Anda di halaman 1dari 36

3.

KAPASITANSI DAN REAKTANSI KAPASITIP


3.1 Rangkaian Fasa Tunggal
Pandanglah suatu kawat panjang yang terisolir dengan radius r1,

𝐷𝑦1 = 𝜀𝑎 𝐸𝑦1

𝐸𝑦1 = Intensitas medan elektrostatis


r1
pada radius y1

y1

Ey1
Bila panjang kawat h meter dan mengandung muatan q1, maka kerapatan
fluks listrik 𝐷𝑦 = 𝑞1 Coulomb/m2
1
2𝜋𝑦1 ℎ
𝐷𝑦1 = 𝐷𝑟1 = 𝐷 = 𝜎1 = kerapatan permukaan atau ”surface density”
K3_Transmisi Daya Listrik 1
𝐷𝑦1 𝑞1
Intensitas medan listrik, 𝐸𝑦1 = = Volt/meter.
𝜀𝑎 2𝜋𝜀𝑎 𝑦1 ℎ
dimana :
εa = konstanta dielektrik absolut dari media atau permitivitas
εa = εv . εe
εv = konstanta dielektrik dari udara bebas.
εe = konstanta dielektrik relatip.
= 1 untuk udara
Harga dari : εv = 1 (c.g.s.)
107
𝜀𝑎 =
4𝜋𝑐 2 farad per meter (m.k.s.)
c = 2,9978 x 108 meter / detik (kecepatan cahaya)
εv = 8,855 x 10-12 farad per meter.

𝑞1 x 1012 1,797 𝑞1 1010


Jadi, 𝐸𝑦1 = = Volt/meter
2 x 8,855 𝜋ℎ𝑦1 ℎ𝑦1

K3_Transmisi Daya Listrik 2


Bila titik pertama dipilih pada kawat dan titik kedua terletak sangat jauh
dari kawat, pada jarak Dl , maka kerja/beda potensial elektrik yang
dilakukan oleh intensitas medan listrik untuk tiap satuan muatan adalah :
𝑦1 =𝐷1 𝐷1
𝑞1 𝑑𝑦1
𝑒11 = 𝐸𝑦1 𝑑𝑦1 =
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑦1
𝑦1 =𝑟1 𝑟1

𝑞1 𝐷1
𝑒11 = ln Volt
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑟1
Sekarang anggaplah ada kawat kedua terletak dan paralel dengan kawat
pertama. d12

r1 r2
q1 q2
Misalkan kawat 1 bermuatan q1 dan kawat 2 tanpa muatan.
e2-1 = perbedaan potensial antara kawat 2 dan titik yang jauh yang
ditimbulkan oleh muatan q1 pada kawat 1
K3_Transmisi Daya Listrik 3
𝑦1 =𝐷1 𝐷1
Maka 𝑞1 𝑑𝑦1
𝑒2−1 = 𝐸𝑦1 𝑑𝑦1 =
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑦1
𝑦1 =𝑑 12 𝑑 12

𝑞1 𝐷1
𝑒2−1 = ln Volt
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑑12

Misalkan muatan pada kawat 2 dinaikkan dari nol menjadi q2 pada


panjang h, dan muatan pada kawat 1 diturunkan menjadi nol.
Maka perbedaan potensial antara kawat 1 dan titik yang sangat jauh
dengan radius D2 yang ditimbulkan oleh q2 saja :
𝑞1 𝐷2
𝑒1−2 = ln Volt
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑑12
Bila q1 dan q2 ada bersama-sama maka perbedaan potensial antara kawat
1 dan titik jauh, yaitu D1 dari kawat 1 dan D2 dari kawat 2.
1 𝐷1 𝐷2
𝑒1 = 𝑒11 + 𝑒1−2 = 𝑞 ln + 𝑞2 ln
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 1 𝑟1 𝑑12
1 1 1
𝑒1 = 𝑞1 ln + 𝑞2 ln + 𝑞1 ln 𝐷1 + 𝑞2 ln 𝐷2 Volt
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑟1 𝑑12
K3_Transmisi Daya Listrik 4
Sekarang, bila kawat 2 merupakan kawat balik dari kawat 1, maka q1 = - q2 ,
dan persamaan menjadi :
𝑞1 1 𝐷1
𝑒1 = ln + ln 𝑑12 + ln
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑟1 𝐷2
Analog dengan persamaan diatas diperoleh :
−𝑞1 1 𝐷2
𝑒2 = ln + ln 𝑑12 + ln
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑟2 𝐷1
𝐷1
Bila D1 dan D2 dibiarkan menjadi sangat besar, maka ln = nol.
𝐷2
Maka, 𝑞1 1
𝑒1 = ln + ln 𝑑12
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑟1
−𝑞1 1
𝑒2 = ln + ln 𝑑12
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑟2
Perbedaan potensial antara kawat 1 dan kawat 2,
𝑞1 1 1
𝑒12 = 𝑒1 − 𝑒2 = ln + ln + 2 ln 𝑑12
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑟1 𝑟2
K3_Transmisi Daya Listrik 5
3.1.1 Kapasitansi (C)

𝑞 𝑞1 2𝜋𝜀𝑣 ℎ
𝐶= Farad 𝐶12 = =
𝑒 𝑒12 1 1
ln + ln + 2 ln 𝑑12
𝑟1 𝑟2
Prosedur lain memandang titik yang jauh itu (potensial nol) sebagai suatu
elektroda kapasitor dan kemudian menghitung kapasitansi antara tiap
kawat dengan titik tersebut.
Maka akan diperoleh dua kapasitor antara tiap kawat dan titik yang
mempunyai potensial nol. Tetapi antara kedua kawat, kedua kapasitor itu
terhubung seri. Kawat 1 Kawat 2

C1 Netral C2
𝑞1 2𝜋𝜀𝑣 ℎ −𝑞1 2𝜋𝜀𝑣 ℎ
𝐶1 = = 𝐶2 = =
𝑒1 1 𝑒2 1
ln + ln 𝑑12 ln + ln 𝑑12
𝑟1 𝑟2
C1 , C2 = masing-masing kapasitansi kawat 1 dan kawat 2 terhadap netral.
K3_Transmisi Daya Listrik 6
Jumlah kapasitansi antara kawat 1 dan kawat 2 terhubung seri,
1 𝑞1 2𝜋𝜀𝑣 ℎ
𝐶12 = 𝐶12 = =
1 1 𝑒12 1 1
+ ln + ln + 2 ln 𝑑12
𝐶1 𝐶2 𝑟1 𝑟2

Bila rl = r2 sebagaimana biasanya dalam saluran-saluran tenaga listrik,


maka :
2𝜋𝜀𝑣 ℎ
𝐶1 = 𝐶2 = Farad
1
ln + ln 𝑑12
𝑟
1

Di dalam satuan praktis, lebih berguna untuk menghitung kapasitansi per


km, atau h = 1.000 meter dan ln diganti menjadi log.
Untuk kawat udara : εv = 8,855 x 10-12 Farad/meter.
Substitusi harga-harga di atas diperoleh,
2,417 x 10−8
𝐶1 = Farad
1
log + log 𝑑12
𝑟1
K3_Transmisi Daya Listrik 7
3.1.2 Reaktansi Kapasitip
Bila gelombang berbentuk sinus, maka reaktansi kapasitip kawat 1.

−1 Ohm
𝑋1 =
2𝜋𝑓𝐶1
6
Atau, ′
−6,5856 x 10 1
𝑋1 = log + log 𝑑12
𝑓 𝑟1
𝑋1′ = 𝑋𝑎′ + 𝑋𝑑′
X d'  6 0,1317 x 10 6 log d12
−6,5856 x 10 1
Dimana, 𝑋𝑎′ = log Ohm/km (pada jarak 1 meter)
𝑓 𝑟1
6
−6,5856 x 10
𝑋𝑑′ = log 𝑑12 Ohm/km, (r dan d dalam meter)
𝑓
Bila f = 50 Hertz,
6
−0,1317 x 10 1 Ohm/km
𝑋𝑎′ = log
𝑓 𝑟1
𝑋𝑑′ = −0,1317 𝑥 106 log 𝑑12 Ohm/km
K3_Transmisi Daya Listrik 8
3.2 Rangkaian Fasa Tiga
Bila q1 = ql , dan q2 = q3 = 0, maka potensial
1 r1 kawat 1 yang disebabkan oleh muatannya
q1 sendiri adalah :
𝑞1 𝐷1
d12 𝑒11 = ln Volt
d13 2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑟1
Bila hanya muatan q2 yang ada, maka,
2 d23 3 𝑞2 𝐷2
𝑒1−2 = ln
r2 r3 2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑑12 Volt
q2 q3
𝑞3 𝐷3
dan bila hanya muatan q3 yang ada, maka, 𝑒1−3 = ln Volt
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑑13
Bila ketiga-tiganya muatan ada bersama-sama, maka dengan jalan superposisi
diperoleh potensial pada kawat 1 , yaitu :
1 𝐷1 𝐷2 𝐷3
𝑒1 = 𝑒11 + 𝑒1−2 + 𝑒1−3 𝑒1 = 𝑞 ln + 𝑞2 ln + 𝑞3 ln
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 1 𝑟1 𝑑12 𝑑13
K3_Transmisi Daya Listrik 9
Ketiga muatan tersebut akan saling menghilangkan, maka :
𝑞1 + 𝑞2 + 𝑞3 = 0

Sama halnya seperti pada penurunan rumus-rumus reaktansi induktip,


jarak-jarak Dl, , D2, dan D3 dibiarkan menjadi besar sekali sehingga
mencapai harga tidak terhingga. Dengan demikian potensial kawat 1
menjadi

1 1
𝑒1 = 𝑞1 ln − 𝑞2 ln 𝑑12 − 𝑞3 ln 𝑑13
2𝜋𝜀𝑣 ℎ 𝑟1

atau dalam bentuk reaktansi kapasitip :

𝑒1 = −2𝜋𝑓 𝑞1 𝑋𝑑′ 1 − 𝑞2 𝑋𝑑′ 12


− 𝑞3 𝑋𝑑′ 13

K3_Transmisi Daya Listrik 10


3.2.1 Kapasitansi dan Reaktansi Kapasitip bila jarak-jarak sama (Simetris)
𝑋𝑑′ 12
= 𝑋𝑑′ 23
= 𝑋𝑑′ 31
= 𝑋𝑑′

Dan bila q1 = - (q2 + q3), maka :

𝑒1 = −2𝜋𝑓𝑞1 𝑋𝑎′ + 𝑋𝑑′ 1

Kapasitansi kawat 1, persamaan diatas :


𝑞1 −1 C1
𝐶1 = = Farad N
𝑒1 2𝜋𝑓 𝑋𝑎′ + 𝑋𝑑′
dan reaktansi kapasitip, C3 C2
3 2
1

𝑋1 = − = 𝑋𝑎′ + 𝑋𝑑′
2𝜋𝑓𝐶1

Bila radius ketiga kawat tersebut sama, maka persamaan ini berlaku
untuk C2 dan C3 serta X2’dan X3’.

K3_Transmisi Daya Listrik 11


3.2.2 Kapasitansi dan Reaktansi Kapasitip bila Jarak-jarak Tidak Sama
Potensial kawat terhadap titik netral adalah
𝑒1 = −2𝜋𝑓 𝑞1 𝑋𝑎′ 1 − 𝑞2 𝑋𝑑′ 12 − 𝑞3 𝑋𝑑′ 13

𝑒2 = −2𝜋𝑓 𝑞2 𝑋𝑎′ 2
− 𝑞3 𝑋𝑑′ 23
− 𝑞1 𝑋𝑑′ 12

𝑒3 = −2𝜋𝑓 𝑞3 𝑋𝑎′ 3
− 𝑞1 𝑋𝑑′ 31
− 𝑞2 𝑋𝑑′ 23

di mana, X’a(1), X’a(2) dan X’a(3), ialah dari kawat-kawat 1, 2 dan 3.


Bila radius dan jarak-2 tidak sama maka harga C1, C2 dan C3 akan berbeda.
Bila perbedaan itu berarti (relatip besar), maka perlu diadakan transposisi.

Daerah I Daerah II Daerah III


qa qb qc
1 1

qb qc qa
2 2

qc qa qb
3

h/3 h/3 h/3

h
K3_Transmisi Daya Listrik 12
Dimisalkan dengan transposisi diperoleh X’a(1) = X’a(2) = X’a(3) = X’a , maka :
Daerah I : q1 = qa ; q2 = qb ; q3 = qc
𝑞𝑎 ′ 𝑞𝑏 ′ 𝑞𝑐 ′
𝑒𝑎 𝐼 = −6𝜋𝑓 𝑋 − 𝑋𝑑 12 − 𝑋𝑑 13
3 𝑎 3 3
𝑞𝑏 ′ 𝑞𝑐 ′ 𝑞𝑎 ′
𝑒𝑏 𝐼 = −6𝜋𝑓 𝑋 − 𝑋𝑑 23 − 𝑋𝑑 21
3 𝑎 3 3
𝑞𝑐 ′ 𝑞𝑎 ′ 𝑞𝑏 ′
𝑒𝑐𝐼 = −6𝜋𝑓 𝑋 − 𝑋𝑑 31 − 𝑋𝑑 32
3 𝑎 3 3
Daerah II : q1 = qb ; q2 = qc ; q3 = qa
𝑞𝑎 ′ 𝑞𝑏 ′ 𝑞𝑐 ′
𝑒𝑎 𝐼𝐼 = −6𝜋𝑓 𝑋 − 𝑋𝑑 31 − 𝑋𝑑 23
3 𝑎 3 3
𝑞𝑏 ′ 𝑞𝑐 ′ 𝑞𝑎 ′
𝑒𝑏 𝐼𝐼 = −6𝜋𝑓 𝑋 − 𝑋𝑑 12 − 𝑋𝑑 31
3 𝑎 3 3
𝑞𝑐 ′ 𝑞𝑎 ′ 𝑞𝑏 ′
𝑒𝑐𝐼𝐼 = −6𝜋𝑓 𝑋𝑎 − 𝑋𝑑 23 − 𝑋𝑑 12
3 3 3
Daerah III : q1 = qc ; q2 = qa ; q3 = qb
𝑞𝑎 ′ 𝑞𝑏 ′ 𝑞𝑐 ′
𝑒𝑎 𝐼𝐼𝐼 = −6𝜋𝑓 𝑋 − 𝑋𝑑 23 − 𝑋𝑑 12
3 𝑎 3 3
𝑞𝑏 ′ 𝑞𝑐 ′ 𝑞𝑎 ′
𝑒𝑏 𝐼𝐼𝐼 = −6𝜋𝑓 𝑋 − 𝑋𝑑 31 − 𝑋𝑑 23
3 𝑎 3 3
𝑞𝑐 ′ 𝑞𝑎 ′ 𝑞𝑏 ′
𝑒𝑐𝐼𝐼𝐼 = −6𝜋𝑓 𝑋 − 𝑋𝑑 12 − 𝑋𝑑 31
3 𝑎 3 3
K3_Transmisi Daya Listrik 13
Tegangan tiap fasa adalah harga rata-rata dari ketiga daerah, jadi

𝑒𝑎 𝐼 + 𝑒𝑎 𝐼𝐼 + 𝑒𝑎 𝐼𝐼𝐼
𝑒𝑎 =
3
2
𝑒𝑎 = − 𝜋𝑓 𝑞1 𝑋𝑎′ − 𝑞𝑏 𝑋𝑑′ 12 − 𝑞𝑐 𝑋𝑑′ 13
3
2
− 𝜋𝑓 𝑞𝑎 𝑋𝑎′ − 𝑞𝑏 𝑋𝑑′ 31 − 𝑞𝑐 𝑋𝑑′ 23
3
2
− 𝜋𝑓 𝑞𝑎 𝑋𝑎′ − 𝑞𝑏 𝑋𝑑′ 23 − 𝑞𝑐 𝑋𝑑′ 12
3
𝑋𝑑′ 12
+ 𝑋𝑑′ 23
+ 𝑋𝑑′ 31
𝑒𝑎 = −2𝜋𝑓 𝑞𝑎 𝑋𝑎′ − 𝑞𝑏 + 𝑞𝑐
3

dan karena qa = - (qb + qc) maka Persamaan diatas ini menjadi :

𝑋𝑑′ 12
+ 𝑋𝑑′ 23
+ 𝑋𝑑′ 31
𝑒𝑎 = −2𝜋𝑓𝑞𝑎 𝑋𝑎′ +
3

K3_Transmisi Daya Listrik 14


Reaktansi kapasitip,
𝑋𝑑′ + 𝑋𝑑′ + 𝑋𝑑′
𝑋1′ = 𝑋𝑎′ +
12 23 31 atau 𝑋1′ = 𝑋𝑎′ + 𝑋𝑑′
3
𝑋𝑑′ 12 + 𝑋𝑑′ 23 + 𝑋𝑑′ 31
dimana 𝑋𝑑′ =
3
−6,5856
𝑋𝑑′ = log 3 𝑑12 𝑑23 𝑑31 Mega Ohm-km
𝑓
𝑋𝑑′ = −0,1317 log 3 𝑑12 𝑑23 𝑑31
= −0,1317 log 𝐺𝑀𝐷 Mega Ohm-km

−6,5856 1
= 𝑋𝑎′ log
𝑓 𝑟1
1
= −0,1317 log Mega Ohm-km
𝑟1
Jadi, persamaan reaktansi kapasitip dapat ditulis :
𝐺𝑀𝐷 Mega Ohm-km
𝑋1′ = 𝑋𝑎′ + 𝑋𝑑′ = −0,1317 log
𝑟1 K3_Transmisi Daya Listrik 15
4. KONDUKTOR BERKAS (BUNDLED CONDUCTOR)
 Pada SUTET, yaitu tegangan transmisi 230 kV ke atas, rugi-
rugi korona, interferensi dengan saluran komunikasi sudah
sangat besar bila saluran transmisi hanya dengan satu
konduktor per fasa.
 Untuk mengurangi gradien tegangan, rugi-rugi korona dan
interferensi dengan saluran komunikasi, jumlah konduktor
per fasa dibuat 2, 3, 4 atau lebih. Jumlah konduktor demikian
disebut konduktor berkas (bundled conductor).
 Dengan menggunakan dua atau lebih konduktor per fasa
maka reaktansi saluran juga akan lebih kecil dan kapasitas
hantar bertambah besar.

K3_Transmisi Daya Listrik 16


4.1 Induktansi Sendiri dari Konduktor Berkas
Misalkan jumlah konduktor per fasa n, dan tiap konduktor dilalui arus yang
sama iA/n, karena konduktor-2 itu dianggap ditransposisi sempurna.
𝑖
iA = arus fasa A. 𝑖1 = 𝑖2 = ⋯ = 𝐴
𝑛
Fluks lingkup pada satu konduktor karena arusnya sendiri telah diberikan
dalam persamaan sbb.
𝜇𝑣 ℎ 𝐷1 𝜇𝑖
𝜆11 = 𝑖 𝜇𝑒 ln +
2𝜋 1 𝑟1 4
𝑖𝐴 𝜇𝑣 ℎ
Karena, 𝑖1 = ; = 𝐾 ; 𝜇𝑒 = 1 ; 𝜇𝑖 = 1
𝑛 2𝜋
Maka, 𝜆11 = 𝐾 𝑖𝐴 ln 𝐷1 + 1
𝑛 𝑟1 4
Fluks total pada konduktor no. 1 karena arus iA pada fasa A,
𝜆1 = 𝜆11 + 𝜆12 + 𝜆13 + ⋯ … … + 𝜆1𝑛
𝑖𝐴 𝐷1 1 𝐷2 𝐷𝑛
=𝐾 ln + + ln + … + ln
𝑛 𝑟1 4 𝑑12 𝑑1𝑛
K3_Transmisi Daya Listrik 17
Karena, D1 . . . . . Dn >> dij, maka D1 ≈ D2 ≈ . . . . . ≈ Dn = DA
𝑖𝐴 𝐷1 1 1 1 1
Maka 𝜆1 = 𝐾 ln + + 𝑛 ln 𝐷𝐴 + ln + ln … + ln
𝑛 𝑟1 4 𝑑12 𝑑13 𝑑1𝑛

𝐷1 1 1 1 1
ln + + 𝑛 ln 𝐷𝐴 + ln + ln … + ln
𝑟1 4 𝑑12 𝑑13 𝑑1𝑛
𝜆1 = 𝐾 𝑖𝐴 + ln 𝐷𝐴
𝑛

Atau, Ll (eq) = reaktansi induktip dari konduktor berkas yang terdiri dari n
sub-konduktor.

𝐷1 1 1 1 1
𝜆1 ln + + 𝑛 ln 𝐷𝐴 + ln + ln … + ln
𝑟1 4 𝑑12 𝑑13 𝑑1𝑛
𝐿1(𝑒𝑞 ) = =𝐾 + ln 𝐷𝐴
𝑖𝐴 𝑛

𝑛 1
= 𝐾 ln ′ + ln 𝐷𝐴
𝑟1 𝑑12 … . . 𝑑1𝑛

K3_Transmisi Daya Listrik 18


4.2 Reaktansi Induktip Saluran Fasa-Tiga dengan Konduktor Berkas yang
Ditransposisi.
Fluks lingkup pada fasa A karena arus pada fasa B.
𝐷𝐵 lilitan-weber
𝜆𝐴𝐵 = 𝐾 𝑖𝐵 ln
𝑑𝐴𝐵
di mana,
dAB = jarak dari pusat konduktor berkas fasa A ke pusat konduktor berkas
fasa B.
DB = jarak dari pusat konduktor berkas B ke titik yang sangat jauh.
Demikian juga, fluks lingkup pada fasa A karena arus pada fasa C,
𝐷𝐶
𝜆𝐴𝐶 = 𝐾 𝑖𝐶 ln lilitan-weber
𝑑𝐴𝐶
Fluks lingkup total fasa A :
𝐷1 1 1 1 1
ln + + ln + ln … + ln 𝐷𝐵 𝐷𝐶
𝑟1 4 𝑑12 𝑑13 𝑑1𝑛
𝜆𝑎 = 𝐾 + ln 𝐷𝐴 + 𝑖𝐵 ln + 𝐼𝐶 ln
𝑛 𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐴𝐶

K3_Transmisi Daya Listrik 19


𝐷1 1 1 1 1
atau, ln + + ln + ln … + ln
𝑟1 4 𝑑12 𝑑13 𝑑1𝑛
𝜆𝑎 = 𝐾
𝑛

1 1
+ 𝑖𝐵 ln + 𝐼𝐶 ln + +iA ln 𝐷𝐴 + +iB ln 𝐷𝐵 + +iC ln 𝐷𝐶
𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐴𝐶
Karena,
maka fluks total pada fasa A untuk daerah I, yaitu untuk ,

1 1 1 1
𝐾 ln + + ln + ⋯ + ln 1 1
𝑟1 4 𝑑12 𝑑1𝑛
𝜆𝐴(𝐼) = 𝑖 + 𝑖𝐵 ln + 𝑖𝐶 ln
3 𝐴 𝑛 𝑑𝐴𝐵(12) 𝑑𝐴𝐶(13)

Untuk daerah II,


1 1 1 1
𝐾 ln + + ln + ⋯ + ln 1 1
𝑟1 4 𝑑12 𝑑1𝑛
𝜆𝐴(𝐼𝐼) = 𝑖 + 𝑖𝐵 ln + 𝑖𝐶 ln
3 𝐴 𝑛 𝑑𝐴𝐵(13) 𝑑𝐴𝐶(23)

Untuk daerah III,


1 1 1 1
𝐾 ln + + ln + ⋯ + ln 1 1
𝑟1 4 𝑑12 𝑑1𝑛
𝜆𝐴(𝐼𝐼𝐼 ) = 𝑖 + 𝑖𝐵 ln + 𝑖𝐶 ln
3 𝐴 𝑛 𝑑𝐴𝐵(23) 𝑑𝐴𝐶(12)
20
K3_Transmisi Daya Listrik
𝜆𝐴 𝐼 + 𝜆𝐴 𝐼𝐼 + 𝜆𝐴 𝐼𝐼𝐼
Jadi, fluks lingkup total pada fasa A, 𝜆𝐴 =
1 1 1 1 3
𝐾 ln + + ln + ⋯ + ln
𝑟1 4 𝑑12 𝑑1𝑛
𝜆𝐴 = 3𝑖𝐴
3 𝑛

1 1 1
+ 𝑖𝐵 ln + ln + ln
𝑑𝐴𝐵(12) 𝑑𝐴𝐶(23) 𝑑𝐴𝐶(31)

1 1 1
+ 𝑖𝐶 ln + ln + ln
𝑑𝐴𝐵(12) 𝑑𝐴𝐶(23) 𝑑𝐴𝐶(13)
1 1 1 1
𝐾 ln + + ln + ⋯ + ln 1 1 1
𝑟1 4 𝑑12 𝑑1𝑛
𝜆𝐴 = 𝑖𝐴 3 − ln + ln + ln
3 𝑛 𝑑𝐴𝐵(12) 𝑑𝐴𝐵(23) 𝑑𝐴𝐵(31)

Jadi, induktansi konduktor berkas per fasa adalah :


1 1 1
𝜆𝐴 ln + + ln + ⋯ + ln
𝑟1 4 𝑑12 𝑑1𝑛
𝐿𝐴 = =𝐾 + ln 𝐺𝑀𝐷
𝑖𝐴 𝑛

3
𝐺𝑀𝐷 = 𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐴𝐶 𝑑𝐵𝐶
K3_Transmisi Daya Listrik 21
Reaktansi induktif,
A XA = 2 π f LA
1 2 X1 = XA = Xa(eq) + Xd
3 n
𝑋𝑎 − 𝑋𝑑 12 − 𝑋𝑑 13 − ⋯ . 𝑋𝑑 1𝑛
𝑋𝑎(𝑒𝑞 ) =
dAB 𝑛
1 2 1 1
𝑋𝑎 = 𝐾 ln +
B dAC 𝑟1 4
3 n −3
1
dBC = 2,8934 𝑥 10 𝑓 log + 0,10857
𝑟1
𝑋𝑑 𝑖𝑗 = 𝐾 ln 𝑑𝑖𝑗 = 2,8934 x 10−3 𝑓 𝑑𝑖𝑗
1 2
3 n
C dij = jarak-jarak dari sub-konduktor dalam meter
Bila kawat berkas terdiri dari n sub-konduktor dengan dAB, dBC dan dAC
merupakan jarak-jarak dari titik pusat kawat-kawat berkas fasa A, B, dan C,
maka 𝑋𝑎 − 𝑋𝑑 12 − 𝑋𝑑 13 − ⋯ . −𝑋𝑑1𝑛
𝑋𝑎(𝑒𝑞 ) =
𝑛
2,8934 x 10−3 𝑓 1
= log ′ − log 𝑑12 − log 𝑑13 − ⋯ − log 𝑑1𝑛
𝑛 𝑟1
K3_Transmisi Daya Listrik 22
f = 50 Hz
0,14467 1 0,14467 𝑛 1
𝑋𝑎(𝑒𝑞 ) = log ′ = log
𝑛 𝑟1 𝑑12 𝑑13 … … 𝑑1𝑛 𝑛 𝑟1′ 𝑑12 𝑑13 … … 𝑑1𝑛

Ohm/km pada jarak 1 meter.

Dan 𝑋𝑑 = 0,14467 log 3 𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐵𝐶 𝑑𝐴𝐶 Ohm/km.

Jadi,
3
𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐴𝐶 𝑑𝑆𝐶 𝐺𝑀𝐷
𝑋1 = 0,14467 log 𝑛 = 0,14467 log Ohm/km.
𝑟1′ 𝑑12 𝑑13 … … . 𝑑1𝑛 𝐺𝑀𝑅

dimana 𝐺𝑀𝐷 = 3
𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐴𝐶 𝑑𝑆𝐶
meter
𝑛
𝐺𝑀𝑅 = 𝑟1′ 𝑑12 𝑑13 … … . 𝑑1𝑛 meter

K3_Transmisi Daya Listrik 23


4.3 GMR dari Konduktor Berkas
a) Bila jumlah sub-konduktor 2, jadi n = 2 :
A B C
R R R R R R

S S S

dAB dBC

dAC


𝑟1
𝐺𝑀𝑅 = 𝑟1′ 𝑆 = 𝑟1′ 2𝑅 = 𝑅 2 Dimana = GMR dari sub-konduktor
𝑅
b) Bila jumlah sub-konduktor 3, jadi n = 3 :
r’1
𝑆
R 𝑅=
3
S

3 3 2 𝑟1′ 3
𝐺𝑀𝑅 = 𝑟1′ x 𝑆 2 = 𝑟1′ 3𝑅 =𝑅 3
𝑅

K3_Transmisi Daya Listrik 24


c) Bila jumlah sub-konduktor 4, jadi n = 4 :
S
𝑆
𝑅=
S
R
S 2

4
4 3 𝑟1′
4
𝐺𝑀𝑅 = 1,09 𝑒1′ 𝑆 3 = 1,09 𝑟1′ 𝑥 2𝑅 =𝑅 4
𝑅

d) Bila jumlah sub-konduktor n maka diperoleh bentuk umum :

𝑟1′𝑛
𝐺𝑀𝑅 = 𝑅 𝑛
𝑅

K3_Transmisi Daya Listrik 25


4.4 Kapasitansi dan Reaktansi Kapasitip Konduktor Berkas
𝑋 ′ = 𝑋𝑎′ + 𝑋𝑑′

Bentuk persamaan untuk telah diberikan dalam persamaan berikut,


6
6,5856 x 10
𝑋𝑑′ = log 3 𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐴𝐶 𝑑𝐵𝐶 Ohm/km
𝑓
Jumlah perbedaan potensial sub-konduktor 1 dari konduktor berkas
yang terdiri dari n konduktor terhadap titik yang jauh,
e1 = e11 + e12 + e13 + . . . . + e1n

Dimisalkan bahwa semua sub-konduktor indentik, dan muatan pada


tiap sub-konduktor sama.
Bila QA muatan pada fasa A, maka :
𝑄𝐴
𝑄1 = 𝑄2 = ⋯ … . . = 𝑄𝑛 =
𝑛
1 𝑄𝐴 𝐷1 𝐷2 𝐷𝑛
𝑒1 = ln + ln + … … … . . + ln
2𝜋𝜀𝑒 𝜖𝑣 ℎ 𝑛 𝑟1 𝑑2 𝑑1𝑛 Volt
K3_Transmisi Daya Listrik 26
1 𝑄𝐴 1 1 1
𝑒1 = ln + ln + … … … . . + ln + 𝑛 ln 𝐷𝐴 Volt
2𝜋𝜀𝑒 𝜖𝑣 ℎ 𝑛 𝑟1 𝑑2 𝑑1𝑛

DA = jarak dari konduktor-konduktor ke titik yang jauh


= D1 = D2 = ... = Dn
Untuk saluran fasa-tiga yang ditransposisi :
𝑒𝐴 = 𝑒1 + 𝑒𝐴𝐵 + 𝑒𝐴𝐶
𝑄𝐵 𝐷𝐵
𝑒𝐴𝐵 = ln
2𝜋𝜀𝑣 𝜀𝑒 ℎ 𝑑𝐴𝐵 Volt
𝑄𝐶 𝐷𝐶
𝑒𝐴𝐶 = ln Volt
2𝜋𝜀𝑣 𝜀𝑒 ℎ 𝑑𝐴𝐶
𝑄𝐴 + 𝑄𝐵 + 𝑄𝐶 = 0
1 ln 𝑟1 + ln 𝑑12 + … … + ln 𝑑1𝑛 𝐷𝐵 𝐷𝐶
𝑒𝐴 = 𝑄𝐴 ln 𝐷𝐴 − 𝑄𝐴 + 𝑄𝐵 ln + 𝑄𝐶 ln
2𝜋𝜀𝑒 𝜖𝑣 ℎ 𝑛 𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐴𝐶
3
𝐺𝑀𝐷 = 𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐵𝐶 𝑑𝐴𝐶 meter

K3_Transmisi Daya Listrik 27


Jadi,
𝑄𝐴 1
𝐶𝐴 = = 2𝜋𝜀𝑒 𝜖𝑣 ℎ
𝑒𝐴 ln 𝑟1 + ln 𝑑12 + … … + ln 𝑑1𝑛 Farad
− ln 𝐺𝑀𝐷
𝑛
dan 𝑋1′ = 𝑋𝑎′ + 𝑋𝑑′


−6,5856 ln 𝑟1 − ln 𝑑12 − … … − ln 𝑑1𝑛 Mega Ohm-km
dimana 𝑋𝑎(𝑒𝑞 ) =
𝑓 𝑛

−6,5856
𝑋𝑎(𝑒𝑞 ) = log 3 𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐵𝐶 𝑑𝐴𝐶 Mega Ohm-km
𝑓

𝑛 1
Untuk f = 50 Hz 𝑋𝑎(𝑒𝑞 ) = −0,1317 log
𝑟1 𝑑12 𝑑13 … 𝑑1𝑛
Bila jumlah sub-konduktor n maka dirobah dengan mengganti r1 dengan r’1,
maka

′ 1 3
𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐵𝐶 𝑑𝐴𝐶
𝑋𝑎(𝑒𝑞 ) = −0,1317 log 𝑋1′ = −0,1317 log
𝑛
𝑟1 𝑛
𝑟1
𝑅 𝑛 𝑅 𝑛
𝑅 𝑅
′ ′
𝑋1′ = 𝑋𝑎(𝑒𝑞 ) + 𝑋𝑑

K3_Transmisi Daya Listrik 28


5 SALURAN GANDA FASA-TIGA
5.1 Reaktansi Induktip Saluran Ganda Fasa-Tiga
1=a d16 6=f Untuk menghitung reaktansi
induktip dari saluran ganda tsb.
d12 Dapat digunakan metoda GMR
2=b
d13
d25 5 = e dan GMD .
𝐺𝑀𝐷
d23 𝑋1 = 0,14467 log
𝐺𝑀𝑅
3=c d34 4=d Ohm/km/konduktor
Saluran-1 Saluran-2
Dimana
12
𝐺𝑀𝐷 = 𝑑12 𝑑13 𝑑15 𝑑16 𝑑23 𝑑24 𝑑26 𝑑34 𝑑35 𝑑45 𝑑46 𝑑56
Meter.

6
𝐺𝑀𝑅 = 𝑟1′ 3 𝑑14 𝑑25 𝑑36 Meter.

K3_Transmisi Daya Listrik 29


5.2 Reaktansi Kapasitip Saluran Ganda Fasa-Tiga

Sama halnya dengan reaktansi induktip, konsep GMD dan GMR dapat
juga digunakan untuk menghitung reaktansi kapasitip dari saluran
ganda fasa tiga, di mana GMD sama dengan GMD dan GMR untuk
saluran ganda dengan mengganti menjadi r1 .

𝐺𝑀𝐷
𝑋1′ = −0,1317 log Mega Ohm-km/konduktor
𝐺𝑀𝑅
dimana :
6
𝐺𝑀𝑅 = 𝑟1 3 𝑑14 𝑑25 𝑑36
Meter

K3_Transmisi Daya Listrik 30


K3_Transmisi Daya Listrik 31
Contoh 3.1 Suatu saluran fasa-tiga menggunakan konduktor ACSR 456
mm2 (900.000 CM), konfigurasi horizontal datar dengan jarak kawat
4,2672 m ( 14 ft). Frekuensi = 50 Hz. Diameter luar kawat = 2,9515 cm.
1 2 3

4,2672 m 4,2672 m
Tentukanlah kapasitansi dan reaktansi kapasitip dari saluran itu.
Jawab : 𝐺𝑀𝐷 = 3 𝑑12 𝑑23 𝑑13
3
GMD = 4,2672 4,2672 8,5344 = 5,3763 meter
Reaktansi kapasitip :
GMD 5,3763
𝑋1′
= −0,1317 log = −0,1317 log = −0,3373 MΩ − km
𝑟1 0,01476
Kapasitansi :
1 1
𝐶1 = − ′
=− 6
= 0,0094 x 10−6 Farad/km
2𝜋𝑓𝑋1 2 𝜋 50 −0,3373 x 10
K3_Transmisi Daya Listrik 32
Contoh 3.2
Suatu saluran fasa-tiga dirancang dengan konduktor berkas dengan 2
sub-konduktor per fasa. Jarak sub-konduktor S = 0,4 m, dan jarakjarak
kawat berkas : Radius sub-konduktor = 1,725 cm.
A B C
R R R R R R

S S S
Tentukanlah :
Reaktansi induktip saluran itu dalam
dAB =7 m dBC=7 m
Ohm per km per fasa.
dAC=14 m

𝑟1′
Jawab : R = ½ S = ½ x 0,4 m = 0,2 m GMR = 𝑅 2 m
1
𝑅
0,001725 𝑥 𝜀 −4
GMR = 0,2 2𝑥 = 0,0733 m
0,2
3
GMD = 7 𝑥 7 𝑥 14 = 8,82 meter
GMD 8,82
𝑋1 = 0,14467 log = 0,14467 log = 0,301 Ω/km
GMR 𝐺𝑀𝑅0,0733
K3_Transmisi Daya Listrik 33
Contoh 3.3
Tentukan contoh soal 3.2 Reaktip kapasitip per saluran
Jawab :
Reaktansi kapasitip

′ 1
𝑋𝑎(𝑒𝑞 ) = −0,1317 log = −0,1423 Mega Ohm. km
0,01725
0,2 2 𝑥
0,2

𝑋𝑑′ = −0,1317 log 7 x 7 x 14 = −0,1245 Mega Ohm. km


3

𝑋1′ = 𝑋𝐴′ + 𝑋𝐷′ = −0,1423 − 0,1245 = 1668 MΩ km/penghantar

K3_Transmisi Daya Listrik 34


Contoh 3.4
Suatu saluran ganda fasa-tiga menggunakan konduktor dengan :
r1’ = 0,00698 meter 1=a d16 6=f
r1 = 0,008626 meter
d12
Jarak-jarak konduktor :
2=b d25 5=e
d13
d12 = d23 = d45 = d56 = 3,0785 m d23
d13 = d46 = 6,096 m
d14 = d36 = 8,2013 m 3=c d34 4=d
d15 = d24 = d26 = d35 = 6,6751 m Saluran-1 Saluran-2
d25 = 6,4008 m
d16 = d34 = 5,4864 m Tentukan reaktansi induktip ?

Jawab :
12 4 2 4 2
GMD = 3,0785 6,096 6,6751 5,4864 = 4,9165 meter
6
GMR = 0,006983 𝑥 8,20132 x 6,4008 = 0,2296 meter
4,9165 Ω
𝑋1 = 0,14467 log = 0,1925 /konduktor
0,2298 km
K3_Transmisi Daya Listrik 35
Contoh 3.5
'Tentukanlah reaktansi kapasitip dari Contoh 3.4.
Jawab :
GMD = 4,9165 meter
6 6
GMR = 𝑟1 3 𝑑14 𝑑25 𝑑36 = 0,008626 3 x 8,2013 2 x 6,4008
= 0,2552 meter

Jadi : 𝐺𝑀𝐷
𝑋1′ = −0,1317 log
𝐺𝑀𝑅
4,9165
= −0,1317 log
0,2552
= −0,1692 MΩ − km/konduktor

K3_Transmisi Daya Listrik 36

Anda mungkin juga menyukai