Anda di halaman 1dari 24

JOURNAL READING

SINDROM KOMPRESI VENA ILIAKA : 
KLINIS, PENCITRAAN, DAN TEMUAN 
PATOLOGIS

Disusun Oleh: Puti Aisha (1361050083)


Pembimbing: dr. Tri Harjanto Sp.Rad
Abstrak 
Sindrom May-Thurner (MTS) adalah suatu keadaan patologis terjadinya kompresi pada vena iliaka sinistra oleh
arteri iliaka dextra yang menyebabkan kaki sebelah kiri terasa sakit, bengkak dan terjadi thrombosis vena (deep
venous thrombosis).

Baru-baru ini dikatakan bahwa tidak ada kriteria standar untuk mendiagnosis MTS

Beragam spesialisasi termasuk bagian radiologi, bedah vaskular, kardiologi, dan pengobatan vaskular digunakan
untuk mengurangi kesalahan dalam mendiagnosis dan mengurangi pengobatan-pengobatan yang tidak
diperlukan.

Direkomendasikan untuk melakukan provocative maneuvers dalam mendiagnosis MTS.

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of
Radiology.
Pendahuluan
Sindrom kompresi vena Iliaka, yang dikenal juga dengan May Thurner Syndrome (MTS), di sebabkan oleh kedua faktor
yaitu faktor mekanik dan faktor fisiologi.

Kompresi pada vena iliaka sinistra (Left Common Iliac Vein / LCIV) oleh arteri iliaka dextra (Right Common Iliac Artery /
RCIA) dapat menstimulasi pembentukan fibrotik yang menyebabkan obstruksi parsial atau komplit pada vena iliaka
secara terus menerus.

50-60% kasus thrombosis vena dalam (Deep Venous Thrombosis/DVT) pada iliofemoral kiri menunjukkan adanya taji
pada vena iliaka (iliac vein spurs) yang diakibatkan dari kompresi pada ekstermitas.

Secara general , pasien MTS tidak berespon baik pada pengobatan konservatif. Maka dari itu diperlukan diagnosis
cepat dan pengobatan yang tepat untuk menghindari komplikasi seperti DVT pada iliofemoral atau gangguan vena.

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of
Radiology.
Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of
Radiology.
Peran Klinis pada Diagnosis
• MTS sering terjadi pada dewasa muda dan perempuan paruh baya (rata-rata usia 42 tahun) meskipun dapat
terjadi juga pada laki-laki.

• Pasien sering memiliki DVT, namun dapat juga memiliki gejala:


– Bengkak pada ekstermitas bawah kiri
– Nyeri
– venous claudication Leg swelling Varicose veins
– Ulserasi
– Mual
– Varises

Venous ulcer
Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of
Radiology.
• Gejala yang jarang terjadi seperti : Phlebitis
– Phlebitis
– Phlegmasia alba dolens
– Phlegmasia cerulea dolens

• MTS dapat terjadi secara akut ataupun kronik

• Pada MTS fase akut terlihat timbulnya edema pada kaki kiri secara tiba-tiba dan
biasanya mudah untuk di diagnosis, dimana pada MTS fase kronik lebih sulit.

Tahap klinis MTS dapat digambarkan lebih lanjut sebagai berikut :

Tahap 1. kompresi LCIV asimtomatik


Tahap 2. terbentuknya taji pada intraluminal
Tahap 3. terdapat DVT pada vena iliaka sinistra

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of
Radiology.
Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of
Radiology.
Kriteria Pencitraan dan Teknik pada Diagnosis

• McDermott menemukan derajat kompresi LCIV di setiap pasien dapat berubah-ubah dalam jangka waktu
yang singkat.

• Oleh sebab itu, penemuan kompresi pada satu hasil pencitraan saja tidak cukup untuk mendiagnosis
MTS.

• Pada pemeriksaan pencitraan MTS harus menunjukkan adanya penyempitan vena iliaka secara persisten
yang disebabkan adanya taji iliaka yang permanen, tanpa memperhatikan posisi pasien selama
gambaran pencitraan diambil.

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of
Radiology.
• Bentuk kompresi LCIV yang normal dapat kita singkirkan dengan cara meminta pasien tiarap agar
dapat menurunkan aliran darah kolateral atau menampakkan kondisi vena iliaka yang normal.
• Indikator-indikator pada kompresi LCIV yang merujuk pada diagnosis MTS:

Indikator kuat

Terjadinya penyempitan (stenosis) > 50%


pada diameter luminal di vena

Indikator tambahannya

terjadinya venous collaterals terdapatnya taji pada intraluminal

perubahan aliran hemodinamik > 2 mmHg


dengan posisi pasien terlentang

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of
Radiology.
Alat penunjang untuk membantu diagnosis MTS :

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of
Radiology.
Ultrasonography
• Color Doppler Ultrasonography (CDUS) sering digunakan sebagai awal untuk menentukan insufisiensi vena dan DVT
karena pemeriksaan ini :

non invasif mudah dilaksanakan tidak beresiko terhadap pasien

akurat untuk menentukan lokasi penyebab dari insufissiensi vena tingkat keparahan

• Ultrasound dapat mengidentifikasi DVT pada iliofemoral dengan mudah namun pemeriksaan ini mempunyai batas
dalam memvisualisasi gangguan vena iliaka karena dalam nya lokasi vena di pelvis.

• Oguzkurt mengemukakan pada laporan kasus nya bahwa dalam mendiagnosis


MTS diawali dengan pemeriksaan Transabdominal Ultrasonography kemudian
di konfirmasi kembali dengan CT , venography dan pengukuran tekanan.

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome :
clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of Radiology.
Pleythysmography
• Air Pleythysmography (APG) adalah sebuah tes non invasif yang dapat menentukan derajat refluks pada vena dan
dapat mengevaluasi obstruksi di bagian proksimal apapun.

• Hurst menyimpulkan bahwa APG memiliki sensitifitas yang rendah untuk mendiagnosis MTS.

• Walaupun APG dapat digunakan untuk mengevaluasi keparahan gangguan vena namun tidak cukup untuk
mendiagnosiskan.

• Maka dari itu APG tidak digunakan lagi sebagai alat


diagnostik rutin pada MTS.

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein


compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World
Journal of Radiology.
Computed Tomography
• Pemeriksaan menggunakan CT pada abdomen ataupun pelvis dapat menjelaskan adanya kompresi dan dapat
mengidentifikasi DVT akut dan jalur kolateral.

• Dengan potongan 10 mm tidak selalu menegakkan diagnosis MTS karena taji kecil pada iliaka sering sulit terlihat
dan fibrosis dapat tersembunyi di bawah vaskular (sebaiknya dengan potongan 3 – 5 mm).

• CT Venography memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi dalam menegakkan MTS dibanding pemeriksaan
lainnya, dan juga dapat membedakkan antara MTS non thrombosis dengan yang thrombosis.

• Akan tetapi pemeriksaan memancarkan radiasi dan juga menggunakan


kadar kontras yang besar dimana merupakan kontraindikasi untuk
ibu hamil dan pasien yang memiliki gangguan ginjal.

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome :
clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of Radiology.
Magnetic Resonance Venography
• MRV dapat menentukan gangguan anatomi atau pun DVT serta massa di pelvis pada penyakit MTS.
• Shebel menemukan bahwa MRV dapat menunjukkan adanya nonocclusive iliac spurs.
• Keuntungan utama menggunakan MRV dalam mendiagnosis MTS termasuk :

Dapat menentukan derajat aliran vena kolateral Tidak tergantung dengan kemampuan operator

Dapat digunakan tanpa kontras penggunaanya yg non invasif Mampu menganalisis struktur pelvis

• Kerugian utamanya :

Butuh waktu lebih untuk pelaksanaanya Mahal

Pembuluh darah di atas percabangan Sulit dilaksanakan pada


mempunyai aliran nonlaminar pasien yang sakit parah

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome :
clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of Radiology.
Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of
Radiology.
Contrast Venography/hemodynamic study
• Contrast Venography secara luas telah dianggap sebagai gold standard dalam mendiagnosis MTS dan telah
terbukti pada beberapa penelitian.

• Prosedur ini membuktikan dapat menentukan derajat stenosis vena iliaka dan memvisualisasi vena kolateral
pada pelvis.

• Venography juga dapat mengevaluasi MTS melalui ukuran derajat tekanan, bila penyumbatan pada iliofemoral
menimbulkan kenaikan tekanan > 2 mmHg saat istirahat atau > 3 mmHg saat berakitiftas,harus diwaspadai.

• Meskipun begitu Venography butuh waktu dalam pelaksanaan, invasif,tidak


dapat dilakukan pada pasien DVT iliofemoral yang meluas, dan dapat
menyebabkan komplikasi seperti phlebitis.

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome :
clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of Radiology.
Intravascular Ultrasound
• IVUS dengan transduser 12.5 MHz atau 20MHz, keduanya dapat menentukan ukuran dan morfologi pembuluh
darah secara akurat dan dapat membuktikkan adanya MTS secara anatomi.

• Sejumlah penelitian menunjukkan sekitar 50 % kasus yang menggunakan terapi secara endovaskular, dibantu
dengan IVUS untuk pemasangan stent nya.

• Bahkan pada beberapa penelitian lainnya menunjukkan IVUS memilki angka kesuksesan lebih tinggi dari pada
Venography dalam mengidentifikasi obstruksi.

• Meskipun begitu masih perlu diteliti untuk mengetahui keuntungannya


di banding dengan teknik diagnostik lainnya.

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome :
clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of Radiology.
Mutu klinis untuk Meningkatkan Diagnosis
• Jika Ultrasound memungkinkan untuk memvisualisasi vena iliaka, procative maneuvers bisa dilakukan agar
perubahan vaskularisasi secara permanen nya jelas terlihat.

• Procative maneuvers ini bisa dilakukan juga saat Venography.

• Kemungkinan beberapa pasien mengamali hipovolemik yang dapat menyebabkan IVC dan vena iliaka merata,
maka dari itu perlu disediakan IV 500 – 1000 cc normal salin pada pasien.

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome :
clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of Radiology.
Pilihan Pengobatan
• Pasien MTS tidak berespon baik pada pengobatan konservatif oleh karean obstruksi yang diakibatkan
terjadi karena proses alamiah.

• Dahulu ,terapi pembedahan dilakukan pada pasien MTS menunjukkan hasil kesuksessannya berbeda-
beda.

• Namun akhir-akhir ini, penggunaan teknik terapi secara endovaskular sangat sukses dan lebih kecil
resikonya dibanding terapi pembedahan invasif lainnya.

• Terapi endovaskular yang sering digunakan :


– Catheter directed thrombolysis
– Angioplasty
– Ultimately stent placement
Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome :
clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of Radiology.
Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome : clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of
Radiology.
Kesimpulan

• Saat ini belum ada kriteria diagnositik untuk menegaskan keadaan MTS.

• Teknik pencitraan seperti CT, IVUS, MRV, Ascending venography berguna untuk membuktikkan
diagnosis. Sebaliknya Ultrasonography dan Pleythysmography berguna untuk mengevaluasi DVT
dan obstruksi vena.

• secara keseluruhan identifikasi MTS bergantung pada klinis dan pencitraan, dan perlu nya
penelitian lagi untuk pengembangan lebih lanjut.

Brinegar KN, Sheth RA, Khademhosseini A, Bautista J, Oklu R. Iliac vein compression syndrome :
clinical, imaging and pathologic findings. 2015. World Journal of Radiology.

Anda mungkin juga menyukai