sendi jari kaki, tangan, pergelangan siku dan lutut disertai dengan rasa kaku pada
pagi hari. Klien mengatakan telah lama merasakan nyeri dan mengonsumsi obat–
obatan herbal dan obat–obatan bebas untuk mengatasi nyeri tsb. Klien juga
mengeluh kehilangan nafsu makan dan sering merasa lesu. Dari hasil pengkajian,
2. PROBLEM/KATA KUNCI
a. Pasien Ny. R 45 Tahun
b. Nyeri pada sendi jari kaki, tangan pergelangan siku dan lutut
c. Kaku pada pagi hari
d. Nafsu makan berkurang
e. Sering merasa lesu
f. Tampak nodul rhrumatoid di daerah sendi
g. Pemeriksaan X-Rays
3. MIND MAP
Terjadi gesekan Purin dalam tubuh Akumulasi asam urat Terjadi gesekan
Proses autoimun
EROSI antar tulang
antar tulang berlebihan di darah oleh faktor R
KARTILAGO rawan sendi
rawan sendi
Penimbunan pada Sel imunitas
Terjadi perusakan Pengendapan membran sinovial dan EROSI
bermigasi ke darah
permukaan tulang kristal asam urat tulang rawan artikular KARTILAGO
rawan sendi secara Masuk ke membran
progresif Merangsang Leukosit sinovial
respon fagositosis memfagositosis
Kerusakan jaringan oleh leukosit kristal urat Sel imunitas
tulang rawan sendi menghasilkan sel
Reaksi peradangan radang
Kontinuitas jaringan Penggunaan
terputus Pelepasan mediator Membran sinovial
obat-obatan
kimia menebal
Impuls nyeri dibawa
Reaksi peradangan ANOREXIA
bradikinin ke SSP oleh
Membran sinovial
nociseptor
Pelepasan mediator menebal
kimia
Nyeri dipersepsikan
NYERI Pannus
Histamin
Peningkatan
permeabilitas Pannus
kapiler
NODUL Infiltrasi ke os
Perpindahan cairan
RHEMATOID subcondria
intravaskuler ke
interstisial Hambatan nutrisi
Deformitas
Kartilago pada kartilago
Hidrops sendi sendi
nekrosis artikularis
Ankilosis fibrosis
KAKU SENDI
Kerusakan kartilago
Mengalami kaku otot dan tulang
DO:
-
3. DS : Gangguan citra tubuh
DO :
- Dari hasil pengkajian, tampak
nodul rheumatoid di daerah
sendi
4. DS : Resiko ketidakseimbangan
- Klien juga mengeluh nutrisi kurang dari kebutuhan
kehilangan nafsu makan tubuh
DO :
4. Pertanyaan-Pertanyaan Penting
1. Apa yang menyebabkan pasien merasakan kaku pada pagi hari?
2. Mengapa nyeri yang dirasakan pasien hanya terdapat pada siku,lutut,
pergelangan siku,tangan, kaki, dan sendi jari kaki ?
3. Mengapa pada pemeriksaan terdapat nodul ?
5. Jawaban Pertanyaan
1. Pada saat beristirahat sendi cenderung tidak melakukan pergerakan
sehingga cairan sinovial semakin tertumpuk. Cairan yang semakin
bertumpuk ini akan menyebabkan bengkak dan nyeri sehingga
pergerakan menjadi terbatas. Cairan yang bertumpuk ini di sebabkan
oleh peradangan pada lapisan sinovial. Sehingga saat bangun pada pagi
hari sendi terasa kaku.
2. Nyeri yang dirasakan disebabkan karena adanya peradangan pada
membran sinovial. Membran sinovial hanya terdapat pada sendi sinovial.
Yang merupakan sendi sinovial adalah siku, lutut, pergelangan
siku,tangan, kaki, dan sendi jari kaki.
3. Adanya proses peradangan menyebabkan terbentuknya penebalan
membran sinovial sehingga terjadi panus dan menyebabkan nodul
7. Informasi Tambahan
Untuk lebih memperjelas kasus di atas maka diperlukan penjelasan
tentang pemeriksaan penunjang agar dapat memudahkan perawat dalam
menegakkan diagnosa dari kasus di atas.
8. Klarifikasi Informasi
1. Pemeriksaan Laboratorium
Nilai Normal
Uji Abnormalitas
Dewasa
Kalsium Serum 8-10,5 mg/dl atau Hiperkalsemia : metastase kanker
4,5-5,5 mg/l pada tulang, stadium penyembuhan
fraktur.
Hipokalsemia : osteoporosis,
osteomalasia
Fosfor 2,5-4,0 mg/dl dalam Hiperfosfatemia : fase penyembuhan
serum fraktur, tumor tulang, akromegali.
Hipofosfatemia : osteomalasia.
Alkalin 30-90 IU/I Meningkat : metastase kanker pada
Fosfatase tulang, osteomalasia, penyakit paget.
Laju Endap Westergen Meningkat : infeksi/peradangan,
Darah (Lab) Pria : 0-15 mm/jam karsinoma, kerusakan pada sel.
Wanita : 0-20
mm/jam
Wintrobe
Pria : 0-9 mm/jam
Wanita : 0-15
mm/jam
Enzim Otot 15-150 IU/I Meningkat : trauma otot, distrofi
(Kreatine, otot progresif, efek elektromiografi.
phosphokinase,
CPK)
LDH (Lactate 60-150 IU/I Meningkat : nekrosis otot skeletal,
Dehidrogenase) karsinoma, distrofi otot progresif
SGOT (Serum 10-50 mu/ml Meningkat : trauma otot skeletal,
Glutamic Oxalo distrofi otot progresif.
Transaminase)
Aldolase 1,3-8,2 U/al Meningkat : polio mielitis dan
dermatomiositis, distrofi otot.
2. Pemeriksaan Sinar-X
Pemeriksaan sinar-X penting untuk mengevaluasi kelainan
muskuloskeletal. Sinar-X menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi,
dan perubahan hubungan tulang. Sinar-X multipel diperlukan untuk
pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa. Sinar-X korteks tulag
dapat menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan, dan tanda irregularitas.
Sinar-X sendi dapat menunjukkan adanya cairan, irregularitas, penyempitan
dan perubahan struktur sendi.
3. Mielografi
Pemeriksaan mielografi dilakukan dengan penyuntikan zat kontras ke
dalam rongga subaraknoid spinal lumbal. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
melihat adanya:
a. Heriniasi diskus
b. Stenosis Spinal (penyempitan kanalis spinalis)
c. Adanya tumor
4. CT-Scan (Computted Tomography)
Prosedur ini menunjukkan rincian bidang tertentu dari tulang yang sakit
dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cedera ligamen atau
tendon. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi dan
panjangnya patah tulang di daerah yang sulit untuk dievaluasi, misalnya
asetabulum. Pemeriksaan dilakukan dengan atau tanpa zat kontras dan
berlangsung sekitar satu jam. Pasien perlu diberi penjelasan bahwa akan
terdengar suara mesin CT-Scan, dan bunyi ini tidak berbahaya sehingga
pasien tidak merasa takut saat pemeriksaan dilakukan.
5. Biopsi
Spesimen pada biopsi tulang diambil secara mikroskopik. Ada 2 teknik
yaitu tertutup menggunakan jarum dan terbuka menggunakan insisi. Biopsi
dilakukan untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, sinovium
untuk membantu menentukan penyakit tertentu.
6. EMG (Electromiography)
Pemeriksaan ini memberi informasi mengenai potensi listrik otot dan
sarafnya. Tujuan prosedur ini adalah menentukan setiap abnormalitas fungsi
unit. Pasien perlu dijelaskan bahwa prosedur ini dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman karena jarum elektrode masuk ke otot.
7. Atroscopy
Atroscopy merupakan prosedur endoskopis yang memungkinkan
pandangan langsung ke dalam sendi. Prosedur ini dilakukan di kamar
operasi dalam kondisi steril dan perlu injeksi anastesi lokal dan anastesi
umum. Jarum dengan lubang besar itu dimasukkan dan sendi diregangkan
dengan dimasukkan cairan salin. Atroskop kemudian dimasukkan. Struktur
sendi, sinovium, dan permukaan sendi dapat dilihat melalui atroskop.
Setelah prosedur dilakukan, luka ditutup dengan balutan steril. Sendi dibalut
dengan balutan tekan untuk menghindari terjadinya pembengkakan.
8. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI adalah teknik pencitraan khusus yang non-invasif, menggunakan
medan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk melihat abnormalitas
berupa tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak, seperti otot, tendon,
dan tulang rawan.
9. Ultrasonografi (USG)
Prosedur USG dilakukan untuk mendeteksi gangguan pada jaringan
lunak (adanya massa), dll. Pemeriksaan USG menggunakan sistem
gelombang suara yang menghasilkan gambaran jaringan yang diperiksa.
Kulit di atas jaringan yang akan diperiksa diolesi gel untuk memudahkan
gerakan alat.
10. Angiografi
Angoigrafi pemeriksaan struktur vaskular. Arteriografi adalah
pemeriksaan sistem arteri. Suatu bahan kontras radioopaque diinjeksikan ke
dalam arteri tertentu, dan alirannya difoto dengan sinar-X. Prosedur ini
sangat bermanfaat untuk mengkaji perfusi arteri dan untuk tingkat amputasi
yang dilakukan. Setelah dilakukan prosedur ini, pasien dibiarkan berbaring
selama 12-24 jam untuk mencegah perdarahan pada tempat penususkan
arteri.
Dari ketujuh kriteria tersebut ada lima kriteria yang ditujukan dikasus,
yaitu: kaku pagi hari, Arthtritis pada 3 daerah persendian atau lebih, Arthtritis
pada persendian tangan, Nodul rematoid, Perubahan gambaran radiologis.
10. Laporan Diskusi
HE:
Ajarkan teknik non farmakologis
(relaksasi, distraksi, dll) untuk mengatasi
nyeri
HE
Ajarkan pasien dan keluarga tentang
teknik ambulasi
Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana
merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
Kolaborasi:
Health Education :
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
protein dan vit.C
Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
2. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selektas Kedokteran Edisi Ketiga, Jilid I.
EGC.
Wilson. L dan A. Price S. 1994. Patofisilogi Edisi 4 Buku II. Jakarta: EGC.