1. MUNTIAH 2. MUSLIMAH 3. NISTA SULISTYORINI 4. PUJI ASTUTI 5. RULY KUSUMA ARDIANTO 6. SAMINI 7. ZUNINGSIH PENGERTIAN Ileus adalah suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk sementara waktu berhenti. Ileus obstrukstif adalah Kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik,diantaranya: a. Hernia inkarserata b. Non hernia: Penyempitan lumen usus,Adhesi,Invaginasi,Valvulus. Ileus Paralitik adalah Keadaan abdomen akut berupa kembung (distensi usus) karena usus tidak dapat bergerak,sehingga pasien tidak bisa BAB. PENANDA KLINIS 1. Kembung 2. Muntah 3. Konstipasi 4. Nyeri abdomen 5. Pada auskultasi: BU menurun atau hilang sama sekali 6. Pada foto abdomen menunjukkan lingkaran usus yang menggembung. PATOFISIOLOGI Perubahan patofisiologi utama pada obstruksi usus adalah lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas(70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen,yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah.Oleh karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari. Tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penyempitan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik dan kematian bila tidak dikoreksi. PENEGAKAN DIAGNOSA 1. Radiologi Foto polos: Pelebaran udara usus halus atau usus besar dengan gambaran anak tangga dan air fluid level. 2. Laboratorium Hemokonsentrasi lekositosis dan nilai elektrolit yang abnormal PENATALAKSANAAN 1. Konservatif a. Penderita dirawat di rumah sakit b. Penderita dipuasakan c. Kontrol status airway,breathing and circulation d. Dekompresi dengan NGT e. Intravenous fluid dan elektrolit f. Dipasang kateter untuk menghitung balance cairan 2. Farmakologis a. Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob b. Analgesik apabila nyeri 3. Operatif Laparatomi ASKEP 1. PENGKAJIAN a. Identitas Pasien b. Riwayat Keperawatan Riwayat kesehatn sekarang Riwayat kesehatan masa lalu Riwayat kesehatan keluarga c. Riwayat psikososial dan spiritual d. Kondisi Lingkungan e. Pola aktifitas f. Pengkajian fisik DIAGNOSA 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan intralumen 2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan berlebih 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual,muntah 4. Resiko Infeksi b/d Komplikasi peritonitis septicemia INTERVENSI 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan intra lumen Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan sealma 1x24 jam nyeri teratasi KH: 1. Tidak ada tanda tanda nyeri 2. Skala nyeri 0-3 3. Ekspresi wajah rilek 4. ttv dalam batas normal 5. Bising usus normal Intervensi: 1. Observasi tingkat nyeri 2.Pantau status abdomen tiap 4 jam 3.dorong ambulasi dini dan hindari duduk yang lama. 4. Pertahankan puasa sampai bising usus kembali,distensi abdomen berkurang dan flatus keluar 5.Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi 2. Gangguan kesembangan cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan berlebih Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi KH: 1. TTV dalam batas normal 2. Tugor kulit normal 3 membrane mukosa bibir basah 4. Mata tidak cowong Intervensi 1. Observasi TTv 2. Kaji turgor kulit,kelembaban membrane mukosa(bibir,lidah) 3. Observasi intake dan output 4. Kolaborasi: pemberian cairan parentral ,tranfusi sesuai indikasi 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual,mentah Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam nutrisi optimal KH: 1. BB meningkat atau normal sesuai umur 2. Nafsu makan meningkat 3. Pasien tidak mengalami mual muntah Intervensi 1. Anjurkan pembatasan aktifitas selama fase akut 2. Anjurkan istirahat sebelum makan 3. Tingkatkan diet oral baek cairan maupun makanan rendah residu 4. Konsultasi dengan ahli gizi