Anda di halaman 1dari 40

TRANSMISI DAYA LISTRIK

Referensi :
1) Electric Power Transmission System Engineering, by Turan Gonen.
2) Principle of Electric Power Transmission, by L. F. Woodruff.
3) Electrical Transmission and Distribution, Reference Book, Westinghouse
Electric Corporation.
4) Power System Analysis, by John J. Grainger and W.D. Stevenson, Jr.
5) Teknik Tenaga Listrik, Jilid II : saluran Transmisi, Oleh Dr. Artono
Arismunandar, M.A.Sc., dan Dr. Susumu Kuwahara.

K1_Transmisi 1
TRANSMISI DAYA LISTRIK
 Menyalurkan tenaga listrik dari pusat-2 pembangkit listrik ke pusat-2
beban.
 Pusat pembangkit biasanya terletak jauh dari pusat beban.
 Interkoneksi antar daerah kelistrikan untuk operasi yang ekonomis.
 Untuk mengeliminir rugi daya dan jatuh tegangan serta memperbesar
daya hantar saluran transmisi, digunakan tegangan yang tinggi.
 Tegangan generator antara 6 kV sampai 24 kV, dinaikkan dengan
menggunakan transformator-penaik ke tegangan 66 s/d. 500 kV (di
beberapa negara maju bahkan sudah sampai 1.000 kV).
 Pada GI, diturunkan dengan transformator-penurun, misalnya :
500/150 kV, 500/20 kV atau 150/70 kV.

K1_Transmisi 2
Kategori saluran transmisi:
1) Saluran udara (SUTT, SUTET).
Penyalurkan tenaga listrik melalui penghantar yang digantung pada
menara atau tiang transmisi dengan perantaraan isolator-isolator.
2) Saluran kabel tanah
Penyalurkan tenaga listrik melalui kabel-kabel yang ditanam dalam tanah.
 Keuntungan Saluran bawah tanah
 Tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, taufan, hujan angin, bahaya
petir dsb.
 Lebih estetis karena tidak mengganggu pandangan (lebih disukai,
untuk daerah yang padat penduduk dan di kota-kota besar).
 Kekurangan saluran bawah tanah
 Biaya pembangunannya jauh lebih mahal
 Perbaikannya lebih sukar bila terjadi gangguan hubung singkat dan
kesukaran-kesukaran lain
K1_Transmisi 3
Macam tegangan penyaluran Tenaga listrik :
1) Tegangan Arus Bolak-Balik (AC)
 Penaikan dan penurunan tegangan mudah dilakukan yaitu dengan
menggunakan transformator.
 Saat ini saluran transmisi sebagian besar adalah saluran AC
1) Tegangan Arus Searah (DC).
 Akhir2 ini penyaluran DC dikembangkan di beberapa bagian
dunia. Penyaluran DC mempunyai keuntungan :
 Isolasinya yang lebih sederhana,
 Daya guna yang lebih tinggi (karena faktor dayanya 1), serta
 Tidak adanya masalah stabilitas, sehingga dimungkinkan
penyaluran jarak jauh.
 Penyaluran dengan sistem DC baru dapat dianggap ekonomis :
 Bila jarak saluran udara, lebih jauh antara 400 - 600 km.
 Untuk saluran bawah tanah lebih panjang dari 50 km.
K1_Transmisi 4
TEGANGAN TRANSMISI
Di Indonesia, pemerintah telah menyeragamkan deretan tegangan
tinggi sebagai berikut :
 Tegangan Nominal (kV) : (20) - 66 - 150 - 220 – 275 - 380 - 500.
 Tegangan tertinggi untuk perlengkapan (kV) : (24) - 72,5 - 170 -
245 - 300 - 420 – 525.

K1_Transmisi 5
Tend historis menurut teknologi dan biaya energi.

K1_Transmisi 6
Bagan langkah kritis dalam desain SUTET

K1_Transmisi 7
Perencanaan sistem transmisi.
Tujuan nya adalah untuk
menentukan waktu dan jenis
fasilitas transmisi baru yang
diperlukan untuk menyediakan
kemampuan jaringan transmisi yang
memadai untuk mengatasi
penambahan kapasitas pembangkit
masa depan dan persyaratan aliran-
beban.

K1_Transmisi 8
Diagram logika untuk studi perluasan transmisi

K1_Transmisi 9
Prosedur pemilihan rute transmisi

K1_Transmisi 10
Skematik perencanaan sistem transmisi

K1_Transmisi 11
Diagram blok proses perencanaan sistem transmisi dimasa depan

K1_Transmisi 12
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA DARI SALURAN UDARA
 Menara transmisi atau tiang transmisi beserta fondasinya,
 Isolator-isolator,
 Kawat penghantar, dan
 Kawat tanah.

Menara baja dibagi sesuai dengan fungsinya, yaitu :


 Menara dukung,
 Menara sudut,
 Menara ujung,
 Menara percabangan dan
 Menara transposisi.

K1_Transmisi 13
K1_Transmisi 14
K1_Transmisi 15
Isolator.
Jenis isolator :
 Porselin, atau
 gelas.

Isolator jenis pasak

K1_Transmisi 16
Isolator jenis pos saluran Isolator gantung

K1_Transmisi 17
Kawat Penghantar
BCC Bare Copper Conductor yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari
tembaga (BCC-½H = BCC setengah keras, BCC-H = BCC keras)
AAC All-Aluminium Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat
dari aluminium
A3C All-Aluminium-Alloy Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya
terbuat dari campuran aluminium
TA3C Thermal Resistance Aluminium Alloy Conductor
ACSR Aluminium Conductor Steel-Reinforced", yaitu kawat penghantar aluminium
yang diperkuat dengan kawat baja
ACSR/AS Aluminium Conductor-Aluminium Clad Steel Reinforced
TACSR/AS Thermal Resistance Aluminium Alloy Concuctor-Aluminium Clad Steel
Renforced
GSW Galvanized Steel Wire (GSW) Ground Conductor
AS Aluminium Clad Steel Wire (AS) Ground Conductor
ACAR Aluminium Conductor Alloy-Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium
yang diperkuat dengan logam campuran.
K1_Transmisi 18
BCC ACSR A3C
Penghantar

K1_Transmisi 19
AS GSW ACSR/AS TACSR/AS

K1_Transmisi 20
K1_Transmisi 21
2. UNJUK KERJA AJEG SALURAN TRANSMISI
2.1 Daya Komplek Pada Saluran Transmisi Seimbang

Representasi saluran transmisi pendek per fasa

Daya kompleks per fasa yang dikirim dari bus i ke bus j :


𝑉𝑖 − 𝑉𝑗
𝑆𝑖𝑗 = 𝑃𝑖𝑗 + 𝑗𝑄𝑖𝑗 = 𝑉𝑖 𝐼 𝐼=
𝑍

K1_Transmisi 22
𝑉𝑖∗ − 𝑉𝑗∗ 𝑉𝑖 2
− 𝑉𝑖 𝑉𝑗 ∠𝜃𝑖 − 𝜃𝑗
𝑆𝑖𝑗 = 𝑉𝑖 =
𝑍∗ 𝑅 − 𝑗𝑋
2
𝑉𝑗∗ − 𝑉𝑖∗ 𝑉𝑗 − 𝑉𝑗 𝑉𝑖 ∠𝜃𝑗 − 𝜃𝑖
𝑆𝑗𝑖 = 𝑉𝑗 =
𝑍∗ 𝑅 − 𝑗𝑋
Jika sudut daya (misal, sudut fasa antara dua tegangan bus) ditetapkan
sebagai : 𝛾 = 𝜃𝑖 − 𝜃𝑗

Maka nilai daya real dan nilai daya reaktip per fasa
1 2
𝑃𝑖𝑗 = 𝑅 𝑉𝑖 − 𝑅 𝑉𝑖 𝑉𝑗 cos 𝛾 + 𝑋 𝑉𝑖 𝑉𝑗 sin 𝛾
𝑅2 + 𝑋 2
1 2
𝑄𝑖𝑗 = 𝑋 𝑉𝑖 − 𝑋 𝑉𝑖 𝑉𝑗 cos 𝛾 − 𝑅 𝑉𝑖 𝑉𝑗 sin 𝛾
𝑅2 + 𝑋 2
Demikian pula,
1 2
𝑃𝑗𝑖 = 𝑅 𝑉𝑗 − 𝑅 𝑉𝑖 𝑉𝑗 cos 𝛾 − 𝑋 𝑉𝑖 𝑉𝑗 sin 𝛾
𝑅2 + 𝑋 2
1 2
𝑄𝑗𝑖 = 2 𝑋 𝑉𝑗 − 𝑋 𝑉𝑖 𝑉𝑗 cos 𝛾 + 𝑅 𝑉𝑖 𝑉𝑗 sin 𝛾
𝑅 + 𝑋2

K1_Transmisi 23
Pada umumnya, reantansi saluran transmisi jauh lebih besar dari pada
resistansnya.
Maka, nilai impedansi saluran dapat diperkirakan sebagai :
𝑍 = 𝑗𝑋
dengan menetapkan R = 0. Maka, persamaan daya real dan daya reaktip
dapat dinyatakan sebagai :

𝑉𝑖 𝑉𝑗
𝑃𝑖𝑗 = sin 𝛾
𝑋
1 2
𝑄𝑖𝑗 = 𝑉𝑖 − 𝑉𝑖 𝑉𝑗 cos 𝛾
𝑋

Dan
𝑉𝑖 𝑉𝑗
𝑃𝑗𝑖 = − sin 𝛾 = −𝑃𝑖𝑗
𝑋

1 2
𝑄𝑗𝑖 = 𝑉𝑗 − 𝑉𝑖 𝑉𝑗 cos 𝛾
𝑋

K1_Transmisi 24
Contoh :
Diasumsikan bahwa impedansi saluran transmisi yang menghubungkan
bus 1 dan bus 2 adalah 100∠50𝑜 𝛺 dan tegangan bus i adalah 73.034,8∠30𝑜 V
dan bus j adalah 63.395,3∠20𝑜 V

Tentukan sebagai berikut :


a) Daya komplek per fasa yang sedang dikirim dari bus 1 ke bus 2.
b) Daya real per fasa yang sedang dikirim.
c) Daya reaktip per fasa yang sedang dikirim

Jawaban :
(a) Daya komplek per fasa yang sedang dikirim dari bus 1 ke bus 2
𝑉1∗ − 𝑉2∗ 𝑜
73.034,8∠ − 30𝑜 − 66.395,3∠−20𝑜
𝑆12 = 𝑉1 = 73.034,8∠30
𝑍∗ 100∠−60𝑜

= 10.104.539,5∠3,54𝑜 = 10.085.259,8 + 𝑗623.908,4 VA

K1_Transmisi 25
(b) Maka, daya real per fasa yang sedang dikirim.
𝑃12 = 10.085.259,8 Watt

(c) Daya reaktip per fasa yang sedang dikirim


𝑄12 = 623.908,4 VAR

Soal :
1) Dalam suatu rangkaian 3-fasa yang seimbang, tegangan V1 adalah 173,2∟0o V.
Tentukan seluruh tegangan dan arus dalam suatu beban yang terhubung Y dengan
ZL = 10∟20o Ω. Misalkan bahwa urutan fasanya adalah abc.
2) Tegangan terminal dari sebuah beban terhubung Y yang terdiri dari tiga
impedansi yang sama sebesar 20∟30o Ω adalah 4,4 kV antar saluran. Impedansi
pada masing-masing dari ketiga saluran yang menghubungkan beban ke rel dari
sebuah Gadu Induk adalah ZL = 1,4∟75o Ω.
Tentukan tegangan antar saluran pada rel Gardu-Induk ?

K1_Transmisi 26
DIAGRAM SATU GARIS
Pada umumnya system tenaga listrik direpresentasikan oleh diagram garis
tunggal, seperti terlihat pada Gambar

Representasi system tenaga listrik:


(a) Diagram garis tunggal;
(b) Diagram impedansi ekivalen
fasa-tiga;
(c) Diagram impedansi ekivalen
fasa-tunggal.

K1_Transmisi 27
K1_Transmisi 28
K1_Transmisi 29
PETA JARINGAN TRANSMISI PULAU JAWA

K1_Transmisi 30
PETA JARINGAN TRANSMISI
PULAU SUMATRA

K1_Transmisi 31
PETA JARINGAN TRANSMISI
PULAU SULAWESI

K1_Transmisi 32
PETA JARINGAN TRANSMISI
PULAU KALIMANTAN

K1_Transmisi 33
K1_Transmisi 34
K1_Transmisi 35
K1_Transmisi 36
K1_Transmisi 37
K1_Transmisi 38
K1_Transmisi 39
K1_Transmisi 40

Anda mungkin juga menyukai