Afasia Bismillah
Afasia Bismillah
Lumbantobing, Prof Dr dr S.M. Neurologi Klinik : Pemeriksaan Fisis dan Mental. Jakarta : Univeritas Indonesia ; 2016.
DIAGNOSIS KLINIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN LAINNYA
• Sejak kapan?
• •Apakah
Pemeriksaan
mendadak?berbicara spontan
/ Apakah perlahan?
• Apakah
• Pemeriksaan
ada defisit dari fungsi motorik
kelancaran maupun sensori, atau defisit
berbicara
neurobehavioral seperti alexia, agrafia, akalkulia, atau apraksia?
• •Riwayat
Pemeriksaan
kejang pemahaman (komprehensi) bahasa lisan
• Afasia sebelumnya.
• Pemeriksaan repetisi
• Demam, kejang, nyeri kepala, dan perubahan perilaku.
• •Riwayat
Pemeriksaan menamai
gangguan pada memoridan menemukan kata
• Riwayat gangguan dalam melakukan kegiatan sehari-hari
• Pemeriksaan sistem bahasa
• Perlu ditanyakan juga apakah pasien kidal atau tidak
• Pemeriksaan
• Riwayat hipertensi, penggunaan
perdarahan otaktangan
sebelumnya, penyakit jantung, penyakit
vaskular otak?
Lumbantobing, Prof Dr dr S.M. Neurologi Klinik : Pemeriksaan Fisis dan Mental. Jakarta : Univeritas Indonesia ; 2016.
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan pada pasien afasia bergantung pada penyebab dari afasia. Sebagai
contoh :
• Penanganan terhadap stroke akut seperti pemberian rtPA pada pasien stroke iskemik,
terapi intervensi intra-arterial, stenting dan endarterectomy karotid, atau kontrol dari
tekanan darah dapat meringankan defisit yang dialami.
PENATALAKSANAAN
• Pembedahan pada subdural hematoma atau tumor serebri juga memberikan hasil
yang cukup memuaskan.
• Pada afasia yang disebabkan oleh infeksi seperti herpes simpleks dapat diberikan
terapi antivirus.
PENATALAKSANAAN
• Terapi berbicara dan berbahasa merupakan terapi utama dalam afasia. Beberapa hal
yang harus diperhatikan saat melakukan terapi pada pasien afasia
• Banyak pasien afasia menderita depresi, oleh karena itu pasien afasia memerlukan
dukungan psikologis dan dukungan emosional sehingga dapat sangat berguna bagi
pasien.
PENATALAKSANAAN
• Terapi farmakologi pada afasia masih bersifat eksperimental. Penggunaan
jelas namun penggunaan terapi farmakologi sebagai pendamping dari terapi berbicara
coba pada pasien afasia dan sejauh ini menunjukkan hasil yang baik. TMS bekerja
dengan memberikan stimulus gelombang elektromagnetis pada sel saraf otak agar
dapat bekerja lebih baik. Frekuensi stimulus yang diberikan dapat berupa frekuensi
yang rendah untuk menginhibisi (menghambat) ataupun frekuensi tinggi untuk eksitasi
• Afasia Broca secara fungsional memiliki prognosis yang lebih baik daripada afasia
wernicke. Afasia yang diakibatkan oleh penyakit dasar yang berat misalnya tumor
lesi dan umur serta keadaan umum pasien. Secara umum, pasien dengan tanda
• Glioblastoma hemisfer kiri memiliki harapan hidup yang sangat singkat, sedangkan