Anda di halaman 1dari 31

EPIDEMIOLOGI DIARE

PUSKESMAS PONED BALOWERTI


KELOMPOK I-26201

Disusun oleh:
1. Nur Hiqmah Aisyiah 201510401011007
2. Prakosa Yudha Kussuma 201610401011045
3. Milla Wildania Hakim 201610401011037

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
BAB 1
Diare penyebab
BAB 1 kedua morbiditas Angka kesakitannya
dan mortalitas pada sekitar 200-400
anak usia <2th di kejadian diare per
Indonesia 1000 penduduk
Kematian terutama
disebabkan karena
Kejadia Diare di penderita
Puskesmas Balowerti mengalami dehidrasi
2015  sebanyak 589 berat
orang
2016  sebanyak 714
orang
Riskesdas, 2007
Kasus diare merupakan Penyebab utama
salah satu dari 10 kematian bayi
penyakit terbanyak di (31,4%) usia 29 hari-
wilayah kerja Puskesmas 11bl
Poned Balowerti Kota (25,2%) usia 12-59
Kediri tahun 2016 bulan
Tujuan Menggambarkan angka penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Balowerti Kota
Kediri periode tahun 2015 dan 2016.

Umum
•- Menggambarkan secara khusus kejadian diare berdasarkan usia, jenis kelamin,
Tujuan kelurahan, dan bulan di wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri tahun
2015 dan 2016.

Khusus •- Menganalisis Incidence Rate diare di wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti Kota
Kediri tahun 2015 dan 2016.
•-Menganalisis Case Fatality Rate (CFR) diare di wilayah kerja Puskesmas Poned
Balowerti Kota Kediri tahun 2015 dan 2016

-Mengidentifikasi kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti


Kota Kediri tahun 2016.
-Mengidentifikasi status gizi di wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri
 . tahun 2016.
-Menjelaskan intervensi yang telah dilakukan Puskesmas Poned Balowerti Kota
Kediri dalam menangani diare di wilayah kerja.
-Menjelaskan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi penyakit diare di
wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri.
-Memberikan beberapa upaya pencegahan dan penularan terjadinya diare di wilayah
kerja Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri.
BAB 2
BAB II

Epidemiologi

metode investigasi yang digunakan untuk


mendeteksi penyebab atau sumber dari ilmu yang mempelajari sifat, penyebab,
penyakit, sindrom, kondisi atau risiko yang pengendalian, dan faktor-faktor yang
menyebabkan penyakit, cedera, kecacatan atau mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit,
kematian dalam populasi atau dalam suatu kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia
kelompok manusia
Diare

merupakan penyakit yang ditandai dengan Kasus diare merupakan salah


frekuensi yang lebih dari biasa (> 3 kali/hari) satu dari 10 penyakit terbanyak di wilayah kerja
disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri tahun
cair) dengan atau tanpa darah dan lendir 2016 dan terjadi peningkatan dari tahun 2015
(Riskesdas, 2013)  sebanyak 589 orang ke 2016  sebanyak
714 orang
ETIOLOGI
PATOGENITAS

Diare Malabsorbsi
Diare osmotik Diare sekretorik
inflamatorik asam empedu

Infeksi

lingkungan
faktor pejamu (host) faktor kausal (agent) (Environment)

Non invasif Invasif

Enterotoksin kolera
GEJALA

• Perubahan konsistensi bab dengan frekuensi


buang air besar >3x/hari
• Bayi dan neonatus: >10 ml/kgBB/24 jam
• Anak dan dewasa: >200 g/24jam

 Karakteristik dari diare meliputi antara lain konsistensi, warna, volume dan frekuensi buang air, dapat
menjadi petunjuk berharga dalam menentukan etiologi diare
DIAGNOSIS

Anamnesis -Buang air besar dengan bentuk tinja cair atau encer 3 kali atau lebih
dalam 24 jam
-Dehidrasi: rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang
air kecil dengan warna urin gelap, tidak mampu berkeringat, dan
perubahan ortostatik
Pemeriksaan Fisik -Nadi : takikardia (fast weak pulse)
-Tanda dehidrasi
Pemeriksaan penunjang -DL
-Elektrolit darah
-Ureum kreatinin
-FL
TATALAKSANA

 Prinsip tatalaksana diare adalah (Kemenkes RI, 2011):


 Mencegah terjadinya dehidrasi (ORALIT)
 Mempercepat kesembuhan (OBAT ZINC)
 Memberi Makanan
 Mengobati masalah lain
LINTAS DIARE
(Lima Langkah
Tuntaskan Diare)
LINTAS DIARE

LINTAS DIARE MANFAAT

Oralit Untuk mencegah dehidrasi

Zinc Mengurangi parahnya diare, mengurangi durasi dan


mencegah berulangnya diare 2 sampai 3 bulan ke depan.

Makan Mrncegah kurang gizi


Cara: Teruskan pemberian ASI pada bayi 0 - 6 bulan.
Balita > 6 bulan berikan ASI dan MP-ASI.
Antibiotik selektif Antibiotik diberi hanya pada penyakit kolera, diare
berdarah.
Nasihat Segera kembali ke petugas kesehatan jika menemukan
tanda bahaya.
KOMPLIKASI

Dehidrasi (dengan berbagai


derajat dari ringan hingga berat /
syok)
Asidosis metabolik
Hipokalemia
Hiponatermia
Hipoglikemia.
PENCEGAHAN

 Mencuci tangan menggunakan


sabun dengan benar pada lima
waktu penting
 Meminum air minum yang sehat,
atau air yang telah diolah
 Pengelolaan sampah yang baik
 Membuang air besar dan air kecil
pada tempat
PEMBAHASAN

BAB 3
DATA PENDERITA DIARE
Berdasarkan Usia

2015 2016
No. Usia
Jumlah % Jumlah %

1. < 1 th 48 8% 126 18%

2. 1-4 th 150 26% 186 26%

3. 5-14 th 167 28% 182 25%

4. >15 th 224 38% 220 31%

Jumlah 589 100% 714 100%


DATA PENDERITA DIARE
Berdasarkan Jenis Kelamin
DATA PENDERITA DIARE
Berdasarkan Kelurahan
DATA PENDERITA DIARE
Berdasarkan Bulan
INCIDENCE RATE PADA KASUS DIARE

Kategori IR :
 risiko tinggi bila IR > 55 per
100.000 penduduk
  risiko sedang bila IR 20-55 per
100.000 penduduk
 risiko rendah bila IR <20 per
100.000 penduduk

Nilai >55 berarti wilayah kerja puskesmas Balowerti


untuk masalah diare dalam risiko tinggi.
CASE FATALITY RATE PADA KASUS DIARE

 Data nasional dari Depkes


menetapkan angka CFR pada kasus
diare < 1% untuk tiap provinsi.

angka 0 % maka sudah mencapai


target nasional untuk menilai angka
kematian pada kasus diare.
INTERVENSI YANG TELAH DILAKUKAN PUSKESMAS

 mengarahkan warga yang mengalami keadaan berak cair atau lembek dan sering, muntah, demam, dan
gejala dehidrasi (mata cekung, keteangan kulit menurun, gelisah) untuk diperiksakan ke puskesmas.
 Melakukan tatalaksana awal yang baik dan tepat  jika tidak didapatkan perbaikan maka dilakukan
tindakan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan.
 Pelacakan kasus  ditindak lanjuti persebarannya
FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DIARE

 Faktor Lingkungan
 Faktor Perilaku
 Faktor Pelayanan Kesehatan
KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4
KESIMPULAN

 1. Rentang usia terbanyak kejadian diare pada tahun 2015 dan 2016 didapatkan pada usia >15 tahun dengan
jumlah masing-masing sebanyak 224 kasus (38%) dan 220 kasus (31%).
 2. Jenis kelamin terbanyak kejadian diare pada tahun 2015 didapatkan pada perempuan yaitu sebanyak 309
penderita, namun berbeda pada tahun 2016 dimana laki-laki merupakan penderita terbanyak, yaitu sebanyak 344
penderita.
 3. Kelurahan dengan jumlah penderita diare terbanyak pada tahun 2015 adalah kelurahan Balowerti dengan
jumlah penderita 155 (26%) dan pada tahun 2016 adalah kelurahan Dandangan dengan jumlah penderita 170
(24%).
 4. Kejadian demam berdarah dengue terbanyak pada tahun 2015 terjadi pada bulan Oktober sebanyak 56
penderita, sedangkan pada tahun 2016 penderita terbanyak pada bulan Agustus sebanyak 98 penderita.
5. IR atau Incidence Rate kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri pada tahun 2015 adalah
183,6 dan pada tahun 2016 adalah 204,3; nilai tersebut diatas 55 berarti wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti
Kota Kediri masuk dalam resiko tinggi untuk kasus diare.
6. CFR atau Case Fatality Rate pada tahun 2015 dan 2016 didapatkan angka 0% yang berarti angka kasus kejadian
kematian pada pasien dengan diare adalah 0 pasien di Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri. Dari data tersebut
maka sudah mencapai target nasional untuk menilai angka kematian pada kasus.
7. Data angka kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti pada tahun 2016 didapatkan sebagai
berikut : kelurahan dengan kepemilikan akses air bersih terbanyak yaitu di kelurahan Ngadirejo dengan total 3715 KK,
kelurahan dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar terbanyak adalah kelurahan Ngadirejo dengan kepemilikan tempat
sampah dan sarana pembuangan air limbah masing-masing 2469 KK dan 2957 KK, tempat makan dan depot minum
dari total 83 sarana yang ada, 50 sarana (60%) diantaranya sudah memenuhi syarat, keluarga di kelurahan dengan
akses jamban terbanyak adalah kelurahan Ngadirejo dengan total JSP sebanyak 3632 KK.
8. Data angka status gizi di wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri pada tahun 2016 didapatkan bahwa
kelurahan Ngadirejo belum mencapai target SPM D/S, yaitu 80%.
8. Data angka status gizi di wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri pada tahun 2016 didapatkan bahwa
kelurahan Ngadirejo belum mencapai target SPM D/S, yaitu 80%.
9. Intervensi yang telah dilakukan Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri dalam menangani diare adalah dengan
melakukan tindakan promosi kesehatan kepada masyarakat berupa tindakan penyuluhan, pemberian zink dan oralit,
serta tindakan perawatan lingkungan.
10. Faktor-faktor determinan yang mempengaruhi penyakit diare antara lain : lingkungan, perilaku, faktor pelayanan
kesehatan dan faktor psikososiobiologi/genetik.
11. Beberapa upaya pencegahan penularan dan pencegahan terjadinya diare di wilayah kerja Puskesmas Poned
Balowerti Kota Kediri antara lain : Primary Level of Prevention, Secondary Level of Prevention dan Tertiary Level of
Prevention.
SARAN

 1. Meningkatkan sosialisasi tentang PHBS kepada kader-kader yang ada di kelurahan


 2. Meningkatkan pelayanan air bersih, tempat cuci tangan, sabun cair, jamban yang baik, serta sering melakukan
kerja bakti minimal 1 minggu sekali yang ada di lingkungan sekolah
 3. Meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat yang berada di Puskesmas Balowerti
 4. Memperbanyak tempat handrub disekitar Puskesmas Balowerti agar mengurangi penularan penyakit PHBS
 5. Memperbanyak poster tentang penyakit PHBS agar menjadi pengetahuan masyarakat yang ada di Puskesmas
Balowerti
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai