Anda di halaman 1dari 29

BAB II

Sejarah Ekonomi Indonesia


Kelas T
Perekonomian Indonesia

Kelompok 1
Oleh:
 Wachid Nur Julianto (1221408614)
 Putri Novalia (1221408617)
 .
 .
 .
Agenda Bahasan:

 Pemerintahan Orde Lama


 Pemerintahan Orde Baru
 Pemerintahan Transisi
 Pemerintahan Reformasi Hingga Kabinet SBY
Pemerintahan Orde Lama
Sejarah Singkat

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia


memproklamasikan kemerdekaannya. Namun tidak berarti
Indonesia sudah bebas dari Belanda dan bisa memberi
perhatian sepenuhnya pada pembangunan ekonomi. Hingga
menjelang akhir 1940, Indonesia masih menghadapi dua
peperangan besar dengan belanda. Setelah akhirnya
pemerintah mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia,
selama decade 1950 hingga pertengahan tahun 1965
Indonesia di8landa gejolak politik dalam negeri dan
beberapa pemberontakan di sejumlah daerah. Sehingga
berakibat pada keadaan perekonomian Indonesia yang
buruk.
Kondisi Perekonomian

Selama periode Orde Lama, kegiatan produksi di sektor


pertanian dan industri manufaktur industi juga berada
pada tingkat yang sangat rendahkarena keterbatasan
kapasitas produksi dan infrastruktur pendukung. Hal ini
mengakibatkan tingginya tingkat inflasi yang mencapai
lebih dari 300% menjelang akhir periode Orde Lama.
Buruknya perekonomian diindonesia selama
pemerintahan Orde Lama disebabkan oleh hancurnya
infrastruktur ekonomi, selama pendudukan jepang, PD II,
dan perang revolusi, serta gejolak dalam negeri ditambah
lagi dengan manajemen makro yang sangat buruk selama
rezim tersebut.
Kebijakan-kebijakan Ekonomi

 Kebijakan Kabinet Hatta adalah reformasi moneter melalui


devaluasi uang nasional.
 Kabinet Natsir, untuk pertama kalinya dirumuskan suatu
perencanaan pembangunan ekonomi, yang disebut Rencana
Urgensi Perekonomian (RUP).
 Kabinet Sukiman ada beberapa kebijakan penting yang diambil,
yaitu:nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia (BI)
dan juga penghapusan sistem kurs berganda.
 Kabinet Wilopo, langkah-langkah konkret yang diambil untuk
memulihkan perekonomian Indonesia saat itu antara lain: untuk
pertama kali memperkenalkan konsep anggaran berimbang dalam
keuangan pemerintah (APBN), memperketat impor, melakukan
rasionalisasi angkatan bersenjata melalui modernisasi dan
pengurangan jumlah personil, dan penghematan pengeluaran
pemerintah.
Kebijakan-kebijakan Ekonomi

 Kabinet Ali I, hanya dua langkah konkret yang dilakukan


dalam bidang ekonomi, yaitu: pembatasan impor dan
kebijakan uang ketat.
 Kabinet Baharudin, tindakan-tindakan ekonomi penting
yang dilakukan termasuk diantaranya adalah liberalisasi
impor, kebijakan uang ketat untuk menekan laju uang
beredar, dan penyempurnaan Program Benteng,
mengeluarkan kebijakan yang memperbolehkan
investasi asing masuk ke Indonesia, pemberian bantuan
khusus kepada pengusaha-pengusaha pribumi, dan
pembatalan Persetujuan Konfrensi Meja Bundar.
Aspek Politik

Dilihat dari aspek politik, selama periode Orde Lama


Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat
demokrasi. Akan tetapi sejarah Indonesia menunjukkan,
bahwa sistem politik demokrasi tersebut malah
menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian
nasional. Konflik politik yang berkepanjangan, sehingga tidak
memberi sedikit pun kesempatan untuk membentuk kabinet
pemerintahan yang solid untuk dapat bertahan hingga
pemilihan umum berikutnya.
Puncak Periode Orde Lama

Pada akhir September 1965 ketidaksetabilan politik di


Indonesia mencapai puncaknya dengan terjadinya kudeta
yang gagal dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Sejak
peristiwa berdarah tersebut terjadi suatu perubahan
politik yang drastis di dalam negeri, yang selanjutnya juga
merubah sistem ekonomi yang dianut Indonesia pada
masa Orde Lama, yaitu dari pemikiran sosialis ke
semikapitalis.
Pemerintahan Orde Baru
Sejarah Singkat

Tepat sejak bulan Maret 1966, Indonesia


memasuki pemerintahan Orde Baru. Dalam era
ini perhatian pemerintah lebih ditujukan pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat
pembangunan ekonomi dan sosial. Pemeritah
juga gencar menjalin kembali hubungan baik
dengan pihak Barat, dan menjauhi pengaruh
ideologi komunis. Indonesia juga kembali
menjadi anggota PBB, dan beberapa lembaga
dunia lainnya.
REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)

Sebelum rencana pembangunan ini dimulai, pemerintah


terlebih dahulu melakukan stabilitas ekonomi, sosial dan
politik serta rehabilitas ekonomi di dalam negeri. Dadaran
dari kebijakan tersebut adalah untuk menekan kembali
tingkat inflasi, mengurangi defisit keuangan pemerintah dan
menghidupkan kembali kegiatan produksi. Pada bulan April
1969, Repelita I dimulai. Proses pembangunan berjalan
sangat cepat dengan laju pertumbuhan rata-rata per tahun
yang cukup tinggi, jauh lebih baik dari era Orde Lama.
Tujuan REPELITA

Tujuan utama dari pelaksanaan Replita I adalah untuk


membuat Indonesia menjadi swasembada, terutama dalam
kebutuhan beras. Untuk mencapai tujuan tersebut
pemerintah melakukan program penghijauan (revolusi
hijau) di sektor pertanian. Sehingga sektor pertanian
nasional dapat memasuki era modernisasi dengan
menerapkan teknologi baru, khususnya dalam pengadaan
sistem irigasi, pupuk, dan tata cara menanam. Selain itu
tujuan jangka panjang dari Repelita ini adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu
proses industrialisasi dalam skala besar, yang pada saat itu
dianggap salah satu cara paling tepat dan efektif untuk
menanggulangi masalah-masalah ekonomi di Indonesia.
Keberhasilan Pembangunan ekonomi

Beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan


ekonomi pada masa Orde Baru tidak hanya disebabkan oleh
kemampuan kabinet yang dipimpin oleh Presiden Soeharto.
Melainkan juga berkat tiga hal berikut ini, yaitu:

 Penghasilan ekspor yang sangat besar dari minyak


 Pinjaman dari luar negeri, dan
 PMA yang berperan dalam pembangunan ekonomi Indonesia
meningkat tajam.
Hal-Hal Negatif yang Terjadi

Kebijakan-kebijakan ekonomi selama masa Orde baru


memang telah menghasilkan suatu proses transformasi
ekonomi yang pesat dan laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, namun dengan biaya ekonomi tinggi, dan
fundamental ekonomi yang rapuh mengakibatkan
buruknya kondisi sektor perbankan nasional dan semakin
besarnya ketergantung Indonseia terhadap modal asing.
Pada akhirnya membuat Indonesia dilanda suatu krisis
ekonomi yang besar, yang diawali oleh krisis niliai tukar
rupiah tehadap dolar AS pada pertengahan tahun 1997.
Pemerintahan Transisi
Sejarah Singkat

Nilai tukar rupiah terus melemah, pemerintah Orde Baru mengambil beberapa langkah
konkret, antaranya menunda proyek-proyek senilai Rp 39 Triliun dalam upaya mengimbangi
keterbatasan anggaran belanja. Pada tanggal 8 Oktober 1997, pemerintah Indonesia
akhirnya menyatakan secara resmi akan meminta bantuan keuangan dari IMF.
Pada Oktober 1997, lembaga keuangan internasional itu mengumumkan paket bantuan
keuangan pada Indonesia yang mencapai 40 miliar dolar AS. Pemerintah juga
mengumumkan pencabutan izin usaha 16 bank swasta yang dinilai tidak sehat sehinnga hal
itu menjadi awal dari kehancuran perekonomian Indonesia.
Krisis rupiah yang akhirnya menjelma menjadi krisis ekonomi memunculkan suatu krisis
politik. Pada awalnya, pemerintahan yang dipimpin Presiden Soeharto akhirnya digantikan
oleh wakilnya, yakni B.J. Habibie. Walaupun, Soeharto sudah turun dari jabatannya tetap
saja tidak terjadi perubahan-perubahan nyata karena masih adanya korupsi,kolusi dan
nepotisme (KKN) sehingga pada masa Presiden Habibie masyarakat menyebutnya
pemerintahan transisi.
21 Mei 1998 presiden Soeharto mengundurkan diri dan diganti oleh wakilnya BJ.Habibie.
23 Mei 1998 presiden Habibie membentuk kabinet baru, awal terbentuknya pemerintahan
transisi.
Keadaan Sistem Ekonomi Masa Transisi

• Kegoncangan terhadap rupiah terjadi pada pertengahan


1997, pada saat itu dari Rp 2500 menjadi Rp 2650 per
dollar AS. Sejak masa itu keadaan rupiah menjadi tidak
stabil.
• Krisis rupiah akhirnya menjadi semakin parah dan menjadi
krisis ekonomi yang kemudian memuncuilkan krisis politik
terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
• Pada awal pemerintahan yang dipimpin oleh Habibie
disebut pemerintahan reformasi. Namun, ternyata
pemerintahan baru ini tidak jauh berbeda dengan
sebelumnya, sehingga kalangan masyarakat lebih suka
menyebutnya sebagai masa transisi karena KKN semakin
menjadi, banyak kerusuhan.
Ekonomi Indonesia pada Masa Presiden BJ Habibie

• Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda masyarakat. Ini adalah


kesalahan Pemerintah Orde Baru yang mempunyai tujuan menjadikan Negara
Republik Indonesia sebagai negara industri, namun tidak mempertimbangkan
kondisi riil di Masyarakat Indonesia yang merupakan sebuah masyarakat agrasis
dan tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah. Dan ujung-ujungnya
masyarakat miskin Indonesia menjadi bertambah dan bertambah pula beban
pemerintah dalam mendongkrak perekonomian guna meningkatkan kesejehteraan
rakyat.
• Habibie yang menjabat sebagai presiden menghadapi keberadaan Indonesia yang
serba parah. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Habibie adalah berusaha untuk
dapat mengatasi krisis ekonomi dan untuk menjalankan pemerintahan, Presiden
Habibie tidak mungkin dapat melaksanakannya sendiri tanpa dibantu oleh
menteri-menteri dari kabinetnya. Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik
Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan
Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan
para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.
Kebijakan ekonomi

Ada beberapa hal yang dilakukan oleh


pemerintahan Habibie untuk memperbaiki
perekonomian Indonesia antaranya :
1. Merekapitulasi perbankan dan menerapkan
independensi Bank Indonesia agar lebih fokus
mengurusi perekonomian.
2. Melikuidasi beberapa bank bermasalah
3. Menaikan nilai tukar rupiah
4. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang
diisyaratkan oleh IMF.
Pemerintahan Reformasi Hingga Kabinet SBY
Sejarah Singkat

• Dalam hal ekonomi, dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun 1999 kondisi
perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan. Laju
pertumbuhan PDB mulai positif walaupun tidak jauh dari 0% dan pada tahun 2000
proses pemulihan perekonomian Indonesia jauh lebih baik lagi dengan laju
pertumbuhan hampir mencapai 5%. Selain pertumbuhan PDB, laju inflasi dan
tingkat suku bunga (SBI) juga rendah yang mencerminkan bahwa kondisi moneter
di dalam negeri sudah mulai stabil.
• Akan tetapi, ketenangan masyarakat setelah terpilihnya Presiden Indonesia
keempat tidak berlangsung lama. Presiden mulai menunjukkan sikap dan
mengeluarkan ucapan-ucapan kontroversial yang membingungkan pelaku-pelaku
bisnis. Presiden cenderung bersikap diktator dan praktek KKN di lingkungannya
semakin intensif, bukannya semakin berkurang yang merupakan salah satu tujuan
dari gerakan reformasi. Ini berarti bahwa walaupun namanya pemerintahan
reformasi, tetapi tetap tidak berbeda denga rezim orde baru. Sikap presiden
tersebut juga menimbulkan perseteruan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
yang klimaksnya adalah dikelurakannya peringatan resmi kepada Presiden lewat
Memorandum I dan II. Dengan dikeluarkannya Memorandum II, Presiden terancam
akan diturunkan dari jabatannya jika usulan percepatan Sidang Istomewa MPR jadi
dilaksanakan pada bulan Agustus 2001.
Masa kepimimpinan Abdurrahman Wahid

• Selain itu, hubungan pemerintah Indonesia dibawah pimpinan Abdurrahman Wahid


dengan IMF juga tidak baik, terutama karena masalah amandemen UU No. 23 tahun
1999 mengenai Bank Indonesia; penerapan otonomi daerah, terutama menyangkut
kebebasan daerah untuk pinjam uang dari luar negeri; dan revisi APBN 2001 yang terus
tertunda pelaksanaannya. Tidak tuntasnya revisi tersebut mengakibatkan IMF menunda
pencairan bantuannya kepada pemerintah Indonesia, padahal roda perekonomian
nasional saat ini sangat tergantung pada bantuan IMF. Selain itu, Indonesia terancam
dinyatakan bangkrut oleh Paris Club (negara-negara donor) karena sudah kelihatan jelas
bahwa Indonesia dengan kondisi perekonomiannya yang semakin buruk dan defisit
keuangan pemerintah yang terus membengkak, tidak mungkin mampu membayar
kembali utangnya yang sebagian besar akan jatuh tempo tahun 2002 mendatang.
Bahkan, Bank Dunia juga sempat mengancam akan menghentikan pinjaman baru jika
kesepakatan IMF dengan pemerintah Indonesia macet.
• Akhir jabatan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid terjadi ketika berlangsung Rapat
Paripurna MPR pada tanggal 21 Juli 2001. Rapat tersebut dianggap sebagai Sidang
istimewa MPR. Keputusan yang diambil sidang istimewa tersebut sebagai berikut :
1. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid diberhentikan secara resmi sebagai presiden
berdasarkan Ketetapan MPR No. II Tahun 2001.
2. MPR mengeluarkan Ketetapan MPR No. III tahun 2001 untuk menetapkan dan
melantik Wakil Presiden Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri sebagai
presiden kelima Republik Indonesia.
Masa Kepemimpinan Megawati

• Pemerintahan Megawati mewarisi kondisi perekonomian


Indonesia yang jauh lebih buruk daripada masa
pemerintahan Gusdur. Inflasi yang dihadapi Kabinet Gotong
Royong pimpinan Megawati juga sangat berat. Rendahnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan
Megawati disebabkan antara lain masih kurang
berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri
mauoun swasta. Melihat indikator lainnya, yakni nilai tukar
rupiah, memang kondisi perekonomian Indonesia pada
pemerintahan Megawati lebih baik. Namun tahun 1999
IHSG cenderung menurun, ini disebabkan kurang
menariknya perekonomian Indonesia bagi investor, kedua
disebabkanoleh tingginya suku bunga deposito.
Kebijakan masa Megawati
Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasai persoalan-persoalan
ekonomi antara lain :
a. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada
pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar
negeri sebesar Rp 116.3 triliun
b. b. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan
negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan
negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban
negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak
kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
Megawati bermaksud mengambil jalan tengah dengan menjual beberapa
asset Negara untuk membayar hutang luar negeri. Akan tetapi, hutang
Negara tetap saja menggelembung karena pemasukan Negara dari
berbagai asset telah hilang dan pendapatan Negara menjadi sangat
berkurang.
Masa Kepemimpinan Sby-JK

• Kabinet Indonesia Bersatu (Inggris: United Indonesia Cabinet)


adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.
• Kabinet ini dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya
berakhir pada tahun 2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden
Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya,
dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para
menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei
2007. Susunan Kabinet Indonesia Bersatu pada awal pembentukan
(21 Oktober 2004), perombakan pertama (7 Desember 2005), dan
perombakan kedua (9 Mei 2007).
• Pada periode ini, pemerintah melaksanakan beberapa program
baru yang dimaksudkan untuk membantu ekonomi masyarakat kecil
diantaranya Bantuan Langsung Tunai (BLT), PNPM Mandiri dan
Jamkesmas. Pada prakteknya, program-program ini berjalan sesuai
dengan yang ditargetkan meskipun masih banyak kekurangan
disana-sini.
Masa Kepemimpinan Sby-Budiono
• Pada periode ini, pemerintah khususnya melalui Bank Indonesia menetapkan empat kebijakan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional negara yaitu :
• 1. BI rate
• 2. Nilai tukar
• 3. Operasi moneter
• 4. Kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas dan makroprudensial lalu lintas
modal.
• Dengan kebijakan-kebijakan ekonomi diatas, diharapkan pemerintah dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula pada meningkatnya kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
• Kinerja Pemerintahan SBY - Tak terasa sudah 1 tahun pemerintahan SBY jilid II berjalan,
Namun masih saja dianggap gagal serta mendapat rapor merah dari beberapa kalangan. Dan
kali ini pengamat ekonomi dunia pun ikut bicara terkait dengan kinerja pemerintahan SBY
yang sudah 1 tahun ini. Perolehan suara 60 % dalam Pilpres 2009 dan mendapat dukungan
mayoritas di parlemen ternyata belum bisa dioptimalkan pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono dan Boediono untuk melakukan langkah-langkah yang konkrit dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
• Di mata pengamat ekonomi politik dari Northwestern University, Amerika Serikat, Prof Jeffrey
Winters, buruknya kinerja pemerintahan SBY tidak lepas dari sikap Presiden SBY dalam
menjalankan pemerintahan. SBY dianggap lebih suka terlihat cantik, santun dan berambut
rapi di depan kamera dibanding bekerja keras mengatasi persoalan-persoalan yang ada di
Indonesia.
Kesimpulan Keadaan Perekonomian Masa SBY
• Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang
sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.

• Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai


5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan
demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula. Sementara
itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada
triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen
dan masih berlanjut pada Januari 2010.

• Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya


kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan
utang Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa
perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun
masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makroekonomi
yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh.
Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar
lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga
Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai