•
0.3
0.28
0.26
Semakin besar reflux ratio maka fraksi mol distilat
0.24
0.22 yang terkumpul semakin besar karena tingkat
0.2 50%
pemurnian semakin tinggi
xd
0.18 40%
0.16
0.14 33%
0.12
0.1 100%
0.08
0 5 10 15 20
t
t vs xb
0.1 • Semakin lama distilasi dilakukan maka fraksi
0.08 bottom product akan semakin menurun.
0.06
50%
• Sedangkan apabila refluksnya semakin kecil,
xb
0.04
40% maka akan semakin deras laju alir aseton yang
33%
0.02 100%
terpisahkan dengan air, namun fraksi molnya
0
tidak terlalu tinggi, disebabkan karena reflux nya
0 5 10
t
15 20
rendah sehingga fraksi mol aseton tidak
teruapkan secara sempurna
Analisis Tray Teoritis
• Jumlah tray teoritis dapat menggunakan metode
Mccabe-Thiele, dimana perlu menggambar feed line,
enriching line, dan stripping line pada kurva
kesetimbangan fasa
• Jumlah theoretical tray total refluks adalah 5 tray,
refluks ratio 50% adalah 3 , refluks ratio 40% adalah
1 tray, dan 33% adalah 2 tray.
• Secara teoritis kemurnian aseton sebagai produk
distilat semakin rendah dengan nilai refluks ratio
yang semakin kecil, dengan begitu dapat diketahui
bahwa kemurnian produk distilat dipengaruhi oleh
nilai refluks ratio karena semakin besar refluks ratio
maka kemurnian produk distilat semakin tinggi
• Namun pada percobaan, refluks ratio 40% memiliki
jumlah tray yang lebih sedikit daripada 33%. Hal ini
disebabkan terjadinya kesalahan selama proses
pengambilan data
Analisis Efesiensi Tray
𝑡𝑟𝑎𝑦 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝜂= × 100%
𝑡𝑟𝑎𝑦 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Vd
9 Reflux 33%
y = -0.028x2 + 0.36x + 9.9
Linear (Total Reflux)
8 Poly. (Total Reflux)
y= 0.02x2 - 0.6x + 12.5 Poly. (Reflux 50%)
7 Poly. (Reflux 40%)
Poly. (Reflux 33%)
6
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu Tinggal
• Secara teoritis rasio reflux yang semakin rendah akan menghasilkan volume distilat
terakumulasi yang lebih besar. Semakin rendah rasio reflux maka semakin sedikit
liquid distilat yang dikembalikan ke dalam kolom. Dengan kata lain semakin banyak
liquid distilat yang dikeluarkan.
• Namun, pada data yang didapat terdapat perbedaan pada rasio refluks 40% dan
total refluks, volume distilat semakin menurun dengan waktu tinggal yang semakin
lama. Oleh karena itu terdapat kesalahan dalam percobaan sehingga data yang
didapat tidak sesuai dengan teori yang ada.
Analisis Kesalahan
Setelah mengolah dan menganalisis data, praktikan mendapati bahwa beberapa data yang didapat
tidak sesuai dengan teori yang ada. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Keterbatasan alat-alat penunjang selama praktikum.
Gelas ukur yang dipakai memiliki skala yang cukup besar sehingga memungkinka terjadinya
kesalahan pembacaan volume distilat dan bottom.
2. Auto-valve kurang berfungsi dengan baik.
Hal ini terjadi ketika digunakan total reflux masih terdapat distilat yang masuk ke tangki produk
walau jumlahnya sedikit. Seharusnya jika auto-valve dapat berfungsi dengan baik, maka pada total
reflux valve akan menutup aliran ke tangki produk dan seluruh hasil dari kondenser akan masuk
kembali ke kolom distilasi sehingga tidak ada distilat yang masuk ke tangki produk.
3. Pengurangan volume pada setiap percobaan
Pada setiap percobaan, praktikan mengambil masing-masing sampel distilat dan bottom untuk
mengetahui massanya. Namun sampel tersebut tidak kembali dimasukkan ke dalam feed sehingga
memungkinkan terjadi kesalahan pada data yang didapat
Analisis Alat dan Bahan
• Aseton = Sebagai zat terlarut yang akan didistilasi (bersifat polar)
• Air = Pelarut aseton yang baik karena sifat air yang polar