/
Dx topis: hemisphere cerebri dextra
Clobazam 5 mg 1x1
Dx etiologi: SOL ec infection
Dexamethason 3x1
Sucralfat syr 3x1
Diagnosis:
Mystatin drop 4x1
- SOL Brain ec inf, toxoplasma gondii Asam folat 1x1
- hipokalemia Diazepam extra
- B20 Flukonazol 150 mg 1x1
- Bronkopneumonia Clindamysin 600 mg 4x1
Pirimetamin 25 mg/tab 3x1
FOLLOW UP 02/03/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan O/
sakit kepala. Sakit kepala KU : TSB
dirasakan hilang timbul. Kes :apatis
Lemah separuh badan sebelah
TD : 110/70 mmHg
kiri (+), batuk (+) dahak (-)
RR : 20x/mnt
Nadi : 60x/ mnt
Suhu : 36.4 C
GCS : E4M6V3
Refleks fisiologis Refleks patologis
Biceps : +++/+++ Babinsky : -/-
Triceps :+++/+++ Chadock : -/-
Brachioradialis :++/++ Opphenheim : -/-
Brachiulnaris :++/++ Gordon : -/-
KPR :+++/+++ Schaffer : -/-
APR :+++/++ Rossolimo : -/-
Mendel : -/-
Klonus lutut : -/-
Klonus kaki : -/-
Hoffman-Tromner: -/-
Rangsang Meningen N. VII (facialis)
Kaku kuduk : + • Sikap wajah: simetris
Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
Brudzinski II : -/- • Kerut dahi: +
Kerning : > 135 / < 135
• Angkat alis: +/+
Laseque : >70 / <70
• Lagoftalmus: -/-
• Menyeringai +/+
• Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
N. IX, X (Glosofaringeus, DKO Motorik; lateralisasi ke
Vagus) kiri
Arcus faring: simetris
Palatum molle: intak
Disfoni: -
Disfagi: -
Batuk: -
Menelan: +
Refleks faring: +
A/ Dx klinis: Hemiparese Sinistra
P/
Dx topis: hemisphere cerebri dextra  Clobazam 5 mg 1x1
 Dexamethason 3x1
Dx etiologi: SOL ec infection
 Sucralfat syr 3x1
 Mystatin drop 4x1
 Asam folat 1x1
Diagnosis :  Diazepam extra
- SOL Brain e, toxoplasma gondii  Flukonazol 150 mg 1x1
 Clindamysin 600 mg 4x1
- hipokalemia  Pirimetamin 25 mg/tab 3x1
- B20  FDC (zinovudine, lamivudine, efaviren) 1X1 tab mulai malam ini

- Bronkopneumonia
INDIKATOR HASIL NILAI NORMAL SATUAN

Leukosit 7,7 5-10 Ribu/uL


Hb 11,3 (L) 13-17,5 g/dL
Ht 34,0 (L) 40-54 %
Trombosit 262 150-400 Ribu/uL
GDP 101 60 - 110 Mg/dl

Na 139 135-145 Mmol/L

K 2,7 (L) 3,5-5.0 Mmol/L

Cl 104 94-111 Mmol/L


INDIKATOR HASIL NILAI NORMAL SATUAN

Trigliserida 147 <160 Mg/dL

Kolesterol LDL 70 <160 Mg/dL

GDP 164 60-110 Mg/dL

Limfosit 11 (L) 25-40 %

monosit 3 2–8 %

CD4 11 (L) 410-1590 cell/uL


Kesan : Bronchopneumonia
• Cor dalam batas normal
• Pulmo : tampak infiltrate
paracardial kiri
• Sinus dan diafragma dalam
batas normal
• Costae dan tulang-tulang
normal
Kesan
• Acute infarc sub korteks
parietal kanan dengan mild
brain atrophy
• Chronic sinusitis maksilaris
BAB IV
Toxoplasmosis merupakan infeksi oportunistik yang serius.Jika belum terinfeksi, untuk menghindari risiko
terpajan infeksi dapat dengan tidak memakan daging atau ikan mentah, dan ambil kewaspadaan lebih
lanjut jika membersihkan kandang kucing.Dapat pula memakai obat anti-HIV yang manjur untuk menahan
jumlah CD4. Ini kemungkinan akan mencegah masalah kesehatan diakibatkan tokso. Jika jumlah CD4 anda
turun di bawah 100
DAFTAR PUSTAKA
1. Lazoff, M., et al, Encephalitis. Medscape Refference. 2011. Available from http://emedicine.medscape.com/article/791896 Diakses
01 Desember 2013
2. Saraya, Abhinbhen; et al, Autoimmunr causes of encephalitis syndrome in Thailand: prospective study of 103 patients. Research Article.
BMC Beurology 2013, 13:150
3. Soedarmo, S.S.P., Herpes Simpleks. Dalam: Soedarmo, S.S.P.,Garna H. Infeksi& Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI. 2010.143-154.
4. Saharso, D., Hidayati, S. N., Japanese Ensefalitis. Dalam: Soedarmo, S.S.P.,Garna H. Infeksi& Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI. 2010.259-
269
5. Hom, Jeffrey. Pediatric Meningitis and Encephalitis. Department of Pediatrics/Emergency Service. 2011. New York University School of
Medicine. Available from http://emedicine.medscape.com/article/802760 diakses 01 Desember 2013
6. Ebaugh, Franklin, G., Neuropsychiatric Sequelae of Acute Epidemic Encephalitis in children. Journal of Attention Disorders. 2007. SAGE
publication.
7. Prober Charles, G. Infeksi Sistem Saraf Pusat. Dalam: Dalam: Richard E, Behrman, Robert M, Kliegman, Hal B, Jenson, Nelson Textbook
of Pediatrics 18th Edition, USA: Elsevier. 2007. Chapter 169.2
8. Sastroasmoro, S. Ensefalitis. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo. 2007
9. Yoserizal, M. Ensefalitis. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. Jakarta: 2004.
10. Kumar, V., Abbas, A., Fausto, N., Robins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th Edition. Elsevier. 2007;1372-1374
11. Lewis, P., Glacor, C., Encephalitis. American Academic of Pediatrics: Pediatrics in Review. 2005:26;353-363

Anda mungkin juga menyukai