Anda di halaman 1dari 37

ABORTUS

Diskel 5
Data Keterangan
Wanita 42 th,mempunyai anak G3P3A0 ,Faktor risiko (usia >35th
hidup 3,anak terkecil 8 tahun risiko abortus)

KU: Diduga terdapat kehamilan denga


-Keluar darah dari jalan lahir sejak usia kehamilan 8 minggu
dua hari yang lalu disertai mulas DD:Abortus/KET/Molahidatidosa/
Pasien terlambat haid 2 bulan Menstruasi

KP:
-Perdarahan perharinya kurang -perdarahan minimal→abortus
dari satu pembalut iminens
-Nausea dan vomitus di pagi hari -morning sickness→tanda
kehamilan

-Siklus haid tidak teratur -kemungkinan


kehamilan,gangguan hormon
Data Keterangan
-Meminum jamu untuk memancing -faktor risiko→jamu→uterotonik
haid dan toksik untuk janin

-Keluhan nyeri perut (-) -menyingkirkan KET


- Keluar jaringan dan -menyingkirkanabortus inkomplit
dan komplit
- keluar jaringan seperti telur -menyingkirkan Molahidatidosa
ikan (-)
-tidak menggunakan kontrasepsi -memungkinkan terjadinya
sejak anak terakhir kehamilan
-Riwayat penyakit keluarga: -menyingkirkan faktor risiko o/k
hipertensi, DM, asma (-) penyakit kronis

Pemeriksaan fisik : -menyingkirkan KET


Kesadaran umum sakit ringan,
lainnya dalam batas normal

Pemeriksaan urin : tes β- Tanda pasti kehamilan


HCG positif
DD: DK :G4P3A0 usia kehamilan 8
-Abortus Iminens minggu Abortus iminens
-Kehamilan Ektopik terganggu
(KET)
-Molahidatidosa

1 jam setelah dilakukan -meningkatnya kontraksi uterus


pemeriksaan,
His dirasakan semakin kuat

Darah dari jalan lahir semakin -kemungkinan abortus


banyak disertai gumpalan bekuan inkomplet/komplit
darah dan jaringan yang tampak
seperti janin dalam kantung
kehamilan yang masih utuh dari
jalan lahir
Pemeriksaan ginekologi :
-Inspeksi : vulva dalam batas -(tanda abortus inkomplet)
normal, tampak darah mengalir
dari vagina
-Inspekulo : tanda Hegar (+), -tanda kehamilan
tampak OUE terbuka, darah -tanda abortus inkomplit
mengalir, dan tampak jaringan

-VT : uterus sebesar telur bebek, -tanda kehamilan


portio terbuka dan teraba sisa -tanda abortus inkomplit
jaringan.
Parametrium lemas, -menyingkirkan KET
nyeri(-), cavum douglas tidak
menonjol
-Pemeriksaan laboratorium rutin : -akibat perdarahan
hmt menurun,lain-lain dalam batas
normal

Diagnosis Kerja : G4G3A0 Abortus


Inkomplit
Basic Science
I. Ovarium

• Letak :
• Cavum pelvis
• Intraperitoneal
• Fossa ovarica (celah antara a. iliaca interna & externa

• Fiksasi:
• Mesovarium
• Ligamentum suspensorium ovarii, berisi a.v ovarica
• Ligamentum ovarii propium
• Makroskopis
• Bentuk oval (buah almond)
• Struktur interna:
• cortex (kulit) : epitel kuboid & tunica albuginea
• Stroma( badan):
1. Folikel-folikel, yaitu:
Folikel primer ⇒ f. sekunder ⇒ f. tertier ⇒ f. De
Graff ⇒ corpus luteum
2. Jaringan ikat
3. Pembuluh darah
II. Tuba uterina
• Sepasang saluran muskular, 13 cm
• 3 bagian:
• Infundibulum
• Ampulla
• Isthmus
• Fungsi: transport ovum
⇒ Cilia pada mukosa (epitel columner bersilia) dan kontraksi otot
sirkular tuba
III. Uterus
• Bentuk buah pear, pjg 9 cm, ∅ 5 cm, 30-40 gram.
• Letak : anteflexi (80%), retroflexi (20%)
• topografi : antara vesica urinaria (excavatio
vesicouterina) & rectum (excavatio rectouterina/
cavum Douglas)
• extraperitoneal; sisi atas dilapisi peritoneum
Fiksasi uterus
• Terdiri atas :
• Alat penahan uterus;
• Diafragma pelvis ( indirect)
• Alat penggantung uterus
• Lig. cardinale (Lig. transversum cervicalis) Mackenrodt,
• mengelilingi uterus setinggi perbatasan corpus &
cerviex
• Lig teres uteri
• Dari sudut antara uterus & tuba via canalis
inguinalis ke labium mayus
• Plica rectouterina & vesicouterina
• Ligamentum latum
Makroskopis
• Terdiri atas 4 bagian :
1. Fundus
2. Corpus
3. Isthmus
4. Cervix
A. Portio (portio vaginalis cervicis)
B. Portio supravaginalis cervicis
4.B 4.A
fundus corpus isthmu
s

cerviex

vagina

Skema uterus pada bidang sagital


Histologi
• Embriologi
Pendewasaan oosit sudah terbentuk semasa embrio.
Oogonium akan mitosis dan berdiferensisasi menjadi
oosit primer yang nantikan mengalami meiosis I (haploid)
menjadi oosit sekunder (meiosis II tidak selesai, berhenti
pada tahap metafase sebelum ovulasi). Fertilisasi terjadi
yang selanjutnya akan mengalami meiosis II dan oosit
dilanjutkan, maka terjadilah konsepsi. Pada hari ke 4
blastokista 58 sel akan masuk ke cavum uteri.
• Endometrium
Terdiri dari 2 lapisan yaitu stratum basal yang
mengandung pembuluh darah, dan stratum fungsional
yang berfungsi sebagai persiapan implantasi hasil
fertilisasi. Selain itu dapat juga mengalami perubahan
struktur dan fungsi secara periodik yang akan
mengakibatkan terjadinya siklus menstruasi. Struktur
endometrium yaitu terdapat epitel silindris selapis bersilia
atau sekretorik, dan lamina propria. Lamina propria ini
merupakan jaringan ikat yang menyerupai jaringan
mesenkim, mengandung sel dan substansi amorf, dan
juga mengandung glandula uterina berbentuk tubuler
yang terkadang bercabang.
• Plasenta
• Bagian-bagian dari plasenta yaitu pars foetalis placenta
dan pars maternal placenta. Pars foetalis placenta
terutama terdiri atas villi chorealis. Villus ini terdiri atas
jaringan ikat yang berasal dari. mesenkim
ekstraembrional, dikelilingi oleh syncytiotrofoblast dan
cytotrofoblast. Diantara villi ini terdapat darah maternal.
Syncitiotrofoblast ini menghasilkan HCG, laktogen
plasenta, estrogen dan progesteron.
Pars maternal placenta terdiri atas jaringan pengikat
padat fibrosa yang merupakan potongan melintang dari
septa. Permukaan septum dibatasi oleh sel-sel gepeng.
Didalamnya terdapat pembuluh darah dan sel-sel
decidua.
Proses implantasi
Perubahan endometrium
Organogenesis
Etiologi
• Faktor ibu
- infeksi, peny kronik, DM, Obat-obatan, Nutrisi, Endokrin,
Lingkungan, Imunologis, Trauma
• Faktor janin
- Gemelli, Polihidramnion, Kelainan embriologi, Kelainan
kromosom, Kelainan plasenta
• Faktor ayah
- Kelainan kromosom pada sperma
Faktor Resiko
• Usia kehamilan > 35 th atau <20 th
• Usia kehamilan Trimester I
• Paritas tinggi
• Riwayat abortus
• Riwayat Penyakit
• Riwayat pengobatan dan radiasi
Tanda dan Gejala
Abortus inkompletus
• Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
• Mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
• Infeksi ditandai dengan demam
• Dapat terjadi degenerasi ganas
Patofisiologi
Definisi
• Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, sebagai
batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
Klasifikasi Abortus
Menurut terjadinya
• Abortus spontan
• Abortus provokatus (induksi abortus)
• Abortus medisinalis (abortus therapeutica)
• Abortus kriminalis
Lanjutan
Menurut gambaran klinis, dibedakan atas:
• Abortus imminens
• Abortus insipiens
• Abortus inkomplit (keguguran yang tersisa) yaitu jika
hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang
tertinggal adalah desidua atau plasenta
• Abortus habitualis (keguguran berulang)
• Abortus infeksiosa
• Abortus septik
• Missed abortion
Epidemiologi
Kejadian yang diketahui, 15-20% merupakan abortus
spontan atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari
pasangan yang mencoba hamil mengalami 2 keguguran
yang berurutan, dan sekitar 1% dari pasangan mengalami
keguguran 3 atau lebih secara berurutan.
Komplikasi
• Perdarahan masif→syok hipovolemik
• infeksi
Penatalaksanaan Abortus Inkomplitus
• Jika perdarahan tidak beberapa banyak dan kehamilan
kurang dari 16 minggu → evakuasi dengan cunam ovum
untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui
serviks.
• Jika perdarahan berhenti → ergometri 0.2mg IV atau
misoprostol 400 mcg per oral diberikan.
• Jika perdarahan terus berlangsung dan usia kehamilan
kurang dari 16 minggu → hasil konsepsi dievakuasi
dengan aspirasi vakum manual.
• Jika kehamilan lebih dari 16 minggu →infuse oksitosin 20
unit diberikan dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologik
atau RL) dengan kecepatan 40 tetes permenit sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
Lanjutan
Resep untuk kasus tersebut:
Dr. Muhammad Rezanda
SIP 4111100000
Alamat : Jalan Cendana Bogor
Bogor, 23 Januari 2013
R/ Amoksisilin Clavulanat tab 500mg No XXI
S 3 dd 1

R/ Metilergometrin tab 250mg No XXI


S 33 dd 1

Pro : Ny.X
Usia : 42 Tahun
BHP
• Aspek Bioetika:
• 1. Beneficence
• Penegakan diagnosis abortus inkomplet sesuai dengan data anamnesis terakhir berupa
keluarnya gumpalan daraj disertai jaringan, pada pemeriksaan ginekologi VT teraba
jaringan, ditemukannya darah dan tampak jaringan saat inspekulo, serta pemeriksaan urin
beta HCG yang positif
• 2. Nonmaleficence
• Dokter sebisa mungkin mencegah komplikasi yang mungkin terjadi berupa perdarahan terus
menerus yang meningkatkan risiko infeksi dengan tindakan yang tepat, yaitu dirujuk untuk
dilakukan kuretase
• 3. Autonomy
• Perlu diinformasikan dengan baik kepada pasien dan suami pasien mengenai keadaannya
(bagaimana bisa terjadi abortus inkomplet dengan bahasa yang sesuai dengan tingkat
pendidikan pasien) dan memberi penjelasan mengenai tindakan yang aka dilakukan yaitu
kuretas. Serta mengedukasi mengenai pemakaian kontrasepsi agar kejadian serupa tidak
terulang.
• 4. Justice
• Dokter tidak boleh mebedakan pelayanan kesehatan pada pasien atas dasar SARA, maka
dokter perlu merujuk pasien ini ke tempat dengan sarana dan tenaga kesehatan yang
sesuai, serta menjelaskan kepada pasien mengenai keuntungan dari tindakan kuretase yang
akan dilakukan

• Primafacie: Nonmaleficence
Dilema etik

• Bila dilihat dari satu sisi, kasus ini bisa dikategorikan


abortus provokatus karena pasien menggunakan jamu
yang merupakan salah satu faktor penyebab abortus.
Namun dari sisi lain pasien tidak mengetahui bahwa
dirinya hamil dan mengkonsumsi jamu tersebut untuk
memancing haid yang dirasa sudah terlambat 2 bulan.
• Di Indonesia peraturan mengenai tindakan abortus diatur
dalam KUHP dan UU Kesehatan. Dimana KUHP tidak
membahas mengenai abortus medicinalis dan hanya
mencantumkan hukuman pidana bagi pelaku abortus
provokatus kriminalis, yang dilengkapi pada UU No. 36
tahu 2009 mengenai legitimasi abortus medicinalis.
• Prognosis :
• janin : ad malam
• Ibu : QAF : dubia ad malam
• QAV: dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai