Anda di halaman 1dari 32

Gestational Trophoblast

Disease
Latar Belakang
• Studi epidemiologi melaporkan variasi regional pada insidensi mola hidatidosa.
Studi yang dilakukan di Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan Eropa
menunjukkan insidensi mola adalah 0,57-1,1 per 1.000 kehamilan, sedangkan di
Asia Tenggara dan Jepang menunjukkan insidensi yang tinggi yaitu 2 dari 1.000
kehamilan. Negara-negara dengan frekuensi mola hidatidosa tertinggi adalah
Mexico, Iran, dan Indonesia.
• Di Eropa dan Amerika Utara, koriokarsinoma terjadi pada 1 per 40.000 kehamilan
dan 1 per 40 mola hidatidosa, sedangkan di Asia Tenggara dan Jepang angka
kejadian lebih tinggi yaitu 9,2 dan 3,3 per 40.000 kehamilan.
Latar Belakang
• Prognosis Gestational Trophoblastic Disease pada umumnya baik dengan angka
keberhasilan 75-99%. Pengelolaan Gestational Trophoblastic Disease di negara-
negara maju dilaporkan sangat baik karena sebagian besar telah terdiagnosis
pada stadium dini, sebaliknya di negara-negara berkembang seperti Indonesia
pada umumnya diagnosis terlambat maka penyulit-penyulit seperti perdarahan,
invasi dan metastasis tumor masih menjadi salah satu penyebab kematian ibu.
Gestational Trophoblast Disease
• Sekelompok kelainan pada perkembangan sel-sel trofoblas yang dicirikan
oleh adanya proliferasi trofoblas abnormal.
• Dibedakan menjadi 2:
• Lesi molar
• Hydatidiform Mole:
• Complete (Benign)
• Partial (Benign)
• Invasive (Malignant)
• Non molar trophoblastic neoplasm
• Choriocarcinoma (Malignant)
• Placental site trophoblastic tumor (Malignant)
• Epitheloid trophoblastic tumor (Malignant)
Definisi Mola Hidatidosa
• Mola hidatidosa adalah plasenta dengan vili korialis yang berkembang
tidak sempurna dengan gambaran umum adanya pembesaran, edema
vili dan hiperplasia trofoblas
Definisi Mola Hidatidosa
• Molahidatidosa komplit: hasil kehamilan tidak normal tanpa adanya
embrio-fetus, dengan pembengkakan hidropik vili plasenta dan
seringkali hyperplasia trofoblas.
• Molahidatidosa parsial: hasil kehamilan tidak normal dengan adanya
embrio-fetus yang cenderung mati pada kehamilan dini.
Mola Hidatidosa
• Secara makroskopik, mudah dikenal
berupa gelembung-gelembung
putih, tembus pandang, berisi cairan
jernih berukuran bervariasi, antara 1
mm sampai 2cm
Complete vs Partial
Faktor Risiko
• Usia reproduktif ekstrim
• Riwayat mola hidatidosa sebelumnya
Gejala klinis
• Mual, muntah, pusing
• Perdarahan pervagina
• Amenorea
• Anemia
• Uterus membesar lebih dari usia kehamilan
• Bisa disertai gejala-gejala preeklamsia/eklamsia dan tirokositosis
(thyrotropin-like effect)
Dasar Diagnosis Mola Hidatidosa
• Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan
pemeriksaan kadar serum BhCG.
• Pada USG dan akan didapatkan gambaran
lebih jelas berupa badai salju (snowstorm)
atau gambaran seperti sarang lebah (honey
comb).
• Pemeriksaan Histopatologis, dilakukan pada
specimen kuretase
Pengelolaan mola terdiri dari 3 tahap yaitu berikut ini

• Perbaiki keadaan umum


• Pengeluaraan jaringan mola, ada 2 cara yaitu:
• Vakum kuretase dilanjutkan dengan kuretase dengan menggunakan sendok
kuret biasa yang tumpul.
• Histrektomi
• Evaluasi serum β-hCG
Gestational Trophoblastic Neoplasia
Definisi
• suatu kelompok penyakit trofoblastik gestasional yang bersifat ganas
yaitu invasif dan metastatik terdiri dari
• mola invasif,
• koriokarsinoma ,
• placental site trophoblastic tumor (PSST) dan
• tumor trofoblastik epiteloid
• agresif  invasi miometrium dan memiliki kecenderungan metastasis
Gejala Klinis
• perdarahan ireguler
• Perdarahan masif atau tiba-tiba
• Perforasi miometrium  perdarahan intraperitoneal
• Metastasis ke saluran kemih bagian bawah  papula atau nodula
• Nyeri perut  metastasis hepar dan gastrointestinal.
• Perdarahan intraperitoneum  Nyeri tekan rebound pada
abdomen
• metastasis ke otak  defisit neurologis
• obstruksi bilier  jaundice
Kriteria Diagnosis
• Peningkatan kadar hCG >10% pada tiga kali pemeriksaan dalam
waktu 2 minggu (hari 1, 7, dan 14)
• Kadar hCG menetap (±10%) pada empat kali pemeriksaan dalam
waktu 3 minggu (hari 1, 7, 14 dan 21)
• Kadar hCG menetap dalam waktu ≥ 6 bulan pasca evakuasi mola
• Diagnosa histologis koriokarsinoma
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
• Serum kuantitatif hCG digunakan untuk mengetahui respon terapi
dan status penyakit
• Darah Lengkap dapat membantu mengetahui anemia karena
perdarahan
• Kadar enzim hepar mungkin dapat meningkat karena terkait dengan
metastasis ke hepar.
• Pemeriksaan Imaging
• USG digunakan untuk mengetahui jaringan mola pada uterus.
• Foto Polos Thorax digunakan untuk melihat kemungkinan
metastasis ke paru-paru.
• CT Scan/ MRI
Staging
Stadium I Penyakit terbatas pada uterus

Stadium II GTN meluas keluar dari uterus tetapi terbatas pada organ genitalia
(adneksa, vagina, ligamentum latum)

Stadium III GTN meluas ke paru-paru dengan atau tanpa melibatkan saluran
genitalia
Stadium IV Semua metastase ke tempat lainnya
Variabel 0 1 2 3

Scoring
Usia < 40 tahun ≥ 40 tahun - -
Kehamilan sebelumnya Molahidatidosa Abortus Aterm -

Interval sejak kehamilan


< 4 bulan 4-6 bulan 7-12 bulan > 12 bulan
sebelumnya
Kadar β-hCG sebelum
< 103 103 - 104 104 - 105 > 105
terapi mIU/ml
Ukuran tumor terbesar
< 3 cm 3-4 cm ≥ 5 cm -
termasuk uterus
Tempat metastasis - Ginjal/lien Saluran GI Otak/hepar
Jumlah metastasis yang
- 1-4 5-8 >8
teridentifikasi
Kegagalan kemoterapi Kombinasi ≥ 2
- - Obat tunggal
sebelumnya obat
Mola invasif
• Mola invasif adalah tumor yang berasal dari invasi mola hidatidosa ke
miometrium yang ditandai dengan invasi jaringan yang luas oleh
trofoblas dan vili.
• Jarang metastasis
• Kurang lebih 10-17% mola hidatidosa akan menjadi mola invasif
• Mola invasif lebih sering didiagnosis secara klinis daripada patologis,
yaitu berdasarkan peningkatan hCG persisten setelah evakuasi
mola
Gestational choriocarcinoma
• Gestational Choriocarcinoma merupakan keganasan tersering yang berkaitan
dengan kehamilan aterm maupun abortus
• Koriokarsinoma tumbuh dengan pesat hingga menginvasi miometrium dan
pembuluh darah sehingga menimbulkan perdarahan dan nekrosis.
• Metastase sering ke paru atau vagina
• Respons kemoterapi umumnya baik
PSTT

• Sangat jarang, berasal dari tempat implantasi plasenta


• Berkaitan dengan sedikit invasi vaskular, nekrosis, dan pendarahan
• Sekresi hCG relatif lebih rendah
• Beberapa tahun setelah persalinan aterm, abortus, non-molar, atau
mola hidatidosa
• Kurang responsif terhadap kemoterapi
• Prognosis dari interval kehamilan yang menyebabkan PSTT
Epitheloid Trophoblastic Tumor
• Tumor yang sangat jarang terjadi
• Sering dengan riwayat kehamilan aterm daripada riwayat kehamilan mola.
• Tumbuh dengan nodular
• Resisten terhadap kemoterapi
• Metastase 20-25%
Tatalaksana
• Pastikan diagnosis (hati-hati false positive hCG)
• Kemoterapi dan evakuasi (kuretase atau histrektomi)
• Monitoring post tindakan (kadar hCG selama 1 tahun)
• Monitoring efek samping kemoterapi dan tindakan
• Hati-hati resistensi terhadap kemoterapi
• Gunakan kontrasepsi selama monitoring
• Bila hamil, monitor kembali setelah partus

Anda mungkin juga menyukai