Anda di halaman 1dari 34

METODE HARGA POKOK

PROSES

Metode Harga Pokok Proses adalah metode


pengumpulan biaya produksi melalui
departemen produksi atau pusat
pertanggungjawaban biaya, yg umumnya
diterapkan pada perusahaan yg menghasilkan
produk secara masa.
DANTJE SALEAN
Karakteristik
1.Proses produksi bersifat terus – menerus dan produk
yang dihasilkan merupakan produk massa yang bersifat
standar.
2. Biaya produksi dikumpulkan dan dicatat dalam setiap
departemen produksi yang ada, untuk jangka waktu
tertentu (umumnya satu bulan).
3. Harga pokok produk dihitung pada akhir periode
tertentu.
4. Harga pokok per unit produk dihitung dari harga pokok
produk selesai periode dibagi dengan unit produk yg
telah selesai dalaqm periode yg bersangkutan.
DANTJE SALEAN
5. Produk yang belum selesai (masih dalam proses)
pada akhir periode, dicatat kedalam akun Persediaan
Produk Dalam Proses. Dalam hal ini digunakan istilah
Unit Ekuivalen, yaitu ukuran untuk unit produk
dalam proses yg disetarakan dengan unit yg telah
selesai. Tujuannya agar memudahkan perhitungan
harga pokok produk dalam proses akhir periode.
6. Pada akhir periode dibuat Laporan Harga Pokok
Produksi untuk setiap departemen, yang pada
dasarnya berisi perhitungan harga pokok produk yg
telah selesai dan yang masih dalam proses, yang
dinyatakan dalam total maupun per unit.

DANTJE SALEAN
7. Biaya bahan tidak perlu dipisahkan dari biaya
bahan baku dan biaya bahan penolong, dan
biaya tenaga kerja juga tidak dipisahkan
menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya
tenaga kerja tidak langsung.

DANTJE SALEAN
MANFAAT INFORMASI
HARGA POKOK PRODUKSI

Menentukan harga jual produk


Memantau realisasi biaya
Menghitung laba atau rugi periodik
Menghitung HP Persediaan Produk Jadi
dan Produk dalam Proses yang akan
disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan

DANTJE SALEAN
AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI
• Perbedaan pokok media akuntansi yang
digunakan untuk pengumpulan dan
perhitungan harga pokok produksi oleh kedua
metode tersebut adalah, bahwa dalam metode
harga pokok pesanan lebih menekankan
penggunaan Kartu Harga Pokok Pesanan,
sedang dalam metode harga pokok proses lebih
menekankan pada penggunaan Laporan
Harga Pokok Produksi per Departemen.
DANTJE SALEAN
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI

• Laporan harga pokok produksi disusun untuk


setiap departemen produksi, yang secara
keseluruhan umumnya berisi 3 (tiga) bagian
laporan, yautu:
1. Laporan Produksi (Data Produksi)
2. Pembebanan Biaya
3. Perhitungan Biaya

DANTJE SALEAN
LAPORAN PRODUKSI
• Berisikan informasi tentang kuantitas produksi
selama periode tertentu. Total unit yang di proses
selama periode harus sama dengan total unit yang
selesai dan belum selesai
• Contoh: PT. Semen Andalas Tbk, memiliki persediaan
barang dalam proses (BDP) per 1 Januari 2014
sebanyak 10.000 ton. selama Januari 2014
perusahaan memproses 50.000 ton. Pada akhir
Januari 2014 perusahaan memiliki persediaan BDP
sebanyak 20.000 ton. Penyajian data produksi pada
laporan.
DANTJE SALEAN
• Laporan Produksi (Data Produksi):
Persediaan Barang dalam proses per 1 Januari 2014 10.000 ton
Produk masuk proses bulan Januari 2014 50.000 ton
Total Produk yang di proses bulan Januari 2014 60.000 ton

Barang Jadi dan di transfer ke Gudang 40.000 ton


Persediaan Barang dalam Proses per 31 Jan 20014 20.000 ton
Total 60.000 ton

DANTJE SALEAN
BIAYA DI BEBANKAN
• Bagian ini berisi informasi mengenai
perhitungan biaya per unit, untuk mqasing-
masing unsur biaya produksi dan total.
Biaya utk masing-masing unsur biaya
produksi
• Biaya per unit =
Unit setara utk masing-masing unsur
biaya produksi

DANTJE SALEAN
• Unit setara (Equivalen Unit): unit yg dapat
selesai selama periode tertentu.
• Perhitungan unit setara diperlukan bila
perusahaan memiliki persediaan barang
dalam proses (BDP) .
• Persediaan BDP perlu dikonversikan menjadi
unit selesai berdasarkan tingkat penyelesaian.

DANTJE SALEAN
CONTOH
• Jika biaya bahan baku sebesar Rp 5.000.000
dan unit setara (unit ekuivalen) untuk biaya
bahan baku, biaya bahan baku per unitnya
akan sebesar Rp 2.500 (Rp 5.000.000 : 2.000
unit).
• Perhitungan biaya tenaga kerja per unit dan
biaya overhead pabrik per unit sama dengan
perhitungan biaya bahan baku per unit di atas.

DANTJE SALEAN
BIAYA DI PERHITUNGKAN
• Bagian ini berisi informasi mengenai alokasi
biaya yang dibebankan ke barang jadi dan
persediaan barang dalam proses akhir.
• Total biaya yang dibebankan harus sama
dengan total biaya yang diperhitungkan untuk
barang jadi dan persediaan barang dalam
prosses akhir kecuali kalau ada pembulatan
angka desimal.

DANTJE SALEAN
Contoh
• Misalnya produk yang masuk proses sebanyak
50.000 ton.
• Barang jadi sebanyak 40.000 ton dan persediaan
barang dalam proses akhir sebanyak 10.000 ton
dengan tingkat penyelesaian 40%.
• Total biaya produksi yang dibebankan sebesar Rp
4.400.000. Hitung harga pokok barang jadi dan harga
pokok persediaan barang dalqam persediaan akhir.

DANTJE SALEAN
• Kita menghitung terlebih dahulu unit setara
(unit ekuivalen) dan biaya per unit.
• Unit setara = 40.000 + (10.000 x 40%) = 44.000
• Biaya per ton = Rp 4.400.000 : 44.000 ton = Rp
100.
• Biaya dibebankan dialokasikan sebagai
berikut:

DANTJE SALEAN
• Harga Pokok barang Jadi = 40.000 ton x Rp 100
= Rp 4.000.000
• Harga pokok persediaan
barang dalam proses akhir:
10.000 ton (40%) x Rp 100 = Rp 400.000
Total biaya dibebankan = Rp 4.400.000

DANTJE SALEAN
Contoh Pengolahan Produk Melalui Satu Tahap

• PT. Adhi Putra mengolah produk melalui satu tahap produksi,


perusahaan menggunakan metode harga pokok proses. Data
produksi dan biaya dalam bulan Januari 2014 adalah sebagai
berikut:
a. Bahan yang dibeli dengan kredit Rp 40.000.000, bahan yang
dipakai Rp 30.000.000,-
b. Biaya Gaji dan Upah yg terjadi dan dibayar: Untuk Karyawan
Pabrik Rp 29.000.000, Karyawan Administrasi dan Umum Rp
10.000.000, dan untuk Karyawan Pemasaran Rp 6.000.000
c. Biaya lain-lain yang terjadi sebagai berikut:

DANTJE SALEAN
Biaya Biaya Biaya
Overhead Administras Pemasaran
Elemen Biaya Pabrik i Umum Jumlah
Penyusutan AT 8.000.000 2.000.000 3.000.000 13.000.000
Listrik yg dibayar 4.000.000 800.000 500.000 5.300.000
Lain-Lain yg terhutang 2.500.000 1.200.000 500.000 4.000.000
Jumlah 14.500.000 4.000.000 4.000.000 22.500.000

DANTJE SALEAN
d. Data Produksi dan Penjualan:
Produk masuk proses 15.000 liter, produk
selesai 12.500 liter dan produk dalam proses
per 31 Januari 2.500 liter dengan tingkat
penyelesaian 100% bahan dan 80% konversi
(tenaga kerja dan overhead pabrik). Produk
selesai dapat dijual tunai sebanyak 10.000 liter
dengan harga Rp 10.000 per liter.

DANTJE SALEAN
• Dari data tersebut diminta:
1. Laporan Harga Pokok Produksi
2. Menyusun Laporan Laba Rugi bulan Januari 2014

DANTJE SALEAN
Contoh
• Data produksi dari PT. Gungseng pada bulan Januari
2014 nampak sebagai berikut:
Dept Produksi I Dept. Produksi II
Unit produk yg diolah/diterima 1.000 uint 800 unit
Unit produk yg selesai dan
dipindahkan ke dept II / ke
Gudang ………………………………….. 800 unit 700 unit
Unit barang dalam proses pada
akhir periode………………………… 200 unit 100 unit
Tingkat penyelesaian:…………… Bahan Baku = 100% Biaya konversi = 80%
Biaya konversi = 75%
Biaya Produksi yg terjadi:
Bahan Baku (hanya di Dept I) Rp 75.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja ………………. Rp 47.500.000 Rp 23.400.000
Biaya Overhead …………………… Rp 23.750.000 Rp 11.700.000

DANTJE SALEAN
• Dari data tersebut susunla Laporan Harga
Pokok Produksi Departemen I dan
Departemen II dan Buatlah Jurnalnya.

DANTJE SALEAN
Pengaruh Produk Hilang Terhadap
Perhitungan Harga Pokok
• Produk hilang merupakan produk susut yang terjadi
selama proses produksi berlangsung yang
disebabkan karena sifat proses produksi atau sifat
bahan yang diolah.
• Untuk memudahkan identifikasi pengaruh produk
hilang terhadap perhitungan harga pokok, maka
produk hilang dianggap terjadi pada awal dan akhir
proses produksi.
• Pengaruh produk hilang pada awal proses terhadap
perhitungan harga pokok
DANTJE SALEAN
• Produk hilang pada awal proses belum ikut
menyerap biaya produksi sehingga tidak diikut
sertakan dalam penentuan unit ekuivalen
(satuan setara).
• Didepartemen produksi I, produk hilang pada
awal proses menaikkan harga pokok per unit.
• Di departemen lanjutan (departemen setelah
departemen I) mengakibatkan:

DANTJE SALEAN
• Harga pokok per unit dari departemen sebelumnya
mengalami kenaikan dan karenanya perubahan
tersebut harus disesuaikan.
• Penyesuaian harga pokok per unit di departemen
lanjutan harus di sajikan pada “pembebanan biaya
produksi” di dalam laporan biaya produksi
departemen lanjutan.
• Menaikkan harga pokok per unit di departemen
lanjutan.

DANTJE SALEAN
Contoh
• Data produksi dan biaya produksi yang terjadi di
departemen produksi I dan II PT. Adirasa bulan
November 2014 adalah sebagai berikut:
Departemen I Departeman II
Unit yang diolah / diterima …………………………………… 1.400 unit 1.100 unit
Unit selesai ditransfer ke departemen II / ke gudang 1.100 unit 750 unit
Unit yang masih dalam oproses pada akhir bulan 200 unit 250 uni
Tingkat penyelesaian:
Bahan Baku. ………………………………………………….…… 100% -
Bahan Penolong ………………………………………………… 75% 100%
Biaya Konversi ………………………………………………….. 50% 80%
Unit yang hilang pada awal proses 100 unit 100 unit
Biaya produksi yang terjadi:
Bahan Baku ………………………………………………………. Rp 130.000.000 -
Bahan Penolong ………………………………………………… Rp 93.750.000 Rp 25.000.000
Biaya Tenaga Kerja ……………………………………………. Rp 60.000.000 Rp 28.500.000
Biaya Overhead ………………………………………………… Rp 30.000.000 Rp 19.000.000
Pengaruh Produk Hilang Pada Akhir Proses
Terhadap Perhitungan Harga Pokok
• Produk hilang pada akhir proses dianggap ikut
menyerap biaya produksi sehingga perlu diikut
sertakan dalam penentuan satuan setara.
• Produk hilang pada akhir proses walaupun secara
pisik tidak ada tetapi perlu dihitung harga pokoknya
dan diperlakukan sebagai penambah terhadap harga
pokok produk selesai di departemen produksi di
mana produk hilang pada akhir proses tersebut
terjadi, sehingga harga pokok produk yang ditransfer
ke departemen berikutnya / ke gudang mengalami
kenaikan.
Contoh
• Dengan menggunakan data PT. ADIRASA pada contoh
dimuka, jika:
DEPARTEMEN I DEPARTEMEN II
Unit yg diolah / diterima 1.300 unit 1.000 unit
Unit selesai yg ditranfer ke Dept II/
ke Gudang ………………… 1.000 unit 650 unity
Unit yg masih dlm proses pd akhir
bulan …………………… 200 unit 250 unit
Tingkat Penyelesaian
Bahan Baku 100% -
Bahan Penolong 75% 100%
Biaya Konversi 50% 80%
Unit yg hilang pd akhir proses 100 unit 100 unit

Sedang biaya produksi yg terjadi tetap maka susunlah Lap. Biaya Produksi dan
jurnal yg diperlukan di Dept. I dan II .
Pengaruh Produk Rusak Terhadap
Perhitungan Harga Pokok
• Produk rusak merupakan produk yang tidak
memenuhi standar mutu dan secara ekonomis
tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang
baik.
• Produk rusak yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan mempunyai 2 kemungkinan
perlakuan

DANTJE SALEAN
1. Jika produk rusak yang dihasilkan tidak dapat
di jual, maka perlakuan dan pengaruhnya
terhadap perhitungan harga pokok sama
dengan produk hilang pada akhir proses.
2. Jika produk rusak yang dihasilkan dapat dijual
maka ada 3 perlakuan yang dapat digunakan:

DANTJE SALEAN
• Hasil penjualan produk rusak diakui sebagai pendapatan
lain-lain sedangkan harga pokoknya ditambahkan
terhadap harga pokok produk yang baik yang ditransfer
ke departemen berikutnya / ke gudang.
• Hasil penjualan produk rusak diakui sebagai pengurang
terhadap biaya produksi di departemen dimana produk
rusak (laku dijual) tersebut terjadi, sedangkan harga
pokoknya ditambahkan terhadap harga pokokmproduk
yang baik yang ditransfer ke departemen berikutnya / ke
gudang
DANTJE SALEAN
• Rugi penjualan produk rusak diakui sebagai unsur
BOP sesungguhnya.
Perlakuan ketiga ini dapat digunakan jika perusahaan
membebankan BOP nya terhadap produk dengan
menggunakan tarip
• Penentuan tarip BOP didalamnya sudah termasuk
anggaran rugi penjualan produk rusak.

DANTJE SALEAN
Pengaruh Produk Cacat Terhadap
Perhitungan Harga Pokok
• Produk cacat merupakan produk yg tidak memenuhi
standar mutu tetapi secara ekonomis dapat diperbaiki
menjadi produk yang baik dengan mengeluarkan
biaya pengerjaan kembali / biaya perbaikan.
• Perlakuan biaya perbaikan produk cacat di dalam
perhitungan harga pokok ditambahkan terhadap biaya
produksi di departemen dimana produk cacat terjadi
sehingga menaikkan harga pokok produk per unit.

DANTJE SALEAN
DEPARTEMEN I DEPARTEMEN II
Data Produksi:
Unit yg dinolah / diterima dari Dept .I 1.500 unit 1.000 unit
Unit Selesai yg ditransfer ke Dept. II / ke Gudang 1.000 unit 650unit
Unit BDP akhir 400 unit 250 unit
Tingkat Penyelesaian:
Bahan Baku ………………………………………………. 100% -
Bahan Penolong ……………………………………….. 75% 80%
Biaya Konvertsi …………………………………………. 50% 60%
Unit yg rusak (dijual @ Rp 84,50) …………………. 100 unit -
Unit yg Cacat …………………………………………………. - 100 unit
Biaya Produksi yg terjadi :
Bahan Baku ………………………………………………. Rp 225.000.000 -
Bahan Penolong ……………………………………….. Rp 35.625.000 Rp 17.000.000
BTK ……………………………………………………………. Rp 101.250.000 Rp 40.000.000
BOP …………………………………………………………… Rp 67.500.000 Rp 22.500.000
Biaya Perbaikan Produk Cacat:
Bahan Penolong ……………………………………….. - Rp 2.000.000
BTK ……………………………………………………………. - Rp 5.000.000
DANTJE SALEAN

Anda mungkin juga menyukai