Penguji
dr. Viola Maharani Sp.S
Lesi desak ruang (space occupying lesion/ SOL) merupakan lesi yang meluas atau
menempati ruang dalam otak termasuk tumor, hematoma, dan abses.
Karena kranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka
lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan intrakranial.
PATOFISIOLOGI
Bila timbul massa yang baru di dalam kranium seperti tumor, abses atau bekuan
darah, pertama-tama ia akan menggeser isi intrakranial normal.
Doktrin Monro-Kellie:
Bahwa volume total isi intrakranial harus tetap konstan. Bila V adalah volume, maka;
VOtak + VCSS + VDarah + V Massa = Konstan
MANIFESTASI KLINIS
Trias; nyeri kepala, edema papil, dan muntah secara umum dianggap sebagai
karakteristik peningkatan TIK.
Berdasarkan lokasinya lesi desak ruang (SOL) dapat dibedakan menjadi SOL yang
terletak di Supratentorium dan SOL yang terletak di Infratentorium.
TOXOPLASMOSIS
TOXOPLASMOSIS
Toxoplasma gondii merupakan parasit intraseluler yang menyebabkan infeksi asimtomatik pada
80 % manusia sehat, tetapi menjadi berbahaya pada ODHA.
9
ETIOLOGI
primer penularan melalui
oral; penanganan yang
tidak tepat pada daging
atau tanah yang tercemar
juga dapat menyebabkan
infeksi hand-to-mouth
GEJALA KLINIS
Demam, sakit kepala, deficit neurologic Hemiparesis merupakan deficit fokal
fokal dan penurunan kesadaran yang paling sering dijumpai
merupakan manifestasi klinis utama dari
ensefalitis toksoplasma. Kejang sebagai gejala utama dijumpai
kasus ini.
Gejala lain adalah ataksia, korea, dan
gangguan lapangan pandang.
GAMBARAN KLINIS
demam 40-70% pasien
nyeri kepala 50-60% pasien
hemiparese,hemianopsia,afasia 20-80% pasien
palsy nervus kranial 10-20% pasien
gangguan penglihatan 10% pasien
subakut konfusion,hilangnya konsentrasi & orientasi, perubahan
perilaku,lethargi 15-45% pasien
kejang & ataksia 15-30% pasien
tanda-tanda serebelar : gangguan bicara, korea, nausea & vomiting juga dapat
muncul
12
PATOGENESIS
Lesi tunggal, multipel >>>
Abses, nekrosis, inflamasi, edema gray atau white
matter terutama berada di lobus frontal & parietal
13
PATOGENESIS & RESPON IMUN
Oocyst (daging mentah) Tachyzoit
Tachyzoit (usus) Aktivasi CD4 sel T
Darah & limfe ekspresi CD154
Imune respon sel dendritik & makrofag
Bradyzoit (otak, skeletal, myocard, retina) IL-12
Immunocompromized Sel TIFN-
reaktivasi
Respon antitoxoplasmik
15
DIAGNOSA
IgG antibodi T. gondii(+), IgM jarang ditemukan
Titer IgG pe 1-2 minggu setelah infeksi
LCS tidak membantu, normal pada 50 persen pasien, mononuklear pleiositosis ringan,
pe konsentrasi protein & pe ringan konsentrasi glukosa
EEG tidak spesifik
PCR DNA Toxoplasma sensitivitasnya 50-60%
16
DIAGNOSIS
Diagnosis presumtif ensefalitis toxoplasmosis
berdasarkan gejala klinis neurologi yang progresif
pada ODHA dengan nilai CD4 < 200 sel/µl dan
disertai gambaran neuro imajing (CT/MRI) yang
sesuai.
18
Toxoplasmic encephalitis in a 36-year-old patient with AIDS. The multiple lesions are demonstrated by magnetic
resonance scanning (T1 weighted with gadolinium enhancement). (Courtesy of Clifford Eskey, Dartmouth Hitchcock Medical
Center, Hanover, NH; with permission.)
DIAGNOSA
20
DIAGNOSA
21
PATOGEN IMAGING PEM.PENUNJANG LAIN
DIAGNOSIS
Meningitis Nonspesifik LCS : tekanan tinggi, kadar BANDING
criptokokus, glucosa rendah, protein, antigen
CD4<100 kriptokokus (+) kultur (+)
Lainnya : antigen serum biasanya
juga (+)
Pilihan pertama Pirimetamin oral 200 mg hari pertama, selanjutnya 50-75 Pirimetamin oral 25-50 mg/hari + leukovarin
mg/hari + leukovarin oral 10-20 mg/hari + sulfadiazine oral 10-20 mg/hari + sulfadiazine oral 500-
oral 1000-1500 mg/hari 1000 mg/hari
Pilihan kedua Pirimetamin + leukovarin (dosis diatas) + klindamisin oral Pirimetamin + leukovarin (dosis diatas) +
atau i.v 4 x 600 mg klindamisin oral 4x 300-450 mg
Piliha ketiga Pirimetamin + leukovarin (dosis di atas) + salah satu : Pirimetamin + leukovorin (dosis di atas) +
atovaquone oral 2 x 1500 mg, azitromisin oral 1x900- salah satu antibiotic tersebut dosis sama
1200mg, klaritromisin oral 2x 500 mg, dapson oral 1x 100
mg, minosiklin oral 2 x 150-200 mg
Terapi dapat dihentikan bila terjadi perbaikan system imun
yaitu bila nilai CD4 > 200 sel/µl selama lebih dari 6 bulan.
26
KOMPLIKASI
27
CASE REPORT
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN (BANGSAL MELATI)
Nama : Tn. S
Umur : 55 Tahun
Tanggal lahir : 01 Januari 1963
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Siaga no. 339 kel. Rawalumbu
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan :-
Agama : Kristen
Tanggal masuk : 20 Februari 2018
Tanggal keluar : 3 Maret 2018
ANAMNESIS
Autoanamnesis :+
Alloanamnesis :+ hubungan dengan pasien : istri
Keluhan Utama : Lemah separuh badan
Keluhan Tambahan : batuk kering dan sulit tidur
Riwayat Penyakit Sekarang:
tanggal 20/02/2018
Di IGD pasien datang dibawa oleh adik serta istrinya dengan
keluhan lemah separuh badan sebelah kiri ± 3 jam SMRS. Awalnya,
pasien mengatakan keluhan yang didapatkan secara tiba-tiba saat
sedang bekerja. Lemah separuh badan yang dirasakan membuat
pasien terjatuh serta sulit untuk bangun sendiri. Pasien tidak pernah
seperti ini sebelumnya. Mual(-)muntah(-), demam(-), kejang atau pun
sakit kepala(-). Pasien bekerja sebagai tukang bangunan sudah 3
tahun. Tidak ada riwayat jatuh atau trauma sebelumnya. kebiasaan
merokok dan minum alcohol(+). Riwayat jantung, stroke, hipertensi dan
diabetes disangkal oleh pasien.
Tanggal 27/02/2018 pasien masih merasa keluhan yang sama yaitu
lemah separuh badan sebelah kiri. Menurut pasien,keluhan yang dirasakan
semakin berat. Pasien hampir tidak bisa menggerakan tangan ataupun
kaki kirinya . Selain itu pasien mengaku masih mengeluh batuk kering.
Batuk yang dirasakan sudah ± 3 bulan. Awalnya pasien merasa batuk nya
berdahak dengan konsistensi kental, namun akhir-akhir ini tidak ada
dahak. Pasien juga mengeluhkan sulit tidur sejak 2 hari kemarin sering
merasa gelisah. Tidak ada demam, mual,muntah, atau sakit kepala. BAB
dan BAK dalam batas normal.
ANAMNESIS
Terapi yang telah di dapat :
Pasien belum mengkonsumsi obat apapun sebelumnya
N-II (Optikus)
Visus : >3/60 / >3/60
Lihat Warna : Tidak Buta Warna
Lapang pandang : Luas
Kampus : Tidak dilakukan pemeriksaan
Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
N-III, IV, VI (Okulomotorius, Diplopia :-/-
Trochlearis, Abducens) Deviasi konjugee : tidak
Sikap bola mata : Di tengah dilakukan
Gerakan bola mata : Ke segala Pupil : Isokor, bulat, 3mm / 3mm
arah Refleks Pupil
Ptosis :- /- langsung :+/+
Strabismus :-/- tidak langsung : + / +
Eksoftalmus :-/-
Enoftalmus :-/-
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
N-V (Trigeminus) Sensorik
Rasa raba : Normostesia
Motorik Rasa nyeri : Normostesia
Membuka&menutup mulut : baik Rasa suhu : Normostesia
Gerakan rahang : baik/baik
Menggigit (palpasi) Refleks
m.Masseter : baik Refleks kornea :+/+
m.Temporalis : baik/baik Refleks masseter :+
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
N-VII (Fasialis)
Sikap wajah : Simetris
Mimik : Biasa
Angkat alis :+/+
Kerut dahi :+/+
Lagoftalmus :+/+
Menggembungkan pipi :+/+
Menyeringai :+/+
Rasa kecap 2/3 depan lidah :+
Fenomena Chovstek :-
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
N. VIII (Vestibulocochlearis)
Vestibularis
Vertigo :-
Nistagmus :-/-
Kokhlearis
Tes Rinne : Hantaran udara > hantaran tulang
Tes Weber : Tidak ada lateralisasi kanan dan kiri
Tes Schwabach : Sama dengan pemeriksa
Gesekan Jari :+/+
Suara berbisik :+/+
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
N-IX, X (Glosofaringeus, Refleks faring :+
Vagus) Refleks Okulokardiak : +
Arkus faring : Simetris Refleks Sinus Karotikus: +
Palatum molle : Intak
Disfoni :-
Rinolali :-
Disfagi :-
Batuk :+
Menelan :+
N-XI (Akesorius)
Menoleh (kanan,kiri,bawah) :+ /+
angkat bahu :+ /+
N-XII (Hipoglosus)
Sikap lidah dlm mulut : Di tengah
Julur lidah : Tidak ada deviasi
Tremor lidah :-
Atrofi lidah :-
Fasikulasi :-
Tenaga otot lidah :+/+
PEMERIKSAAN NEUROLOGI :
Pemeriksaan Motorik Diskinesia : -
Mioklonik : -
Gerakan spontan abnormal
Kejang :-
Tetani :-
Tremor :-
Khorea :-
Atetosis :-
Balismus : -
Trofi otot
Lengan : eutrofi / eutrofi
Tungkai : eutrofi / eutrofi
Derajat kekuatan otot
kanan kiri
Lengan atas : 5 2
bawah : 5 2
Tangan : 5 2
Jari : 5 2
Tungkai atas : 5 2
bawah : 5 2
kaki : 5 2
jari : 5 2
Tonus otot
kanan kiri
Lengan : normotonus normotonus
Tungkai : normotonus normotonus
Berdiri
Jongkok – berdiri : Tidak dilakukan
Jalan
Langkah : Tidak dilakukan
Lenggang lengan : Tidak dilakukan
Diatas tumit : Tidak dilakukan
Jinjit : Tidak dilakukan
Koordinasi
Statis
Duduk : Tidak dilakukan
Berdiri : Tidak dilakukan
Tes Romberg : Tidak dilakukan
Tes Romberg dipertajam: Tidak dilakukan
Dinamis
Telunjuk hidung : Tidak dilakukan
Jari – jari : Tidak dilakukan
Tremor intensi : -
Disdiadokinesis : Tidak dilakukan
Dismetri :-
Menulis : Tidak dilakukan
Rebound phenomen : -
Tumit lutut : Tidak dilakukan
Disartria : Tidak dilakukan
Refleks
Refleks Fisiologis
Biceps : +++ / +++
Triceps : +++ / +++
Brachioradialis : +++ / +++
Brachioulnaris : +++ / +++
Achilles Pess Reflex : ++ / ++
Knee Pess Reflex : ++ / ++
Refleks Patologis Hoffman Trommer :-/-
Klonus kaki :-/-
Babinski :-/- Klonus lutut :-/-
Oppenheim :-/-
Chaddock :-/-
Gordon :-/-
Scaeffer :-/-
Hoffman-Trommer :-/-
Rossolimo :-/-
Gonda :-/-
Mendel Bechterew :-/-
Pemeriksaan Sensibilitas
Vegetatif
● Eksteroseptif Miksi :+
Rasa raba : Normostesia Defekasi :+
Rasa nyeri : Normostesia Salivasi : Normosalivasi
Rasa suhu : Normostesia Keringat : Normohidrosi
● Propioseptif Fungsi seks: Tidak di nilai
Rasa getar : Baik
Rasa sikap : Baik
Rasa arah : Baik
Fungsi Luhur Tanda-Tanda Regresi
P/ Miniaspi 2x80 mg
Dexamethason 3x1 amp mg IV
As.Folat 1x1 tab PO
Sucralfat 3x1 C PO
FOLLOW UP 22/2/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah Refleks fisiologis
Biceps : ++/+++
dibadan bagian kiri. Triceps :++/++
Brachioradialis :++/++
O/ Brachiulnaris :++/++
KU : TSS KPR :++/++
Kes : composmentis APR :++/++
TD : 100/60 mmHg Refleks patologis
RR : 20x/mnt Babinsky : -/+
N : 80x/ mnt Chadock : -/-
Opphenheim : -/-
S : 36° C Gordon : -/-
GCS : E4M6V5 Schaffer : -/-
Rossolimo : -/-
Mendel : -/-
Klonus lutut : -/-
Klonus kaki : -/-
Hoffman-Tromner: -/-
N. VII (facialis)
Rangsang Meningen
Kaku kuduk : - • Sikap wajah: SNL mendatar ke kiri
Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
Brudzinski II : -/-
Kerning : > 135 / > 135 • Kerut dahi: +
Laseque : >70 / > 70 • Angkat alis: +/+
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) • Lagoftalmus: -/-
Arcus faring: simetris • Menyeringai +/+
Palatum molle: intak • Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
Disfoni: -
Disfagi: -
DKO Motorik:
Batuk: -
5555 3333
Menelan: +
5555 4444
Refleks faring: +
A/ Diagnosis : CVD Infark + Hipokalemia
P/ Miniaspi 2x80 mg
Dexamethason 3x1 amp mg IV
As.Folat 1x1 tab PO
Sucralfat 3x1 C PO
Mycostatin drop 3x 15 ml PO
Konsul pokja
FOLLOW UP 23/2/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah Refleks fisiologis
Biceps : ++/++
dibadan bagian kiri. Triceps :++/++
Brachioradialis :++/++
O/ Brachiulnaris :++/++
KU : TSS KPR :++/++
Kes : composmentis APR :++/++
TD : 90/60 mmHg Refleks patologis
RR : 22x/mnt Babinsky : -/+
N : 68x/ mnt Chadock : -/-
Opphenheim : -/-
S : 36° C Gordon : -/-
GCS : E4M6V5 Schaffer : -/-
Rossolimo : -/-
Mendel : -/-
Klonus lutut : -/-
Klonus kaki : -/-
Hoffman-Tromner: -/-
N. VII (facialis)
Rangsang Meningen
Kaku kuduk : - • Sikap wajah: SNL mendatar ke kiri
Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
Brudzinski II : -/-
Kerning : > 135 / > 135 • Kerut dahi: +
Laseque : >70 / > 70 • Angkat alis: +/+
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) • Lagoftalmus: -/-
Arcus faring: simetris • Menyeringai +/+
Palatum molle: intak • Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
Disfoni: -
Disfagi: -
DKO Motorik:
Batuk: -
5555 3333
Menelan: +
5555 4444
Refleks faring: +
A/ Diagnosis : CVD Infark + Hipokalemia terkoreksi
P/ Miniaspi 2x80 mg
Dexamethason 3x1 amp mg IV
As.Folat 1x1 tab PO
Sucralfat 3x1 C PO
Mycostatin drop 3x 15 ml PO
FOLLOW UP 24/2/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah Refleks fisiologis
Biceps : ++/++
dibadan bagian kiri. Sulit tidur Triceps :++/++
Brachioradialis :++/++
O/ Brachiulnaris :++/++
KU : TSS KPR :++/++
Kes : composmentis APR :++/++
TD : 90/60 mmHg Refleks patologis
RR : 20x/mnt Babinsky : -/+
N : 66x/ mnt Chadock : -/-
Opphenheim : -/-
S : 36,7° C Gordon : -/-
GCS : E4M6V5 Schaffer : -/-
Rossolimo : -/-
Mendel : -/-
Klonus lutut : -/-
Klonus kaki : -/-
Hoffman-Tromner: -/-
N. VII (facialis)
Rangsang Meningen
Kaku kuduk : - • Sikap wajah: SNL mendatar ke kiri
Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
Brudzinski II : -/-
Kerning : > 135 / > 135 • Kerut dahi: +
Laseque : >70 / > 70 • Angkat alis: +/+
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) • Lagoftalmus: -/-
Arcus faring: simetris • Menyeringai +/+
Palatum molle: intak • Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
Disfoni: -
Disfagi: -
DKO Motorik:
Batuk: -
5555 3333
Menelan: +
5555 4444
Refleks faring: +
A/ Diagnosis : CVD Infark dd SOL brain + Hipokalemia terkoreksi + suspect HIV
P/ Miniaspi 2x80 mg
Dexamethason 3x1 amp mg IV
As.Folat 1x1 tab PO
Sucralfat 3x1 C PO
Mycostatin drop 3x 15 ml PO
Diazepam 5 mg extra IV
FOLLOW UP 26/2/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah Refleks fisiologis
Biceps : ++/++
dibadan bagian kiri. Sulit tidur dan batuk Triceps :++/++
berdahak Brachioradialis :++/++
Brachiulnaris :++/++
O/ KPR :++/++
KU : TSS APR :++/++
Kes : composmentis Refleks patologis
TD : 120/60 mmHg Babinsky : -/-
Chadock : -/-
RR : 16x/mnt
Opphenheim : -/-
N : 76x/ mnt Gordon : -/-
S : 36,5° C Schaffer : -/-
GCS : E4M6V5 Rossolimo : -/-
Mendel : -/-
Klonus lutut : -/-
Klonus kaki : -/-
Hoffman-Tromner: -/-
N. VII (facialis)
Rangsang Meningen
Kaku kuduk : + • Sikap wajah: SNL mendatar ke kiri
Brudzinski I : -/- • Mimik wajah: biasa
Brudzinski II : -/-
Kerning : < 135 / < 135 • Kerut dahi: +
Laseque : >70 / < 70 • Angkat alis: +/+
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) • Lagoftalmus: -/-
Arcus faring: simetris • Menyeringai +/+
Palatum molle: intak • Kembung pipi: +/+
• 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
Disfoni: -
Disfagi: -
DKO Motorik:
Batuk: -
5555 2222
Menelan: +
5555 2222
Refleks faring: +
A/ Diagnosis : SOL brain ec suspect infection dd suspect Toxoplasmaensefalitis
+hypokalemia terkoreksi + bronkopneumonia + suspect HIV
- Bronkopneumonia
INDIKATOR HASIL NILAI NORMAL SATUAN
monosit 3 2–8 %